Apple Ungkap Generasi Baru iMac dan iPad Pro yang Dibekali Chip M1

November lalu, Apple menyingkap MacBook Air, MacBook Pro, dan Mac Mini yang dibekali prosesor bikinannya sendiri. Hampir setengah tahun berselang, giliran iMac yang menyusul membawa chip bernama M1 tersebut. Namun tidak seperti tiga perangkat sebelumnya yang sebatas mengusung jeroan baru, iMac versi M1 ini benar-benar didesain ulang dari nol.

Sebagai sebuah system-on-a-chip (SoC), premis yang ditawarkan M1 adalah bagaimana komponen-komponen seperti prosesor, GPU, maupun RAM dapat disatukan, sehingga pada akhirnya perangkat bisa dibuat jadi lebih ringkas. Demikianlah filosofi di balik desain baru iMac. Seperti yang bisa kita lihat, bagian belakangnya tidak lagi cembung seperti sebelumnya.

Tebalnya tercatat cuma 11,5 mm, dan secara keseluruhan volumenya menyusut hingga 50% dibanding generasi sebelumnya. Keseluruhan logic board-nya diposisikan di bawah layar, dan sistem pendinginnya disederhanakan menjadi sepasang kipas berukuran kecil saja. Alhasil, iMac versi baru ini jadi punya lebih banyak ruang untuk komponen-komponen lainnya, speaker contohnya.

Secara total, iMac generasi baru ini mengemas enam buah speaker. Empat di antaranya adalah woofer yang ditempatkan bersebelahan agar dapat menghasilkan dentuman bass yang mantap dan tanpa distorsi. Lalu seperti yang bisa kita lihat juga, ukuran layarnya pun ikut bertambah besar menjadi 24 inci meski secara keseluruhan dimensinya tidak banyak berubah dibanding iMac 21,5 inci. Resolusinya tidak main-main: 4480 x 2520 pixel.

Di atas layarnya, Apple menyematkan webcam 1080p, lengkap beserta tiga buah mikrofon untuk memenuhi kebutuhan konsumen bertatap muka secara virtual selagi pandemi masih berlanjut. Urusan konektivitas, iMac baru ini mengemas sepasang port Thunderbolt 3, plus dua port USB-C ekstra pada varian yang lebih mahal.

Headphone jack (untungnya) masih bisa kita temui di sisi kiri perangkat. iMac baru ini juga mengemas colokan daya baru yang magnetis (seperti MagSafe zaman lawas tapi dengan bentuk membulat). Yang cukup menarik, adaptor dayanya turut dilengkapi port Ethernet demi meminimalkan jumlah kabel yang terdapat di atas meja.

Untuk mendampingi iMac versi M1, Apple turut memperkenalkan sejumlah aksesori dengan tujuh pilihan warna yang selaras. Satu yang paling menarik adalah Magic Keyboard, yang di versi terbarunya dilengkapi tombol khusus Touch ID untuk membaca sidik jari, dan meneruskan informasinya ke iMac secara wireless.

Di Amerika Serikat, iMac generasi terbaru ini akan segera dijual dengan banderol mulai $1.299. Varian tersebut dibekali RAM 8 GB dan SSD 256 GB. Kalau budget bukan masalah, iMac versi M1 ini juga dapat dikonfigurasikan dengan RAM 16 GB dan SSD 2 TB.

iPad Pro versi M1

Namun iMac rupanya bukan satu-satunya perangkat baru yang ditenagai chip M1. Apple juga memperkenalkan iPad Pro generasi baru yang ditenagai oleh chip yang sama, menghadirkan lompatan performa yang benar-benar signifikan tanpa mengurangi portabilitas perangkat. Pada kenyataannya, Apple sama sekali tidak mengubah desainnya.

Perangkat masih ditawarkan dalam dua ukuran layar yang berbeda: 11 inci atau 12,9 inci. Namun sekarang ada alasan kuat untuk memilih model 12,9 inci di samping sebatas mendapatkan ‘kanvas digital’ yang lebih luas. Khusus pada versi 12,9 inci, layarnya sudah menggunakan teknologi Mini LED.

Mini LED memungkinkan layar iPad Pro 12,9 inci untuk menyala sangat terang, persisnya sampai 1.600 nit (peak brightness) dengan rasio kontras 1.000.000:1. Menurut Apple, keberadaan teknologi Mini LED memungkinkan iPad Pro untuk mencapai kualitas display yang mendekati level monitor Pro Display XDR yang super-mahal.

Bagian lain yang juga ikut dirombak pada iPad Pro generasi terbaru ini adalah kamera depannya. Kini dengan sensor 12 megapixel dan lensa ultra-wide 122°, kamera depannya ini turut dilengkapi fitur auto-panning yang akan memastikan subjek tetap berada di tengah frame selagi sesi video call berlangsung.

Namun tidak bisa dipungkiri, peningkatan performa bakal menjadi alasan utama konsumen menggaet iPad Pro generasi baru ini. Keberadaan chip M1 pada dasarnya membuat performanya jadi setara MacBook Air, sehingga tidak heran apabila Apple juga menyematkan RAM dan storage yang melimpah.

Pada varian dengan RAM 8 GB, iPad Pro dapat dikonfigurasikan dengan storage 128 GB, 256 GB, atau 512 GB. Pada varian dengan RAM 16 GB, pilihan storage yang tersedia malah 1 TB atau 2 TB. Ya, penyimpanan sebesar 2 TB pada tablet dengan tebal tidak lebih dari 6,4 mm. Juga sangat menarik adalah port USB-C yang telah berevolusi menjadi Thunderbolt 3 di iPad Pro generasi baru ini.

Untuk harganya, iPad Pro 11 inci akan dijual dengan harga mulai $799, sedangkan iPad Pro 12,9 inci mulai $1.099 (gap-nya semakin jauh karena teknologi Mini LED tadi). Pada varian Wi-Fi + Cellular, semua model iPad Pro generasi baru ini telah mendukung jaringan 5G.

Apple TV 4K generasi baru

Dalam kesempatan yang sama, Apple turut memperkenalkan Apple TV 4K generasi baru yang mendapatkan sejumlah upgrade menarik. Utamanya, perangkat kini ditenagai chipset A12 Bionic seperti yang terdapat pada seri iPhone XS, sehingga kinerjanya pun jadi semakin bisa diandalkan.

Video HDR dengan frame rate tinggi kini dapat diputar dengan lancar di Apple TV 4K, demikian pula yang menggunakan format Dolby Vision. Kalau perlu, pengguna iPhone 12 Pro bahkan juga bisa meneruskan video Dolby Vision yang direkamnya ke Apple TV 4K via AirPlay.

Satu hal yang sangat menarik adalah fitur Color Balance, di mana pengguna bisa memanfaatkan iPhone-nya sebagai alat bantu kalibrasi warna layar TV. Prosesnya berjalan otomatis; pengguna hanya perlu mengaktifkan fiturnya, lalu mendekatkan layar iPhone ke layar TV dan menunggu hingga prosesnya selesai.

Di Amerika Serikat, Apple TV 4K baru ini dijual dengan harga $179. Apple juga bakal memasarkan Siri Remote baru yang keseluruhan rangkanya terbuat dari aluminium seharga $59.

AirTag

Terakhir, Apple juga mengungkap Bluetooth tracker bernama AirTag. Seperti halnya Bluetooth tracker lain, AirTag dirancang untuk disandingkan bersama benda-benda penting seperti kunci, tas, dompet, dan lain sebagainya, memancarkan informasi lokasinya di saat benda-benda tersebut sirna dari pandangan pengguna.

Cara menggunakannya terkesan mudah. Pengguna hanya perlu membuka aplikasi Find My di iPhone, maka semua unit AirTag yang dimilikinya dapat langsung dilacak dengan membunyikan suara. Khusus untuk iPhone 11 ke atas, keberadaan chip U1 dan teknologi Ultra Wideband juga memungkinkan pencarian AirTag yang lebih presisi, lengkap dengan petunjuk arah menuju ke masing-masing unit AirTag.

Tanpa harus terkejut, dimensi AirTag sangatlah mungil, dengan diameter hanya 31,9 mm, tebal 8 mm, dan berat 11 gram. Ia tahan air dan debu dengan sertifikasi IP67, dan baterai kancingnya dapat diganti dengan mudah ketika dayanya habis setelah sekitar satu tahun pemakaian.

Perangkat akan dijual seharga $29 per unit, atau dalam bentuk bundel berisi 4 unit seharga $99. Apple juga akan menjual sejumlah aksesori gantungan untuk AirTag, termasuk yang dibuat oleh brand fashion Hermes.

Sumber: Apple 1, 2, 3, 4.

Lama Tidak Mendapat Penyegaran, iMac Pro Di-discontinue

Lini komputer desktop Apple saat ini terdiri dari iMac, iMac Pro, dan Mac Pro. Namun dalam waktu dekat, salah satunya bakal hilang dari peradaban, yaitu iMac Pro. Kalau Anda membuka laman iMac Pro di online store Apple sekarang, Anda bisa melihat label bertuliskan “while supplies last” yang mengindikasikan bahwa lini produk tersebut tidak akan dilanjutkan.

Pada kenyataannya, Apple sendiri telah mengonfirmasi kepada MacRumors bahwa lini iMac Pro bakal di-discontinue ketika stoknya sudah habis. Menurut Apple, sebagian besar konsumen lebih memilih iMac 27 inci versi terbaru yang diluncurkan pada bulan Agustus 2020, dan konsumen yang mendambakan performa lebih perkasa lagi bisa melirik Mac Pro.

Sekadar mengingatkan, iMac 27 inci versi terbaru hadir membawa layar 5K dengan dukungan teknologi True Tone dan opsi finishing kaca yang matte. Pada varian termahalnya, perangkat ditenagai oleh prosesor 10-core Intel Core i9 generasi kesepuluh, GPU Radeon Pro 5700 XT, RAM 128 GB, dan SSD 8 TB. iMac Pro di sisi lain tidak pernah menerima penyegaran yang berarti semenjak pertama kali diperkenalkan di tahun 2017.

Menurut saya, sejak Apple memperkenalkan Mac Pro generasi ketiga di akhir 2019, iMac Pro pun jadi terkesan tanggung. Dari segi spesifikasi, konfigurasi termahal iMac Pro jelas tidak mungkin bisa mengalahkan Mac Pro, belum lagi soal faktor expandibility-nya. Sekarang, versi terbaru iMac 27 inci malah bisa dikonfigurasikan dengan spesifikasi yang hampir menyamai iMac Pro.

Belum lama ini, Apple juga dikabarkan sedang menyiapkan generasi baru iMac yang ditenagai oleh prosesor bikinannya sendiri, bukan lagi prosesor Intel. Generasi baru ini kabarnya juga bakal mengusung desain yang lebih modern, dengan bezel layar yang lebih tipis dan bagian belakang yang datar seperti bentuk monitor Apple Pro Display XDR.

Sumber: MacRumors.

Apple Umumkan iMac 27 Inci Versi 2020 dengan Prosesor Intel Core Generasi ke-10

Apple telah mengumumkan pembaruan untuk perangkat iMac 27 inci ke versi 2020 yang mungkin akan menjadi iMac berbasis Intel terakhir. Sebab pada acara Worldwide Developer Conference (WWDC) 2020 bulan lalu, Apple mengumumkan akan menggantikan prosesor Intel dengan Apple Silicon buatannya sendiri.

Pembaruan komputer all-in-one tersebut termasuk peningkatan kapasitas penyimpanan versi dasar, opsi CPU dengan Intel Core generasi ke-10 dan GPU yang lebih kuat. Dukungan kapasitas RAM lebih besar dan peningkatan pada layar Retina 5K.

apple-umumkan-imac-27-inci-versi-2020-1

Dari desain, iMac 27 inci tidak tampak berbeda dengan versi sebelumnya. Namun iMac anyar ini kini tersedia dengan layar kaca dalam finishing yang disebut nano-texture matte, sebelumnya hanya tersedia dengan layar kaca finishing glossy.

Teknologi nano-texture matte pertama kali dipamerkan pada perangkat monitor Pro Display XDR. Di mana akan mengurangi silau pada layar dan menyuguhkan gambar yang lebih baik di lingkungan yang cerah. Selain kaca matte, layar iMac 27 inci juga mengemas teknologi Apple True Tone untuk mengadaptasi keseimbangan warna berdasarkan pencahayaan sekitar.

apple-umumkan-imac-27-inci-versi-2020-3

Lanjut ke bagian dalam, Apple memperbarui prosesor iMac 27 inci dengan Intel Core generasi ke-10, baik opsi 6-core, 8-core, dan juga untuk pertama kalinya tersedia versi 10-core. Kemampuan grafisnya juga ditingkatkan dengan GPU AMD Radeon Pro 5000 series, opsi RAM hingga 128GB, dan penyimpanan berbasis SSD hingga 8TB.

Selain itu, Apple juga telah menambahkan chip keamanan T2 dengan bandwidth tinggi seperti jajaran komputer Apple lainnya. Kamera FaceTime 1080p juga diperbarui, termasuk mikrofon dan speakernya untuk memberikan kualitas audio yang lebih baik.

apple-umumkan-imac-27-inci-versi-2020-4

Sementara, untuk iMac 21,5 inci seluruh variannya kini menggunakan penyimpanan SSD dan iMac Pro datang dengan prosesor Intel Xeon 10-core. Harga iMac 27 inci versi dasar dibanderol mulai US$1.800 atau sekitar Rp26,2 jutaan dengan prosesor Intel Core i5 generasi ke-10 6-core 3.1GHz, RAM DDR4 8GB 2666MHz, penyimpanan SSD 256GB, dan GPU Radeon Pro 5300 6GB.

Sumber: DPreview

10 Produk Rancangan Jony Ive yang Paling Berpengaruh Selama Karirnya di Apple

27 Juni 2019 adalah hari bersejarah bagi Apple, bukan karena mereka meluncurkan produk baru yang fenomenal, melainkan karena salah satu karyawan paling berpengaruhnya memutuskan untuk hengkang. Sosok yang dimaksud adalah Jony Ive, penggawa desain di balik hampir semua produk Apple dalam lebih dari dua dekade terakhir.

Selepasnya dari Apple nanti, Jony bakal berfokus membangun firma desainnya sendiri, LoveFrom, yang dia dirikan bersama seorang desainer kawakan lain, yaitu Marc Newson. Meski tak lagi berstatus karyawan, Jony masih akan berkontribusi besar terhadap proses desain produk-produk Apple ke depannya, sebab disebutkan bahwa Apple bakal menjadi salah satu klien utama LoveFrom.

Kepergian seseorang dari suatu perusahaan semestinya tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. Namun yang kita bicarakan di sini adalah Jony Ive, yang tak bisa dipungkiri memiliki pengaruh sangat besar di bidang desain produk. Dan lagi kita juga harus ingat bahwa Apple selama ini memang memasarkan beragam produknya selagi menitikberatkan pada aspek desainnya.

Jony Ive bisa dibilang berhasil membuka mata dunia bahwa konsep minimalisme bukanlah hal buruk di dunia teknologi. Bagaimanapun juga yang terpenting dari suatu produk teknologi adalah fungsinya, dan bentuknya tinggal mengadaptasikan dengan fungsinya, seperti yang sudah lama diajarkan lewat prinsip “form follows function” sekaligus “less is more” cetusan sekolah desain asal Jerman, Bauhaus.

Di bawah pimpinan Jony, tim desain Apple berhasil menelurkan sederet produk yang memukau secara estetika sekaligus efisien kinerjanya. Seperti dijelaskan di video “Designed by Apple in California”, Jony beserta timnya memiliki studio desain dengan akses ke peralatan yang sangat lengkap, dan terkadang alat untuk menciptakan suatu bagian dari produk harus mereka buat sendiri lebih dulu.

Singkat cerita, kata “desain” dalam kamus Apple dan Jony Ive tidak terbatas pada proses sketsa atau molding saja, tapi juga mencakup proses engineering dan manufacturing sekaligus. Berikut adalah deretan karya Jony Ive yang paling ikonik, sekaligus yang dapat menggambarkan perjalanan karirnya di Apple.

iMac G3 (1998)

iMac G3

Komputer all-in-one dengan rangka transparan nan warna-warni ini merupakan produk pertama Apple di bawah kepemimpinan Steve Jobs yang kedua (beliau sempat dipecat di tahun 1985, sebelum akhirnya kembali lagi pada tahun 1996). Jony Ive sendiri resmi bergabung dengan Apple di tahun 1992, namun selama empat tahun pertamanya dia sempat beberapa kali berniat hengkang, seperti yang diceritakan lewat wawancaranya bersama Time.

Kedatangan Steve Jobs tak lama kemudian berbuah pada pengangkatan Jony Ive sebagai Vice President of Industrial Design, dan dari situlah dia mulai menunjukkan tajinya sebagai maestro desain. Produk pertamanya tak lain dari iMac G3 ini, yang tak hanya terlihat eksentrik, tetapi juga sangat fungsional di sejumlah aspek.

Eksentrik karena konsumen dapat melihat sebagian jeroannya, dan lagi Jony Ive dengan beraninya mengeliminasi floppy drive dari sebuah komputer (yang terbukti sudah benar-benar ditinggalkan beberapa tahun setelahnya). Sebagai gantinya, Jony menyematkan port USB untuk pertama kalinya pada sebuah komputer bikinan Apple, dan ini terbukti fungsional bahkan sampai sekarang.

iBook G3 (1999)

iBook G3

Setahun setelahnya, tema transparan sekaligus warna-warni masih menjadi fokus Jony beserta timnya dalam mendesain laptop anyar Apple, iBook G3. Komponen desain yang sangat unik dari laptop ini adalah bagian engselnya yang juga menjadi rumah untuk sebuah handle, sehingga iBook G3 dapat dibawa-bawa layaknya sebuah tas jinjing.

Dari segi fungsionalitas, iBook G3 tercatat sebagai laptop versi consumer pertama yang mengemas konektivitas wireless terintegrasi. Ya, meskipun sepintas kelihatannya konyol, laptop ini setidaknya berhasil mempengaruhi pabrikan laptop lain untuk ikut menanamkan konektivitas wireless sebagai fitur standar.

iPod (2001)

iPod

Selain iPhone, iPod mungkin bisa dianggap sebagai produk paling fenomenal pada masanya. Dunia kala itu sudah cukup mengenal portable CD player maupun MP3 player, akan tetapi iPod sebagai pendatang baru berhasil merebut hype-nya secara menyeluruh.

Secara estetika, desain iPod banyak terinspirasi oleh radio Braun T3 rancangan Dieter Rams. Di tangan Jony Ive dan Tony Fadell, porsi atasnya digantikan oleh layar, sedangkan lebih dari separuh sisa porsi bawahnya digantikan oleh komponen click wheel yang terdiri dari lima tombol dan satu area lingkaran untuk memudahkan scrolling ratusan lagu yang tersimpan.

iPod generasi pertama pada dasarnya juga bisa dilihat sebagai buah pertama dari kecintaan Jony Ive terhadap konsep minimalisme, dan ini terus berlanjut sekaligus bertambah matang di tahun-tahun selanjutnya.

iMac G4 (2001)

iMac G4

iMac G4 bisa dibilang mempunyai desain yang paling berbeda dibanding iMac generasi lainnya, termasuk yang baru-baru. Ini dikarenakan nyaris semua komponen elektroniknya (termasuk halnya sebuah optical drive) tertanam di semacam kubah mini yang menjadi dudukan atas layar beserta lengannya.

Lengan penyambung layarnya ini pun dapat ditolehkan ke kiri-kanan atau dinaik-turunkan sudutnya. Berhubung sasis layarnya hanya perlu mengemas komponen-komponen terkait display, dimensinya pun jadi terlihat sangat tipis pada masanya.

Awal tahun 2000-an ini juga merupakan pertama kalinya Jony Ive diberi kantor pribadi oleh Apple, dan yang boleh masuk ke ruangan tersebut hanyalah tim desain utamanya beserta sejumlah petinggi Apple, sebab semua konsep sekaligus prototipe produk yang sedang dikerjakan disimpan di sana.

iMac G5 (2004)

iMac G5

Inilah versi iMac yang menjadi acuan desain hingga sekarang. Berbanding terbalik dari iMac G4, di sini semua komponen elektroniknya disematkan di balik layar, dan dudukannya benar-benar hanya berfungsi sebagai penopang saja.

Walaupun desain bagian layarnya sangat berbeda dibanding versi iMac terkini, bisa kita lihat bahwa dudukannya yang berbentuk seperti huruf L tidak berubah banyak. iMac G5 juga dapat dianggap memulai preferensi Jony Ive terhadap material aluminium dalam berkarya, meski di sini baru bagian dudukannya saja yang terbuat dari logam ringan tersebut.

iPhone (2007)

iPhone

Sampailah kita pada produk paling berpengaruh yang pernah Jony rancang. Pada masanya, mayoritas konsumen melihat sebuah smartphone sebagai ponsel yang dilengkapi keyboard QWERTY berkat popularitas BlackBerry. iPhone dengan beraninya tampil sangat minimalis; wajahnya didominasi oleh layar sentuh 3,5 inci, yang kala itu sudah tergolong masif.

Di titik ini, kecintaan Jony terhadap material aluminium sudah mencapai titik paling matangnya, dan itu dia curahkan lewat desain iPhone generasi pertama yang tampak dan terasa logam dari ujung ke ujung.

MacBook Air (2008)

MacBook Air

Istilah “ultrabook” sama sekali belum digunakan di tahun 2008. Dua jenis laptop yang konsumen kenal kala itu adalah workstation yang berperforma kencang tapi berbodi tebal, atau netbook berukuran mini yang sangat portable, namun juga amat terbatas daya komputasinya.

MacBook Air pada dasarnya mengisi celah di antara kedua kategori tersebut. Performanya tidak tertinggal begitu jauh dari MacBook standar, akan tetapi tubuhnya yang super-tipis dan ringan membuat perangkat ini begitu portable. Untuk memberi kesan dramatis, Steve Jobs bahkan mengeluarkannya dari sebuah amplop coklat besar saat menyingkapnya ke publik untuk pertama kalinya.

Di samping memulai tren laptop super-tipis, MacBook Air juga memulai tren desain unibody, setidaknya secara internal di Apple terlebih dulu sebelum akhirnya juga diikuti oleh pabrikan-pabrikan lain.

iPad (2010)

iPad

Saat generasi pertama iPad diluncurkan, tidak sedikit yang menganggapnya sebagai sebatas iPhone versi besar. Sejarah telah menunjukkan bahwa anggapan itu salah, apalagi dengan diungkapnya iPadOS baru-baru ini.

Satu hal yang saya suka dari iPad adalah pertimbangan Jony beserta timnya mengenai aspect ratio layar yang cocok untuknya. Rasio yang dipilih adalah 4:3, dan ini membuat menggenggam iPad terasa seperti memegang sebuah majalah tebal. Bezel kiri dan kanannya yang tebal kala itu malah membantu meningkatkan ergonomi; konsumen dapat dengan mudah mengistirahatkan ibu jarinya di sana selama menggenggam perangkat.

Apple Watch (2014)

Apple Watch

Apple Watch merupakan salah satu produk paling monumental yang pernah Jony Ive rancang. Alasannya simpel: yang namanya jam tangan selalu dikaitkan dengan fashion, dan itu saja sudah bisa menggambarkan betapa pentingnya aspek desain buat produk seperti Apple Watch.

Rumor mengenai smartwatch bikinan Apple sebenarnya sudah beredar jauh sebelum 2014, dan Jony beserta timnya seakan ingin memberikan realisasi yang cukup istimewa. Apple Watch generasi pertama hadir dalam tiga varian yang masing-masing dibungkus dengan material yang berbeda: alunium, stainless steel, dan emas 18 karat.

Meski menitikberatkan pada faktor estetika, Jony dan timnya sama sekali tidak melupakan aspek fungsionalitas. Ini bisa kita lihat dari komponen digital crown milik Apple Watch, yang tak hanya memantapkan karakternya sebagai jam tangan, tapi juga berfungsi sebagai medium input yang intuitif di samping layar sentuh.

Contoh lain adalah strap dengan mekanisme lepas-pasang yang sangat mudah sekaligus presisi. Bukan cuma itu, beragam jenis gespernya juga didesain agar praktis untuk diakses selagi masih kelihatan elegan.

iPhone X (2017)

iPhone X

Dalam rangka memperingati ulang tahun iPhone yang ke-10, Jony yang di titik ini telah menjabat sebagai Chief Design Officer dipercaya untuk merancang ponsel generasi baru yang benar-benar banyak meninggalkan elemen-elemen khas para pendahulunya. Tentu saja itu turut didukung oleh kemajuan teknologi dibandingkan saat iPhone generasi pertama diluncurkan, dan dari situ terlahir iPhone pertama yang tidak mengemas tombol Home.

Keistimewaan lain iPhone X dari sudut pandang desain adalah, ia bisa dikatakan tidak memiliki bezel bawah. Semua ponsel lain yang mengadopsi tren bezel-less kala itu (bahkan hingga sekarang) masih memiliki ‘dagu’.

Jony beserta timnya berhasil merancang ponsel tanpa dagu berkat penggunaan panel OLED fleksibel yang bagian bawahnya dapat ditekuk ke belakang, sehingga komponen yang menyambungkan panel layar ke logic board pun bisa diposisikan di belakang layar. Di ponsel lain, area dagu ini dibutuhkan untuk mengakomodasi konektor layar dan logic board tersebut.

iMac Pro dengan Prosesor 8-Core dan 10-Core Resmi Dipasarkan Mulai 14 Desember

PC (Windows) untuk gamer dan konsumen secara umum, Mac untuk kalangan profesional; kurang lebih seperti ini anggapan sederhana mayoritas orang yang saya kenal. Kalau melihat ekosistem aplikasi yang tersedia, pendapat ini memang ada benarnya; aplikasi macam Final Cut Pro dan Logic Pro buatan Apple selama ini kerap menjadi pilihan banyak studio film dan musik kenamaan.

Kalangan profesional tentu saja mendambakan performa kelas workstation. Sayangnya, terakhir kali Apple merilis komputer yang memenuhi standar ini adalah di tahun 2013. Kendati demikian, akhir 2017 ini sepertinya bisa menjadi babak baru bagi platform macOS dengan kehadiran iMac Pro.

Diumumkan pada bulan Juni lalu, iMac Pro sederhananya merupakan Mac dengan spesifikasi paling perkasa yang bisa konsumen dapatkan – setidaknya sebelum Mac Pro generasi baru hadir suatu saat di tahun 2018. Dan seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Apple bakal mulai memasarkan iMac Pro pada tanggal 14 Desember besok.

Apple iMac Pro

Yang bakal dipasarkan lebih dulu adalah varian dengan prosesor Intel Xeon 8-core dan 10-core. Keduanya bisa dikonfigurasikan dengan RAM ECC DDR4 hingga 128 GB, SSD sampai 4 TB dan kartu grafis AMD Radeon Vega 64 16 GB. Harganya dimulai di angka $4.999 untuk konfigurasi 8-core yang terendah.

Varian paling atas yang mengemas prosesor 18-core baru akan menyusul tahun depan. Yang cukup mengejutkan, nantinya juga akan ada varian dengan prosesor 14-core, yang tidak Apple sebutkan pada event pengumumannya.

Menurut YouTuber kondang MKBHD yang cukup beruntung untuk menjajal iMac Pro dalam satu minggu terakhir, performanya terbukti sangat mumpuni. Video 8K berformat RAW bisa diedit dengan mulus dan tanpa lag, dan selama itu perangkat tetap hening dan tidak menunjukkan tanda-tanda kewalahan. Anda bisa menyimak sendiri pendapatnya dalam video di bawah ini.

Sumber: 9to5Mac.

Apple Umumkan iMac Pro, iMac 5K dengan Performa Kelas Workstation

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Apple akhirnya mengumumkan iMac Pro secara resmi pada ajang WWDC 2017 semalam. Perangkat ini secara spesifik dirancang dan ditujukan untuk konsumen yang menganggap iMac 5K dengan konfigurasi maksimum pun belum cukup untuk kebutuhan profesionalnya.

Secara desain, iMac Pro sangat identik dengan lini iMac yang sudah ada sekarang, hanya saja seluruh bodinya dibalut oleh warna space gray yang membuatnya tampak begitu seksi. Layarnya pun sama: 27 inci, dengan resolusi 5120 x 2880 pixel dan tingkat kecerahan 500 nit dan dukungan wide color gamut.

Andai Darth Vader sedang mencari komputer all-in-one, pasti iMac Pro yang dia pilih / Apple
Andai Darth Vader sedang mencari komputer all-in-one, pasti iMac Pro yang dia pilih / Apple

Yang berubah drastis adalah performanya. Apple membidik performa kelas workstation lewat iMac Pro. Misi itu mereka capai dengan pilihan prosesor Intel Xeon 8-core, 10-core atau 18-core. Kinerja grafisnya dipercayakan pada GPU AMD Radeon Pro Vega yang memiliki bandwidth memory begitu besar (8 GB atau 16 GB), dengan daya komputasi maksimum 22 teraflop.

Di sektor RAM, ada memory tipe ECC DDR4 dengan kecepatan 2666 MHz dan pilihan kapasitas 32 GB, 64 GB atau 128 GB. Media penyimpanannya mengandalkan SSD berkapasitas 1 TB, 2 TB atau 4 TB, tergantung pilihan konsumen. Semua ini turut didampingi oleh sistem pendingin baru yang 80% lebih efektif ketimbang milik iMac standar.

Berkat GPU Radeon Pro Vega dan Thunderbolt 3, iMac Pro bisa mengakomodasi hingga 2 layar 5K eksternal / Apple
Berkat GPU Radeon Pro Vega dan Thunderbolt 3, iMac Pro bisa mengakomodasi hingga 2 layar 5K eksternal / Apple

iMac Pro juga begitu komplet perihal konektivitas. Mengintip bagian belakangnya, Anda akan disambut oleh empat port Thunderbolt 3 (USB-C), empat port USB 3.0, slot SD card yang mendukung tipe UHS-II, dan port Ethernet 10 Gb.

Apple rencananya akan mulai memasarkan iMac Pro pada bulan Desember mendatang. Harganya jelas tidak murah, mulai $4.999 untuk konfigurasi terendahnya yang ‘hanya’ mengusung prosesor 8-core, RAM 32 GB dan SSD 1 TB itu tadi.

Sumber: Apple.

Sedang Kerjakan Mac Pro Generasi Baru, Apple Juga Akan Rilis iMac Baru untuk Kalangan Pro Tahun Ini

Berbekal prosesor Intel Xeon dan sepasang kartu grafis AMD FirePro, Mac Pro merupakan komputer paling perkasa yang pernah Apple buat. Pun begitu, Desember nanti perangkat tersebut resmi berusia empat tahun, dan konsumen pun mulai berasumsi Apple sudah melupakannya.

Akan tetapi berdasarkan pertemuan para petinggi Apple dengan sejumlah media baru-baru ini, Apple sedang dalam proses mengerjakan Mac Pro generasi baru. Menurut Phil Schiller selaku salah satu pejabat eksekutif Apple, Mac Pro yang dimaksud ini bakal berubah drastis ketimbang yang dipasarkan sekarang.

Apple mengaku melakukan kesalahan dengan Mac Pro yang ada sekarang, dimana desainnya yang terlampau kompleks membuat mereka kesulitan untuk memperbarui jeroannya. Desainnya memang inovatif, tapi fleksibilitasnya menurun drastis jika dibandingkan Mac Pro generasi pertama, kira-kira demikian kesimpulan pernyataan dari Apple.

Maka dari itu, Mac Pro generasi terbaru ini nantinya akan kembali ke akarnya sebagai sistem yang modular. Dengan begitu, Apple jadi bisa lebih leluasa dalam memperbaruinya, sekaligus memenuhi permintaan kalangan pengguna profesional, yang mayoritas merupakan software developer atau videografer kelas kakap.

Kabar buruknya, kita tidak akan menjumpai Mac Pro baru ini dalam waktu dekat – tidak dalam tahun ini pastinya. Paling cepat mungkin tahun depan, tapi Apple pun tidak berani memberikan janji apa-apa. Menarik juga untuk dicatat, Mac Pro baru ini nantinya akan ditemani oleh monitor kelas pro pula, yang bisa kita anggap sebagai suksesor Apple Cinema Display.

Untuk sementara waktu, Apple hanya bisa menyajikan update spesifikasi untuk Mac Pro generasi sekarang. Konfigurasi seharga $3.000-nya sekarang mengemas prosesor Intel Xeon 6-core dan sepasang GPU AMD FirePro D500 (naik dari 4-core dan FirePro D300), sedangkan konfigurasi $4.000-nya mengusung prosesor 8-core dan sepasang GPU D700 (naik dari 6-core dan D500).

iMac untuk pro user

iMac untuk pro user ini dipastikan tidak mengemas touchscreen / Apple
iMac untuk pro user ini dipastikan tidak mengemas touchscreen / Apple

Dalam kesempatan yang sama, Apple juga menyinggung rencananya untuk merilis iMac baru yang dikonfigurasikan secara khusus untuk konsumen kelas pro tahun ini juga. Seperti apa detailnya belum diungkapkan, dan namanya juga belum tentu iMac Pro.

Satu hal yang telah dikonfirmasi oleh Apple terkait iMac baru ini adalah perangkat tidak akan mengemas layar sentuh. Berdasarkan penilaian Apple, touchscreen tidak termasuk daftar fitur yang diincar oleh kalangan pro user.

Faktor yang justru akan Apple fokuskan lewat iMac kelas pro ini adalah performa, storage dan kemudahan untuk melakukan ekspansi. Menarik, tapi saya pribadi penasaran sesuperior apa iMac baru ini ketimbang iMac 5K yang sudah ada sekarang dan sudah menjadi andalan sejumlah pengguna profesional.

Sumber: BuzzFeed 1, 2.

Apple Hadirkan iMac 21.5 Inci 4K Retina Display, Magic Mouse, Magic Keyboard 2 dan Magic Trackpad 2 Versi Baru

Apple akhirnya merilis varian iMac 21.5 inci dengan layar 4K Retina Display. Tak hanya merilis iMac terbaru, Apple juga meluncurkan versi terbaru dari perangkat input yang diberi nama Magic Mouse 2, Magic Trackpad 2 dan Magic Keyboard.

Continue reading Apple Hadirkan iMac 21.5 Inci 4K Retina Display, Magic Mouse, Magic Keyboard 2 dan Magic Trackpad 2 Versi Baru

Apple Lepas Varian Baru MacBook Pro 15 Inci dan iMac yang Lebih Terjangkau

Seperti yang diperkirakan oleh banyak orang, Apple akhirnya resmi memperbarui MacBook Pro dengan bekal layar 15 inci bersamaan dengan iMac 27 inci baru. Sebagai varian baru, idealnya memang ada inovasi segar yang ditawarkan. Trackpad Force Touch barangkali satu dari sekian fitur anyar yang paling disoroti.

Continue reading Apple Lepas Varian Baru MacBook Pro 15 Inci dan iMac yang Lebih Terjangkau

[Rumor] MacBook Air Generasi Selanjutnya Akan Dibekali Pemindai Sidik Jari?

Salah satu keunggulan Apple iPhone adalah Touch ID, alias pemindai sidik jari yang terintegrasi dengan baik dan memiliki kinerja di atas milik pesaing-pesaingnya. Komponen ini kabarnya akan mendarat di perangkat MacBook Air generasi selanjutnya. Continue reading [Rumor] MacBook Air Generasi Selanjutnya Akan Dibekali Pemindai Sidik Jari?