Tokido Menjadi Bagian Dari Komisi Atlet Global Esports Federation

Hajime Taniguchi atau Tokido, pemain top Street Fighter V asal Jepang mengumumkan keikutsertaan dirinya ke dalam federasi esports internasional, Global Esports Federation. Belakangan, Global Esports Federation memang sedang berusaha memperluas pengaruhnya di ekosistem esports internasional.

Sejak berdiri pada bulan Desember 2019 lalu, Global Esports Federation telah bekerja sama dengan beberapa lembaga. Pada bulan Juni 2020, mereka melakukan kerja sama dengan Dentsu untuk mempromosikan perkembangan esports secara global. Mereka juga menggandeng beberapa lembaga, seperti Olympic Council of Asia, dan Global Sports Innovation Center.

Tokido - Canada Cup 2019
Tokido memamerkan trofi Canada Cup 2019 | Sumber: Capcom Pro Tour

Tokido bergabung ke dalam federasi sebagai anggota Athletes and Players Commision (komisi atlet). Dalam pernyataan yang ditulis lewat rilis di laman resmi GEF, Tokido menyatakan keinginannya untuk mendorong karir yang sustainable di ekosistem esports, juga kesehatan dan kesejahteraan seorang pemain esports.

“Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari organisasi internasional yang mendorong kesejahteraan atlet dan pemain esports secara seimbang, dengan mendukung mereka agar terus melatih diri dan meningkatkan kemampuannya di dalam game, sembari menyediakan jalur karir yang sustainable bagi para atlet agar dapat sukses.” tulis GEF dalam rilis, mengutip perkataan Tokido.

Chairmaine Crooks, Vice President and Chair, Athletes and Player Commission dari Global Esports Federation mengatakan. “Kami sangat gembira menyambut kedatangan legenda esports ke dalam komisi atlet. Saya percaya Global Esports Federation akan mendapat manfaat yang sangat besar dari pengalamannya berkompetisi di panggung tingkat dunia yang paling prestis.”

Mengutip Dot Esports, komisi atlet dan pemain memang baru saja didirikan beberapa waklu lalu. Divisi ini dibentuk dengan fokus memberikan edukasi, nilai-nilai fair play, dan menyokong perkembangan jalur karir bagi para pemain esports. Selain itu, komisi atlet juga berperan sebagai bagian dari Board Member GEF dalam mewakili aspirasi pemain esports untuk masa depan esports yang lebih cerah.

Tokido bisa dibilang sebagai salah satu pemain paling berpengalaman di kancah game fighting. Tercatat, ia sudah bermain dan memenangkan kompetisi EVO sejak tahun 2002. Terakhir kali, ia berhasil menjadi juara Topanga Championship, sebuah kompetisi Street Fighter V lokal di skena kompetitif Jepang, mengutip Liquidpedia.

Bergabungnya Tokido ke dalam GEF, diharapkan bisa berpengaruh kepada Fighting Game Community secara keseluruhan, baik sedikit ataupun banyak. Semoga saja kehadiran Tokido di dalam GEF bisa mendorong skena fighting game agar menjadi lebih baik di masa depan.

Global Esports Federation Berkolaborasi dengan Global Sports Innovation Center

Global Esports Federation (GEF) mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Global Sports Innovation Center (GSIC). Melalui kerja sama ini, GEF akan memanfaatkan wawasan milik GSIC untuk mengembangkan esports, khususnya dalam hal interaksi antara para pemain profesional dengan para atlet. Selain itu, GEF juga akan belajar dari GSIC untuk membuat pengalaman menonton pertandingan esports menjadi lebih baik.

“Di tengah pandemi, ketahanan esports sebagai industri telah terbukti,” kata GSIC General Manager, Iris Cordoba, menurut laporan Inside the Games. “Industri olahraga kini mulai menyadari bahwa batasan antara olahraga tradisional dengan esports telah semakin mengabur. Kami tidak sabar untuk bekerja sama dengan GEF untuk mendukung munculnya inovasi di dunia esports dan menyatukan industri esports dengan olahraga tradisional.”

GEF GSIC
GSIC bertujuan membantu organisasi olahraga menggunakan teknologi. | Sumber: Inside the Game

Didukung oleh Microsoft, GSIC adalah organisasi yang bertujuan untuk membantu organisasi olahraga tradisional dalam memasuki dunia digital. Sementara GEF adalah federasi yang didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kredibilitas esports. Federasi tersebut didirikan pada Desember 2019 dengan dukungan Tencent. Meskipun di tengah pandemi virus corona, GEF aktif dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.

Pada Juni 2020, GEF membuat aliansi dengan Olympic Council of Asia. Tujuan kolaborasi tersebut adalah untuk memaksimalkan potensi esports dengan menginspirasi generasi muda di Asia. Pada bulan yang sama, GEF juga mengumumkan kerja sama mereka dengan Dentsu. Kali ini, tujuan GEF dan Dentsu adalah untuk mempromosikan perkembangan esports secara global.

“Beberapa tahun belakangan, industri esports terus tumbuh. Dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan ekspansi,” kata Chris Overholt, Charmain dari GEF Digital Technology and Innovation Commission. “Kerja sama dengan GSIC memungkinkan GEF untuk memperkuat hubungan antara esports dan olahraga tradisional melalui penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. Kami tidak sabar melihat masa depan dari esports. Melalui kolaborasi ini, kami juga bisa menambah wawasan kami dan memperkuat posisi kami sebagai pemimpin.”

Memang, GEF bukanlah asosiasi esports pertama yang didirikan. Sebelum keberadaan GEF diumumkan pada akhir 2019, telah ada International Esports Federation (IeSF) yang berpusat di Korea Selatan. Namun, ketika itu, pihak GEF mengatakan bahwa mereka tidak berencana untuk bersaing dengan IeSF.

Global Esports Federation Lakukan Aliansi Dengan Olympic Council of Asia

Belakangan Global Esports Federation sepertinya sedang gencar melebarkan pengaruhnya. Berdiri 17 Desember 2019 lalu, badan esports global ini bahkan sudah mendapatkan dukungan dari Tencent sejak hari pertama peluncuran. Tak hanya itu, belakangan mereka gencar merangkul berbagai federasi olahraga internasional, seperti Commonwealth Games Federation, World Taekwondo, International Tennis Federation, dan Organizacion Deportiva Suramericana (ODESUR).

Yang terakhir, mereka bekerja sama dengan Dentsu, salah satu advertising agency terbesar dunia yang berasal dari Jepang. Kini, Global Esports Federation kembali mengumumkan aliansi terbaru mereka dengan The Olympic Council of Asia. Kolaborasi ini dikatakan untuk membentuk dan mempromosikan esports ke seluruh kawasan asia. Selain itu dikatakan juga bahwa kolaborasi ini dilakukan untuk menginspirasi jutaan anak muda di asia untuk “memaksimalkan potensi esports.”

Chris Sumber: Esports Insider
Chris Chan (kanan) Presiden Global Esports Federation. Sumber: Esports Insider

Terkait kolaborasi ini, Sheikh Ahmad Presiden Olympic Council of Asia mengatakan dalam rilis. “OCA tidak sabar untuk bekerja sama dengan GEF untuk memberikan yang terbaik kepada anak muda di Asia. Esports adalah salah satu fenomena terbesar di masa ini, dan OCA senang sekali bisa bekerja sama dengan GEF dalam memaksimalkan potensi esports untuk tujuan yang baik.”

OCA sendiri merupakan komite Olimpiade di tingkat regional. Dalam OCA terdapat 45 Komite Olimpiade dari 45 negara, dan dikatakan mewakili 4,6 miliar orang, dengan 700 juta orang berusia 15 hingga 24 tahun.

Chris Chan, Presiden Global Esports Federation juga menambahkan. “Kerja sama dengan OCA didorong oleh kepemimpinan yang visioner dari sang Presiden serta para eksekutif yang ada di dalam Board Member, dan kami mengakui kedalaman serta keluasan inovasi progresif yang ada di dalam benua yang sangat dinamis, juga awet muda. Bersama-sama kami akan membangun kerja sama ini dengan fokus mendorong inisiatif yang berorientasi kepada masa depan untuk melayani para atlit, pemain dan anak-anak muda. Kami sangat mensyukuri atas kepercayaan serta kepercayaan diri Presiden OCA, dan para Executive Board. Kami tidak sabar untuk dapat melakukan hal besar bersama-sama.”

Sumber: The Drum
Sumber: The Drum

Sampai saat ini esports memang masih memiliki halangan tersendiri untuk dapat masuk ke dalam Olimpiade. Komite Olimpiade Internasional (IOC) masih memiliki kekhawatiran menyertakan esports ke dalam Olimpiade, karena game esports yang menampilkan kekerasan secara eksplisit. Sehingga terakhir kali mereka menyepakati bahwa hanya hanya game esports olahraga saja yang berpotensi masuk Olimpiade.

Menariknya di Asia, esports malah kerap hadir di dalam festival olahraga belakangan. Tahun 2018, esports sudah menjadi cabang eksibisi di dalam Asian Games. Lalu dilanjut ke tahun 2019, yang mana esports akhirnya menjadi cabang bermedali dalam gelaran SEA Games.

Global Esports Federation Umumkan Kerja Sama Dengan Dentsu

Kehadiran International Esports Federation (IESF) ternyata tidak menghentikan pemangku kepentingan lain untuk turut membuat sebuah asosiasi esports internasional. 17 Desember 2019 lalu, dengan dukungan dari Tencent Games, Global Esports Federation berdiri yang mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan kredibilitas esports.

Sejak saat itu, dua asosiasi ini terlihat seperti sedang perang dingin dan berusaha melebarkan pengaruhnya masing-masing. 19 Mei 2020 lalu IESF mengumumkan kerja samanya dengan World Esports Consortium. Kini Global Esports Federation juga mengumumkan kerja sama terbarunya, yaitu dengan perusahaan advertising ternama asal Jepang, Dentsu. Kerja sama ini dikatakan bertujuan untuk mempromosikan perkembangan esports secara global.

Dentsu, salah satu advertising agency terbesar dunia yang berasal dari Jepang. Sumber: Nikkei Asian Review
Dentsu, salah satu advertising agency terbesar dunia yang berasal dari Jepang. Sumber: Nikkei Asian Review

Lebih lanjut, kerja sama ini nantinya akan membuat sebuah program marketing serta gelaran esports. Berkolaborasi dengan Japan esports Union (JeSU), Dentsu akan bekerja dengan publisher, rekan komersil, serta berbagai organisasi internasional untuk “meningkatkan kredibilitas, legitimasi, dan prestis atas ekosistem esports.”

Mengutip dari Esports Insider, Chris Chan, Presiden Global Esports Federation mengatakan. “Kami yakin sekali bahwa kerja sama strategis ini dapat memberi prospek yang cerah bagi GEF, dengan memperluas pekerjaan vital yang sudah dilakukan oleh tim internal sebelumnya. Kami melihat Dentsu atas ekspertise mereka dalam membawa sisi terbaik dari esports maupun olahraga tradisional. Lebih jauh, ini dapat memenuhi misi kami untuk membawa esports dan ekosistem esports jadi lebih tinggi lagi.”

Vice President GEF Edward Cheng dan President GEF Chris Chan. Sumber: Esports Insider
Vice President GEF Edward Cheng dan President GEF Chris Chan. Sumber: Esports Insider

Sebelumnya pada saat pertama kali dibentuk, mengembangkan kredibilitas dan reputasi esports memang menjadi pesan yang selalu digaungkan oleh Chris Chan. “Semoga, masyarakat dapat memahami esports dengan lebih baik, dan pada akhirnya, kami harap olahraga ini akan bisa menjadi bagian dari ajang olahraga paling bergengsi, yaitu Olimpiade.” ucap Chris Chan kepada Channel News Asia dalam pembahasan Hybrid sebelumnya.

Memang, walau esports sudah mendunia, namun pengakuan masyarakat yang lebih luas lagi masih belum bisa didapatkan hingga kini. Mendapatkan esports sebagai bagian Olimpiade mungkin bisa menjadi salah satu cara yang tepat, walaupun Komite Olimpiade masih mengkhawatirkan kekerasan di dalam konten video games. Namun melihat Asian Games dan SEA Games yang sudah menyertakan esports, dan usaha keras GEF serta IESF, mungkin tinggal menunggu waktu saja hingga esports akhirnya bisa disertakan sebagai cabang bermedali di Olimpiade.

Dapat Dukungan dari Tencent, Global Esports Federation Resmi Berdiri

Global Esports Federation resmi berdiri pada Senin, 16 Desember 2019. Bermarkas di Singapura, badan esports global ini dibuat dengan tujuan untuk membuat esports menjadi lebih kredibel. GEF memiliki tiga tujuan, yaitu mengembangkan esports, menjadi wadah untuk membuat esports menjadi ekosistem yang berkelanjutan, dan menjadi otoritas terkait koordinasi badan esports internasional. Konkretnya, mereka akan mengatur tentang gaji atlet esports dan memastikan mereka tidak menggunakan doping, membuat peraturan dan struktur kepemimpinan esports, dan mendorong pembuatan federasi esports nasional dengan standar dan regulasi yang jelas.

Chris Chan, Sekretaris Jenderal dari Singapore National Olympic Council (SNOC), akan menjadi presiden dari GEF. Sementara jabatan wakil presiden akan dipegang oleh Vice President, Tencent, Edward Cheng. Tencent memang menjadi rekan global pertama dari GEF. Salah satu rencana GEF adalah mengadakan Global Esports Games pada tahun depan. Chan berkata, dia berharap bahwa ajang esports internasional tersebut akan diikuti oleh perwakilan dari berbagai negara.

Ketika ditanya tentang bagaimana GEF akan dapat memastikan semua anggotanya mematuhi regulasi dan memenuhi standarisasi yang mereka buat, Chan menjelaskan, GEF akan menggunakan sistem serupa National Olympic Committee (NOC). Jadi, sebuah badan esports baru akan diakui sebagai anggota jika mereka setuju untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh GEF. Dan hanya anggota GEF yang bisa ikut serta dalam Global Esports Games.

Vice President dan President dari GEF. | Sumber: Esports Insider
Vice President GEF Edward Cheng dan President GEF Chris Chan. | Sumber: Esports Insider

“Semoga, masyarakat dapat memahami esports dengan lebih baik, dan pada akhirnya, kami harap olahraga ini akan bisa menjadi bagian dari ajang olahraga paling bergengsi, yaitu Olimpiade,” kata Chan pada Channel News Asia. Sebelum ini, International Olympics Committee (IOC) juga telah mengungkapkan pendapat mereka tentang kemungkinan esports menjadi bagian dari Olimpiade. Mereka mengatakan, saat ini, mereka hanya akan mempertimbangkan untuk memasukkan game olahraga ke dalam Olimpiade.

“GEF akan mengembangkan kredibilitas dan reputasi esports di mata masyarakat berdasarkan pondasi dan nilai olahraga, serta memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk olahraga. Komitmen dan visi Tencent terlihat jelas dari keputusan mereka untuk menjadi Founding Global Partner dari GEF. Keterlibatan Tencent akan membantu kami dalam mendorong pertumbuhan, edukasi, budaya, dan keberlanjutan ekosistem esports,” kata Chan, dikutip dari Esports Insider.

Saat ini, telah ada asosiasi esports internasional lain selain GEF, seperti International Esports Federation (IeSF) yang bermarkas di Busan, Korea Selatan. Chan mengatakan, GEF tidak berniat untuk bersaing dengan IeSF. “Kami tidak bermaksud untuk melawan IeSF. Mereka mungkin melihat kami sebagai ancaman. Tapi, bukan itu tujuan kami,” ujar Chan.

Sumber header: Esports Insider