Rekap MPL ID Week 5 dan PMPL ID Week 1: Kejayaan Tim-Tim Kuda Hitam

Esports Indonesia menjadi semakin panas pekan ini. Selain kehadiran MPL Indonesia (MLBB), akhir pekan ini ada juga PMPL Indonesia (PUBG Mobile) yang sudah memasuki musim ketiganya. Dua liga tersebut memunculkan satu cerita yang mirip pekan ini, tim-tim kuda hitam yang berjaya. MPL ID punya Genflix Aerowolf yang kembali mencuat saat lawan Alter Ego dan kehadiran pertandingan Royal Derby antara RRQ Hoshi vs ONIC Esports. PMPL ID pekan perdana juga menampilkan cerita yang sama. Dimulai dari mencuatnya VOIN V88 dan Genesis Dogma di laga weekdays, sampai BOOM Esports yang kembali mendapatkan permainan terbaiknya di babak Super Weekend.

Rekap MPL Indonesia Season 7 Pekan ke-5

Akhir pekan lalu (26-29 Maret 2021) menjadi pekan ke-5 dari Mobile Legends Profesional League Indonesia Season 7. Hari pertandingan pertama menyajikan pertemuan Bigetron Alpha vs Genflix Aerowolf dan Geek Fam ID vs Alter Ego.

Genflix Aerowolf kembali harus menelan kekalahan 0-2 walau telah mencoba melakukan berbagai hal. Namun memang, apa yang dilakukan Genflix Aerowolf pekan kemarin tergolong eksperimental lewat percobaan strategi “Diggie feeder”.

Pertandingan kedua ada Geek Fam ID menghadapi lawan berat yaitu Alter Ego. Geek Fam ID mungkin memang sedang dapat tempo permainannya sejak pekan lalu, tetapi Alter Ego masih kuat dan konsisten belakangan ini. Geek Fam ID telah mencoba dengan berbagai cara, mulai menggunakan hero andalan tim seperti Uranus untuk RenV sampai melakukan percobaan dengan memainkan Natalia untuk Frzz. Tetapi apa mau dikata, permainan pun berakhir dengan skor 2-0 untuk Alter Ego.

Hari pertandingan kedua dibuka dengan pertemuan ONIC Esports melawan AURA Fire. Chang’e yang dimainkan oleh CW dari ONIC Esports terbukti menjadi momok di dua pertandingan yang terjadi. Pada sisi lain, AURA Fire kali ini juga mencoba sedikit eksperimental dengan memainkan hero Selena. Terlepas dari semua percobaan, AURA Fire kembali harus tertekuk cepat dengan skor 0-2, kali ini oleh ONIC Esports.

Pertandingan kedua adalah antara RRQ Hoshi melawan Bigetron Alpha. Pertemuan yang satu ini agak sulit ditebak, karena keduanya tergolong masih sama-sama meraba line-up dan META terbaiknya. Tetapi RRQ Hoshi tampil kuat pekan ini sehingga mereka berhasil amankan skor 2-0. Pada sisi lain, Bigetron Alpha sepertinya sedang kurang prima pekan ini. Hal tersebut terlihat dari salah satu pemain andalannya yaitu Branz, yang beberapa kali melakukan kesalahan yang terlihat sepele namun penting bagi kemenangan tim.

Pertandingan terakhir di hari kedua adalah antara Genflix Aerowolf melawan Alter Ego. Pertemuan kedua tim tersbut cukup tidak terduga. Genflix Aerowolf memaksa permainan imbang hingga skor jadi 1-1 dari best of 3. Padahal Genflix Aerowolf baru kalah 0-2 di hari sebelumnya sementara Alter Ego menang 2-0. Genflix Aerowolf semakin mengamuk lagi di game ketiga. Keunggulan yang mereka dapat di awal permainan terus menggulung menjadi besar layaknya bola salju sampai base Alter Ego hancur cepat di menit 11:46. Genflix Aerowolf pun memenangkan seri pertandingan melawan Alter Ego dengan skor 2-1.

Pertandingan hari ketiga adalah pertemuan antara AURA Fire vs EVOS Legends dan The Royal Derby antara RRQ Hoshi vs ONIC Esports. Momen unik terjadi di game kedua antara AURA Fire vs EVOS Legends. Entah tidak sengaja atau memang strategi, AURA FIre secara mengejutkan tidak membawa Retribution di game kedua. Tapi terlepas dari percobaan tersebut, EVOS Legends tetap tampil solid dan berhasil mendapat kemenangan penuh dengan skor 2-0.

Royal Derby kali ini adalah pertemuan yang kedua antara ONIC Esports dengan RRQ Hoshi. Terakhir kali, ONIC Esports berhasil menang 2-0. RRQ Hoshi tidak terpengaruh dengan hasil yang didapat sebelumnya dan tetap main lepas di pertandingan kali ini. Game 1 dimenangkan RRQ Hoshi di menit 17:46. Ketika itu RRQ Hoshi amankan keunggulan awal, namun ONIC Esports bertahan dengan kuat. Game 2 kembali berjalan alot, walau RRQ Hoshi lagi yang berhasil amankan kemenangan di menit 23:12. Ketika itu ONIC Esports berhasil amankan keunggulan di fase awal, namun RRQ Hoshi berhasil lepas dari belenggu sehingga mereka bisa membalikkan keadaan.

Rekap PMPL ID Season 3 – Super Weekend 1

Selain pertandingan MPL Indonesia, akhir pekan lalu juga menjadi pertandingan perdana dari PUBG Mobile Pro League Indonesia Season 3 (PMPL ID Season 3). Seperti biasa, pertandingan liga pertandingan dibuka dengan weekdays match di hari Kamis dan Jumat, lalu ditutup dengan match Super Weekend di hari Sabtu dan Minggu.

Pekan pertama PMPL memang kerap menjadi kejutan bagi para penonton. Beberapa tim yang sebelumnya terlihat biasa saja, mencuat memuncaki klasemen sementara. Pada laga weekdays, ada Genesis Dogma GIDS dan VOIN V88 yang muncul ke permukaan.

Dengan nama, logo, dan semangat baru, VOIN V88 berhasil tampil dengan konsisten. Walau cuma mengamankan 2 Chicken Dinner sepanjang laga weekdays, tetapi mereka konsisten berada di 5 besar pada beberapa ronde selanjutnya. Pada sisi lain, GD GIDS yang kini diasuh oleh Bennymozza juga tampil impresif di laga weekdays. Chicken Dinner mereka memang cuma satu, tapi mereka berhasil tiga kali konsisten di posisi runner-up dan beberapa kali bertahan di posisi 5 besar. Pada sisi lain, RRQ Ryu dan MORPH Team yang kini memainkan roster baru ternyata masih belum menemukan tempo terbaiknya. Mereka berdua pun gagal lolos ke Super Weekend bersama 69 Esports dan Geek Fam ID.

Babak Super Weekend pun tidak kalah menarik. Lagi-lagi, tim yang di musim sebelumnya tidak terlalu mendominasi mencuat ke permukaan. Super Weekend kali ini menampilkan BOOM Esports dan Bonafide yang tampil konsisten sehingga berhasil mengamankan peringkat 1 dan 2. BOOM Esports mengamankan 3 kali Chicken Dinner sepanjang 12 ronde pertandingan Super Weekend dengan beberapa kali posisi 4 besar. Sementara Bonafide hanya mengamankan satu kali Chicken Dinner, namun dengan beberapa posisi 5 besar.

Selain dua tim tersebut, EVOS Reborn yang kini diperkuat Microboy, Redfacen, dan kawan-kawan juga berhasil membuktikan kekuatannya. EVOS Reborn finish di peringkat tiga dengan satu kali Chicken Dinner dan beberapa kali konsisten di peringkat 5 besar.

Lalu apa kabar dengan Bigetron RA? Pekan ini sepertinya belum menjadi pekannya Bigetron RA. Sang Red Aliens juga memainkan line-up baru dengan Liquid menggantikan Microboy dan menghadirkan mantan pemainnya terdahulu yaitu Kingzz. Bigetron RA sebenarnya tampil konsisten sepanjang laga weekdays dan Super Weekend. Tetapi dewi fortuna sepertinya masih belum memihak kepada mereka, sehingga mereka finish di peringkat 8 pada laga weekdays dan finish di peringkat 7 di laga Super Weekend.

Genesis Dogma Kerja Sama Dengan Smartfren Untuk Hadirkan Edukasi Virtual

Baru-baru ini, Genesis Dogma mengumumkan kerja samanya dengan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia, Smartfren. Mengutip rilis, Smartfren dan Genesis Dogma nantinya akan menyajikan berbagai edukasi virtual lewat kerja sama ini. Edukasi virtual tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk video, yang berisikan berbagai tips dan trik untuk meniti karir di esports, entah itu menjadi player, shoutcaster, ataupun content creator.

Belakangan, Smartfren memang sedang bergeliat lincah di ekosistem esports Indonesia. Sebelum Genesis Dogma, mereka juga sudah mensponsori MORPH Team pada bulan Juli 2020 kemarin. Tak hanya itu, mereka juga sudah beberapa kali menyelenggarakan turnamen esports, yaitu Smartfren 4G Battle yang diselenggarakan April 2019 lalu, dan IES Indonesia Championship yang diselenggarakan April 2020 lalu.

Sumber: Facebook Page Indonesia Esports Series
IES Indonesia Championship 2020, salah satu inisiatif esports dari Smartfren. Sumber: Facebook Page Indonesia Esports Series

Filipus Fendi atau Bangpen, Co-Founder Genesis Dogma memberikan komentarnya atas kerja sama ini. “Genesis Dogma lahir dari semangat berjuang dan kerja keras untuk membuka berbagai peluang di kancah esports, mulai dari tingkat nasional hingga internasional. Kerja sama dengan Smartfren menjadi sebuah kemenangan besar untuk para gamers. Lewat kerja sama ini, Genesis Dogma ingin membuka berbagai potensi dunia esports Indonesia lewat konten edukasi virtual yang dibuat. Dukungan Smartfren dengan Kuota Nonstop terbaru tentunya juga akan membuat Genesis Dogma jadi lebih kuat secara pengembangan tim.”

Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren menambahkan. “Esports bukan cuma soal keseruan, namun juga kerja keras di baliknya, serta bagaimana seluk-beluk tantangan yang dihadapi untuk bisa mencapai arena tertinggi. Smartfren melihat ada peran yang bisa diambil untuk membuka peluang bagi para gamers nasional, baik itu atlet serius ataupun sekedar rekreasi, dan tidak ada lagi rekan yang paling tepat untuk bercerita soal hal ini selain dari Genesis Dogma.”

Sumber: Dokumentasi Pribadi Bangpen
Sumber: Dokumentasi Pribadi Bangpen

Nantinya, konten edukasi virtual tersebut dapat disaksikan di YouTube resmi milik Genesis Dogma. Bukan hanya edukasi saja, tapi hasil kolaborasi Smartfren dengan Genesis Dogma nantinya juga termasuk beberapa konten hiburan yang dapat menemani Anda selama masa pandemi ini.

Genesis Dogma merupakan salah satu dari 5 tim esports pendatang baru di tahun 2020. Tim ini digagas oleh Bangpen bersama dengan sosok artis serta presenter, Grace Blessing Marbun. Musim lalu, Genesis Dogma menjadi salah satu peserta dalam gelaran PMPL ID 2020 Season 1. Beranggotakan El, Danzo, Stussy, dan Fallen, performa Genesis Dogma belum bisa memenuhi harapan para penggemar, sehingga mereka akhirnya harus puas terhenti di peringkat 21 pada akhir babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 1.

5 Tim Esports Baru di Indonesia di Awal Tahun 2020

Ekosistem esports Indonesia berkembang pesat pasca MSC 2017 yang menjadi cikal bakal popularitas ekosistem esports mobile di Indonesia. Sejak saat itu esports di Indonesia pun berkembang mencapai banyak hal baru yang dahulu mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Penyelenggara kompetisi jadi lebih berani mencoba sistem baru di Indonesia, yaitu sistem liga franchise. Walau sempat menjadi polemik, namun liga yang digadang-gadang akan menjadi tren masa depan akhirnya diterima dengan baik dalam kancah lokal, bahkan akhirnya juga dilakukan oleh penyelenggara lainnya.

Tak hanya itu, ekosistem esports Indonesia juga jadi kebanjiran dukungan dari pihak pemerintah. Dukungan tersebut hadir dalam bentuk kompetisi seperti Piala Presiden Esports 2019 dan 2020, dan juga berbagai badan organisasi yang mencoba mengatur perkembangan ekosistem esports indonesia seperti, Asosiasi Video Game Indonesia (AVGI), Federasi Esports Indonesia (FEI), dan yang terakhir adalah Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) yang dibuat oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Dengan geliat perkembangan yang begitu lincah juga cepat, tak heran jika kini banyak pihak juga ingin terjun ke dalam ekosistem esports Indonesia, salah satunya dengan membuat tim esports. Karena itu, meski baru berjalan 3 bulan, setidaknya ada 5 tim esports pendatang baru di Indonesia di 2020. Siapa saja mereka? Inilah daftarnya.

The Pillars

The Pillars digagas oleh salah satu musisi ternama di Indonesia, yaitu Ariel dari Band Noah. Debut pertama dari divisi pertama The Pillars sendiri ada pada ekosistem esports Free Fire. The Pillars Claymore segera berkompetisi di liga kasta utama Free Fire Indonesia, yaitu Free Fire Masters League 2020.

Sayang dalam pertandingan debutnya, The Pillars belum bisa menuai hasil yang maksimal. Mereka harus puas terhenti di peringkat 4 Pot A, kalah cukup jauh dibanding pemuncak klasemen pada grup tersebut, yaitu Rosugo Esports.

Walau baru muncul di tahun 2020, namun menurut cerita, The Pillars ternyata sudah ada sejak dari tahun 2003. The Pillars ketika itu bukanlah tim esports, melainkan hanya guild yang jadi wadah berkomunitas pemain Ragnarok Online. Ariel Noah bahkan mengakui, bahwa dirinya adalah pemain yang tergabung dalam komunitas tersebut, saat dia masih duduk di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Atas.

“Kita sudah main sedari dulu, cuma memang sekarang dunianya sudah sangat berbeda, industrinya jadi semakin luas. Akhirnya teman-teman yang main Ragnarok hingga mobile games kumpul dan main lagi.” Ucap Ariel kepada Liputan6.com

Tahun 2020, Ariel bersama kawan-kawan lama dari Guild The Pillars tersebut kembali lagi, sampai akhirnya muncul ide untuk mengubah wadah komunitas menjadi tim esports yang lebih profesional. Saat ini The Pillars baru memiliki dua divisi. Selain The Pillars Claymore yang bertanding di skena Free Fire, ada juga The Pillars Slayer yang kini sedang bertanding di skena PUBG Mobile.

The Pillars Slayer bertanding di dalam gelaran PMPL ID 2020 Season 1. Walau mereka sempat meraung keras pada pertandingan pekan pertama, namun entah kenapa permainan mereka meredup pada pekan-pekan berikutnya. Tercatat, The Pillars Slayer sudah mengamankan 5 Chicken Dinner dari 3 pekan pertandingan. Saat ini mereka bertengger di peringkat 15 dalam klasemen keseluruhan, dengan perolehan sebesar 527 poin.

SPCE

Space Esports atau SPCE menjadi tim esports yang dibesut oleh content creator di YouTube dan Instagram, yaitu Edho Zell. SPCE pertama kali diumumkan pada akhir Desember 2019 lalu, Edho Zell menceritakannya saat diwawancara oleh salah satu media esports di Indonesia.

Tidak seperti The Pillars yang memulai debut tim mereka lewat kompetisi kasta utama, Edho Zell terlihat ingin merintis SPCE lewat komunitas terlebih dahulu. Dalam membangun komunitas, SPCE membuka kesempatan sebesar-besarnya kepada siapapun yang ingin mencoba merintis karir di dunia esports.

Ketika membuka kesempatan sebesar-besarnya, SPCE di sini benar-benar terbuka terhadap peluang apapun. Tim rintisan lain biasanya akan memulai dari ekosistem esports yang sudah besar dan cukup matang di Indonesia seperti Free Fire, PUBG Mobile atau mungkin Mobile Legends Bang-Bang. Tetapi SPCE muncul dengan cukup berani, membuka jalan pada skena yang belum atau sedikit terjamah di Indonesia.

Maka dari itu, SPCE kini tak hanya memiliki divisi mobile games saja, tetapi juga memiliki beberapa divisi yang memainkan PC game. Jika melihat dari akun Instagram resmi SPCE, saat ini mereka memiliki 3 divisi, yaitu SCPE Alpha yang bertanding di PUBG Mobile, SPCE Delta yang bertanding di PUBG (PC), dan SPCE Charlie yang merupakan tim Overwatch.

Berstatus sebagai tim debutan, mereka sudah berhasil menuai prestasi. Terakhir kali SPCE Delta turut bertanding dalam gelaran Predator League 2020, dan berhasil mendapatkan posisi Second Runner-Up.

Genesis Dogma

Sumber: Dokumentasi Pribadi Bangpen
Sumber: Dokumentasi Pribadi Bangpen

Tim berlogokan dinosaurus Tyrannosaurus Rex ini juga menjadi tim esports lain dalam daftar yang dirintis oleh sosok selebriti. Adalah Filipus Fendi (Bangpen) sosok content creator gaming yang dikenal di YouTube dan sosok aktris serta presenter, Grace Blessing Marbun, yang menjadi pendiri dari tim Genesis Dogma.

Berdiri sejak akhir Januari 2020 kemarin PUBG Mobile menjadi divisi pertama dari tim Genesis Dogma. Dirintis oleh Bangpen, yang cukup berpengaruh di komunitas PUBG Mobile, tak heran jika roster PUBG Mobile Genesis Dogma cukup berkualitas. Genesis Dogma berisikan El, Danzo, Stussy dan Fallen, pemain-pemain yang sudah cukup punya pengalaman berkompetisi di skena PUBG Mobile lokal.

Walau baru seumur jagung, tapi Genesis Dogma sudah sempat berkompetisi di beberapa turnamen lokal bergengsi. Sempat turut bertanding di DG League 2020, saat ini Genesis Dogma juga sedang bertanding di dalam gelaran liga PUBG Mobile Indonesia kasta satu, yaitu PMPL ID 2020 Season 1.

Namun demikian, performa Genesis Dogma terbilang cukup tertinggal jika dibanding tim-tim lainnya di gelaran PMPL ID 2020 Season 1. Danzo dan kawan harus puas hanya mendapat satu kali Chicken Dinner saja sepanjang 3 pekan pertandingan. Dengan perolehan sebesar 149 poin saja, kondisi mereka saat ini sedang terancam di jurang degradasi, berada di peringkat 21 pada klasemen keseluruhan PMPL ID 2020 Season 1.

MORPH Team

Sumber: Hai
Sumber: Hai

MORPH Team mungkin tidak bisa dibilang sepenuhnya sebagai tim esports pendatang baru. Tim yang dibesut oleh sosok selebriti sosmed, Reza Oktavian (Arap) ini sebenarnya bisa dibilang sebagai reinkarnasi dari tim esports yang ia buat sebelumnya, We Against the World (WAW Esports). Berkolaborasi dengan BUBU.com, MORPH Team diumumkan pada awal Februari 2020 lalu dengan divisi PUBG Mobile sebagai ujung tombak.

Divisi PUBG Mobile MORPH Team berisikan pemain-pemain dengan jam terbang tinggi di berbagai kompetisi lokal. Berisikan 3 pemain ex-WAW Esports, yaitu RensKy, noMrcy, dan Zabrol, tim ini juga kedatangan pemain ex-EVOS Esports yang dahulu berhasil menaklukan Bigetron RA di gelaran PINC 2019, yaitu Jeixy.

Meski usia MORPH Team secara organisasi masih sangat muda, roster berpengalaman yang dihadirkan berhasil membuat tim ini menjadi tim yang kompetitif. Alhasil, mereka segera mendapat gelar juara saat melakukan debut pertamanya dalam turnamen DG League 2020. Tak hanya itu saja, MORPH Team juga diundang untuk bertanding di dalam liga kasta utama skena PUBG Mobile Indonesia, PMPL ID 2020 Season 1.

Pada liga kasta utama PUBG Mobile Indonesia tersebut, MORPH Team sudah menuai hasil yang cukup positif, walau mungkin masih kurang memuaskan. Saat ini Jeixy dan kawan-kawan sudah mengumpulkan 4 Chicken Dinner dari 3 pekan pertandingan dan 604 total poin keseluruhan. Perolehan tersebut membuat mereka bertengger di peringkat 10 dari klasemen PMPL ID 2020 Season 1 keseluruhan.

Walau hanya memiliki divisi PUBG Mobile saja untuk saat ini, namun MORPH Team punya satu keunikan yang menurut saya, membuat tim ini jadi lebih mudah diingat. Hal tersebut adalah bahasa desain yang digunakan untuk seragam serta jaket tim. Menggunakan bahasa desain ala Cyberpunk, penampilan MORPH Team jadi layaknya para Hypebeast yang harga pakaiannya mencapai puluhan juta rupiah, dari baju sampai sepatu.

Team ELVO

Mungkin ini menjadi satu-satunya tim esports pendatang baru dalam daftar yang tidak dirintis oleh sosok selebriti. Tim ini dirintis oleh sekelompok anak muda yang menjalankan bisnis voucher game bernama Elvonesia, yaitu Ibrahim Kamil (Ikamil) dan A. Muiz Farist (Farexcel). Dari sisi manajemen tim, ada sosok yang sudah lama malang melintang di dalam ekosistem game Indonesia, Andrew Tobias, yang dipercayakan menjadi CEO dari Team ELVO.

Kehadiran Andrew Tobias mungkin bisa dibilang jadi salah satu keunikan dari Team ELVO sendiri. Sosok yang sudah lama malang melintang di komunitas game ini mengaku bahwa dirinya ingin keluar dari zona nyaman dengan menjadi CEO Team ELVO. Alhasil, tim ini tampil menjadi seperti apa yang Andrew tahu dan mahir lakukan, tim yang punya komunitas di berbagai game dan hadir di berbagai kota.

Diresmikan pada 1 Januari 2020 lalu, saat ini Team ELVO sudah memiliki tiga divisi, yaitu Free Fire, COD Mobile, dan Arena of Valor. Divisi Free Fire menjadi ujung tombak pertama dari Team ELVO. Team ELVO juga menjadi tim berikutnya yang segera mendapat prestasi saat debut pertama mereka. Mengikuti kualifikasi Piala Presiden Esports 2020 Regional Barat, Team ELVO segera menyabet piala dan lolos ke gelaran final Piala Presiden Esports 2020.

Sayang, Team ELVO belum cukup beruntung saat mereka mengikuti liga Free Fire Indonesia kasta utama, yaitu Free Fire Master League Season 1. Bertanding dengan tim-tim ternama, Team ELVO divisi Free Fire harus rela terhempas di peringkat 4 pot B, kewalahan melawan RRQ Hades yang jadi rival satu grup mereka.

Banyaknya kehadiran tim esports di Indonesia tentu akan membuat persaingan, baik prestasi ataupun bisnis, menjadi semakin berat. Namun demikian hal ini menjadi pertanda bahwa ekosistem esports di Indonesia terus bertumbuh besar. Terlebih persaingan menghadirkan inovasi, yang diharapkan membuat ekosistem esports indonesia kian matang di masa depan.

Selain itu, meski tahun 2020 baru berjalan 3 bulan (artikel ini ditulis pada tanggal 30 Maret 2020), sudah ada 5 tim baru yang muncul. Apakah pembuatan tim-tim esports baru ini hanya sekadar latah dari berbagai selebriti? Hanya waktu yang bisa menjawab, apakah ramainya tim-tim esports baru ini memang keputusan yang matang atau latah semata.

Uniknya juga, tidak ada divisi Mobile Legends yang dibentuk oleh 5 tim baru tadi. Padahal, faktanya, Mobile Legends masih jadi salah satu esports paling populer di Indonesia menurut Esports Market Trend 2019 yang dirilis DailySocial. Apakah karena ekosistem esports MLBB yang memang punya tuntutan lebih tinggi dalam keseriusan manajemen dan sengitnya kompetisi, yang terlihat dari MDL dan MPL Indonesia? Atau apakah para pendiri tadi sudah tidak melihat ada peluang bisnis yang menguntungkan dari ekosistem MLBB?