DJI dan Hasselblad Umumkan Buah Kerja Sama Mereka Berupa Bundel Drone Profesional dan Kamera Medium Format

Apa kabar DJI dan Hasselblad? Menjelang akhir tahun lalu, DJI membeli sebagian saham Hasselblad, dan keduanya memutuskan untuk menjalin kerja sama di bidang teknis. Tentu saja semuanya langsung berspekulasi, dan yang paling gampang adalah angan-angan bahwa DJI akan membundel drone kelas profesionalnya dengan kamera medium format Hasselblad.

Bagi yang menginginkan peristiwa tersebut terjadi, saya ucapkan selamat. DJI baru-baru ini mengumumkan bundel produk baru berupa drone M600 dan kamera Hasselblad A5D. Yup, ini merupakan paket drone medium format perdana yang bisa dibeli oleh konsumen.

DJI M600 sendiri merupakan hexacopter yang secara khusus dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan videografer profesional di lapangan. Dipadukan dengan gimbal Ronin MX, drone tersebut sanggup menggotong muatan berbobot total 6 kg.

Hasselblad A5D mengemas sensor yang ukurannya dua kali lipat sensor full-frame, dengan resolusi 50 megapixel / Hasselblad
Hasselblad A5D mengemas sensor yang ukurannya dua kali lipat sensor full-frame, dengan resolusi 50 megapixel / Hasselblad

Di sisi lain, Hasselblad A5D merupakan kamera medium format yang didesain secara spesifik untuk keperluan aerial photography. Alhasil, ketika ketiga perangkat ini dipadukan menjadi satu paket, pengguna akan mendapatkan kualitas gambar terbaik dalam resolusi 50 megapixel yang bisa ditangkap dengan menggunakan sebuah drone.

Menurut CEO Hasselblad, Perry Oosting, kerja sama ini merupakan tahap pengembangan yang alami bagi mereka. Apa yang mereka lakukan sederhananya adalah memadukan kualitas optik terbaik untuk aerial photography dengan platform drone paling canggih yang pernah DJI buat.

Sejauh ini DJI belum mengungkapkan banderol harga dari bundel M600 dengan A5D. M600 sendiri harus ditebus dengan biaya $4.600 – belum termasuk gimbal Ronin MX – sedangkan harga Hasselblad A5D bisa menembus angka $14.500.

Sumber: Digital Trends dan Hasselblad.

Hasselblad X1D, Kamera Mirrorless Medium Format Pertama di Dunia

Tidak banyak orang mengenal kamera medium format. Kamera jenis ini biasanya punya bodi amat bongsor, performa lamban dan harga selangit. Hal ini pun menyebabkan tidak semua fotografer profesional merasa perlu memilikinya. Mereka yang memilih kamera medium format biasanya hanya terpaku pada satu aspek, yaitu kualitas gambar.

Ukuran sensor medium format sangat masif, bahkan jauh lebih besar ketimbang sensor full-frame yang kerap kita jumpai pada DSLR kelas atas. Umumnya dibarengi oleh resolusi yang sangat tinggi, sensor medium format sanggup menangkap gambar dengan detail yang sangat tajam dan dynamic range yang amat luas.

Di ranah medium format, Hasselblad merupakan nama yang paling dikenal. Brand asal Swedia ini sudah tiga perempat abad memproduksi kamera medium format, dan di pertengahan tahun 2016 ini mereka memutuskan untuk melakukan inovasi besar-besaran. Buah pemikirannya? Kamera mirrorless medium format pertama di dunia.

Hasselblad X1D mengemas sensor medium format beresolusi 50 megapixel / Hasselblad
Hasselblad X1D mengemas sensor medium format beresolusi 50 megapixel / Hasselblad

Dijuluki Hasselblad X1D, ia merupakan satu-satunya kamera mirrorless yang mengemas sensor medium format sejauh ini. Sensor ekstra besar tersebut dibungkus dalam kemasan yang lebih kecil dari DSLR, dengan bobot hanya separuh kamera medium format pada umumnya (725 gram).

Elegan dan premium adalah dua kata sifat yang tepat untuk menggambarkan fisik X1D. Hasselblad bahkan tak segan membubuhkan label “Handmade in Sweden” pada bodi X1D yang tahan terhadap cuaca ekstrem tersebut. Kontrolnya pun termasuk lengkap, dengan kenop putar di atas hand grip dan satu lagi di panel belakang.

Sisi belakangnya sendiri didominasi oleh layar sentuh 3 inci beresolusi 920 ribu dot, didampingi oleh electronic viewfinder (EVF) beresolusi 2,36 juta dot. Tepat di atas EVF tersebut, tertanam hotshoe yang kompatibel dengan beragam aksesori untuk kamera besutan Nikon. Di bagian samping, pengguna akan menjumpai slot SD card ganda, port mini HDMI serta port USB-C.

Pengoperasian bisa dilakukan via layar sentuh dan tampilan yang simpel / Hasselblad
Pengoperasian bisa dilakukan via layar sentuh dan tampilan yang simpel / Hasselblad

Namun tentu saja hal terpenting yang patut disorot dari X1D adalah kinerjanya dalam menciptakan gambar berkualitas. Sensor medium format miliknya punya resolusi 50 megapixel, dengan rentang ISO 100 – 25600 dan dynamic range mencapai 14 stop. Gampangnya, hasil jepretan X1D tak kalah dibanding Hasselblad H6D yang berukuran jauh lebih besar dan berharga tiga kali lipat.

Agar hasil fotonya optimal dan tajam dari ujung ke ujung, Hasselblad telah merancang dua lensa anyar, yakni 45 mm f/3.5 dan 90 mm f/4.5. Keduanya memakai mount yang berbeda dari lini lensa H System bikinan Hasselblad, akan tetapi pengguna tetap bisa memakai lensa-lensa tersebut dengan bantuan adapter.

Hasselblad X1D datang bersama dua lensa baru guna memastikan hasil fotonya optimal / Hasselblad
Hasselblad X1D datang bersama dua lensa baru guna memastikan hasil fotonya optimal / Hasselblad

Tujuan Hasselblad menciptakan X1D bukan sekadar untuk pamer semata, tetapi mereka memang merasa tergerak untuk membawa keunggulan kamera medium format ke kalangan konsumen yang lebih luas. Membuat versi mirrorless merupakan langkah yang tepat, namun mereka masih harus menekan harganya semaksimal mungkin.

Untuk itulah mereka berencana memasarkan Hasselblad X1D seharga $8.995 body only, $11.290 bersama lensa 45 mm f/3.5, atau $13.985 dengan kedua lensa barunya sekaligus. Sebagai perbandingan, Sony A7R II yang mengusung sensor full-frame dijajakan seharga $3.200 body only.

Sumber: PetaPixel dan Hasselblad.

Bersensor Masif, Hasselblad H6D Siap Jepret Foto 100 Megapixel

Selama 75 tahun berkiprah, nama Hasselblad selalu dikaitkan dengan fotografi medium format berkat kamera-kameranya yang besar, mahal, tapi sanggup menghasilkan gambar dengan tingkat detail luar biasa. Dunia pun mengakui reputasi perusahaan asal Swedia ini, salah satunya adalah ketika Buzz Aldrin memotret Neil Armstrong sedang menjejakkan kakinya pertama kali di Bulan.

Kini Hasselblad kembali membuktikan jati dirinya sebagai maestro fotografi. Mereka belum lama ini memperkenalkan kamera medium format baru, Hasselblad H6D, yang bisa dibilang sebagai produk tercanggihnya sejauh ini.

H6D datang dalam dua varian. Satu dibekali sensor CMOS 50 megapixel, sedangkan satunya mengemas sensor 100 megapixel. Resolusi tentu saja bukanlah penentu segalanya; ukuran fisik sensornya yang bahkan lebih besar ketimbang sensor full-frame menjadi jaminan atas tingkat detail yang bisa dihasilkan, apalagi didukung oleh deretan lensa super-tajam besutan Hasselblad.

Contoh hasil foto Hasselblad H6D / Hasselblad
Contoh hasil foto Hasselblad H6D / Hasselblad
Foto di atas setelah di-crop 100 persen
Foto di atas setelah di-crop 100 persen

Namun dilihat dari segi angka saja, 100 megapixel itu benar-benar masif, tepatnya 11.600 x 8.700 pixel. Seandainya hasil foto ingin Anda crop 100 persen, tetap saja masih sangat ideal untuk dicetak menjadi baliho seukuran rumah, dan ketajaman detailnya dijamin tidak berkurang sedikitpun.

Dari segi performa, mungkin DSLR kelas menengah saja bisa memotret lebih cepat ketimbang H6D. Tapi itu memang bukan fokus Hasselblad. Mereka benar-benar memprioritaskan kualitas gambar di atas segalanya, terutama mengingat dynamic range-nya bisa mencapai 15 stop guna mempertahankan sebanyak mungkin detail pada area shadow dan highlight.

Sisi belakang Hasselblad H6D dihuni oleh layar sentuh 3 inci beresolusi tinggi / Hasselblad
Sisi belakang Hasselblad H6D dihuni oleh layar sentuh 3 inci beresolusi tinggi / Hasselblad

Kendati demikian, Hasselblad tak lupa menyematkan sejumlah fitur yang paling tidak bisa memudahkan proses pengambilan gambar, seperti salah satunya sistem autofocus yang bisa mengunci fokus pada suatu titik dan terus mempertahankannya selagi fotografer mengatur ulang komposisinya.

Sejumlah fitur yang mendefinisikan kamera modern turut hadir pada H6D. Di antaranya adalah perekaman video 4K, layar sentuh berukuran 3 inci, konektivitas Wi-Fi, USB 3.0 dan slot kartu memori ganda (CF maupun SD card).

Lalu untuk siapa sebenarnya kamera ini? Hmm, pastinya bukan semua orang, bahkan fotografer profesional pun mungkin belum tentu membutuhkannya. Namun seandainya Anda mau menggunakan kamera yang bisa memberikan kualitas gambar terbaik dari yang terbaik, well, Hasselblad H6D bisa didapat seharga $27.000 untuk versi 50 megapixel, atau $33.000 untuk versi 100 megapixel, dan ini sama sekali belum termasuk lensa.

Sumber: The Verge dan Hasselblad.

Makin Serius Tekuni Aerial Photography, DJI Beli Saham Hasselblad

DJI belum lama ini memberikan kabar yang agak mengejutkan. Pabrikan drone asal Tiongkok tersebut telah membeli saham Hasselblad – meski hanya sebagian kecil darinya, tapi DJI sekarang menduduki kursi dewan direksi Hasselblad. Sekedar informasi, Hasselblad sendiri merupakan perusahaan asal Swedia yang dikenal akan kamera medium-format buatannya.

Mengapa Hasselblad? Karena perusahaan ini sejatinya punya banyak pengalaman di bidang aerial photography, dimana kamera buatan Hasselblad telah dijadikan kepercayaan di sejumlah misi NASA, termasuk halnya Program Apollo yang mendaratkan manusia untuk pertama kalinya di Bulan.

Nah, seperti yang kita tahu, aerial photography sendiri merupakan bidang dimana drone besutan DJI banyak memegang peranan penting. DJI sendiri belakangan juga tidak segan memperkenalkan kamera buatannya sendiri. Maka dari itu, tidak heran apabila DJI tertarik untuk saling berbagi keahlian teknis bersama Hasselblad demi memajukan industri aerial photography.

Akuisisi saham ini juga bukan berarti brand Hasselblad akan sirna begitu saja dan dilebur dengan DJI, mengingat jumlahnya tergolong minoritas. Keduanya masih akan beroperasi sendiri-sendiri, dan Hasselblad pun masih akan terus memproduksi kamera beserta perlengkapan lainnya di markasnya di Swedia.

Menurut CEO DJI, Frank Wang, Hasselblad dan DJI sama-sama memiliki passion untuk menyediakan teknologi imaging yang terbaik buat para sosok kreatif, membuat kedua perusahaan tergerak untuk menggabungkan keahlian masing-masing dalam berinovasi. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan kalau ke depannya DJI akan merilis drone kelas profesional yang dilengkapi kamera rancangan Hasselblad.

Sumber: PR Newswire dan Wired.

Mencari Handset Yang Serasi Dengan Mobil Mewah Anda? Ini Dia Vertu for Bentley

Pasti Anda pernah mendengar tentang Bentley, produsen otomotif asal Inggris ini terkenal akan mobil-mobil mewah, diracik manual dengan tangan. Harganya tidaklah murah, tapi jika sudah memiliki satu buah, saya yakin Anda tidak mau membuang-buang peluang demi memperluas pengalaman ‘ber-Bentley’. Dan sebuah smartphone sengaja dibuat untuk hal itu. Continue reading Mencari Handset Yang Serasi Dengan Mobil Mewah Anda? Ini Dia Vertu for Bentley