Produsen Kacamata, Pakai Teknologi Pengenal Wajah iPhone X untuk Merekomendasikan Model yang Pas

Kita sudah tahu bahwa teknologi pengenal wajah milik iPhone X merupakan evolusi dari teknologi yang digunakan Microsoft Kinect. Kombinasi sederet sensor dan kamera tersebut memungkinkan iPhone X untuk menangkap model 3D dari wajah pengguna secara mendetail, untuk kemudian dimanfaatkan untuk beragam fungsi.

Apple sendiri memanfaatkannya untuk tiga fungsi: Face ID sebagai sistem biometrik pengganti Touch ID, Animoji, dan fitur Portrait Mode serta Portrait Lighting untuk selfie. Tanpa harus terkejut, fungsinya jelas bisa dikembangkan lebih luas lagi di tangan developer.

Salah satu buktinya datang dari produsen kacamata asal AS, Warby Parker. Mereka memutuskan untuk merilis fitur khusus iPhone X pada aplikasinya, di mana wajah pengguna bakal dipetakan secara tiga dimensi, lalu datanya dipakai untuk merekomendasikan model kacamata yang paling pas.

Sebelum ini, Warby Parker sudah menawarkan cara untuk mempermudah konsumen berbelanja kacamata secara online, yakni dengan menempatkan kacamata virtual di atas foto konsumen. Namun cara baru yang memanfaatkan sistem kamera TrueDepth milik iPhone X ini jelas lebih unggul soal akurasi.

Sumber gambar: @JoannaStern (Twitter)
Sumber gambar: @JoannaStern (Twitter)

Membeli kacamata secara online memang tidak semudah membeli barang lainnya. Apa yang dilakukan Warby Parker ini murni kreativitas dari mereka. Mereka sebenarnya cuma memanfaatkan apa yang sudah ada (sistem kamera TrueDepth), tapi lalu lanjut memaksimalkan kapabilitasnya.

Tentu saja ini baru satu contoh dari manfaat yang dapat ditawarkan oleh developer terkait kecanggihan kamera depan milik iPhone X. Animoji dan beragam filter AR memang terkesan sangat fun, tapi fungsi-fungsi yang lebih berguna seperti inilah yang bisa mengamplifikasi keunikan dari sebuah perangkat.

Sumber: The Verge dan Joanna Stern (Twitter).

Aplikasi Kamera Ini Tunjukkan Cara yang Tepat untuk Memaksimalkan Layar Masif iPhone X

Ukuran bezel smartphone menyusut drastis di tahun 2017 ini. Masing-masing pabrikan punya caranya sendiri dalam mengeksekusi konsep smartphone yang nyaris tidak ber-bezel: Samsung memilih gaya desain simetris, Xiaomi memilih menempatkan kamera depan di bawah layar agar bagian atasnya sama sekali tidak memiliki bezel, sedangkan Apple memilih menyisakan sepotong bezel kecil di bagian atas.

Cara yang diambil Apple ini menuai kontroversi. Banyak yang terkesan dengan penampilan iPhone X dari depan, tapi banyak juga yang tidak suka dan merasa terganggu oleh kehadiran sepotong bezel kecil itu. Namun ini merupakan bentuk kompromi yang harus Apple tanggung guna menyematkan teknologi pengenal wajah pengganti Touch ID.

Terlepas dari itu, Apple cukup beruntung dengan komunitas developer-nya yang kreatif. Salah satu contohnya adalah developer aplikasi kamera manual Halide, yang baru-baru ini meluncurkan update demi memaksimalkan layar masif iPhone X, sekaligus mengakali potongan kecil di bagian atas layarnya itu tadi.

Perbandingan tampilan Halide 1.5 di iPhone X (kiri) dan iPhone 8 (kanan) / Chroma Noir & Rune
Perbandingan tampilan Halide 1.5 di iPhone X (kiri) dan iPhone 8 (kanan) / Chroma Noir & Rune

Secara default, iOS 11 di iPhone X menampilkan jam dan indikator sinyal beserta baterai di ujung kiri dan kanan atas layar. Developer Halide menilai bagian tersebut bisa dimanfaatkan untuk menampilkan elemen informasi yang cukup krusial, tapi hampir tidak membutuhkan interaksi dari pengguna sama sekali.

Sisi kirinya dihuni oleh histogram, sedangkan sisi kanannya menampilkan indikator exposure compensation. Penempatannya terbilang cerdas karena pengguna masih bisa memantaunya dengan mudah, tapi di saat yang sama keduanya sama sekali tidak mengganggu elemen terpenting dari sebuah aplikasi kamera, yakni viewfinder.

Hal ini tak mungkin dicapai dengan iPhone 8 dan iPhone 8 Plus tanpa menciutkan ukuran tampilan viewfinder. Tidak kalah menarik adalah, semua elemen kontrolnya diposisikan di bawah agar pengguna bisa dengan mudah mengoperasikannya memakai satu tangan – penting mengingat layar iPhone X memang jauh lebih panjang ketimbang pendahulu-pendahulunya.

Halide 1.5

Selebihnya, Halide versi 1.5 membawa sederet penyempurnaan teknis guna meningkatkan performanya. Namun yang lebih penting adalah bagaimana aplikasi ini bisa membuktikan peran besar user interface dalam memaksimalkan potensi dari sebuah perangkat.

Tanpa ada upaya dari developer seperti ini, menggunakan iPhone X bakal terasa tidak jauh berbeda dari iPhone 8 atau 8 Plus, sebab aplikasi yang belum di-update akan menampilkan bezel virtual berukuran besar di bagian atas dan bawah layar.

Halide 1.5 sendiri sekarang sudah tersedia di App Store seharga Rp 75 ribu.

Sumber: Halide via DPReview.

Skor Geekbench iPhone 8 dan iPhone X Tumbangkan Duo Samsung Galaxy S8

Smartphone terbaru Apple, iPhone 8, iPhone 8 Plus dan iPhone X menjadi pusat perhatian berkat sejumlah fitur dan kelebihan yang dibawanya. Salah satu yang dalam beberapa hari terakhir jadi sorotan adalah kinerja chipset-nya, A11 Bionic yang mengemas prosesor hexa-core berkecepatan 2.4GHz.

Chipset A11 Bionic berhadap-hadapan dengan dua buah chipset papan atas lainnya, yaitu Snapdragon 835 keluaran Qualcomm dan Exynos 8895 keluaran Samsung. Ketiganya dibangun dengan proses 10nm yang sama, tapi menurut Geekbench ketiganya menghasilkan skor performa yang berbeda-beda.

single core

Sebagaimana terlihat dalam grafik di atas, bahwa iPhone 8, iPhone 8 Plus dan iPhone X merebut tempat teratas yang sebelumnya dihuni oleh Snapdragon 835 dalam pengujian single core. Skor terakhir bahkan menunjukkan ketiga seri iPhone terbaru mencetak skor dua kali lebih tinggi ketimbang smartphone Android yang ditenagai Snapdragon 835 dan Exynos 8895.

multi core

Sementara di pengujian multi-core, performa smartphone flagship berbasis Android masih kalah jauh ketimbang iPhone 8, iPhone 8 Plus dan iPhone X. Analis percaya, chipset keluaran tahun depan yang bakal dibangun dengan proses 7/8nm belum tentu mampu mengimbangi skor yang dicetak oleh iPhone bertenaga A11 Bionic.

Sebagai catatan, chipset A11 Bionic yang tertanam di seri iPhone terbaru memiliki dua inti bertenaga tinggi dan empat inti untuk hemat daya. Berbeda dengan A10 Fusion yang hanya bisa menjalankan cluster pada satu waktu, A11 dapat menjalankan semua enam core secara bersamaan.

Sumber berita Geekbench via PhoneArena, gambar header ilustrasi iPhone X.

Teknologi Pengenal Wajah iPhone X Berasal dari Pengembang Kinect

Saat melihat iPhone X, saya akan memaklumi jika Anda berpikiran kalau sebagian besar fiturnya terkesan ‘dipinjam’ dari smartphone lain. Layar yang nyaris tanpa bezel misalnya, sudah ada sejak sekitar satu tahun yang lalu ketika Xiaomi pertama kali meluncurkan Mi Mix, lalu diikuti oleh pabrikan lain seperti Samsung, LG dan Essential.

Wireless charging malah sudah eksis sejak lebih lama lagi, begitu pula dengan teknologi pengenal wajah. Namun tidak tepat apabila kita menuding Apple meminjam teknologi pengenal wajah ini dari kompetitornya, sebab pada kenyataannya teknologi di balik Face ID berasal dari pengembang Microsoft Kinect.

Microsoft Kinect for Xbox 360

Kinect, bagi yang tidak tahu, adalah aksesori untuk console Xbox yang bertugas membaca gerakan dan menerjemahkannya menjadi input kontrol. Diumumkan pertama kali pada bulan Juni 2009, Kinect pada awalnya menggunakan teknologi racikan sebuah perusahaan asal Israel bernama PrimeSense.

Teknologi itu melibatkan sebuah proyektor dan kamera inframerah, serta chip khusus untuk mengolah datanya. Pertama-tama, proyektor akan memproyeksikan titik-titik inframerah (tidak kelihatan oleh mata telanjang) ke sebuah objek untuk dideteksi oleh kamera, sebelum akhirnya informasi yang ditangkap diproses oleh chip khusus itu tadi.

iPhone X TrueDepth camera system

Cara kerjanya sepintas terdengar mirip seperti penjelasan Apple mengenai FaceID dan sistem kamera depan TrueDepth milik iPhone X. Pada kenyataannya, PrimeSense telah diakuisisi oleh Apple pada tahun 2013, dan dari situ Apple tampaknya sudah berhasil menciptakan miniatur Kinect dan menanamkannya ke satu-satunya porsi bezel yang tersisa pada iPhone X.

Face ID bekerja dengan menganalisa lebih dari 30.000 titik inframerah yang diproyeksikan pada wajah pengguna guna membuat pemetaan wajah yang sangat presisi. Chip A11 Bionic kemudian bertugas mengolah datanya secara aman dan tanpa mengandalkan bantuan jaringan cloud sama sekali.

Apple bilang kalau Face ID tidak akan bisa dikelabui oleh foto maupun video wajah penggunanya, dan mereka yakin bahwa Face ID jauh lebih aman ketimbang Touch ID. Selain itu, Face ID juga diklaim mampu mengenali wajah pengguna meski penampilannya berubah, ketambahan jenggot atau memakai kacamata hitam misalnya.

Sumber: The Verge.

The Machines Adalah Game Multiplayer Kompetitif yang Sepenuhnya Bergantung pada AR

Dalam acara peluncuran iPhone X dan iPhone 8 kemarin, tidak kurang penekanan yang diberikan Apple terkait pentingnya augmented reality bagi mereka, bahkan lebih penting ketimbang VR yang belakangan memang mulai menurun hype-nya. Baik iOS 11 maupun hardware kedua iPhone baru tersebut sama-sama dioptimalkan untuk AR, dan ini sejatinya bisa menjadi indikasi akan besarnya industri AR ke depannya.

Sebelum ini, Ikea sudah lebih dulu menunjukkan bagaimana ARKit di iOS 11 memungkinkan mereka untuk menyuguhkan pengalaman AR yang lebih baik dari sebelumnya. AR pun tentu saja juga sangat berpotensi di bidang gaming, seperti yang ditunjukkan oleh developer game asal Tiongkok, Directive Games.

Mereka diberi kesempatan oleh Apple untuk mendemonstrasikan game terbaru mereka di panggung peluncuran iPhone 8. Game berjudul The Machines itu diklaim sebagai game multiplayer kompetitif pertama yang sepenuhnya bergantung pada augmented reality.

Tim Directive Games saat mendemonstrasikan The Machines pada acara peluncuran iPhone 8 / Apple
Tim Directive Games saat mendemonstrasikan The Machines pada acara peluncuran iPhone 8 / Apple

Dalam demonstrasinya, tampak pertempuran mematikan antar robot tengah berlangsung di sebuah medan virtual yang ditempatkan di atas meja. Perpaduan chip A11 Bionic milik iPhone 8 dan ARKit sanggup me-render jutaan polygon beresolusi tinggi secara real-time, menyajikan pengalaman bermain yang mulus di angka 60 fps.

Mengingat ini adalah game AR, tampilannya bisa diubah sesuka hati hanya dengan mengarahkan kamera iPhone atau iPad. Saat perangkat didekatkan ke meja, otomatis tampilan game-nya juga ikut diperbesar, dan yang lebih menarik, volume audionya pun ikut bertambah berkat penerapan teknologi spatial audio.

Sama seperti VR, AR sebenarnya juga bisa menyajikan sensasi seperti sedang berada di dalam game sesungguhnya, walaupun dengan cara yang berbeda. Selain via internet, multiplayer pada The Machines juga bisa dimainkan secara lokal di atas meja yang sama – siap-siap saja tubuh Anda sering berbenturan satu sama lain dengan lawan Anda.

Belum ada informasi mengenai jadwal perilisan The Machines, namun saya kira waktunya akan bertepatan dengan peluncuran iOS 11 pada 19 September nanti. Untuk lebih jelasnya, tonton sendiri video demonstrasi The Machines di bawah ini.

Via: VentureBeat.

Inilah iPhone X, Smartphone Tanpa Bezel Perdana dari Apple

2017 resmi menjadi tahun meledaknya tren smartphone tanpa bezel dengan partisipasi dari Apple. Sesuai dengan rumor yang berkepanjangan selama ini, Apple akhirnya memperkenalkan iPhone X – dibaca “ten” untuk menandakan tahun kesepuluh iPhone eksis – dan bersamanya datang desain baru yang Apple harapkan bisa menjadi standar industri smartphone dalam satu dekade mendatang.

Desain dan layar

iPhone X

Anda yang mengikuti perkembangan rumor iPhone X sebelum-sebelumnya pasti sudah tidak asing lagi dengan desainnya. Bagian depannya diisi penuh oleh layar OLED 5,8 inci beresolusi 2436 x 1125 pixel (458 ppi) yang mendukung HDR, True Tone (seperti di iPad Pro) dan 3D Touch. Apple menyebutnya Super Retina Display, dan ini semakin dibenarkan oleh rasio kontras 1.000.000:1 serta tingkat kecerahan maksimum 625 nit.

Selain layar masif tersebut, bagian depannya hanya menyisakan porsi kecil di atas yang menjadi rumah untuk sederet sensor dan sistem kamera TrueDepth. TrueDepth merupakan komponen penting dalam iPhone X yang memungkinkan realisasi sistem keamanan biometrik baru bernama Face ID. Ya, mengingat iPhone X tidak dilengkapi tombol Home, Touch ID pun harus diganti oleh sistem pengenal wajah.

iPhone X

Mulai dari membuka perangkat sampai melakukan pembayaran dengan Apple Pay, semuanya kini mengandalkan Face ID. Gabungan kamera inframerah, dot projector dan flood illuminator memungkinkan iPhone X untuk mengenali wajah pengguna secara cepat dan akurat, bahkan di malam hari sekalipun.

Semua ini dikemas dalam bodi tahan air yang memadukan material kaca dan stainless steel, mirip seperti iPhone 4 tapi dengan lekukan-lekukan yang sangat mulus. Panel belakang yang terbuat dari kaca pada akhirnya juga memungkinkan iPhone X untuk mengemas dukungan wireless charging.

Spesifikasi

iPhone X

iPhone X ditenagai oleh chip A11 Bionic yang terdiri dari prosesor 6-core dan GPU 3-core buatan Apple sendiri, dengan performa yang sudah bisa dipastikan lebih kencang ketimbang milik iPhone 7 dan 7 Plus. Kendati demikian, Apple bilang kalau A11 Bionic juga lebih irit daya dan memungkinkan baterai iPhone X untuk bertahan 2 jam lebih lama ketimbang iPhone 7.

Apple seperti biasa tidak menyebutkan seberapa besar RAM yang dimiliki iPhone X, namun bocoran yang beredar di internet mengatakan bahwa iPhone X dibekali RAM 3 GB. Apple tidak lupa menegaskan kalau A11 Bionic juga berperan penting dalam menyuguhkan pengalaman augmented reality (AR) yang immersive, dibantu oleh API ARKit pada iOS 11.

Tidak kalah menarik adalah komponen neural engine yang terdapat pada A11 Bionic. Neural engine dirancang secara spesifik untuk menunjang kinerja algoritma machine learning – salah satunya untuk fitur Face ID tadi – dengan kemampuan mengolah secara real-time hingga 600 miliar pengoperasian per detik.

Kamera

iPhone X

Beralih ke kamera, iPhone X mengemas sepasang kamera 12 megapixel yang semuanya dilengkapi optical image stabilization (OIS). Kamera yang pertama didampingi oleh lensa wide-angle f/1.8, sedangkan yang kedua ditemani lensa telephoto f/2.4, kemudian di antaranya terdapat LED flash empat warna.

Apple mengklaim kamera baru iPhone X mampu menghasilkan foto HDR yang lebih baik dan mengunci fokus lebih cepat dalam kondisi minim cahaya. Video kini bisa direkam dalam resolusi maksimum 4K 60 fps, dan mode slow-motion dapat diaktifkan dalam resolusi 1080p 240 fps.

iPhone X

Selain fitur Portrait Mode yang diperkenalkan iPhone 7 Plus, iPhone X turut mengemas fitur kelanjutannya yang bernama Portrait Lighting. Dengan fitur ini, pengguna dapat memilih untuk mengambil foto dalam lima situasi pencahayaan yang berbeda, termasuk salah satunya yang mencoba mereplikasi efek pencahayaan di panggung, dengan fokus pada subjek foto dan latar serba hitam.

Kamera depannya yang merupakan bagian dari sistem TrueDepth tadi turut mendapatkan upgrade signifikan. Kini mengemas resolusi 7 megapixel, kamera depannya bahkan juga bisa digunakan untuk mengambil selfie dalam Portrait Mode dan Portrait Lighting.

Cara pengoperasian baru

iPhone X

Hilangnya tombol Home pada iPhone X juga memaksa Apple untuk memikirkan cara baru bagi pengguna untuk mengoperasikannya. Yang pertama, seperti sudah disinggung tadi, pengguna dapat membuka iPhone X dengan menatap ke layar dan mengusapkan jarinya dari bawah ke atas layar.

Selanjutnya, untuk keluar dari aplikasi, pengguna tinggal mengusap layar ke atas dari bagian bawah. Lalu untuk berpindah dari satu aplikasi ke yang lain, pengguna dapat menerapkan gesture yang sama, tapi menahan jarinya di tengah-tengah sampai muncul deretan aplikasi yang terbuka.

iPhone X

Control Center kini dibuka dengan mengusap layar ke bawah dari bagian indikator sinyal dan baterai di atas kanan, sedangkan Siri dapat dipanggil dengan menekan dan menahan tombol Power di sisi kanan. Saya pribadi juga bertanya-tanya, “Lalu bagaimana cara mematikan iPhone X?” Sayang Apple sama sekali tidak menyinggung topik tersebut, namun saya duga opsinya bisa jadi tersedia di Control Center.

iPhone X turut memperkenalkan fitur baru pada iMessage bernama Animoji, singkatan dari animated emoji. Cara kerjanya melibatkan sistem pengenal wajah tadi yang bertugas menganalisa lebih dari 50 pergerakan otot wajah pengguna, lalu menerjemahkannya menjadi berbagai ekspresi pada karakter emoji yang berbeda-beda.

Harga dan ketersediaan

iPhone X

iPhone X bakal ditawarkan dalam dua varian kapasitas: 64 GB atau 256 GB, dengan harga masing-masing $999 dan $1.149. Kedengarannya sangat mahal memang, tapi sebagai perspektif, iPhone 7 Plus tahun lalu dibanderol $949 untuk varian dengan kapasitas terbesarnya.

Apple bakal menerima pesanan iPhone X mulai 27 Oktober mendatang, dan konsumen bisa mendapatkannya mulai 3 November. Pilihan warna iPhone X sendiri hanya ada dua, yakni silver atau space gray.

Sumber: Apple.