Hero Overwatch Ke-32, Echo, Dibekali Sederet Kemampuan Unik

Di tengah  penantian terhadap sekuel Overwatch, sebagian dari fans mungkin juga merasa cemas. Permainan anyar itu dari awal dirancang agar terintegrasi dengan Overwatch pertama sehingga progres tidak hilang dan gamer di kedua judul dapat bermain bersama di mode PvP. Tapi kita belum tahu akan seperti apa implementasinya serta seberapa efektif strategi ‘menyatukan’ dua permainan ini.

Selain fokus pada pengembangan Overwatch 2, kita tahu developer juga berjanji untuk terus memperkaya konten game yang sudah ada. Di bulan November 2018, Blizzard memublikasikan film animasi singkat berjudul Reunion. Di sana, mereka memperkenalkan dua karakter baru. Tak lama setelah itu, tokoh bernama Ashe bisa dimainkan, namun butuh waktu setahun lebih bagi Echo buat tersedia di game. Padahal, ia sempat muncul di trailer Overwatch 2.

Minggu ini, game director Jeff Kaplan mengabarkan bahwa Echo akhirnya bisa dimainkan. Echo merupakan salah satu hero Overwatch paling unik, dan itu alasannya Blizzard membutuhkan waktu lama buat menggodoknya. Echo sudah dapat dijajal di Public Test Region, tapi sepertinya developer tak ingin buru-buru menghadirkannya di server standar. Kaplan bilang timnya akan segera memodifikasi Echo jika menemukan sesuatu yang bisa merusak keseimbangan permainan.

Berbeda dari dugaan sebelumnya, Echo didesain sebagai hero damage. Namun ia juga menyimpan banyak kemampuan yang membuatnya sangat unik, salah satunya kapabilitas terbang/melayang seperti Pharah atau Mercy. Dan yang paling istimewa adalah skill ultimate bertajuk Replicate. Dengan mengaktifkannya, Echo bisa meniru hero musuh dan dapat mengakses segala kemampuannya (termasuk skill ultimate). Itu berarti Echo memberikan pemain kesempatan luas buat beradaptasi terhadap situasi.

Lewat video, Jeff Kaplan menceritan sedikit latar belakang karakter ini. Echo dibuat oleh seorang peneliti asal Singapura, Dr. Mina Liao, dengan kemampuan mengamati, belajar dan meniru. Liao ialah pakar robotik dan AI, bekerja untuk Omnica Corporation hingga pecahnya krisis Omnic. Ia segera direkrut Overwatch begitu insiden tersebut dimulai, tapi kehilangan nyawanya dalam sebuah serangan.

Sempat mempelajari karakteristik dan kebiasaan Liao, Echo terpaksa dikarantina karena Overwatch khawatir teknologinya dapat disalahgunakan dan seluruh proyek pengembangannya dihentikan. Echo akhirnya diaktifkan kembali oleh Jesse McCree, orang yang tadinya ditugaskan buat melindungi Liao, karena Overwatch butuh bantuan (dapat Anda saksikan di film animasi Reunion).

IMG_20032020_132459_(1000_x_650_pixel)

Jeff Kaplan bilang bahwa ada kemungkinan Echo merupakan hero terakhir yang dirilis untuk Overwatch hingga sekuelnya dilepas. Kronologi peluncuran karakter game belakangan memang sedikit membingungkan: Ocho diperkenalkan bersama Ashe, namun setelah itu Blizzard merilis Baptiste dan Sigma, memposisikan Echo sebagai hero Overwatch ke-32.

Berkenalan Dengan Hero Overwatch ke-30, Sang Combat Medic Baptiste

Berkat tangan dingin Blizzard, Overwatch mampu bertahan dengan tradisi ‘hero shooter‘ di tengah-tengah gempuran battle royale tanpa turut terbawa arus. Meski kini tak terlalu populer di Indonesia, game berhasil menghimpun 40 juta pemain dalam periode dua tahun. Hal tersebut dipicu oleh eksistensinya sebagai salah satu judul esports serta pengenalan karakter-karakter baru beserta kisahnya yang beragam.

Blizzard Entertainment sudah mengintroduksi delapan hero tambahan sejak Overwatch dilepas dengan frekuensi tiga tokoh per tahun. Arahan ini tampaknya tak akan banyak berubah dan terus dilakukan di 2019. Tak lama setelah memberikan tease mengenai seseorang bernama Jean-Baptiste Augustin dalam ‘catatan misi’ in-universe, Blizzard memperkenalkannya secara lebih resmi via website dan video.

Baptiste, Overwatch 2

Baptiste disiapkan untuk memperkuat formasi hero support, menyusul Ana, Moira dan Brigitte. Ia merupakan satu dari 30 juta anak yatim piatu asal Tortuga korban perang Omnic. Demi bertahan hidup, Baptiste bergabung bersama Caribbean Coalition dan di sana ia mengasah kemampuannya sebagai tenaga medis. Ketika pemberontakan robot bisa diredam, sang prajurit mendaftarkan diri ke Talon tanpa menyadari bahwa organisasi tentara bayaran ini mau melakukan apa saja demi meraup profit. Karena tidak sesuai dengan hati nuraninya, Baptiste mengundurkan diri.

Sebagai hero support, Baptiste dibekali kemampuan jarak pendek dan menengah, serta mobilitas yang cukup tinggi. Dalam menghadapi lawan, karakter ini mengandalkan senapan Biotic Launcher dengan mode tembakan burst dan fitur sekunder mengeluarkan proyektil penyembuh. Baptiste juga punya tiga kapabilitas aktif lain: Regenerative Burst, Exo Boots dan Immortality Field.

Regenerative Burst berguna untuk mengobati diri dan anggota tim lain di jarak dekat. Exo Boots sendiri adalah kemampuan melompat tinggi berbekal sepatu bot yang Baptiste kenakan. Untuk menggunakannya, ia perlu menunduk dan meng-charge. Semakin lama durasinya, kian tinggi pula Baptiste bisa melompat. Exo Boots berguna untuk mencapai lokasi-lokasi tinggi atau membantu pemain menentukan posisi kawan sebelum menembakkan proyektil penyembuh.

Immortaility Field sendiri adalah skill paling unik miliknya. Baptise mampu mengeluarkan unit generator yang dapat mencegah kawan-kawannya tewas. Health mereka tetap bisa berkurang akibat serangan, tapi ada batasan tertentu yang tak dapat dilewati, mengharuskan lawan menghancurkan alat tersebut terlebih dulu. Immortality Field bisa sangat membantu untuk menanggulangi serangan berbahaya, misalnya Rip-Tire dari Junkrat.

Skill ultimate Baptiste sendiri malah tidak terlalu istimewa, tapi tetap krusial. Dinamai Amplification Matrix, ketika diaktifkan, Baptiste akan mengeluarkan medan/matrix yang mampu menggandakan tingkat damage atau keefektifan kapabilitas healing rekan-rekannya.

Baptiste, Overwatch 1

Baptiste sudah bisa Anda jajal di Public Test Region dan akan hadir di server  biasa dalam waktu dekat. Itu berarti untuk sekarang, Baptise hanya dapat dimainkan oleh gamer PC.

Ayo Berkenalan Dengan 2 Hero Baru Overwatch, Ashe dan Echo

Mungkin Anda sudah mendengar kabar baik dan buruk terkait ajang Bllizzcon 2018 minggu lalu. Di sana, fans yang mengharapkan eksistensi dari sekuel Diablo dikecewakan oleh penyingkapan Diablo Immortal untuk perangkat bergerak. Namun para gamer Overwatch dimanjakan oleh penayangan film animasi pendek baru beserta pengumuman beberapa hero sekaligus.

Menariknya lagi, film animasi bertajuk ‘Reunion’ tersebut punya kaitan erat dengan karakter-karakter anyar Overwatch. Reunion difokuskan pada sang koboi Jesse McCree sembari memperkenalkan Ashe dan Echo, masing-masing adalah hero ke-29 dan ke-30 Overwatch. Film juga mengisahkan apa yang sebelumnya terjadi di map Route 66, menjelaskan mengapa ada puing-puing kereta dan apa isi dari payload yang selama ini diperebutkan para pemain.

Singkatnya, Elizabeth Caledonia alias Ashe adalah pemimpin dari Gang Deadlock. Di film Reunion, ia beserta anak buahnya mencoba mencuri muatan kereta dengan meledakkannya. Tapi rencana tersebut berhasil digagalkan oleh McCree. Dan di penghujung cerita, akhirnya kita mengetahui bahwa muatan misterius tersebut berisi robot omnic yang dahulu pernah menjadi rekan McCree. Robot ini bernama Echo.

Detail mengenai Echo belum diketahui, namun informasi rinci terkait Ashe sudah tersedia di situs PlayOverwatch.com. Ashe didesain sebagai hero ‘damage‘. Di bulan Juni kemarin, Blizzard Entertainment memutuskan untuk menggabungkan kategori offense dan defense menjadi damage karena peran keduanya di tiap tim telah mengabur. Sering kali gamer menggunakan hero menyerang untuk bertahan atau sebaliknya.

Dalam bertempur, Ashe mengandalkan senapan repeater andalannya yang ia namai The Viper. Ashe juga dapat menggunakan Coach Gun ala senapan tabur untuk mendorong musuh yang menghalangi jalannya, serta memanfaatkan dinamit buat membakar lawan dan memberikan efek damage over time. Dinamit bisa sekadar dilempar atau ditembak untuk meledakkannya tanpa perlu menunggu.

Sebagai skill ultimate-nya, pemimpin gang Deadlock itu juga dapat memanggil teman omnic-nya, robot bernama Bob. Ketika diperintah buat membantu Ashe, Bob akan terjun ke medan tempur, bergerak secara otomatis dan membuat lawan-lawannya terpental ke udara (mirip efek Primal Rage punya Winston) serta menyerang dengan menggunakan senapan mesin.

Buat sekarang, belum diketahui kapan Ashe bisa dimainkan. Seperti sebelum-sebelumnya, Blizzard akan melakukan pengujian terlebih dulu di server tes sebelum hero baru ini bisa diakses oleh semua pemain baik di PC, PlayStation 4 atau Xbox One. Baru setelah itu, mungkin kita akan mendengar detail lebih lanjut soal Echo.

Ashe dan Bob, Overwatch 1

Via Polygon.

Hero Baru Overwatch Ialah Hamster yang Mempunyai Kemiripan Dengan Miley Cyrus

Selain konten yang terus ditambah dan komitmen Blizzard buat memuaskan fans lewat film sampai komik, keberagaman pilihan hero juga menjadi daya tarik utama Overwatch. Karakter-karakter tersebut non-stereotype, datang dari berbagai negara, punya latar belakang – bahkan mewakili spesies – berbeda. Dan lewat pengenalan tokoh baru kemarin, Winston tak lagi jadi satu-satunya ‘hewan pintar’.

Melalui publikasi video origin story di YouTube, Blizzard Entertainment menyingkap hero Overwatch ke-28. Dan Anda mungkin penasaran mengapa judul artikel ini aneh. Karakter baru tersebut adalah seekor hamster atau marmot mutan bernama Hammond yang mampu mengendalikan mecha. Bersama robot tersebut, terciptalah persona Wrecking Ball – seperti judul lagu Miley Cyrus. Wrecking Ball sudah bisa Anda jajal dengan bergabung dalam Public Test Region.

Desain karakter Wrecking Ball segera mengingatkan saya pada kombinasi antara D.Va dan Winston. Berdasarkan cerita permainan, Hammond tinggal di fasilitas riset Horizon Lunar Colony di bulan, lokasi yang juga ditinggali oleh Winston sebelum para gorila memberontak dan menyerang ilmuwan di sana. Dalam pelarian diri mereka, Winston dan Hammond terpisah, dan sang marmot mendarat di daerah pedalaman Australia.

Wrecking Ball, Overwatch 1

Seperti Winston dan D.Va, Wrecking Ball merupakan karakter yang dispesialisasikan sebagai tank. Itu berarti ia dirancang buat menerima serangan lawan. Mecha milik Hammond dibekali senjata otomatsi Quad Cannon, mampu mengubah wujudnya menjadi bola untuk bergerak lebih cepat, lalu bisa meluncurkan Grapling Claw buat mengubah posisinya sembari menjatuhkan lawan yang berada di lintasan Anda.

Wrecking Ball, Overwatch 2

Melihat kemampuannya itu, Wrecking Ball merupakan hero tank dengan tingkat mobilitas cukup tinggi. Ia dilengkapi satu skill crowd control bertajuk Piledriver. Dengan mengaktifkannya, Hammond akan lompat ke udara dan menghantam tanah, memberikan kerusakan bagi lawan di area benturan tersebut. Untuk bertahan, sang marmot bisa menyalakan Adaptive Shield. Kemudian sebagai skill ultimate-nya, Wrecking Ball akan menyebar ranjau di area yang Anda pilih.

Wrecking Ball, Overwatch 3

Belum diketahui kapan Wrecking Ball dapat dimainkan oleh pemain di console serta mereka yang tidak perpartisipasi dalam PTR. Namun dengan kemunculannya di server tes, kita boleh berasumsi sang hamster akan hadir tak lama lagi.

Sedikit trivia menarik: nama Hammond dan hamster/marmot sebagai spesiesnya boleh jadi terinspirasi dari serial otomotif Top Gear dan The Grand Tour. Di sana, presenter Jeremy Clarkson sering mengejek rekan sejawatnya, Richard Hammond, dengan panggilan ‘Hamster’.

Sumber: PlayOverwatch.com.

Blizzard Ungkap 10 Hero Overwatch Favorit Pemain di Competitive Play

Dengan dimulainya musim kompetitif kesembilan, ditambah lagi sejumlah agenda event in-game, belakangan saya terpanggil lagi untuk bermain Overwatch sembari memoles kembali refleks dan keakuratan yang mulai menumpul. Vakum selama setahun lebih, saya melihat ada banyak sekali perubahan dalam permainan, baik dari sisi teknis hingga gameplay.

Salah satu alterasi yang paling kentara adalah kemampuan sejumlah karakter, misalnya kemampuan ressurect Mercy yang tidak lagi jadi ultimate, lalu ada penambahan kapabilitas micro missile buat D.Va. Buat saya, sesi quick play terasa menantang, apalagi sistem matchmaking Overwatch hampir selalu menghadapkan saya pada lawan-lawan dengan frame potret perak atau emas, plus bintang-bintang.

Mungkin selain berlatih dari nol, hal lain yang bisa saya lakukan adalah mempelajari karakteristik para gamer Overwatch saat ini. Dan kabar baiknya, game director Jeff Kaplan baru saja mengungkap daftar 10 hero Overwatch favorit para pemain yang berpartisipasi dalam Competitive Play Season 9, dijabarkan berdasarkan tingkatan/tier kemampuan gamer. Ini dia:

 

Bronze

  1. D.Va
  2. Mercy
  3. Junkrat
  4. Moira
  5. Reinhardt
  6. Soldier: 76
  7. Lucio
  8. Genji
  9. Roadhog
  10. Ana

 

Silver

  1. D.Va
  2. Moira
  3. Mercy
  4. Junkrat
  5. Reinhardt
  6. Soldier: 76
  7. Lucio
  8. Genji
  9. Roadhog
  10. Ana

 

Gold

  1. D.Va
  2. Moira
  3. Mercy
  4. Reinhardt
  5. Soldier: 76
  6. Junkrat
  7. Genji
  8. Roadhog
  9. Lucio
  10. Ana

 

Platinum

  1. Moira
  2. D.Va
  3. Mercy
  4. Genji
  5. Reinhardt
  6. Roadhog
  7. Ana
  8. Zenyatta
  9. McCree
  10. Soldier: 76

 

Diamond

  1. Moira
  2. D.Va
  3. Genji
  4. Mercy
  5. Roadhog
  6. Zenyatta
  7. Ana
  8. McCree
  9. Tracer
  10. Reinhardt

 

Master

  1. D.Va
  2. Moira
  3. Mercy
  4. Genji
  5. Zenyatta
  6. Roadhog
  7. Tracer
  8. McCree
  9. Ana
  10. Winston

 

Grandmaster

  1. D.Va
  2. Tracer
  3. Zenyatta
  4. Moira
  5. Genji
  6. Roadhog
  7. Lucio
  8. Mercy
  9. Winston
  10. McCree

Fakta paling menarik dari pengungkapan ini adalah bagaimana D.Va hampir selalu menjadi hero idola gamer di hampir semua tier, kecuali Diamond dan Platinum – di mana posisinya disusul oleh Moira. Moira sendiri selalu masuk dalam golongan lima besar karakter favorit – lebih sering digunakan dibanding Mercy.

Overwatch

Daftar di atas juga menunjukkan bahwa ada perbedaan karakteristik antara pemain dari tier rendah dengan tingkatan lebih tinggi.

Pertama, gamer Bronze sampai Platinum umumnya memilih Reinhardt sebagai tank. Tapi di skill lebih tinggi, pemain lebih memfavoritkan Roadhog. Lalu hero offense dengan formula gameplay simpel seperti Soldier: 76 cukup populer di tier Bronze hingga Platinum, namun tokoh-tokoh ‘yang sulit dimainkan’ semisal Genji dan Tracer marak dipakai oleh para pemain veteran.

Genji dan Tracer merupakan karakter menarik. Keduanya sangat mematikan, tapi butuh latihan intensif agar pemain dapat memaksimalkan seluruh kemampuan mereka. Karena biasanya hero support lebih dibutuhkan dalam quick match, maka cara terbaik untuk mengasah kemampuan sebagai Genji dan Tracer adalah dengan bermain bersama teman.

Blizzard Resmi Perkenalkan Hero Overwatch ke-27, Yaitu Putri Bungsu Torbjörn

Saat Blizzard mulai men-tease agenda untuk memperkenalkan karakter Overwatch baru minggu lalu melalui tweet dan blognya, gamer melihat ada dua kandidat hero yang betul-betul berbeda: seorang prajurit bernama Emre Sarioglu dan putri dari hero defense Torbjörn. Tokoh ini pertama kali diperkenalkan lewat film animasi Honor and Glory yang tayang bulan November silam.

Asumsi gamer ternyata tepat. Beberapa jam lalu, Blizzard Entertainment akhirnya resmi mengumumkan bahwa Brigitte Lindholm merupakan hero Overwatch ke-27 – dispesialisasikan buat pertempuran jarak dekat. Tebakan saya kemarin juga tidak keliru. Mengingat karakter melee sudah dihadirkan untuk kelas tank (Reinhardt) dan offense (Doomfist), Brigitte didesain sebagai hero support.

Sebagai putri bungsu dari Torbjörn, Brigitte malah mempunyai lebih banyak kesamaan dengan Reinhardt Wilhelm yang menjadi ayah baptisnya. Hal ini bisa Anda lihat dari kostum full-armor yang Brigitte kenakan serta senjata utamanya, yaitu ‘gada roket’ (mirip Rocket Hammer punya Reinhardt). Tentu saja sebagai hero support, tugas utama Brigitte sendiri bukanlah untuk menerima damage, tapi buat membantu rekan-rekannya.

Brigitte dibekali tiga skill ‘dukungan’: Repair Pack untuk mengobati kawan serta menambah health melewati batasan maksimal mereka (via armor); Barrier Shield, tameng energi (versi kecil dari Barrier Field Reinhardt) yang bisa menyerap serangan musuh; serta Inspire, yakni skill healing pasif. Skill ultimate Brigitte adalah Rally, berfungsi buat mempercepat gerakan teman-temannya dan memberikan mereka armor tambahan

Dalam pertempuran, Rocket Flail Brigitte bisa menjangkau jarak cukup jauh dan mengenai beberapa musuh sekali pukul. Selain itu ia bisa melempar gada tersebut (Whip Shot) untuk menghantam dan menjatuhkan lawan yang berada di luar jangkauannya. Brigitte juga bisa melesat maju dan membenturkan tamengnya ke musuh (Shield Bash), membuat mereka jadi tidak sadarkan diri.

Brigitte Lindholm

Brigitte Lindholm adalah karakter support ketujuh. Melihat kemampuannya lebih jauh, ia didesain untuk mengobati kawan-kawannya sembari menekan garis pertahanan terdepan tim lawan. Repair Pack dapat digunakan di momen-momen darurat, lalu Whip Shot bisa berguna buat memecah formasi musuh. Selanjutnya, Shield Bash bisa dimanfaatkan ketika menyerang ataupun bertahan.

Para pemain Overwatch sudah bisa menjajal Brigitte dengan bergabung ke server PTR (Public Test Region).

Saat artikel ini ditulis, page khusus karakter Brigitte maasih belum rampung. Laman tersebut belum menampilkan demonstrasi skill-skill berbeda seperti di page hero lain, lalu developer juga belum mengunggah screenshot-screenshot resmi karakter ini.

Hero Baru Overwatch Adalah Seorang Healer Sekaligus DPS

Ada banyak kejutan yang Blizzard ungkap di BlizzCon 2017. Di sana, mereka mengumumkan expansion pack baru World of Warcraft bertajuk Battle for Azeroth, menyingkap agenda penyediaan server Classic WoW buat mengembalikan gameplay MMORPG itu ke akarnya, hingga mentransformasi StarCraft 2 menjadi permainan free-to-play. Dan tentu saja, Overwatch tidak dilupakan.

Di acara video game tahunan mereka itu, Blizzard Entertainment memperkenalkan karakter Overwatch ke-26 bernama Moira O’Deorain. Moira adalah seorang ahli genetika, dan didesain untuk jadi ‘hero‘ kelas support. Namun bukan Blizzard namanya jika mereka tidak menawarkan sesuatu yang baru. Berbeda dari anggota keluarga support lain, Moira kabarnya siap berperan sebagai healer sekaligus DPS.

Dalam pertempuran, Moira dibekali perangkat Biotic Grasp di kedua tangannya. Unit di tangan kiri berfungsi untuk mengobati kawan-kawannya, sedangkan unit di tangan kanan ialah alat buat menumbangkan musuh. Berdasarkan video yang diunggah developer, mode serang dari Biotic Grasp menyerupai Photon Projector punya Symmetra yang dapat mengunci target, sedangkan output kemampuan healing mirip semprotan Endothermic Blaster milik Mei.

Moira juga memiliki kemampuan memproyeksikan Biotic Orb: bola energi yang dapat memantul untuk mengobati kawan atau menyakiti lawan – lagi-lagi mirip Symmetra, khususnya serangan sekunder Photon Projector yang muncul berupa bola. Lalu buat membantunya menyusup atau melarikan diri dari sergapan musuh, Moira bisa memanfaatkan Fade, yaitu skill teleportasi berjarak pendek ala Reaper.

Moira, Overwatch 1

Lalu untuk kemampuan ultimate-nya, Moira bisa mengeluarkan Coalescence: tembakan sinar jarak jauh yang dapat menyembuhkan teman-temannya sembari menguras health lawan meski mereka mencoba berlindung dengan barrier atau shield.

Moira sebetulnya lebih tepat disebut villain ketimbang hero. Blizzard mengisahkan bahwa Moira ialah ilmuwan brilian yang kontroversial. Sebagai seorang pakar rekayasa genetika, tak jarang praktek penelitiannya melampaui batasan moral. Moira awalnya bertugas di bawah naungan Blackwatch, divisi pasukan khusus Overwatch; namun setelah Overwatch dibubarkan, ia tak keberatan diperkerjakan oleh organisasi kriminal Talon.

Moira, Overwatch 2

Melengkapi pengumumkan karakter tersebut, developer juga menyingkap peta hybrid anyar bertitel Blizzard World. Map ini bisa dibilang istimewa karena mengambil latar belakang taman rekreasi fiktif buatan Blizzard ala Disney World. Ada kemungkinan, baik Moira serta Blizzard World baru akan tersedia di tahun depan.

Selain itu, sang publisher turut memublikasikan film animasi Overwatch kedelapan berjudul Honor and Glory dengan Reinhardt sebagai bintangnya – dapat Anda saksikan di bawah ini.

Sumber: PlayOverwatch.com.

Blizzard Perkenalkan Hero Overwatch Baru, Seorang Gadis Hacker Bernama Sombra

Sombra merupakan salah satu topik pembahasan seru komunitas Overwatch sejak Blizzard dengan sangat halus mengungkap berbagai petunjuk mengenai keberadaan karakter ini. Informasinya sempat tercampur aduk, sehingga banyak gamer mengira Sombra dan Ana (hero pertama paska rilis Overwatch) sebagai satu tokoh yang sama. Faktanya tidak seperti asumsi para pemain.

Di ajang BlizzCon 2016 yang berlangsung minggu lalu, Blizzard Entertainment akhirnya meluruskan segala tebak-tebakan itu dengan mengumumkan Sombra secara resmi via sejumlah video: pertama lewat dua trailer pendek bertajuk ‘coming soon‘, dan selanjutnya melalui film animasi pendek Overwatch ke-6 dengan judul Infiltration. Silakan simak semuanya di bawah.

Dan ini dia film animasi 3D-nya. Film ini mengambil latar belakang lokasi yang cukup akrab bagi pemain Overwatch, di-setting di map Volskaya Industries.

Seperti Soldier: 76 dan Reaper, Blizzard memperkenalkan Sombra tanpa menyebutkan nama asli sang karakter. Namun tidak seperti kedua tokoh itu, kali ini developer betul-betul menjaga anonimitasnya. Sombra berperan sebagai hero offense, memiliki spesialisasi pada kemampuan menghilang dan meretas -berfungsi untuk merontokkan pertahanan lawan – dan mengandalkan pistol mesin buat menumbangkan musuh-musuhnya.

Sombra awalnya didesain sebagai tokoh bernama Omniblade, yaitu ninja bersenjata shuriken dan kunai, sebelum Blizzard memutuskan buat merancang karakter Genji dan Hanzo. Setelah proses pematangan ide lebih lanjut, akhirnya terlahirlah seorang gadis hacker manipulatif dengan kemahiran menyusup. Sayangnya kejutan yang sedang Blizzard siapkan sempat rusak karena keberadaan Sombra bocor lima hari sebelum BlizzCon 2016 dilaksanakan.

Sombra 2

Sombra merupakan hero Overwatch pertama yang dibekali kemampuan menghilang. Skill tersebut Blizzard namai Thermoptic Camo, membuatnya tak bisa dilihat lawan dalam periode singkat. Ketika dinyalakan, gerakan Sombra jadi lebih cepat – syaratnya ia tak boleh menyerang, mengaktifkan skill lain atau terkena serangan.

Selanjutnya, Sombra dapat meretas dan menghentikan lawan memakai skill mereka, serta melakukan teleport (berpindah lokasi) via Translocator. Lalu untuk kemampuan ultimate-nya sendiri, Sombra dibekali EMP: mematikan seluruh perisai lawan, mengekspos mereka dari serangan.

Sombra sudah bisa dijajal di Public Test Region, dan developer masih terus menyeimbangkan skill-skill-nya karena sejauh ini sang hacker masih terlalu efektif dalam mengalahkan hero-hero lain. Setelah proses balancing rampung, Sombra akan segera hadir di server biasa.

Sumber: PlayOverwatch.com.