6 Aplikasi untuk Membantu Program Diet Terbaik di Android

Secara umum, diet adalah bagaimana cara kita dalam mengatur dan menjaga pola makan kita. Tujuannya, tentu saja untuk menjaga kesehatan dan bentuk tubuh agar tetap ideal.

Namun, diet juga bukan persoalan yang mudah. Sebab, diet memerlukan niat dan konsistensi agar usaha yang dilakukan dapat membuahkan hasil.

Nah, berikut ini Daily Social akan memberikan 6 aplikasi untuk membantu program diet terbaik yang bisa kamu download di smartphone android. Penasaran apa saja aplikasinya? Simak daftar selengkapnya di sini!

BodyFast: Intermittent Fasting

bodyfast
©GooglePlayStore

Salah satu kunci utama diet yang sukses adalah dilakukan secara konsisten. Aplikasi ini berguna bagi kamu yang memiliki kesulitan untuk mengatur program diet yang konsisten. Bahkan, aplikasi ini sudah diunduh oleh 30 juta pengguna dan dinobatkan sebagai aplikasi kesehatan dan fitness nomor 1 di 41 negara.

Dengan aplikasi ini, kamu bisa menentukan program diet dan memantau progresnya. Tak hanya itu saja, kamu juga bisa menemukan lebih dari seratus resep makanan menarik yang bisa kamu gunakan dalam program dietmu.

Fitbit

fitbit
©GooglePlayStore

Fitbit adalah aplikasi yang dikhususkan bagi orang-orang yang ingin mulai hidup sehat. Dengan aplikasi ini, kamu bisa mulai menentukan program dietmu dengan memastikan bahwa nutrisi pada makananmu telah sesuai dengan melakukan pemantauan kalori pada makanan yang kamu makan.

Tak hanya itu saja, dengan aplikasi ini kamu juga bisa melakukan work out dari rumah, mengatur tingkat stress, serta menjaga agar kualitas tidurmu tetap baik.

Calorie Counter by Lose It!

lose it!
©GooglePlayStore

Ingin memulai hidup sehat dan mencapai bentuk badan idaman? Kamu bisa menggunakan aplikasi ini untuk memulainya.

Lose It! adalah aplikasi yang dapat membantumu untuk menghitung kalori yang kamu konsumsi untuk membantu kelancaran program dietmu, mulai dari diet keto, diet vegan dan lainnya. Bahkan, kamu bisa mengetahui berapa banyak kalori yang akan kamu konsumsi dengan hanya mengambil foto makananmu saja.

Nutrilio: Food Tracker and Water

nutrilio
©GooglePlayStore

Aplikasi lain yang akan membantu program dietmu adalah Nutrilio. Aplikasi ini memiliki fitur utama sebagai food tracker, yang membantumu untuk mengetahui apa saja yang kamu makan dan minum serta bagaimana pengaruhnya.

Menariknya, kamu bisa mencatat segala hal yang kamu konsumsi, gejala alergi, serta perubahan mood dengan cara journaling. Tak hanya itu saja, kamu juga bisa mendapatkan berbagai tips kesehatan menarik dengan aplikasi ini.

Fita

fita
©GooglePlayStore

Fita adalah aplikasi diet lokal buatan Indonesia. Aplikasi ini menyediakan program kesehatan dan workout yang dapat disesuaikan dengan kebutuhanmu.

Untuk menunjang hidup sehat, kamu bisa menggunakan berbagai fiturnya, seperti meal logging untuk mencatat makanan dan kalorinya sesuai dengan makanan favoritmu di Indonesia, hingga fitur lain yang encatat konsumsi air minum, workout dan olahraga yang kamu lakukan.

Unimeal: Healthy Diet & Workouts

unimeal
©GooglePlayStore

Unimeal adalah aplikasi diet yang didasarkan pada National Center for Biotechnology Information (NCBI) dan US Department of Health and Human Services. Aplikasi ini memiliki fitur utama untuk mengatur pola makan berdasarkan preferensi makanan dan kebutuhanmu.

Selain itu, kamu juga bisa memantau perkembangan dietmu dan aktivitas harianmu. Kamu juga bisa mempelajari berbagai hal mengenai diet, nutrisi, kesehatan, olahraga dan lain sebagainya dengan pakarnya langsung melalui aplikasi ini.

Nah, itulah beberapa aplikasi untuk membantu program diet yang bisa kamu gunakan. Tertarik untuk mencoba?

Fitbit Charge 5 Hadir Membawa Desain Baru yang Lebih Stylish Sekaligus Layar Berwarna

Fitbit Charge adalah salah satu lini produk terpopuler Fitbit yang sudah eksis sejak tahun 2014. Tahun demi tahun, Fitbit terus menambahkan sederet pembaruan di tiap generasi Charge. Untuk tahun ini, pembaruan yang dihadirkan rupanya adalah yang paling banyak dan paling signifikan.

Dari fisiknya saja, Fitbit Charge 5 sudah kelihatan sangat berbeda dari Charge 4 yang dirilis tahun lalu. Hilang sudah gaya yang terkesan kaku, digantikan oleh lengkungan-lengkungan yang seksi nan elegan. Tebal bodinya pun menyusut hingga sekitar 10 persen. Secara keseluruhan, penampilan Charge 5 memang tidak sampai semodis Fitbit Luxe, tapi setidaknya jauh lebih manis di mata ketimbang pendahulu-pendahulunya.

Fitbit Charge 4 (kiri) dan Fitbit Charge 5 (kanan) / Fitbit

Juga ikut berubah drastis adalah layarnya. Charge 5 merupakan perangkat pertama di keluarga Fitbit Charge yang dibekali panel layar AMOLED berwarna. Layar ini juga dilengkapi fitur always-on, dan Fitbit tidak lupa melapisinya dengan kaca Gorilla Glass 3 demi proteksi ekstra. Berhubung AMOLED, tingkat kecerahan layarnya juga jauh lebih baik. Sekitar dua kali lebih terang daripada layar milik Charge 4 kalau kata Fitbit — 450 nit dibanding 200 nit.

Kalau kita lihat sisi kiri dan kanannya, sepintas Charge 5 mungkin kelihatan seperti dilengkapi dua buah tombol yang memanjang. Namun bagian tersebut sebenarnya berguna untuk mewujudkan dua fitur andalan Charge 5, yaitu pengecekan electrocardiogram (ECG) — cuma tersedia di negara-negara tertentu — dan electrodermal activity (EDA). Sebelumnya, dua fitur tersebut hanya bisa dinikmati oleh pengguna smartwatch Fitbit Sense.

Sebagai informasi, sensor EDA berfungsi untuk mengukur respon tubuh terhadap beragam faktor yang menyebabkan stres dengan cara memperhatikan perubahan aliran listrik pada kelenjar keringat di jari. Fitbit percaya fitur ini dapat membantu pengguna mengurangi tingkat stres, dan data yang mereka kumpulkan selama ini menunjukkan bahwa 70% pengguna Fitbit Sense berhasil menurunkan laju jantungnya dengan mengaktifkan fitur EDA Scan.

Khusus untuk para pelanggan Fitbit Premium, mereka nantinya juga bisa memantau metrik baru bernama Daily Readiness Score di Charge 5. Metrik ini akan ditampilkan setiap pagi hari dengan memperhatikan faktor-faktor seperti tingkat kebugaran, variabilitas denyut jantung, maupun kualitas tidur semalam. Tujuannya adalah supaya pengguna bisa memahami apakah tubuhnya sudah siap untuk berolahraga, atau apakah sebaiknya pengguna lebih memprioritaskan pemulihan.

Seperti pendahulunya, Charge 5 dapat digunakan secara mandiri tanpa harus terhubung ke smartphone setiap saat karena ia sudah dilengkapi dengan GPS. NFC pun turut tersedia sehingga pengguna bisa memakainya untuk transaksi contactless.

Fitbit rencananya akan segera menjual Charge 5 dengan banderol $180, lebih mahal $30 daripada Charge 4, tapi dengan pembaruan sebanyak dan sesignifikan tadi. Plus, khusus konsumen baru, harga ini juga sudah termasuk gratis berlangganan Fitbit Premium 6 bulan.

Untuk warnanya, Fitbit menawarkan tiga kombinasi warna strap dan bodi: Black/Graphite, Lunar White/Soft Gold, dan Steel Blue/Platinum. Sejumlah strap opsional dengan pilihan bahan dan gesper yang bervariasi juga dapat dibeli secara terpisah.

Sumber: Fitbit dan The Verge.

Google dan Samsung Lebur Wear OS dan Tizen Jadi Satu

Belakangan ini santer dibicarakan rumor mengenai Samsung yang akan merilis smartwatch Wear OS. Rumor tersebut hampir bisa dipastikan akurat, sebab ke depannya kita tidak akan lagi menjumpai smartwatch baru dari Samsung yang menjalankan sistem operasi Tizen. Sebagai gantinya, Google dan Samsung rupanya telah bekerja sama untuk melebur Wear OS dan Tizen menjadi satu.

Hasil perkawinan kedua platform perangkat wearable itu dinamai “Wear” saja, tanpa embel-embel apa-apa. Gagasan utamanya adalah menggabungkan kelebihan-kelebihan dari masing-masing platform, dengan tujuan untuk menyuguhkan performa yang lebih baik, konsumsi daya yang lebih efisien, dan ekosistem aplikasi yang lebih kaya di Google Play Store.

Dari segi performa, Google bilang bahwa proses loading awal aplikasi bakal berlangsung 30% lebih cepat pada smartwatch Wear yang ditenagai chipset generasi terbaru, dan itu selagi menampilkan animasi-animasi yang lebih mulus sekaligus mengonsumsi lebih sedikit energi. Developer aplikasi tentu juga bakal dimudahkan mengingat mereka tidak perlu lagi membuat aplikasi untuk dua platform yang berbeda.

Berbagai fitur anyar tentu juga bakal hadir di Wear, mulai dari yang sepele seperti shortcut untuk berganti-ganti aplikasi, sampai Google Maps yang sudah dirombak secara drastis dan dapat beroperasi tanpa perlu menebeng ke smartphone.

Suksesor Galaxy Watch3 tidak lagi menggunakan Tizen, tapi kemungkinan besar masih mempertahankan bezel memutarnya / Samsung

YouTube Music dipastikan bakal tersedia di Wear tahun ini juga, lengkap dengan fitur download untuk digunakan secara offline (fitur yang sama juga bakal tersedia untuk Spotify). Google juga berniat memperluas jangkauan layanan Google Pay ke 26 negara di luar 11 negara yang sudah tersedia.

Wear juga akan kedatangan integrasi fitur-fitur kesehatan milik Fitbit. Seperti yang kita ketahui, proses akuisisi Google terhadap Fitbit sudah sepenuhnya terselesaikan pada awal 2021 ini, dan itu berarti tim Fitbit dan tim Wear kini berada di bawah naungan satu divisi yang sama.

Lalu bagaimana dengan nasib Fitbit OS? Sejauh ini belum ada kejelasan, tapi yang pasti Fitbit sendiri bakal merilis smartwatch premium yang berjalan pada platform Wear, seperti disinggung oleh James Park selaku CEO Fitbit dalam pengumuman Wear di acara Google I/O 2021.

Dari kubu Samsung, meski mereka sudah tidak lagi menggunakan Tizen, smartwatch Wear mereka ke depannya dipastikan bakal tetap mempertahankan fitur-fitur yang sudah menjadi ciri khas selama ini, seperti misalnya bezel yang dapat diputar untuk menavigasikan perangkat.

Sumber: Google dan Wired.

Fitbit Luxe Resmi Diluncurkan, Sangat Modis dengan Layar AMOLED

Fitbit meluncurkan hardware pertamanya di tahun 2021 yang tidak ditujukan untuk konsumen anak-anak. Dinamai Fitbit Luxe, fokus utamanya adalah tampil menawan, dan jika kita lihat sepintas, wujudnya tampak seperti versi lebih modis dari Inspire 2.

Fitbit pada dasarnya ingin memperlakukan Luxe layaknya sebuah perhiasan yang kebetulan menawarkan fitur tracking yang komprehensif. Rangka stainless steel-nya dibentuk menggunakan proses metal injection molding, teknik yang umum dipakai dalam pembuatan perhiasan, yang pada akhirnya dapat menghasilkan rangka dengan satu permukaan yang seamless.

Rangka tersebut ditawarkan dalam tiga pilihan warna yang berbeda: Graphite, Platinum, dan Soft Gold. Varian Platinum dan Soft Gold hadir dengan finish yang mengkilat, sedangkan varian Graphite memiliki tekstur matte yang tampak elegan. Tanpa perlu terkejut, Luxe hadir bersama strap yang mudah dilepas-pasang.

Pilihan strap-nya pun sangat beragam, mulai dari yang berbahan silikon yang dapat dibeli secara terpisah seharga $30, berbahan kain tenun seharga $35, berbahan kulit seharga $50, sampai yang berbahan stainless steel mesh seharga $80. Fitbit bahkan mengambil langkah ekstra dengan bekerja sama dengan brand perhiasan Gorjana dan menyediakan link bracelet berbahan stainless steel seharga $100.

Dengan tebal rangka 10,1 mm, Luxe adalah fitness tracker paling tipis milik Fitbit yang dilengkapi touchscreen, cukup tipis untuk bisa tetap terasa nyaman selagi dipakai tidur. Ia juga merupakan tracker pertama Fitbit yang mengemas panel layar AMOLED. Fitbit tidak merincikan ukuran maupun resolusinya, tapi yang pasti layar sentuh ini adalah satu-satunya metode input yang Luxe tawarkan mengingat ia sama sekali tidak dilengkapi tombol lain.

Kalau berdasarkan informasi yang didapat Wareable, layarnya memiliki ukuran 0,76 inci dengan resolusi 124 x 206 pixel, cukup kecil jika dibandingkan dengan kebanyakan tracker yang umumnya mengemas layar berukuran di atas 1 inci. Tingkat kecerahan layarnya bisa sampai dua kali lipat lebih terang daripada layar milik Inspire 2 atau Charge 4 kalau menurut Fitbit.

Melihat ukuran layarnya, bisa kita simpulkan bahwa Luxe merupakan tracker yang sangat ringkas, dan kita tahu aksesori pergelangan tangan dengan dimensi ringkas biasanya lebih cocok untuk kaum hawa. Itulah mengapa siklus menstruasi menjadi salah satu dari banyak paremeter yang bisa dimonitor oleh Luxe, yang mencakup pola pernafasan, pola tidur, variabilitas laju jantung, suhu kulit, dan nantinya kadar oksigen dalam darah alias SpO2.

Tracking kegiatan berenang pun juga dapat dilakukan mengingat fisik Luxe tahan air hingga kedalaman 50 meter. Total ada 20 profil latihan fisik yang tersedia, yang akan aktif secara otomatis ketika aktivitas dimulai.

Menariknya, Luxe juga dapat memonitor tingkat stres pengguna walaupun ia tidak dilengkapi sensor EDA (electrodermal activity) seperti yang diunggulkan smartwatch Fitbit Sense. Pada kenyataannya, Fitbit memanfaatkan peluncuran Luxe ini untuk mengumumkan bahwa Stress Management Score bakal menjadi metrik baru yang dapat dipantau oleh produk-produk mereka lainnya.

Sangat disayangkan ada satu komponen esensial yang absen dari Luxe, yaitu GPS, yang berarti pengguna Luxe masih harus membawa ponselnya untuk memonitor kegiatan seperti berlari atau bersepeda. Jadi kalau memang yang dicari adalah tracker dengan GPS di ekosistem Fitbit, sejauh ini tidak ada pilihan lain selain Charge 4, meski memang desainnya jauh lebih membosankan ketimbang Luxe.

Berhubung tidak ada GPS, otomatis baterainya pasti akan selalu awet. Dalam sekali pengisian, Luxe diyakini mampu beroperasi sampai sekitar lima hari pemakaian. Charging-nya sendiri membutuhkan waktu sekitar dua jam dari 0-100%.

Rencananya, Fitbit Luxe akan dipasarkan mulai musim semi tahun ini, yang berarti tidak akan terlalu lama dari sekarang. Di Amerika Serikat, Luxe dijual dengan harga $150. Alternatifnya, Fitbit juga akan menghadirkan Luxe Special Edition dengan link bracelet Gorjana tadi seharga $200 di bulan Juni mendatang. Setiap unit Luxe datang bersama akses gratis Fitbit Premium selama enam bulan, yang normalnya dihargai $10 per bulan.

Sumber: Fitbit dan The Verge.

Fitbit Inspire 2 Kedatangan Integrasi Fitur Bluetooth Tracking Milik Tile

Kabar gembira bagi para pemilik Fitbit Inspire 2. Fitness tracker tersebut telah mendapat pembaruan yang mendatangkan integrasi fitur Bluetooth tracking milik Tile. Tile, bagi yang tidak tahu, merupakan produsen Bluetooth tracker yang cukup populer. Produknya yang berwujud ringkas dapat disandingkan dengan berbagai macam objek, dan setelahnya objek tersebut bisa dilacak lokasinya dengan mudah selama masih dalam jangkauan koneksi Bluetooth.

Bagaimana seandainya objek tersebut tertinggal di tempat umum dan kita sudah berada jauh dari radius Bluetooth? Tidak masalah, sebab kita dapat memanfaatkan semacam jaringan crowdsourced untuk mencarinya. Tile sendiri cukup percaya diri dengan efektivitas fitur ini, sebab mereka siap memberikan kompensasi sebesar $1.000 bagi para pelanggan layanan Premium Protect-nya apabila barangnya tidak berhasil ditemukan dalam kurun waktu tujuh hari.

Semua itu sekarang bisa dilakukan dengan Fitbit Inspire 2 tanpa harus membeli tracker Tile secara terpisah. Cukup unduh pembaruan perangkat lunak yang tersedia, lalu aktifkan fitur Bluetooth tracking tersebut. Selain bisa dilacak lokasinya lewat aplikasi Tile di smartphone, Inspire 2 juga dapat digunakan untuk membuat ponsel Anda berdering meski ponsel sedang dalam posisi silent (asalkan masih dalam terhubung via Bluetooth). Berguna saat Anda lupa di mana Anda menaruh smartphone terakhir kali.

Ini bukan pertama kalinya Tile mengintegrasikan teknologi Bluetooth tracking-nya ke produk milik brand lain. Sebelum ini, mereka sempat menerapkan hal yang sama pada laptop HP Elite Dragonfly. Kemungkinan tujuan Tile adalah memperkenalkan teknologinya ke lebih banyak konsumen, sehingga mereka kemudian juga punya lebih banyak kesempatan untuk menawarkan layanan premiumnya (subscription).

Namanya layanan premium, sudah pasti ada sejumlah keuntungan yang ditawarkan. Salah satunya adalah fitur Smart Alert, yang akan secara proaktif memberikan peringatan ketika Anda meninggalkan sesuatu (yang sudah dipasangi Tile tracker tentu saja). Fitbit sendiri tidak menutup kemungkinan buat produk mereka yang lain untuk ikut mengemas integrasi Tile ke depannya.

Sumber: Engadget dan Fitbit.

Fitbit Ace 3 Adalah Activity Tracker Untuk Anak-anak Berusia Enam Tahun Ke Atas

Fitbit telah memperkenalkan activity tracker terbaru generasi ketiga dari seri Ace yang dirancang untuk anak-anak berusia enam tahun ke atas, disebut Fitbit Ace 3. Activity tracker ini mengemas animasi clock face baru, dengan aksesori yang dapat disesuaikan, dan punya desain swim-proof dengan pilihan warna baru.

Sejumlah peningkatan yang dibawa oleh Fitbit Ace 3 dibanding pendahulunya antara lain peningkatan masa pakai baterainya dari lima hari menjadi delapan hari pemakaian. Selain itu, layar Fitbit Ace 3 juga 20% lebih terang, serta dilengkapi mode do not disturb dan sleep

Adapun animasi clock face baru pada Fitbit Ace 3 meliputi animasi kelinci, kucing, Martian, dan pesawat luar angkasa. Fitbit mengatakan, seri Ace dirancang untuk membantu anak-anak membangun kebiasaan sehat dan meningkatkan aktivitas fisik harian.

Selain itu, dengan Fibit Ace 3 memungkinkan orang tua untuk melacak tingkat aktivitas anak dan durasi waktu tidurnya. Seperti Ace 2, Ace 3 juga memiliki pedometer tetapi bukan monitor detak jantung melainkan menampilkan target fitness dan tidur yang sesuai dengan usia anak-anak.

Bila anak-anak terlalu lama berdiam, Fitbit Ace 3 dapat mengirim push notifikasi untuk mendorong anak-anak agar bergerak aktif. Target menit aktif harian pada Fitbit diatur ke 60 menit sesuai yang direkomendasikan oleh CDC dan jumlah langkah harian 10.000.

Soal harga, Fitbit Ace 3 dibanderol US$79.95 atau sekitar Rp1,1 jutaan. Tersedia juga dua band aksesori bertema Minion yang dijual secara terpisah seharga US$29.95 atau Rp430 ribuan.

Sumber: TheVerge

Fitbit Kembangkan Teknologi ECG Baru, Pelacakan Detak Jantung Berkelanjutan

Pada bulan Agustus lalu, Fitbit mengumumkan model smartwatch yang benar-benar baru dengan sejumlah fitur eksklusif bernama Fibit Sense. Kemampuan mendeteksi stres, pelacakan suhu, dan electrocardiogram (ECG) menjadi fitur pembeda utama dibanding jam tangan pintar terbaru Fibit lainnya, Versa 3.

Fitur ECG berfungsi untuk menganalisis keabnormalan detak jantung dan mampu mendeteksi tanda-tanda atrial fibrillation (AFib) yang dapat berakibat fatal seperti risiko serangan jantung, pembekuan darah, stroke, dan kondisi jantung lainnya. Meski fitur ECG ini masih relatif baru dan hanya tersedia di Fitbit Sense, Fitbit rupanya sudah mengerjakan iterasi teknologi berikutnya.

Fitbit Sense 2

Fitbit hampir menyelesaikan uji klinis pada penilaian ritme jantung PPG yang akan memungkinkan smartwatch Fitbit untuk terus-menerus memindai masalah ritme jantung. Saat ini fitur ECG pada Fitbit Sense menggunakan sensor khusus untuk melakukan pemeriksaan titik secara manual, caranya buka aplikasi, jepit ujung kiri bawah dan kanan atas perangkat menggunakan jempol dan telunjuk selama 30 detik. Kerangka stainless steel yang mengitari tubuh Sense berperan sebagai elektroda yang efektif.

Sementara, teknologi baru Fitbit akan terus memindai ritme jantung menggunakan PPG optik. Prosesnya terjadi secara otomatis dan berkelanjutan, bahkan tanpa pengguna sadari. Meski begitu, teknologi ini dirancang untuk melengkapi sensor ECG, bukan untuk menggantikannya.

Bila perangkat mendeteksi masalah irama jantung, pengguna akan diminta untuk melakukan pemeriksaan titik ECG secara manual. Bukan karena PPG kurang akurat dibandingkan ECG, karena dokter umumnya menggunakan ECG untuk memeriksa kesehatan jantung pasien. Sangat menarik, ke depannya data yang direkam dengan smartwatch dapat digunakan sebagai dasar diagnosis dan pengobatan.

Sebagai informasi, Fitbit Sense telah tersedia di Indonesia dengan harga Rp5.899.000. Smartwatch ini mengemas layar AMOLED, GPS, dan baterai yang awet. Dalam sekali pengisian, Fitbit Sense diklaim bisa tahan sampai setidaknya 6 hari pemakaian dan ia pun turut mendukung teknologi pengisian daya cepat 12 menit charging untuk penggunaan selama satu hari penuh.

Sumber: Wareable

Fitbit OS 5.0 Dirilis, Hanya Tersedia untuk Fitbit Sense dan Versa 3

Agustus lalu, Fitbit memperkenalkan dua smartwach baru sekaligus, yaitu Fitbit Sense dan Versa 3. Tanpa harus terkejut, kedua perangkat tersebut datang membawa software baru di samping hardware baru.

Software yang saya maksud adalah Fitbit OS 5.0, sistem operasi versi terbaru yang Fitbit sebut sebagai update paling signifikan semenjak mereka merilis smartwatch pertamanya yang dilengkapi app store sendiri, Ionic, di tahun 2017.

Lewat sebuah blog post, Fitbit menjelaskan segala yang baru dari Fitbit OS 5 kepada kalangan developer pihak ketiga. Pembaruan yang paling utama adalah terkait tampilan visual dan pengoperasiannya, yang menurut Fitbit telah dioptimalkan dengan bentuk layar Sense dan Versa 3 yang sedikit lebih membulat ketimbang sebelumnya.

Penggunaan font baru, lalu optimasi elemen-elemen tampilan antarmuka lainnya telah diterapkan agar perangkat bisa lebih mudah digunakan selagi penggunanya bergerak. Soal pengoperasian, swipe dari kiri ke kanan kini berfungsi untuk kembali ke halaman sebelumnya. Lalu untuk kembali ke tampilan jam secara langsung, pengguna tinggal mengklik tombol di samping kiri kapan saja diperlukan.

Fitbit Sense

Yang agak mengkhawatirkan adalah, developer pihak ketiga dituntut untuk segera meng-update aplikasi buatannya agar dapat memaksimalkan pembaruan yang dibawa oleh Fitbit OS 5. Lebih menyusahkan lagi, developer harus menyiapkan dua versi aplikasi yang berbeda; satu untuk Fitbit OS 5, satu lagi untuk Fitbit OS 4.

Kenapa masih harus mendukung Fitbit OS 4? Kenapa tidak sepenuhnya move on ke Fitbit OS 5 sekalian? Well, keputusannya ada di tangan masing-masing developer, akan tetapi mereka harus mempertimbangkan fakta bahwa Fitbit OS 5 hanya tersedia untuk Sense dan Versa 3.

Fitbit sama sekali tidak punya rencana untuk merilis update Fitbit OS 5 pada smartwatchsmartwatch lamanya seperti Versa 2, Versa, Versa Lite, ataupun Ionic. Kalau Anda merupakan pengguna dari salah satu perangkat tersebut, Anda akan ‘terjebak’ di Fitbit OS 4.

Kesannya tidak adil memang, terutama untuk para konsumen Versa 2 yang baru sempat menggunakan perangkat tersebut selama satu tahun, dan sekarang sudah tidak lagi menerima software update versi terbaru. Bandingkan dengan watchOS 7, yang bahkan masih tersedia untuk Apple Watch 3 yang telah berusia tiga tahun.

Sumber: 9to5Google.

Fitbit Luncurkan Dua Smartwatch Baru, Fitbit Sense dan Fitbit Versa 3

Fitbit punya dua smartwatch baru, yakni Fitbit Sense dan Fitbit Versa 3. Versa 3 kita tahu adalah penerus langsung dari Versa 2 yang diluncurkan tahun lalu, sedangkan Sense adalah model yang benar-benar baru dengan sederet fitur eksklusif, plus semua yang dimiliki oleh Versa 3.

Langsung saja, fitur unggulan Sense adalah sebuah sensor electrodermal activity (EDA) yang dirancang untuk memonitor tingkat stres penggunanya. Cara menggunakannya terkesan mudah: usai membuka aplikasi EDA Scan di Sense, pengguna cukup meletakkan telapak tangannya di atas layar perangkat selama beberapa saat.

Fitbit bilang sensor ini bekerja dengan memantau perubahan aliran listrik pada keringat di atas kulit, memahami bagaimana tubuh pengguna bereaksi terhadap berbagai faktor penyebab stres. Bagi para pelanggan Fitbit Premium, mereka bisa mengikuti sejumlah sesi meditasi yang dirancang secara spesifik berdasarkan hasil pantauan sensor EDA ini.

Kedua, Fitbit Sense juga dilengkapi fitur electrocardiogram (ECG), dan cara menggunakannya pun tidak kalah simpel: tinggal buka aplikasinya, lalu jepit ujung kiri bawah dan kanan atas perangkat menggunakan jempol dan telunjuk selama 30 detik. Ya, rangka stainless steel yang mengitari tubuh Sense rupanya bukan cuma untuk bergaya saja, tapi juga berperan sebagai elektroda yang efektif.

Fitur andalan yang ketiga adalah sensor suhu tubuh, tapi Fitbit bilang fitur ini belum tentu tersedia di semua negara. Fungsinya menurut Fitbit adalah untuk mengindikasikan beragam faktor terkait kesehatan, semisal gejala demam atau bahkan tanda-tanda awal siklus menstruasi bagi pengguna wanita.

Perpaduan fitur-fitur ini pada akhirnya mewujudkan sebuah perangkat yang siap membantu pengguna menjaga kesehatan fisik sekaligus mentalnya. Semuanya tanpa melupakan komponen-komponen esensial macam layar AMOLED, GPS, serta baterai yang awet. Dalam sekali pengisian, Fitbit Sense diklaim bisa tahan sampai setidaknya 6 hari pemakaian, dan ia pun turut mendukung teknologi pengisian daya cepat – 12 menit charging = daya untuk penggunaan selama satu hari penuh.

Di Amerika Serikat, Fitbit Sense bakal segera dipasarkan seharga $330, sudah termasuk gratis langganan Fitbit Premium selama 6 bulan. Kalau itu terkesan terlalu mahal, dan Anda tidak tertarik memonitor tingkat stres, ada Fitbit Versa 3 sebagai alternatif yang lebih terjangkau.

Fitbit Versa 3

Dari kacamata yang paling sederhana, Versa 3 adalah Sense tanpa sensor EDA, sensor suhu tubuh, maupun fitur ECG itu tadi. Jadi kalau menurut Anda ketiga fitur ini tidak begitu penting, Anda bisa menghemat sekitar $100 dengan meminang Versa 3, yang dibanderol resmi seharga $230 di Amerika Serikat.

Namun pertanyaan yang tidak kalah relevan adalah, apa saja hal baru yang ditawarkan Versa 3 jika dibandingkan dengan pendahulunya? Yang paling utama dan yang mungkin paling dinanti-nanti para penggemar seri Versa adalah GPS terintegrasi. Ya, Versa 3 sekarang bisa memonitor aktivitas seperti berlari atau bersepeda tanpa perlu bergantung pada smartphone.

Selanjutnya, Fitbit juga telah memperbarui sensor laju jantung milik Versa 3 supaya bisa memantau secara lebih baik lagi selama 24 jam penuh. Juga baru adalah fitur untuk memonitor kadar oksigen dalam darah (SpO2), bahkan saat pengguna sedang tidur sekalipun.

Versa 3 juga dilengkapi speaker, yang artinya pengguna bisa memakainya untuk menerima panggilan telepon seandainya diperlukan. Kalau sebelumnya Versa 2 hanya mengemas integrasi Alexa, Versa 3 sekarang juga dilengkapi integrasi Google Assistant. Bukan hal yang mengejutkan mengingat Fitbit sekarang sudah resmi jadi anak perusahaan Google.

Daya tahan baterainya lagi-lagi kembali ditingkatkan, dari yang sebelumnya sampai 5 hari menjadi sampai 6 hari, sama seperti Sense. Versa 3 juga turut mendukung teknologi fast charging yang sama cepatnya seperti Sense.

Dari segi fisik, Fitbit juga telah menyempurnakan sejumlah elemen desain Versa 3. Yang paling utama, Fitbit sudah mengubah mekanisme pemasangan strap pada Versa 3 agar lebih mudah dilepas dan dipasang ketimbang di Versa 2. Perangkat tentu saja juga masih tahan air sampai kedalaman 50 meter.

Fitbit Inspire 2

Dalam kesempatan yang sama, Fitbit rupanya juga memperkenalkan Inspire 2, kelanjutan dari fitness tracker bernama sama yang Fitbit bawa ke Indonesia tahun lalu. Inspire 2 dihargai cuma $100, cocok buat yang baru ingin memulai gaya hidup yang lebih sehat. Lebih menarik lagi, Inspire 2 datang bersama akses gratis ke layanan Fitbit Premium selama 1 tahun.

Pertanyaannya, apa saja pembaruan yang Inspire 2 bawa yang absen di Inspire maupun Inspire HR? Yang paling signifikan mungkin adalah layar OLED-nya, yang sekarang sudah merupakan touchscreen. Meskipun penampilannya sepintas sama, kehadiran layar sentuh pada Inspire 2 tentu merupakan upgrade yang sangat berarti dibanding navigasi berbasis tombol.

Pembaruan lainnya adalah fitur Active Zone Minutes, yang sebelumnya cuma tersedia di perangkat-perangkat yang berharga lebih mahal, termasuk Versa 3 dan Sense itu tadi. Active Zone Minutes sederhananya merupakan metrik baru yang bisa menggambarkan pencapaian fisik pengguna secara lebih gamblang setiap harinya.

Sleep tracking maupun heart-rate monitoring selama 24 jam nonstop merupakan dua dari sederet fitur andalan lain Inspire 2. Perangkat juga dibekali baterai yang sangat awet, yang diyakini mampu menemani pengguna sampai 10 hari dalam sekali charge.

Sumber: Fitbit.

Fitbit Charge 4 Hadir Membawa GPS, NFC dan Spotify Control

Fitbit Charge 3 akhirnya punya suksesor. Dinamai Fitbit Charge 4, penerusnya ini sekilas tampak tidak berbeda, dan ini memang dikarenakan Fitbit tidak mengubah aspek desainnya sedikitpun.

Saking miripnya, Charge 4 bisa dipasangi strap milik Charge 3 jika mau. Ia tetap bisa diajak menyelam sampai kedalaman 50 meter, dan baterainya pun tetap bisa bertahan sampai 7 hari pemakaian. Lalu apa yang baru?

GPS. Komponen ini absen pada Charge 3, dan kehadirannya di Charge 4 tentu punya dampak yang signifikan: untuk memonitor kegiatan seperti berlari atau bersepeda, pengguna Charge 4 tidak perlu membawa ponselnya selama beraktivitas.

Fitbit Charge 4

Timing-nya memang terkesan tidak pas, sebab kita semua sedang berusaha membatasi kegiatan di luar rumah sebisa mungkin. Terlepas dari itu, Charge 4 setidaknya sudah membenahi salah satu kelemahan terbesar pendahulunya, jadi tidak heran apabila Fitbit langsung menyetop penjualan Charge 3 secara online.

Selain GPS, NFC turut hadir sebagai fitur standar di semua varian Charge 4. Sebelumnya, NFC yang merupakan syarat wajib untuk menggunakan layanan Fitbit Pay ini hanya bisa didapat di Charge 3 Special Edition.

Bagi para pelanggan Spotify, Charge 4 menawarkan fitur Spotify Control. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengatur jalannya musik, memilih playlist atau podcast langsung lewat layar mini Charge 4. Sambungan dengan ponsel tetap dibutuhkan, sebab aplikasi streaming itu masih diakses melalui ponsel, bukan langsung di Charge 4.

Fitbit Charge 4

Tiga fitur ini merupakan perubahan terbesar yang dibawa Charge 4 dibanding pendahulunya, meski memang masih ada sejumlah perubahan minor lain seperti fitur Smart Wake yang dipinjam dari lini Versa, atau metrik baru bernama Active Zone Minutes.

Fitbit Charge 4 bakal dipasarkan mulai 15 April seharga $150, harga yang sama seperti Charge 3 dulunya. Fitbit masih akan menawarkan varian Special Edition, tapi kelebihan varian itu hanya sebatas estetika. Charge 4 turut hadir bersama trial gratis layanan Fitbit Premium selama 90 hari – sengaja diperpanjang durasinya selama pandemi.

Sumber: Wareable dan Fitbit.