Apple Batalkan Kontrak dengan Developer Game yang Karyanya Dinilai Kurang Menarik untuk Apple Arcade

Kehadiran Apple Arcade sejak September lalu pada dasarnya membuka perspektif baru terhadap industri mobile gaming. Demi menyajikan katalog game yang berkualitas, Apple tidak segan membayar kalangan developer untuk menciptakan game buat layanan berlangganannya tersebut.

Bagi para developer, Apple Arcade bisa dilihat sebagai medium yang tepat untuk mengerjakan game yang ingin mereka buat, bukan yang semata perlu mereka buat demi bertahan hidup. Honor yang mereka terima langsung dari Apple itu sejatinya bisa menggantikan strategi-strategi bisnis umum di bidang game development seperti menyisipkan iklan maupun sederet in-app purchase yang sering kali menjurus ke arah pay-to-win.

Katalog Apple Arcade sejauh ini mencakup lebih dari 120 game, dan sebagian di antaranya adalah judul-judul berkualitas tinggi, macam Where Cards Fall misalnya, yang baru-baru ini dipilih menjadi salah satu pemenang Apple Design Awards; atau Sayonara Wild Hearts, yang di platform mobile cuma tersedia melalui Apple Arcade meskipun game-nya juga dirilis untuk console maupun PC.

120 game boleh dibilang cukup banyak untuk ukuran layanan yang belum berusia satu tahun, akan tetapi tidak terlalu berbeda jauh dari jumlah ketika ia baru dua bulan dirilis. Padahal, sejak awal Apple sudah berjanji untuk menghadirkan game baru buat Arcade setiap minggunya.

Apple Arcade

Salah satu penyebabnya bisa jadi dikarenakan Apple telah membatalkan kontraknya dengan sejumlah developer. Dilaporkan oleh Bloomberg, pada pertengahan April lalu, Apple menghubungi sejumlah developer yang tengah mengerjakan game untuk Apple Arcade, dan menjelaskan bahwa karya mereka kurang memenuhi tingkat engagement yang Apple kehendaki.

Apple pada dasarnya mengincar game yang bisa membuat pelanggan Arcade jadi merasa terikat, dan mereka memakai game berjudul Grindstone sebagai contoh. Grindstone sendiri merupakan sebuah game puzzle kasual, dan seperti yang kita tahu, game seperti ini memang sering kali terbukti cukup adiktif. Lalu apakah itu berarti gamegame petualangan yang cepat tamat tidak punya tempat sama sekali di Apple Arcade?

Kemungkinan tidak sampai seekstrem itu. Bisa jadi katalog Apple Arcade memang kekurangan gamegame kasual yang adiktif macam Grindstone itu tadi. Tanpa gamegame sejenis itu, Apple Arcade mungkin bakal kesulitan mempertahankan konsumen sebagai pelanggan; konsumen mungkin hanya memanfaatkan trial gratis selama sebulan untuk menamatkan beberapa judul dan tidak lanjut berlangganan.

Apple sendiri sejauh ini belum pernah melaporkan seberapa banyak jumlah pelanggan Arcade, namun perubahan strategi ini bisa menjadi indikasi bahwa pertumbuhan pelanggannya terbilang lambat. Ditambah lagi, Apple baru-baru ini juga memberikan trial gratis Arcade yang kedua buat konsumen.

Sumber: Bloomberg.

Belum Dua Bulan Pasca Dirilis, Katalog Apple Arcade Tembus 100 Game

Tidak sedikit yang skeptis saat pertama mendengar pengumuman tentang Apple Arcade. Maklum, Apple bukanlah perusahaan yang punya pengalaman panjang di industri gaming, dan mereka pun juga dikenal mata duitan. Saya pun termasuk salah satu yang berpikir demikian. Meski konsep yang ditawarkan Apple Arcade tergolong menarik, saya menilai itu akan dirusak oleh tarif tinggi yang Apple tetapkan.

Rupanya saya dan banyak orang salah besar. Apple mengejutkan kita dengan mematok tarif hanya $5 per bulan (Rp 69 ribu per bulan di Indonesia) untuk Apple Arcade, dan konsumen bahkan masih diberi akses uji coba gratis selama sebulan pertama. Tarif tersebut tergolong sangat terjangkau, apalagi mengingat Apple Arcade sudah menyediakan lebih dari 50 game di hari peluncurannya.

Semua itu bisa dinikmati tanpa biaya tambahan ataupun godaan konten in-app purchase. Setiap minggunya, Apple juga rutin menambahkan sejumlah game baru pada Arcade. Pada kenyataannya, dalam waktu kurang dari dua bulan pasca perilisannya, Apple Arcade saat ini sudah mengemas 100 game yang berbeda.

100 game di katalog Apple Arcade itu semuanya merupakan hasil kurasi tim internal mereka, yang berarti kita tak akan menemukan game free-to-play murahan yang kerap membanjiri App Store. Juga menarik adalah bagaimana Apple Arcade turut berkontribusi mewujudkan game yang sebelumnya sempat batal dirilis.

Ambil contoh salah satu game paling barunya yang berjudul Sociable Soccer. Ia pada dasarnya merupakan reboot dari game Commodore Amiga berjudul Sensible Soccer yang populer di tahun 90-an. Sociable Soccer sempat muncul di Kickstarter menjelang akhir 2015, namun gagal mencapai target pendanaan yang ditetapkan.

Kampanye crowdfunding yang gagal tidak menghentikan niat developer-nya, sampai akhirnya Sociable Soccer berhasil menembus Steam Early Access. Namun pada akhirnya yang bakal membawa game ini ke hadapan konsumen mainstream adalah Apple Arcade.

Sumber: Engadget.

Apple Arcade Adalah Layanan Berlangganan untuk Bermain Game Sepuasnya di Perangkat iOS, Apple TV dan Mac

Apple baru saja merilis layanan yang sangat menarik. Namanya Apple Arcade, dan secara mendasar ini merupakan layanan berlangganan untuk bermain game sepuasnya. Sebelum Anda salah tangkap, Apple Arcade bukanlah layanan streaming game seperti Google Stadia.

Konsep yang ditawarkan Apple Arcade adalah menyuguhkan deretan game ekslusif kepada pengguna seluruh platform-nya. Namanya seluruh berarti bukan cuma iOS saja, tapi juga mencakup Apple TV dan Mac. Jadi dengan satu tarif berlangganan saja, pelanggan dapat memainkan koleksi game-nya di iPhone, iPad, Apple TV maupun Mac.

Semua game yang tersaji di Apple Arcade dapat dimainkan secara offline. Apple memastikan tidak ada lagi biaya tambahan yang harus ditebus pelanggan. Singkat cerita, semua game dalam Apple Arcade bebas dari in-app purchase maupun iklan, tidak seperti game di App Store yang mayoritas mengadopsi model free-to-play.

Juga menarik adalah dukungan sinkronisasi cloud. Jadi semisal Anda sedang memainkan suatu game di Apple TV, lalu ketika Anda meninggalkan kediaman, Anda bisa melanjutkan progress-nya di iPhone, demikian pula sebaliknya.

Apple Arcade

Namun yang paling menarik menurut saya adalah katalog game-nya. Pada awal peluncurannya nanti, Apple Arcade menjanjikan lebih dari 100 game baru. Bukan sekadar baru, tapi semua game tersebut juga bersifat eksklusif, alias hanya bisa dimainkan apabila Anda berlangganan Apple Arcade.

Sejumlah developer besar berhasil Apple gandeng, termasuk SEGA, Konami dan Lego. Hironobu Sakaguchi, sosok di balik lahirnya franchise Final Fantasy, juga berhasil Apple gaet untuk menggarap game berjudul Fantasia buat Apple Arcade.

Beyond a Steel Sky / Revolution Software
Beyond a Steel Sky / Revolution Software

Judul lain yang sangat menarik perhatian adalah Beyond a Steel Sky besutan Revolution Software, yang ternyata merupakan sekuel salah satu game adventure legendaris, Beneath a Steel Sky, karya developer asal Inggris yang sama.

Lewat siaran persnya, Apple bilang bahwa mereka juga turut berkontribusi atas biaya pengembangan yang dibutuhkan para developer. Saya pribadi menganggap ini merupakan bentuk investasi Apple agar mereka bisa mengamankan jatah eksklusif atas gamegame yang dirilis di Apple Arcade.

Rencananya, Apple Arcade baru akan tersedia mulai musim gugur mendatang di 150 negara sekaligus. Arcade nantinya dapat diakses lewat sebuah tab khusus di App Store, baik itu di iOS, tvOS maupun macOS. Sayang belum ada informasi terkait berapa tarif berlangganannya, tapi kalau melihat kualitas game yang dijanjikan beserta rekam jejak Apple, semestinya tarifnya bakal cukup mahal.

Sumber: Apple.