Ebook Bisnis: Pengertian, Tujuan, Kelebihan dan Kekurangannya

Pada era digitalisasi cara seseorang mendapatkan informasi banyak memanfaatkan penggunaan internet, sekarang seseorang tidak hanya mendapatkan informasi dari media cetak tapi juga media online.

Begitu pula dengan cara seseorang memperoleh buku, sekarang buku tidak hanya dibaca melalui buku fisik, tetapi juga buku digital yang sering disebut sebagai ebook. Lalu sebenarnya apa itu ebook?

Pengertian Ebook Bisnis

Ebook (elektronik book) adalah buku yang dibuat dalam versi digital yang menyajikan berbagai informasi berupa gambar, teks dan mulai berkembang menjadi video serta audio. Ebook dapat digunakan pada berbagai perangkat elektronik seperti, laptop, gadget, komputer, notebook dan lain sebagainya.

Saat ini ebook digunakan dalam kategori yang cukup luas meliputi buku pelajaran, novel, laporan perusahaan hingga laporan bisnis lainnya. Popularitas penggunaan ebook dianggap lebih praktis, karena media penyebarannya lebih cepat, cara membaca praktis dan penyimpanan yang mudah. 

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa ebook digunakan dalam berbagai kepentingan, salah satunya adalah bisnis. Penggunaan ebook dalam bisnis biasanya dilakukan dalam pembuatan laporan bulanan, tahunan, materi pelatihan dan lain hal.

Tujuan Ebook Bisnis

Pembuatan ebook dilakukan berdasarkan tujuannya masing-masing, ada ebook yang dibuat berisi materi pembelajaran, ada juga ebook yang memuat isi mengenai suatu tips atau tutorial, Ebook juga bisa digunakan dalam sebuah bisnis, baik itu annual report perusahaan, atau bahkan materi terkait strategi bisnis.

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan ebook bisnis yang dapat kamu ketahui:

  • Ebook bisnis digunakan sebagai sarana properti milik perusahaan

Maksudnya adalah ebook juga bisa menjadi bagian dari properti milik perusahaan dalam lingkup bisnis, karena melalui ebook tersebut maka perusahaan memiliki hak eksekutif atas data dan juga informasi di dalamnya. Informasi yang tercantum dalam isi ebook juga resmi dan dapat dipertanggung jawabkan.

  • Pembuatan ebook merupakan solusi pengurangan cost dalam pembuatan laporan perusahaan

Pembuatan ebook bisnis dapat membantu perusahaan mengurangi biaya pencetakan karena membutuhkan peralatan konvensional.

  • Ebook digunakan karena proses pembuatan yang lebih praktis dibanding buku bisnis cetak

Ebook bisnis dibuat dengan tujuan yang dianggap lebih praktis dan efisien dibandingkan harus melewati proses pencetakan konvensional.

  • Pembentukan ebook akan lebih memudahkan audiens dalam mengakses informasi dan update perusahaan

Ebook dapat dipublikasikan secara online pada website resmi perusahaan, sehingga informasi tersebut akan lebih mudah diakses oleh khalayak. Perusahaan juga akan lebih cepat dalam menyusun data update melalui ebook.

  • Ebook bisnis bertujuan untuk mempermudah perusahaan menyebarkan informasi secara transparan

Tujuan lainnya dari pembuatan ebook untuk transparansi informasi milik perusahaan, maksudnya adalah perusahaan dapat secara terbuka memberikan informasi terkait bisnisnya kepada khalayak umum.

Kelebihan Ebook Bisnis

Ebook bisnis pada dasarnya hadir karena memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan atau pebisnis yang menjalankan usaha. Berikut ini beberapa kelebihan ebook bisnis:

  • Praktis dan mudah dibawa

Ebook bisnis akan lebih praktis karena tidak membutuhkan ruang penyimpanan yang terlalu besar, file dapat  disimpan pada ponsel sehingga dapat dibawa kemana saja.

  • Mengurangi cost pencetakan konvensional perusahaan

Ebook bisnis juga memiliki kelebihan dalam mengurangi cost pencetakan konvensional, karena perusahaan tidak perlu menggunakan dan menyediakan layanan jasa untuk mencetak beberapa eksemplar buku bisnis tersebut.

  • Mengurangi penggunaan kertas secara berlebihan

Ebook bisnis juga memberikan kelebihan dalam mengurangi penggunaan kertas secara berlebihan, hal ini juga berkaitan dengan pengurangan biaya milik perusahaan. Karena dengan ebook bisnis perusahaan tidak perlu menyediakan bahan baku kertas sebagai bahan cetak.

  • Memberikan tampilan yang lebih efisien dan dinamis

Ebook bisnis memiliki kelebihan lainnya dalam tampilan yang dianggap lebih efisien dan dinamis dalam menyusun informasi dan user friendly bagi khalayak.

  • Memiliki kecenderungan lebih tahan lama 

Ebook bisnis juga lebih tahan lama jika dibandingkan dengan buku konvensional, karena akan terhindar dari risiko rusak terkena air, rayap, kertas yang semakin usang dan lain sebagainya. Disisi lain ebook bisnis dapat bertahan lama dengan mengandalkan maintenance dari perangkat elektronik seperti anti virus untuk mencegah file rusak oleh virus.

Kekurangan Ebook Bisnis

Meskipun ebook bisnis memberikan banyak manfaat, tapi ebook ini juga memiliki beberapa kekurangan dalam penggunaannya. Berikut ini kekurangan dalam penggunaan ebook bisnis:

  • Membutuhkan aplikasi pendukung

Penggunaan ebook bisnis juga membutuhkan aplikasi pendukung untuk membuka file tersebut. Hal ini akan tergantung pada format ebook yang digunakan, format yang dimaksud bisa dalam bentuk Pdf, ePUB, MOBI dan lain sebagainya.

Untuk dapat membuka file yang sudah di download maka perangkat elektronik yang digunakan perlu disediakan perangkat aplikasi yang dapat membukanya. Beberapa perangkat aplikasi yang mendukung seperti, microsoft edge, adobe acrobat dan lain sebagainya.

  • Membutuhkan perangkat elektronik

Ebook bisnis juga membutuhkan perangkat elektronik untuk mengunduh, menyimpan dan membuka berkas file.Tanpa adanya perangkat elektronik maka file tidak akan dapat dibuka.

  • Mempengaruhi kesehatan mata

Penggunaan ebook bisnis juga dapat mempengaruhi kesehatan mata bagi para pengguna. Karena pembaca akan menggunakan perangkat elektronik untuk mengakses file tersebut, secara otomatis pemancaran radiasi pada penggunaan elektronik akan lebih lama.

Demikian informasi mengenai ebook bisnis dari pengertian, kelebihan hingga kekurangannya. Perkembangan digital sangat mempengaruhi bagaimana seseorang menciptakan sarana informasi bagi para audiensnya. Semoga informasi tersebut bermanfaat.

Pearson Luncurkan Layanan Subscription untuk Buku Kuliah

Model bisnis subscription telah mengubah cara kita mengonsumsi berbagai macam produk media dalam beberapa tahun terakhir. Hampir semua produk media yang memiliki versi digital pada dasarnya bisa ditawarkan ke konsumen melalui sistem berlangganan, tidak terkecuali buku pelajaran.

Penerbit buku pelajaran terbesar asal Amerika Serikat, Pearson, baru-baru ini mengumumkan Pearson+, sebuah layanan berlangganan khusus buku pelajaran di jenjang universitas. Anggap saja ini seperti Netflix atau Disney+, tapi yang katalognya berisikan ribuan buku kuliah ketimbang film. Lalu dengan membayar tarif bulanan, Anda bisa mengakses semuanya melalui perangkat desktop maupun mobile.

Pearson mematok tarif berlangganan sebesar $15 per bulan untuk akses lengkap ke lebih dari 1.500 judul buku kuliah yang tersedia di katalog Pearson, atau $10 per bulan untuk akses ke satu buku saja. Dibandingkan harga buku fisik yang terkadang bisa mencapai angka ratusan dolar per buku, $15 per bulan tentu tergolong sangat murah.

Buku-buku digital tersebut dapat dibuka di aplikasi Android atau iOS, atau bisa juga melalui browser desktop. Selagi membaca, kita bisa meng-highlight atau menambahkan catatan. Alternatifnya, pelanggan juga dapat mendengarkan versi audio dari beberapa judul buku. Kelebihan lain yang tidak bisa kita temui di buku fisik adalah fitur search, yang akan lebih memudahkan pencarian informasi ketimbang mengandalkan daftar isi.

Pearson+ akan diluncurkan di AS pada musim semi, tapi ke depannya Pearson sudah punya rencana untuk menghadirkannya secara global. Pearson bukanlah yang pertama menawarkan layanan subscription untuk buku pelajaran. Sebelumnya, penerbit Cengage sudah lebih dulu menyediakan layanan serupa bernama Cengage Unlimited, tapi mereka juga sempat dituntut karena dianggap merugikan kalangan penulis.

Tentu saja, Pearson+ baru bisa menjadi solusi yang atraktif apabila seorang mahasiswa atau mahasiswi memang harus berkutat dengan beberapa buku kuliah terbitan Pearson di tiap semester. Kalau ternyata harus menggunakan buku dari beberapa penerbit yang berbeda, mereka mungkin bisa menghemat lebih banyak dengan membeli buku bekas ketimbang berlangganan layanan semacam ini.

Sumber: The Verge dan Pearson.

Xiaomi Umumkan Mi Reader Pro, Perangkat Khusus untuk Baca Buku Digital

Saat ini, Anda lebih suka membeli buku fisik atau versi digital? Bagi para pecinta buku, sensasi membaca buku fisik tentu tidak tergantikan. Kalau sudah selesai baca, buku tersebut bisa dikoleksi atau bisa dengan mudah dipinjamkan ke orang lain.

Di sisi lain, membeli buku versi digital juga sangat praktis. Hanya dengan sentuhan jari, buku tersimpan di smartphone dan juga bisa dibaca di tablet atau laptop. Namun setelah selesai dibaca, buku tersebut hanya tersimpan untuk Anda saja.

Dengan kemudahan membaca buku digital ini, menurut Anda apakah perangkat khusus untuk membaca alias e-reader ini diperlukan? Baru-baru ini, Xiaomi telah meluncurkan e-reader baru bernama Mi Reader Pro. Apa kelebihannya?

Xiaomi Mi Reader Pro mengusung layar e-ink berukuran 7,8 inci dengan kerapatan piksel 330 ppi. LED yang menerangi layar hadir dengan 24 tingkat kecerahan yang dapat disesuaikan dan memiliki kemampuan untuk mengubah nada warna dari hangat ke dingin atau sebaliknya tergantung pada kondisi pencahayaan sekitarnya.

Biarpun teknologi e-ink ini terbilang jadul dibanding panel berjenis IPS atau OLED yang ada di smartphone, tablet, dan laptop. Namun layar e-ink sangat nyaman di mata karena tidak menghasilkan cahaya biru sehingga tidak mudah membuat mata lelah.

Soal spesifikasi, di dalam Mi Reader Pro terdapat CPU quad-core dengan RAM 2GB dan penyimpanan internal 32GB, dengan user interface berbasis Android 8.1 Oreo. Kelengkapan konektivitasnya termasuk WiFi dan Bluetooth 5.0, kapasitas baterainya 3.200 mAh membuatnya bisa standby hingga 70 hari.

Fitur yang spesial dari Mi Reader Pro ialah perintah suara untuk mencari judul buku lebih cepat. Koleksi buku yang ada di smartphone pun bisa langsung ditransfer jika kedua perangkat berada dalam jaringan nirkabel yang sama dan mendukung semua format file terkenal seperti .txt, .epub, .pdf, dan bahkan dokumen Microsoft Office.

Xiaomi Mi Reader Pro tersedia dalam warna hitam dan dibanderol CNY1.299 atau sekitar Rp2,8 jutaan di Tiongkok. Belum ada informasi soal ketersediaannya di Indonesia, yang pasti perangkat tersebut akan bersaing dengan e-reader dari Amazon yaitu Kindle.

Sumber: GSMArena

MobiScribe Adalah Buku Catatan Unik Berbasis E-paper

Instrumen tulis berupa pena sudah digunakan sejak zaman Mesir kuno, dan meski kita telah masuk ke era digital, metode tersebut tidak akan ditinggalkan begitu saja. Sebaliknya, teknologi malah dimanfaatkan agar interaksi antara manusia dan konten jadi lebih intuitif, misalnya lewat layar sentuh hingga implementasi stylus dengan karakteristik yang dibuat agar menyerupai alat tulis sesunguhnya.

Yakin bahwa masih ada banyak orang lebih memilih kertas daripada layar, Team UC mencoba menggabungkan kesederhanaan baca-tulis di buku dengan kemudahan akses konten digital lewat perangkat bernama MobiScribe. Sejatinya, MobiScribe adalah buku catatan elektronik yang memungkinkan Anda menuliskan atau menggambarkan segala ide tanpa perlu mengorbankan pepohonan (berkayu lunak yang digunakan dalam pembuatan kertas).

MobiScribe punya penampilan seperti tablet e-reader, menyajikan layar e-ink (electronic paper display) 265DPI monokromatis seluas 6,8-inci – tidak kecil tapi tak juga terlampau lebar sehingga mudah dibawa-bawa. Perangkat ditopang oleh RAM sebesar 1GB dan memori internal 8GB yang dapat ditambah lagi dengan microSD card 32GB. Itu berarti ia siap menyimpan ribuan e-book.

Penampilannya tidak se-stylish Galaxy Tab terbaru dengan bezel tipisnya, namun MobiScribe memang lebih mengedepankan fungsi ketimbang rupa. Buku digital ini turut dibekali cover penyerap benturan yang berperan pula sebagai tempat menaruh stylus.

MobiScribe 1

Walaupun terlihat sederhana, MobiScribe dibekali rangkaian teknologi krusial pendukung aktivitas baca-tulis. Tablet memanfaatkan layar buatan WACOM yang mampu mendeteksi 4096 tingkat tekanan (degree of pressure). Sensitivitas tinggi itu dijanjikan sanggup memenuhi kebutuhan para seniman yang paling sulit dipuaskan sekalipun. Panel tersebut punya karakter kapasitif, memperkenankan kita menavigasi menu berbekal jari, kemudian segera ‘menolak’ sentuhan telapak tangan ketika stylus sedang digunakan.

Mungkin Anda sudah tahu, layar e-paper punya sifat menyerupai kertas dan pada dasarnya tidak mengeluarkan cahaya. Permukaannya juga tidak glossy sehingga Anda tidak terganggu bayangan dan pantulan sinar. Meski begitu, Team UC paham ada kalanya kita harus menulis/mencatat di kondisi temaram. Untuk mendukungnya, mereka mencantumkan pencahayaan ‘frontlight‘ dengan tingkat keterangan, temperatur warna dan kontras yang bisa disesuaikan.

Bagian stylus-nya juga tidak kalah unik. Selain punya profil ala pensil dan mempersilakan kita membuat garis berbeda berdasarkan keras atau lembutnya tekanan, bagian belakangnya berfungsi sebagai penghapus. Kombinasi hal-hal kecil tersebut memastikan pengalaman penggunaa MobiScribe jadi lebih natural.

MobiScribe 2

‘Buku catatan e-ink‘ MobiScribe sudah bisa dipesan lewat situs resminya. Di sana, bundel tablet dan stylus dijajakan seharga US$ 264. Aksesori cover, pensil digital dan beberapa opsi ujung stylus juga dijual terpisah, ditawarkan masing-masing di harga US$ 15, US$ 20, dan US$ 7.

Via IndieGogo.

New York Public Library Luncurkan Novel Digital di Instagram

Sejak Instagram meluncurkan fitur Stories, saya melihat ada banyak pengguna yang tidak sadar bahwa dirinya telah bergelagat seperti blogger, menjabarkan cerita demi cerita dalam bentuk teks yang cukup panjang, hanya saja lewat medium yang berbeda. Pengguna lain rupanya tidak keberatan harus menahan jempolnya di layar untuk bisa membaca keseluruhan teksnya, dan akhirnya tren ini pun terus berlanjut hingga sekarang.

Kebiasaan baru pengguna internet ini rupanya memicu ide menarik bagi New York Public Library (NYPL). Bekerja sama dengan studio desain Mother in New York, NYPL meluncurkan proyek bernama Insta Novels. Sesuai namanya, Insta Novels adalah novel digital yang bisa kita baca lewat Instagram, tepatnya melalui fitur Stories.

NYPL Insta Novels

Insta Novels pertama yang diterbitkan adalah karya klasik “Alice’s Adventure in Wonderland” (lainnya akan menyusul). NYPL tidak asal mengetikkan caption yang berisikan teks dari novel tersebut, tetapi mereka telah merancang layout yang mudah dibaca – bahkan ada space kecil di ujung kanan bawah bertuliskan “Thumb here” yang disiapkan buat pengguna meletakkan jempolnya selagi membaca halaman demi halaman.

Tak hanya itu, setiap Insta Novels juga akan disisipi ilustrasi yang menarik, bahkan juga video. Cover depannya pun sungguh menggugah dan langsung kelihatan bahwa ini bukan proyek asal-asalan, melainkan merupakan bentuk upaya NYPL untuk mendorong kebiasaan membaca generasi digital.

Berhubung Story hanya bertahan selama 24 jam, NYPL pun telah menyematkan Insta Novels ini pada seksi “Highlights” di profil Instagram mereka, sehingga semua orang dapat mengaksesnya kapan saja mereka mau. Dengan begitu, akun Instagram NYPL sejatinya telah beralih fungsi menjadi rak buku digital buat seluruh pengguna Instagram.

NYPL Insta Novels

Yang mungkin menjadi pertanyaan, mengapa harus Instagram Stories? Sederhana saja, sebab setiap harinya ada sekitar 400 juta orang yang aktif di Stories. Ibaratnya seperti membuka perpustakaan di lokasi umum yang ramai pengunjung.

Bukankah NYPL punya aplikasi e-reader sendiri bernama SimplyE? Betul, dan Insta Novels ini pada dasarnya dibuat untuk memicu ketertarikan pengguna baru, sehingga mereka nantinya juga bisa ikut menjadi pengguna SimplyE (ketika ‘rasa haus’ mereka akan buku-buku digital sudah semakin kuat).

Inisiatif ini bisa dikatakan cukup berhasil. Sejak Insta Novels diluncurkan beberapa hari yang lalu, follower akun NYPL sudah bertambah sekitar 7.100 orang, atau 56 kali lebih banyak daripada pertumbuhan follower mereka biasanya. Buat yang tertarik, langsung saja buka @nypl dan lihat bagian Highlights-nya untuk mulai membaca.

Sumber: Fast Company dan NYPL.

Lewat Editions At Play, Google Ingin Menjual Buku yang Mustahil untuk Dicetak

“Sepraktis apapun ebook, tetap tidak bisa menyamai kualitas terpendam yang disimpan buku fisik.” Saya yakin sebagian besar dari Anda pernah mendengar seorang teman atau saudara beranggapan seperti ini. Anggapan ini tidak salah. Yang paling gampang, ebook tentu saja tidak punya bau kertas yang sangat memuaskan. Hal ini boleh saja Anda bilang konyol, tapi faktanya tidak sedikit orang yang mengamini pendapat tersebut.

Baik buku fisik dan ebook tentunya punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Untuk itu, tim Google Creative Lab di Australia ingin membuktikan bahwa masih ada kelebihan ebook atau buku digital yang tak bisa kita jumpai pada buku fisik.

Berkolaborasi dengan penerbit asal London, Visual Editions, mereka meluncurkan Editions At Play. Editions At Play pada dasarnya merupakan sebuah inisiatif untuk mengeksplorasi potensi terpendam dari buku digital. Bukan semata ebook biasa yang hanya berisi halaman dan teks saja, tetapi yang bisa melakukan sesuatu yang mustahil diterapkan pada buku fisik.

Lewat inisiatif ini, Google bermisi untuk menjual buku yang sama sekali tidak bisa dicetak, yakni yang benar-benar ditujukan buat medium digital, utamanya smartphone. Sejauh ini sudah ada dua judul yang telah dijual: Entrances & Exits dan The Truth About Cats & Dogs, masing-masing dihargai sekitar Rp 45 ribu.

Entrances & Exits - Editions At Play

Entrances & Exits sejatinya merupakan kombinasi Google Street View dan deretan cerita fiktif terkait lokasi-lokasi yang ditampilkan. Jadi selagi pembaca bernavigasi di dunia virtual tersebut, mereka bisa menemukan sejumlah cerita yang menarik. Cerita-ceritanya pendek, hanya perlu waktu sekitar 1 jam untuk menghabiskan semuanya.

The Truth About Cats & Dogs malah lebih menarik lagi. Buku ini merupakan karya sepasang penulis yang masing-masing mewakili sang hewan. Anda bebas membaca narasi masing-masing penulis, dan seiring berjalannya waktu, Anda akan condong untuk membela satu sisi saja sehingga akhirnya Anda-lah yang menentukan manakah sang protagonisnya, apakah si anjing atau si kucing.

Strata - Editions At Play

Ini baru dua contoh konten dinamis yang menjadi fokus utama dari Editions At Play. Bulan April nanti, dua judul lain siap dipasarkan, yakni Strata dan All This Rotting, masing-masing tentunya dengan dinamika dan cara penyampaiannya tersendiri. Strata misalnya, mempunyai konten yang terdiri dari sejumlah dunia dan memadukan elemen fiktif dan sains. Berbeda dengan All This Rotting, dimana teks pada buku digital tersebut dapat bertransformasi selagi Anda membaca.

Sekali lagi, apa yang ditawarkan Editions At Play ini bukanlah digitalisasi buku-buku fisik, melainkan konten dinamis yang hanya bisa dinikmati melalui medium digital. Buku-buku digitalnya bisa dinikmati langsung di browser, baik di perangkat Android, iOS maupun desktop. Browser yang disarankan adalah Chrome atau Safari.

Sumber: BuzzFeed dan Google Blog.

Dukung Hari Gerakan Membaca Nasional Indosat Berikan Cipika Bookmate ke Taman Bacaan

Sebagai bentuk dukungan terhadap hari gerakan membaca Nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Indosat memberikan donasi berlangganan Cipika Bookmate selama satu tahun kepada 200 taman bacaan atau perpustakaan. Dukungan ini merupakan bagian dari program CSR sekaligus sebagai upaya Indosat untuk mengoptimalkan manfaat teknologi digital untuk mendorong dan meningkatkan hobi membaca di kalangan pelajar.

“Kami berharap dengan semakin mudahnya membaca buku secara digital, masyarakat Indonesia akan lebih banyak mendapatkan informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan,” ujar President Director & CEO Indosat Alexander Rusli.

Indosat juga memberikan secara gratis Cipika Bookmate bagi 100 pengguna selama satu tahun untuk Indonesia Menyala, gerakan meningkatkan minat baca yang awalnya diinisiasi oleh para relawan untuk mendukung kegiatan Pengajar Muda dari Gerakan Indonesia Mengajar di daerah penempatannya.

Kepedulian untuk meningkatkan minat baca, terutama oleh teman-teman di pelosok Indonesia, mendorong para Penyala (relawan pegiat Indonesia Menyala) untuk mengadakan program Taman Baca Indonesia Menyala sejak tahun 2013. Taman Baca Indonesia Menyala saat ini sudah tersebar di beberapa kota dan kabupaten.

Cipika Bookmate adalah layanan aplikasi buku digital yang menyajikan konsep berlangganan layaknya perpustakaan dengan membayar satu kali dan bisa membaca sepuasnya melalui ponsel maupun desktop, meskipun tanpa koneksi Internet, dengan total 500 ribu judul internasional dan 4 ribu judul lokal. Aplikasi Bookmate sendiri sudah digunakan di beberapa negara di dunia dan lebih dari 9 bahasa.

Bantu pemerintah adopsi teknologi digital

Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Telkom telah berkerja sama untuk mengadopsi teknologi digital dalam proses pembelajaran di sekolah dengan menggunakan tablet untuk pelajar di Indonesia. Fokus utama kegiatan ini untuk daerah terdepan, terluar dan terpencil sesuai dengan program E-Sabak yang sedang gencar dilakukan.

Dengan teknologi yang ada serta didukung oleh tim yang telah terbiasa mengadopsi teknologi serupa, Telkom akan menjadi pihak dalam pembuatan materi kedalam bentuk digital.

Pemerintah sendiri saat ini telah memiliki anggaran untuk pengadaan tablet kepada para pelajar. Tentunya akan disambut baik jika ada pihak-pihak yang membantu gerakan program Buku Sekolah Elektronik ini.

CipikaBookmate dari Indosat Tawarkan Buku Digital dengan Sistem Langganan

Dewasa ini, mendapatkan buku digital alias e-book sangatlah mudah. Pengguna perangkat Android bisa membelinya langsung di Google Play Books, sedangkan pengguna perangkat iOS punya iBooks. Continue reading CipikaBookmate dari Indosat Tawarkan Buku Digital dengan Sistem Langganan

Di Beijing, Kereta Bawah Tanah Juga Berfungsi Sebagai Perpustakaan Digital

Tiongkok adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Di ibu kotanya sendiri, Beijing, terdapat sekitar 20 juta orang yang menduduki. Meski jalan-jalan di kota tersebut sering macet, sistem transportasi umumnya tergolong baik. Continue reading Di Beijing, Kereta Bawah Tanah Juga Berfungsi Sebagai Perpustakaan Digital

Kemendikbud Fokus Menggarap Program E-Sabak untuk Daerah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T)

Ilustrasi Anak-anak Belajar Menggunakan Tablet / Shutterstock

Adopsi teknologi digital dalam proses pembelajaran di sekolah dengan menggunakan tablet segera dapat dinikmati oleh pelajar di Indonesia. Saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang menggarap sistem pembelajaran baru tersebut, disebut E-sabak, sebagai pengganti buku pelajaran konvensional. Program ini adalah hasil kerja sama antara Kemendikbud dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan PT. Telkom.

Continue reading Kemendikbud Fokus Menggarap Program E-Sabak untuk Daerah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T)