Yahoo Kembalikan Koprol Kepada Para Founder, Koprol 2.0 Mungkin Akan Hidup Kembali

Yahoo! mengumumkan hari ini lewat rilis pers bahwa mereka akan mengembalikan hak cipta yang berhubungan dengan Koprol para para founder mereka, Fajar Budiprasetyo, Satya Witoelar, dan Daniel Armanto, yang telah meninggalkan Yahoo awal bulan ini setelah pengumuman ditutupnya layanan Koprol awal bulan Juni. Ini berarti kepemilikan nama, domain, dan merek dagang dari Koprol kembali milik para founder mereka.

Dalam pengumumannya, co-founder Koprol dari Satya Witoelar mengatakan, “Yahoo! telah bekerja sama dengan kami dan kami sampai pada hasil yang memuaskan kedua belah pihak dan kami sangat puas dengan keputusan ini.”

Koprol diakuisisi tahun 2010 dan dirayakan oleh komunitas startup di Indonesia sebagai contoh keberhasilan dari usaha pengembangan layanan Internet asal Indonesia. Sayangnya meskipun besar dorongan untuk mendapatkan lebih banyak pengguna dan pengenalan dari berbagai fitur baru di Koprol setelah akuisisi, layanan ini tidak pernah mendapatkan popularitas yang cukup besar di luar Indonesia.

Continue reading Yahoo Kembalikan Koprol Kepada Para Founder, Koprol 2.0 Mungkin Akan Hidup Kembali

Yahoo Returns Koprol to Its Founders, Koprol 2.0 May Yet Survive

Yahoo announced today via a press release that it is handing back all intellectual properties relating to Koprol to its founders, Fajar Budiprasetyo, Satya Witoelar, and Daniel Armanto, all of whom have left Yahoo earlier this month following the announcement of the service’s shutdown in late June. This means ownership of the name, domain, and trademarks of Koprol returns to the founders.

In a statement, Koprol co-founder Satya Witoelar said, “Yahoo! worked closely with us to arrive at an amicable outcome and we are very pleased with this decision”

Continue reading Yahoo Returns Koprol to Its Founders, Koprol 2.0 May Yet Survive

Indonesia Menjadi yang Terburuk dan Terbaik Untuk Urusan Kekayaan Intelektual

Kekayaan intelektual adalah salah satu isu perdagangan yang selalu dihadapi oleh Indonesia dan orang Indonesia ketika berbicara tentang perdagangan komersil dengan negara lain, terutama Amerika Serikat. Laporan terakhir dari United States Trade Representative tentang perlindungan dan penegakkan kekayaan intelektual (USTR Special Annual Report 301) menempatkan Indonesia kembali dalam daftar prioritas waspada. Daftar ini digunakan sebagai hambatan perdagangan untuk memaksa negara-negara yang dianggap tidak patuh, untuk menerapkan langkah-langkah yang memadai menurut regulator AS, untuk mengurangi dan menghapus pelanggaran hak kekayaan intelektual.

Beberapa pihak berpendapat bahwa laporan ini dibuat sewenang-wenang dan menggelikan. Mike Masnick dari TechDirt menujukkan fakta bahwa Kanada, walaupun memiliki pertaturan kekayaan intelektual yang lebih ketat dari AS, dianggap sebagai salah satu negara terburuk dalam hal perlindungan kekayaan intelektual.

Continue reading Indonesia Menjadi yang Terburuk dan Terbaik Untuk Urusan Kekayaan Intelektual

Indonesia Among The Worst and The Best in Dealing With Intellectual Property

Intellectual property is one of the major trade issues that Indonesia and Indonesians seem to always stumble over when it comes to commercial trades with other nations, especially with the United States. The latest report by the United States Trade Representative on intellectual property protection and enforcement (USTR Special Annual Report 301) puts Indonesia on priority watch list again. This list is used against non-conforming nations as a trade barrier to force countries to implement measures deemed to be adequate, according to US regulators, to reduce and eliminate IP rights violations.

Some argue that the list is arbitrary and ridiculous. Mike Masnick of TechDirt points out the fact that Canada, despite having stricter IP laws than the US, is considered among the worst countries in the world in protecting intellectual property.

Continue reading Indonesia Among The Worst and The Best in Dealing With Intellectual Property

When a Company Being Assessed by How Many Patents They Hold

After the acquisition of (patent held by) Nortel then Motorola Mobility, suddenly patent became something important and priceless. In the USA, the value of the patent may higher then gold. In the time when innovation is less than it used to be and all people tend to create the same things, there is a nightmare spread by the patent holder, ROYALTY, and hundred million will be taken under the law.

Let’s see the hot news from Sillicon Valley. InterDigital and Kodak suddenly became the trend because their on-sale status and the numbers of patents they held. Palm, again, became the byword after HP stopped its device development, simply because Palm has webOS and thousands of patents. Most of us, in fact, haven’t heard the name of InterDigital, but it has been targeted by giant companies like Apple and Qualcomm.

What does actually happen? Only by doing a little slip will make a company accused for violating other’s intellectual properties and should pay for about hundreds million or event billion dollars. The worse thing is the long steps of law procedures. It may take months in the court. Moreover, it will take much money to pay the lawyer. After the court, suddenly the patent holder get significant income from outside of its business core. For me, it’s pathetic. The patents war will be tiring and not support the innovation. It tends to be contra productive.

Continue reading When a Company Being Assessed by How Many Patents They Hold

Ketika Perusahaan Divaluasi Berdasarkan Jumlah Paten yang Dimilikinya

Setelah akuisisi terhadap (paten yang dimiliki oleh) Nortel dan kemudian Motorola Mobility, tiba-tiba paten menjadi sesuatu yang penting dan berharga. Di Amerika Serikat, paten nilainya mungkin menjadi lebih mahal dari emas. Di saat inovasi menjadi sangat kurang dan semua pihak mulai menciptakan hal yang sama, ada mimpi buruk yang mulai disemaikan oleh pemilik paten ini, ROYALTI, dan ratusan juta dollar berpindah tangan berdasarkan perintah pengadilan.

Coba tengok lagi berita yang sedang “panas” di Silicon Valley sana. InterDigital dan Kodak tiba-tiba menjadi primadona karena statusnya yang on-sale dan memiliki banyak paten. Palm kembali menjadi buah bibir setelah HP menghentikan pengembangan device-nya, simply karena Palm memiliki webOS dan sekian ribu paten. Kebanyakan dari kita malah belum pernah mendengar nama InterDigital sebelumnya, tapi dia sudah menjadi incaran perusahaan raksasa macam Apple dan Qualcomm.

Continue reading Ketika Perusahaan Divaluasi Berdasarkan Jumlah Paten yang Dimilikinya