Game-Game EA Resmi Kembali ke Steam, Dimulai dari Star Wars Jedi: Fallen Order

Hal yang paling menyebalkan dari kondisi tersebut adalah ketika masing-masing layanan menawarkan game secara eksklusif dan tidak memperkenankan integrasi ke platform lain. Itu sebabnya kabar mengenai rencana kembalinya permainan-permainan Electronic Arts di Steam terdengar menggembirakan; karena sejak peluncuran Origin di tahun 2011, sang publisher menarik hampir seluruh game mereka dari layanan milik Valve itu.

Dan beberapa jam lalu, momen yang ditunggu-tunggu itu akhirnya tiba. Secara resmi, EA memulai kembali kemitraan mereka dengan Steam dan mereka  memutuskan buat tidak melakukannya secara tanggung. EA memilih salah satu judul blockbuster sebagai permainan pertama (dalam waktu delapan tahun) yang nanti dapat dinikmati di Steam. Game tersebut ialah Star Wars Jedi: Fallen Order.

Menjawab pertanyaan saya di artikel sebelumnya, EA tampaknya mencoba membawa permainan-permainan mereka ke Steam secara berangsur-angsur. Dalam beberapa bulan, The Sim 4 dan Unravel 2 dijadwalkan untuk hadir di Steam. Kemudian di tahun depan, rencananya Apex Legends, FIFA 20 dan Battlefield 5 juga akan tiba di sana. Dan yang terpenting, gamer di Steam dan Origin dipersilakan bermain bersama tanpa ada tirai pemisah.

Sedikit membahas Star Wars Jedi: Fallen Order, saat ini kita telah diperkenankan buat melakukan pre-order via Steam (gerbang pre-order juga sudah terbuka di EA Origin). Game siap meluncur di tanggal 15 November 2019.

Selain menyajikan lagi game-game mereka di Steam, Electronic Arts juga punya agenda untuk menghidangkan EA Access di sana. Dengan begini, EA Access menjadi layanan berlangganan game pertama yang hadir di Steam. Steam sendiri merupakan platform keempat yang didatangi EA Access, setelah PlayStation 4, Xbox One dan Origin.

Kepada GamesIndustry, senior vice president EA Mike Blank menjelaskan bahwa yang mereka lakukan ini ialah upaya untuk meminimalkan ‘gesekan’ bagi gamer yang ingin menikmati permainan baik lewat Steam maupun Origin. Caranya adalah dengan menghubungkan akun di kedua layanan serta membebaskan gamer memilih platform tempat mereka bermain.

Menyajikan game di Steam tampaknya jadi tren di kalangan publisher raksasa belakangan ini. Anda mungkin sudah tahu, Xbox Game Studios turut menghidangkan permainan terbaru mereka – Gears 5 – di layanan punya Valve itu.

Via Eurogamer.

Fokus ke Apex Legends dan Jedi: Fallen Order, Respawn Tunda Pengembangan Game Titanfall Baru

Apex Legends adalah game terbesar Respawn saat ini, meski setelah dilangsungkannya Star Wars Celebration Chicago kemarin, perhatiaan khalayak mulai tertuju pada Jedi: Fallen Order. Selain dua judul itu, fans juga tengah menanti kabar terbaru terkait sekuel kedua Titanfall yang sempat disinggung oleh CEO Vince Zampella sembari mengungkap Agenda pengembangan Apex Legends di bulan Februari kemarin.

Tapi jangan terlalu berharap banyak Anda akan mendengar lebih banyak soal proyek Titanfall baru dalam waktu dekat – atau di E3 2019 nanti. Lewat blog resmi, executive producer Drew McCoy menyampaikan bahwa Respawn mengerahkan dua tim untuk fokus pada Apex Legends dan Star Wars Jedi: Fallen Order. Dan dengan berat hati, mereka memutuskan menunda rencana yang sebelumnya ditetapkan buat franchise Titanfall.

Agar maksimal, kedua tim betul-betul dikhususkan pada judul yang telah ditentukan. Tim pengembang Apex Legends tidak bisa meminjam aset atau sumber daya tim Jedi: Fallen Order, dan begitu pula sebaliknya. Langkah ini sepertinya diambil sebagai bentuk persiapan peluncuran Apex Legends Season 2, kemungkinan jatuh di akhir Juni atau awal Juli, serta pelepasan Jedi: Fallen Order pada tanggal 15 November 2019 nanti.

Meski sedikit mengecewakan, pergeseran agenda Respawn ini memang bisa dipahami. Untuk sebuah game yang dirilis secara tiba-tiba, Apex Legends merupakan kejutan menggembirakan bahkan bagi pihak developer sendiri. Mereka tidak menyangka sebuah IP baru yang digarap oleh tim kecil mampu menghimpun 50 juta pemain hanya dalam waktu satu bulan.

Developer juga mengaku minimnya pengalaman dalam meramu permainan free-to-play menyebabkan munculnya sejumlah masalah: keliru menghidangkan update, tidak memberikan pemain gambaran jelas mengenai penambahan konten di masa depan, serta belum menetapkan rencana dukungan secara konkret. Respawn bilang, mereka berkomitmen sepenuhnya buat pengembangan jangka panjang.

Ada tujuh aspek yang menjadi perhatian Respawn:

  • Peningkatan performa kecepatan server. Banyak pemain merasakan lambatnya loading di awal pertandingan.
  • Perang melawan cheater terus berlanjut. Respawn menerapkan strategi rahasia, namun berjanji akan mengungkap hasilnya minggu depan.
  • Perbaikan kendala audio.
  • Perbaikan masalah hit registration. Terkadang, peluru yang mengenai lawan tidak terbaca dengan benar oleh game. Sebagai solusinya, developer menyiapkan fitur baru di engine untuk melacak hit registration secara akurat dan melakukan koreksi jika diperlukan.
  • Update ke depan – semisal berisi perbaikan bug, modifikasi pada gameplay, serta penambahan fitur baru – akan disertai oleh informasi yang lebih transparan.
  • Penyempurnaan pada aspek komunikasi.
  • Peluncuran season selanjutnya akan dilakukan secara besar-besaran, ditunjang oleh Battle Pass baru, update pada meta, serta dimeriahkan oleh karakter anyar. Detail mengenai Season 2 akan diungkap di acara EA Play di bulan Juni besok.

Anda bisa menyimak opini soal mengapa kami bersemangat menyambut Star Wars Jedi: Fallen Order lewat tautan ini. Jika Anda sangat menikmati Apex Legends, saya sangat menyarankan Anda untuk juga mencicipi Titanfall 2. Ia merupakan salah satu shooter terbaik yang dilepas dalam kurun waktu satu dekade, dan belakangan populasi pemainnya kembali meningkat berkat kepopuleran Apex.

[Opini] Mengapa Saya Sangat Bersemangat Menyambut Star Wars Jedi: Fallen Order

Sesuai rencana, detail baru mengenai Star Wars Jedi Fallen Order diungkap di acara Star Wars Celebration Chicago 2019 minggu kemarin, tak lama selepas penayangan trailer perdana The Rise of Skywalker. Dan di sana, tersibak banyak informasi menarik mengenai permainan baru racikan Respawn Entertainment itu – studio yang turut bertanggung jawab dalam pengembangan seri Titanfall dan Apex Legends.

Setelah beberapa game Star Wars Electronic Arts yang mengecewakan, publik melihat Jedi: Fallen Order dengan sinis sekaligus penuh harap. Reboot dua game Battlefront oleh EA DICE terbilang minim konten dan dinodai masalah microtransaction, tapi di sisi lain, karya-karya Respawn terkenal akan tingginya kualitas konten. Lihat saja mode campaign Titanfall 2 yang menurut beberapa gamer veteran menyerupai petualangan di Half-Life 2 – dan saya bahkan belum membahas betapa adiktif aspek multiplayer-nya.

Hal paling mengejutkan dari penyingkapan lebih jauh Jedi: Fallen Orders adalah Respawn mengembangkannya sebagai permainan single-player murni yang difokuskan pada aspek narasi dan cerita. Game tidak mempunyai mode multiplayer, lalu CEO Vince Zampella menjamin absennya microtransaction. Langkah ini sangat tidak biasa. Respawn telah jadi bagian dari EA sejak akhir 2017, namun apa yang mereka lakukan itu tampak bertolak belakang dengan strategi publisher dalam menyajikan ‘game sebagai layanan’.

Konsep pengembangan secara ‘lebih tradisional’ ini memang membuat Jedi: Fallen Order terlihat unik, tetapi ada sederatan lagi aspek yang menjadikannya sangat menarik. Satu contoh kecilnya: Jedi: Fallen Order dibangun menggunakan Unreal Engine 4 (milik Epic Games) ketika game-game EA lain mengusung engine Frostbite – yang secara teknis kurang populer di kalangan developer karena kerumitan pemakaiannya.

 

Esensi single-player

Ada deretan panjang permainan LucasArts yang menemani saya tumbuh dewasa, dan sebagian besar dari mereka adalah Star Wars. Dan berdasarkan pengalaman saya, game-game Star Wars terbaik ialah judul-judul yang difokuskan pada single-player, di antaranya seri Dark Forces, Jedi Knight, TIE Fighter dan X-Wing, Rogue Squadron, Star Wars Episode I: Racer, hingga Knights of the Old Republic.

Sejak pertengahan 1990-an sampai 2000-an, sejumlah developer di bawah pengawasan LucasArts memang mulai mencantumkan mode multiplayer, bahkan menggarap beberapa game secara khusus agar bisa dinikmati bersama-sama, misalnya X-Wing versus TIE Fighter atau Battlefront. Namun sekali lagi, studio-studio ini sama sekali tidak melupakan esensialnya single-player. Sebagai buktinya, Anda tetap bisa bermain seorang diri di kedua judul itu.

Hanya ada sejumput game eksklusif multiplayer Star Wars yang berumur panjang, walaupun tak jarang developer harus mengubah model bisnis serta struktur permainan demi mempertahankan ekosistem pemain. The Old Republic masih mempunyai pemain setia hingga hari ini, tetapi jika Anda ingat, server Star Wars Galaxies sudah ditutup delapan tahun silam.

Kuantitas game Star Wars merosot cukup jauh semenjak Disney membeli Lucasfilm di tahun 2012 dan memberikan hak eksklusif pengembangan permainan pada EA. Salah satu alasannya saya duga adalah retcon yang dilakukan Disney terhadap Expanded Universe (mengubahnya jadi ‘Legends’) demi memberikan ruang ekspansi pada film-film berikutnya. Tak seperti dulu, kini sang pemegang franchise menjaga canon cerita secara lebih ketat. Tidak cuma game, bahkan penulisan novel Star Wars harus menunggu keputusan dari Disney.

Jedi Fallen Order 2

Di E3 2018, Zampella menyampaikan bahwa tokoh utama Jedi: Fallen Order ialah seorang Padawan (ksatria Jedi yang masih dalam pelatihan) dan permainan akan menyuguhkan pertarungan berbasis lightsaber. Premis ini membuat saya berharap agar Jedi: Fallen Order menyajikan pertempuran jarak dekat seru sekelas seri Jedi Knight. Ada banyak game Star Wars lebih anyar yang juga menghidangkan aksi lightsaber (Revenge of the Sith, The Force Unleashed), namun kompleksitas dan kualitasnya belum mampu menyamai Jedi Knight.

Alasannya sederhana: tak seperti di game lain, lightsaber di seri Jedi Knight bersifat aktif. Ia mampu memotong objek serta meninggalkan bekas di tembok tanpa perlu Anda ayunkan, dan akan selalu berbahaya ketika dinyalakan. Dipadu sistem pertarungan tiga dimensi penuh manuver-manuver lincah, setiap duel terasa menegangkan dan sulit diprediksi. Via standalone expansion pack Jedi Academy, developer Raven Software mengekspansi pertarungan lightsaber dengan gaya dua pedang (Jar’Kai) serta opsi saberstaff ala Darth Maul.

Belum ada info apapun dari Respawn soal sistem tempur di Jedi: Fallen Order. Namun melihat video teaser motion capture, saya membayangkan betapa luar biasanya jika game memanfaatkan lagi sistem ini.

Jedi Fallen Order 1

 

Talenta di belakang Fallen Order

Faktor lain yang membuat Jedi: Fallen Order jadi sangat menjanjikan adalah individu-individu di belakang pengerjaannya. Di 2014, mantan staf senior SCE Santa Monica Studio Stig Asmussen bergabung bersama Respawn, dan dua tahun kemudian, ia membenarkan sudah diberi kepercayaan untuk jadi game director permainan action-adventure third-person Star Wars baru. Asmussen ialah sosok yang berjasa dalam pembuatan seri God of War, berpengalaman menjadi lead environment artist sampai art director.

Tentu saja Asmussen bukan satu-satunya andalan sosok Respawn. Pembuatan ceritanya saja dilakukan secara kolaboratif oleh enam penulis sekaligus: ada Chris Avellone yang punya begitu banyak pengalaman menulis cerita video game (termasuk Knights of the Old Republic 2: The Sith Lords) dan writer Mafia III, Aaron Contreras. Dalam diskusi panel di SWCC 2019, Asmussen sempat menyampaikan bahwa penulis serial Rebels dan Clone Wars turut ambil bagian pada peracikan narasi Jedi: Fallen Order.

Jedi Fallen Order 3

Jedi: Fallen Order memperkenalkan karakter protagonis bernama Cal Kestis. Game menantang kita untuk memandunya bertahan hidup di masa-masa gelap, tak lama setelah Kaisar Palpatine mengeksekusi Order 66 demi menghabisi seluruh Jedi, dengan latar belakang antara Episode III dan IV. Respawn memilih aktor Cameron Monaghan buat memerankan Kestis, baik di sisi pengisian suara ataupun motion capture. Sebelumnya, aktor berusia 25 tahun ini bermain di serial Gotham (sebagai Joker) dan Shameless. Jedi: Fallen Order merupakan proyek video game pertamanya.

Untuk memastikan game terasa menyegarkan walaupun di-setting di jagat Star Wars, Respawn berkolaobrasi langsung bersama Lucasfilm buat menciptakan karakter-karakter serta lokasi-lokasi baru. Di petualangannya, Kestis bukan hanya harus bersembunyi dari kejaran Stormtrooper, tapi ia juga dipaksa berhadapan dengan para Sith Inquisitor yang mematikan. Trailer-nya sendiri belum benar-benar menunjukkan adegan pertarungan lightsaber – sepertinya Respawn menyiapkan bagian ini sebagai kejutan.

Jedi Fallen Order.

 

Langkah Anti-EA oleh studio milik EA?

Seperti yang saya bilang tadi, absennya microtransaction dan mode multiplayer merupakan hal terunik dari Jedi: Fallen Order. Dengan mengedepankan konsep games as a service, Electronic Arts tentu saja ingin menyodorkan penawaran-penawaran in-app sebanyak mungkin sesudah game dirilis. Dan cara ini paling efektif diaplikasikan pada judul-judul multiplayer (walaupun Ubisoft cukup sukses melakukannya via penjualan item-item kosmetik di Assassin’s Creed Origins dan Odyssey).

Penyuguhan Jedi: Fallen Order sebagai permainan eksklusif single-player terasa seperti antitesis dari apa yang selama ini EA lakukan. Boleh jadi, alasan mengapa penyajian Jedi: Fallen Order tidak seperti permainan EA lain adalah, Respawn menuntut kebebasan pengembangan game saat mendiskusikan syarat dan ketentuan akuisisi bersama sang publisher. Kita tahu, pengerjaan game dimulai jauh sebelum kesepakatan tersebut, kemungkinan besar tak lama sesudah proyek Titanfall pertama rampung.

Jedi Fallen Order 4

Semua ini terdengar sebagai kabar gembira bagi kita yang merindukan permainan-permainan single-player bermutu. Dan jika Jedi: Fallen Order laris terjual dan memperoleh pujian dari media, ada kemungkinan EA punya satu IP lagi yang dapat disandingkan dengan franchise-franchise raksasa lain di genre action. Dan siapa tahu, kesuksesan game nantinya mendorong EA untuk mengubah strategi bisnisnya sehingga lebih bersahabat bagi konsumen.

Di Star Wars Celebration Chicago 2019, Respawn mengonfirmasi bahwa Jedi: Fallen Orders akan tersedia di platform Windows (via EA Origin), PlayStation 4 dan Xbox One. Game dijadwalkan buat dilepas tepat sebulan sebelum penayangan perdana film Star Wars: The Rise of Skywalker, yaitu pada tanggal 15 November 2019. Saat ini, status gerbang pre-order juga telah dibuka.

Saya baru saja menyelesaikan sekuel novel Thrawn karya Timothy Zahn (singkat kata: sangat brilian), dan saya cukup percaya diri untuk bilang bahwa tahun ini terasa sangat menjanjikan bagi para penggemar Star Wars…

Penulis Kawakan Chris Avellone Turut Menggarap Star Wars: Jedi Fallen Order

Disney terlihat berusaha agar film Star Wars tayang setidaknya setahun sekali, namun sejak akuisisi perusahaan hiburan itu terhadap Lucasfilm, kita belum mendapatkan permainan Star Wars yang betul-betul memuaskan. Gamer mengeluhkan reboot Battlefront karena kurangnya konten, lalu sekuelnya dikritisi akibat praktek loot box yang merusak keseimbangan gameplay.

Setelah pembatalan pengembangan Star Wars 1313, kini harapan berada di pundak Respawn Entertainment. Tim pencipta Titanfall dan Apex Legends itu saat ini tengah fokus menggarap permainan petualang third-person berjudul Star Wars Jedi: Fallen Order. Sejak resmi diumumkan oleh CEO Vince Zampella di E3 2018, detail mengenai permainan pelan-pelan terkuak. Rangkuman segala informasi terkait Fallen Order bisa Anda simak di artikel ini.

Mungkin Anda sudah tahu, pembuatan Star Wars Jedi: Fallen Order dipimpin oleh Stig Asmussen, mantan staf Sony Santa Monica yang turut bertanggung jawab menggarap trilogi God of War. Asmussen ialah seorang developer papan atas – pernah jadi lead environment artist, art director, hingga game director. Menariknya, Asmussen bukan satu-satunya talenta berpengalaman yang ikut mengembangkan Fallen Order. Via Twitter-nya, Chris Avellone membenarkan keikut-sertaan dirinya dalam proyek tersebut.

Chris Avellone adalah seorang desainer sekaligus penulis kawakan. Ia masuk ke industri ini lebih dari dua dekade silam, dan telah berpartisipasi dalam pengerjaan lusinan permainan dalam beragam genre – dari mulai shooter, action adventure sampai role-playing. Kreasi-kreasinya meliputi Star Trek: Starfleet Academy (1997), Fallout 2, seri Icewind Dale, Neverwinter Nights, hingga sejumlah game baru semisal Pillars of Eternity, Torment: Tides of Numenera, Prey (versi reboot), serta Divinity: Original Sin 2.

Avellone belum menjelaskan apa perannya di Fallen Order karena ada NDA yang harus dipenuhi. Namun melihat dari keterlibatannya di sejumlah permainan baru dan bagaimana ia bilang ‘telah merampungkan Fallen order’, ada dugaan kuat Avellone dipekerjakan Respawn sebagai penulis lepas. Sejak tahun 2015, ia memang sudah tak lagi bekerja untuk Obsidian Entertainment.

Game-game kreasi Avellone terkenal dengan cerita yang sulit diduga dan sering kali menggelitik nalar. Jedi: Fallen Order sendiri bukanlah proyek Star Wars pertama sang penulis. Sebelumnya, ia sempat menjadi lead designer serta writer Knights of the Old Republic II: The Sith Lords. Banyak orang setuju, dari sisi twist serta alur, The Sith Lords lebih superior dibandingkan game pertamanya.

Via GameSpot.