Intel Alihkan Fokus Divisi Wearable-nya ke Augmented Reality

Kiprah Intel di industri perangkat wearable kita ketahui lewat chipset yang menjadi otak dari smartwatch besutan New Balance dan Tag Heuer. Di samping itu, Intel sebenarnya juga punya smartwatch bernama Basis Peak – yang pengembangnya mereka akuisisi di tahun 2014 – sayang peredarannya harus ditarik karena masalah overheating.

Lalu apakah Intel menyesal dengan keputusan akuisisi tersebut? Sepertinya demikian, sebab pada bulan November tahun kemarin mereka sempat memindah tugaskan sekitar 80% dari tim pengembang Basis ke divisi lain, dan baru-baru ini CNBC melaporkan bahwa tim tersebut sudah benar-benar dihapuskan.

Dengan kata lain, Intel sepertinya sudah menyerah untuk kategori wearable. Berdasarkan informasi yang diterima dari sumber anonim lain, CNBC bilang kalau New Technologies Group – divisi Intel yang sebelumnya bertanggung jawab atas segmen wearable – kini telah mengalihkan fokus sepenuhnya ke ranah augmented reality.

AR memang merupakan segmen yang bisa dibilang belum tersentuh secara maksimal, berbeda dengan VR. Intel sendiri sudah punya prototipe headset berkonsep merged reality yang dinamai Project Alloy. Kalau mereka benar tengah berfokus ke AR, bisa jadi salah satu agendanya adalah mematangkan teknologi di balik Project Alloy ini.

Lalu apakah Intel juga akan berhenti mengembangkan chipset smartwatch? Kemungkinan besar tidak, karena peralihan fokus ini hanya menyangkut divisi New Technologies Group itu saja, dan tidak ada sama sekali yang menyinggung rencana ke depan Intel untuk berhenti memasok chipset buat produsen smartwatch yang tertarik.

Sumber: Wareable dan CNBC.

Intel Perkenalkan VR Headset dengan Konsep Merged Reality

Raksasa teknologi Intel baru-baru ini memperkenal virtual reality headset. Masih berupa prototipe dan dijuluki Project Alloy, headset ini unik karena mengusung konsep “merged reality“.

Merged reality gampangnya bisa dianggap sebagai kebalikan dari augmented reality. AR seperti yang kita tahu dari game Pokemon Go bisa memproyeksikan objek virtual ke dunia nyata. Merged reality di sisi lain sanggup memproyeksikan objek nyata ke dalam dunia virtual.

Dalam kasus Project Alloy, headset ini telah dibekali dengan sepasang kamera 3D Intel RealSense, memungkinkannya untuk mendeteksi pergerakan tangan dan jari-jari pengguna secara real-time. Pada prakteknya, pengguna bisa memanipulasikan objek virtual menggunakan tangannya, tanpa bantuan controller sama sekali.

Contoh penerapan merged reality pada Project Alloy / Intel
Contoh penerapan merged reality pada Project Alloy / Intel

Saat didemonstrasikan di ajang Intel Developer Conference, tampak bahwa teknologi yang digunakan Project Alloy sejauh ini masih belum begitu sempurna. Proyeksi tangan pengguna di dalam dunia virtual terlihat pixelated dan hanya akan muncul ketika berada di bagian tengah pandangan pengguna.

Kendati demikian, potensi penggunaannya sangat luas, seperti bisa dilihat dari kemampuannya memproyeksikan wajah seseorang yang berdiri di depan pengguna ke dalam dunia virtual secara real-time. Project Alloy juga bisa beroperasi secara nirkabel, mengingat ia memiliki unit baterainya sendiri.

Project Alloy juga bisa memproyeksikan wajah seseorang di hadapan pengguna secara real-time / Intel
Project Alloy juga bisa memproyeksikan wajah seseorang di hadapan pengguna secara real-time / Intel

Namun sayang Project Alloy sepertinya tidak akan diteruskan hingga menjadi produk untuk konsumen umum dalam waktu dekat. Intel lebih memilih menawarkan teknologi yang dipakai Project Alloy ke pabrikan lain yang tertarik mulai tahun depan.

Sumber: TheNextWeb dan BBC.