Aplikasi-Aplikasi Google Ini Bantu Kita Atasi Ketagihan Main Smartphone

Begitu esensialnya ponsel pintar bagi masyarakat modern, hampir semua orang tak mau berpisah dengannya ketika meninggalkan rumah. Perangkat serbaguna ini memungkinkan kita untuk selalu terhubung, terhibur dan produktif, namun tak jarang eksistensinya juga membawa dampak negatif: berapa kali dalam sehari perhatian kita teralihkan hanya karena merasa penasaran dengan apa yang sedang terjadi di jagat maya?

Banyak orang sudah lama mencoba memberikan solusi atas masalah kecanduan perangkat bergerak, termasuk Google. Melihat problem ini dengan serius, sang raksasa internet belum lama ini meluncurkan sejumlah aplikasi yang dirancang untuk membantu kita mengelola waktu yang dihabiskan mengakses konten digital. App-app tersebut merupakan bagian dari kampanye (Google menyebutnya sebagai eksperimen) Digital Wellbeing, dikembangkan oleh tim Google Creative Lab.

Ada lima aplikasi yang telah Google siapkan:

 

Unlock Clock

Google Creative Lab menjelaskan bahwa Unlock Clock dirancang agar kita dapat mengetahui jelas frekuensi menggunakan perangkat digital, khususnya smartphone. Metodenya cukup sederhana. Ia akan memberi tahu seberapa sering pengguna membuka ponsel pintar dalam sehari lewat angka di wallpaper. Tiap kali Anda meng-unlock smartphone, bertambah pula angka yang ditampilkan di sana.

 

Post Box

Aplikasi ini sengaja digarap untuk meminimalkan gangguan. Metodenya sangat unik: Post Box akan menahan seluruh notifikasi, kemudian menampilkannya di waktu yang tepat (Anda dipersilakan menentukannya sendiri), termasuk seberapa sering notifikasi app disalurkan dalam sehari. Post Box juga menampilkan semuanya dengan rapi dan terorganisir. Tersedia fitur buat ‘segera melihat notifikasi’ jika Anda takut ada info penting yang terlewatkan.

 

Morph

Morph adalah launcher yang dibuat untuk menampilkan app berbeda berdasarkan waktu dan lokasi Anda. Kita bisa memilih tempat seperti ‘rumah’ atau ‘kantor’, lalu tersedia pula opsi semisal ‘liburan’ yang disiapkan buat mengurangi waktu pemakaian ponsel secara signifikan sehingga liburan Anda bersama keluarga dan orang-orang terdekat lebih berkualitas. Uniknya lagi, Morph mampu beradaptasi berdasarkan kebiasaan Anda.

 

We Flip

Seberapa sering makan malam keluarga terganggu karena salah satu (atau beberapa) anggotanya sibuk bermain ponsel? We Fliip adalah jalan keluarnya. Instal di smartphone semua orang lalu tekan tombolnya, aplikasi ini akan mulai menghitung waktu yang Anda habiskan bersama keluarga. Sesi itu segera berhenti jika seseorang memutuskan untuk membuka smartphone-nya, dan semua anggota keluarga bisa melihat ringkasannya.

 

Desert Island

Desert Island didesain untuk membantu Anda tetap fokus. Caranya ialah dengan membatasi akses app dan hanya memperkenankan Anda membuka aplikasi yang paling esensial saja. Pertama-tama, pengguna diminta buat menentukan aplikasi terpenting dalam keseharian mereka (maksimal tujuh), kemudian Desert Island segera memulai tantangan ‘isolasi’ selama 24 jam. Mirip seperti Morph, Desert Island disajikan berupa launcher dan akan ada rangkuman begitu tantangan berakhir.

Via Android Police.

Lewat Editions At Play, Google Ingin Menjual Buku yang Mustahil untuk Dicetak

“Sepraktis apapun ebook, tetap tidak bisa menyamai kualitas terpendam yang disimpan buku fisik.” Saya yakin sebagian besar dari Anda pernah mendengar seorang teman atau saudara beranggapan seperti ini. Anggapan ini tidak salah. Yang paling gampang, ebook tentu saja tidak punya bau kertas yang sangat memuaskan. Hal ini boleh saja Anda bilang konyol, tapi faktanya tidak sedikit orang yang mengamini pendapat tersebut.

Baik buku fisik dan ebook tentunya punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Untuk itu, tim Google Creative Lab di Australia ingin membuktikan bahwa masih ada kelebihan ebook atau buku digital yang tak bisa kita jumpai pada buku fisik.

Berkolaborasi dengan penerbit asal London, Visual Editions, mereka meluncurkan Editions At Play. Editions At Play pada dasarnya merupakan sebuah inisiatif untuk mengeksplorasi potensi terpendam dari buku digital. Bukan semata ebook biasa yang hanya berisi halaman dan teks saja, tetapi yang bisa melakukan sesuatu yang mustahil diterapkan pada buku fisik.

Lewat inisiatif ini, Google bermisi untuk menjual buku yang sama sekali tidak bisa dicetak, yakni yang benar-benar ditujukan buat medium digital, utamanya smartphone. Sejauh ini sudah ada dua judul yang telah dijual: Entrances & Exits dan The Truth About Cats & Dogs, masing-masing dihargai sekitar Rp 45 ribu.

Entrances & Exits - Editions At Play

Entrances & Exits sejatinya merupakan kombinasi Google Street View dan deretan cerita fiktif terkait lokasi-lokasi yang ditampilkan. Jadi selagi pembaca bernavigasi di dunia virtual tersebut, mereka bisa menemukan sejumlah cerita yang menarik. Cerita-ceritanya pendek, hanya perlu waktu sekitar 1 jam untuk menghabiskan semuanya.

The Truth About Cats & Dogs malah lebih menarik lagi. Buku ini merupakan karya sepasang penulis yang masing-masing mewakili sang hewan. Anda bebas membaca narasi masing-masing penulis, dan seiring berjalannya waktu, Anda akan condong untuk membela satu sisi saja sehingga akhirnya Anda-lah yang menentukan manakah sang protagonisnya, apakah si anjing atau si kucing.

Strata - Editions At Play

Ini baru dua contoh konten dinamis yang menjadi fokus utama dari Editions At Play. Bulan April nanti, dua judul lain siap dipasarkan, yakni Strata dan All This Rotting, masing-masing tentunya dengan dinamika dan cara penyampaiannya tersendiri. Strata misalnya, mempunyai konten yang terdiri dari sejumlah dunia dan memadukan elemen fiktif dan sains. Berbeda dengan All This Rotting, dimana teks pada buku digital tersebut dapat bertransformasi selagi Anda membaca.

Sekali lagi, apa yang ditawarkan Editions At Play ini bukanlah digitalisasi buku-buku fisik, melainkan konten dinamis yang hanya bisa dinikmati melalui medium digital. Buku-buku digitalnya bisa dinikmati langsung di browser, baik di perangkat Android, iOS maupun desktop. Browser yang disarankan adalah Chrome atau Safari.

Sumber: BuzzFeed dan Google Blog.