Agar Warganya Hidup lebih Sehat, Pemerintah Singapura Akan Bagi-Bagi Fitbit Gratis

Istilah ‘duduk ialah cara baru merokok’ memang terdengar berlebihan, namun kita tidak bisa menampik fakta bahwa kebiasaan malas bergerak menyimpan potensi penyakit yang sangat tinggi. Di Australia, ketidakaktifan menjadi pemicu kanker terbesar setelah merokok, menjadi penyebab kanker payudara dan usus besar (21 sampai 25 persen), diabetes (27 persen) dan masalah jantung (30 persen).

Baru-baru ini, sebuah inisiatif menarik dieksekusi oleh pemerintah Singapura. Demi mendorong gaya hidup yang lebih sehat, pemerintah Singapura berkolaborasi bersama Fitbit untuk membagi-bagikan unit fitness tracker kepada para penduduknya. Merupakan bagian dari program kesehatan nasional bertajuk Live Healthy SG, nantinya ada ratusan ribu masyarakat Singapura yang akan mendapatkan Fitbit Inspire HR secara cuma-cuma.

Fitbit Inspire HR merupakan salah satu varian activity tracker terbaru buatan buatan perusahaan asal San Francisco itu. Perangkat ini mendapatkan respons positif baik dari pengguna maupun media karena menyajikan fitur yang lengkap serta desain premium di harga terjangkau. Produk sebetulnya juga sudah meluncur di Indonesia di bulan April kemarin, dibanderol sedikit lebih mahal dari harga retail global, yaitu Rp 1,74 juta (retail-nya adalah US$ 100).

Meski Fitbit Inspire HR bisa diperoleh secara gratis di Singapura, tentu saja ada syarat dan ketentuan yang mesti dipenuhi. Pertama, peserta program diwajibkan untuk berlangganan layanan bimbingan premium Fitbit. Mereka perlu mengeluarkan uang sebesar US$ 10 per bulan selama satu tahun. Dan kedua, Fitbit akan mengumpulkan data-data pelanggan dan peserta harus setuju dengan hal ini.

Data-data tersebut adalah hal krusial bagi pengembangan program di masa depan serta berperan juga untuk menambah pemahaman penyelenggara – yakni Health Promotion Board Singapore – soal kesehatan dan faktor-faktor yang berkaitan dengannya. Soal privasi, Fitbit berjanji semuanya akan transparan. Peserta akan tahu secara jelas informasi-informasi apa saja yang mereka bagikan ke pemerintah.

Via CNBC, Zee Yoong Kang selaku CEO Health Promotion Board Singapore menjelaskan bagaimana program ini dimaksudkan demi memotivasi masyarakat buat hidup lebih aktif dan pelan-pelan meninggalkan kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan. Agar misinya sukses, pemerintah memutuskan buat bekerja sama dengan salah satu inovator utama di industri fitness. Proses pemilihan brand sendiri kabarnya sangat ketat, Apple bahkan turut ambil bagian di sana. Fitbit sangat beruntung mempunyai produk Inspire HR yang harganya sepertiga lebih murah dari Apple Watch.

CEO Fitbit James Park percaya diri pada kesuksesan program ini, dan memperkirakan angka partisipasi yang berpeluang mencapai satu juta orang atau sekitar 20 persen dari total populasi penduduk Singapura (5,6 juta jiwa).

CEO Fitbit Beberkan Sejumlah Detail Soal Smartwatch Kedua Mereka

Fitbit boleh merajai kategori fitness tracker, tapi mereka bisa dibilang masih cupu untuk urusan smartwatch. Buktinya? Masih banyak smartwatch yang jauh lebih menarik ketimbang Fitbit Blaze, terutama terkait desainnya. Keputusan mereka mengakuisisi Pebble dan Vector Watch sejatinya merupakan upaya mereka untuk berbenah di bidang ini.

Hingga akhirnya tibalah kita pada kabar bahwa Fitbit sedang mempersiapkan smartwatch baru yang pantas ditandingkan dengan Apple Watch. Lima bulan sejak Fitbit mengumumkannya, smartwatch tersebut masih belum kunjung datang. Pun begitu, pendiri sekaligus CEO Fitbit, James Park, kini sudah siap untuk membeberkan sejumlah detailnya.

Berbicara kepada Financial Times, beliau mengonfirmasi bahwa smartwatch baru Fitbit ini nantinya bakal mengusung bodi tahan air, kapabilitas tracking GPS yang lebih presisi dan sejumlah sensor biometrik baru. Namun yang sedikit mengejutkan, beliau juga bilang kalau konektivitas seluler bukanlah fitur yang bakal tersedia di smartwatch baru Fitbit ini nantinya.

Konektivitas LTE merupakan salah satu fitur unggulan smartwatch macam Huawei Watch 2 atau Samsung Gear S3. Fitur ini memang belum bisa dikatakan esensial, akan tetapi setidaknya smartwatch bisa jadi lebih mandiri dan tidak terus bergantung pada smartphone (atau Wi-Fi) hanya untuk melakukan hal sesimpel mengunduh aplikasi misalnya.

Namun Fitbit rupanya beranggapan berbeda. Mereka menilai skenario pemanfaatan konektivitas seluler pada smartwatch tergolong minim, dan lagi fitur ini bakal berdampak buruk pada daya tahan baterai. Singkat cerita, Fitbit lebih memilih mempertahankan daya tahan baterai ketimbang menjejalkan fitur yang jarang dipakai.

Selebihnya, informasi yang beredar baru sebatas spekulasi. Fitbit sejauh ini juga masih bungkam soal kapan smartwatch ini bakal dirilis. Andai benar, rumornya smartwatch ini akan diperkenalkan pada musim semi mendatang, sedangkan harganya diperkirakan berada di kisaran $300.

Sumber: Wareable.

Usai Akuisisi Pebble dan Vector, Fitbit Akan Rilis Smartwatch Baru Berdesain Stylish

Di saat pasar smartwatch dan wearable device secara menyeluruh agak meredup, Fitbit malah berada cukup di atas angin. Dalam kurun waktu Desember – Januari saja, mereka telah mengakuisisi dua perusahaan sekaligus, yakni Pebble dan Vector Watch yang didirikan oleh mantan CEO Timex.

Dua akuisisi tersebut rupanya malah menginspirasi Fitbit untuk mengerahkan upaya maksimalnya guna menciptakan sebuah smartwatch unggulan. Seperti yang kita tahu, selama bertahun-tahun Fitbit telah mendominasi pasar fitness tracker, namun mereka tampaknya sudah siap untuk mencicipi pangsa pasar smartwatch global yang diperkirakan memiliki nilai di atas 10 miliar dolar.

Sejauh ini tidak ada banyak detail mengenai seperti apa sekaligus kapan pastinya smartwatch baru besutan Fitbit ini bakal dirilis, akan tetapi CEO Fitbit, James Park, sempat memberikan sedikit petunjuk melalui sebuah siaran pers. Di situ dijelaskan bahwa Fitbit berniat mengembangkan smartwatch yang berdesain stylish, dengan fokus pada aspek kesehatan dan fitness tracking.

Selain itu, smartwatch anyar Fitbit ini juga sangat mungkin mengemas fitur pembayaran elektroniknya sendiri, mengingat Fitbit juga pernah mengakuisisi perusahaan fintech bernama Coin Inc. di pertengahan tahun kemarin. Lebih lanjut, akuisisi atas Vector Watch sendiri diharapkan bisa membantu Fitbit menciptakan desain smartwatch yang jauh lebih anggun dari penawarannya sekarang.

Bagaimana dengan akuisisi atas Pebble, seperti apa kira-kira pengaruhnya terhadap smartwatch baru Fitbit ini nantinya? Well, satu hal yang bisa dipastikan kalau merujuk pada penuturan James Park sendiri adalah sebuah app store khusus untuk smartwatch, yang rencananya akan diluncurkan tahun ini juga.

Kalau mempertimbangkan ini semua, sepertinya deretan smartwatch Android Wear 2.0 bakal menjumpai penantang tangguh dari nama yang selalu diasosiasikan dengan tren perangkat wearable.

Sumber: Wareable.