Value Proposition: Pengertian, Elemen dan Cara Membuatnya

Pernahkah kamu mendengar istilah value proposition? Dalam dunia bisnis, value proposition merupakan istilah yang sangat berkaitan dengan proses pemasaran. Pasalnya, value proposition memuat nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu produk agar dapat menarik perhatian pelanggan.

Lantas, apa itu value proposition dan bagaimana cara membuatnya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Pengertian Value Proposition

Secara umum, value proposition adalah nilai-nilai yang akan dikomunikasikan oleh para produsen terhadap pelanggannya. Menurut Investopedia, nilai-nilai tersebut harus bisa diterima oleh pelanggan agar mereka mau membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam value proposition merupakan gabungan dari kelebihan produk, yang meliputi kandungan, kemasan, hingga berbagai manfaat lain yang bisa didapatkan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, value proposition harus dibuat dengan bahasa yang jelas dan menarik agar dapat menarik perhatian pembeli.

Lantas, apakah value proposition sama dengan tagline?

Meski sekilas terlihat sama, namun value proposition berbeda dengan tagline. Pasalnya, tagline tidak mencantumkan manfaat dari sebuah produk secara jelas meski berbentuk kata-kata unik untuk menarik calon pelanggan. Sementara value proposition berbentuk pesan singkat yang berisi keunggulan atau manfaat suatu produk.

Elemen-Elemen dalam Value Proposition

1. Newness

Newness berkaitan dengan pembaharuan yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan. Pembaharuan tersebut berupa inovasi yang membuat produk perusahaan lebih unggul dibandingkan produk lainnya.

2. Performa

Performa berkaitan dengan kinerja produk. Umumnya, pelanggan akan lebih mudah tertarik pada produk yang memiliki kinerja atau performa yang baik, terutama pada produk-produk yang berkaitan dengan teknologi.

3. Customization

Customization berkaitan dengan fleksibilitas, di mana produk yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Oleh sebab itu, perusahaan harus melakukan riset terlebih dahulu agar dapat memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.

4. Menyelesaikan Masalah

Sebuah produk juga harus dapat memberikan solusi atas masalah yang dialami oleh pelanggan. Dengan begitu, pelanggan dapat tertarik untuk membeli dan menggunakan produk yang kamu tawarkan.

5. Desain

Visual merupakan hal pertama yang dilihat oleh calon pelanggan dalam memilih sebuah produk. Untuk itu, desain yang menarik perlu diterapkan untuk menambah nilai pada visual produkmu.

6. Brand

Brand juga menjadi elemen penting dalam value proposition. Pasalnya, hal ini dapat memengaruhi pelanggan untuk menggunakan suatu produk yang mampu meningkatkan status sosialnya.

7. Harga

Harga juga dapat memengaruhi keputusan pembeli untuk membeli suatu barang. Umumnya, semakin murah harga barang, maka semakin banyak juga yang akan tertarik untuk membelinya.

8. Aksesibilitas

Aksesibilitas berkaitan dengan kemudahan orang-orang dalam menjangkau suatu barang, tidak terbatas pada wilayah, usia, maupun jenis kelamin.

Cara Membuat Value Proposition

Untuk membuat value proposition yang tepat, kamu bisa menerapkan beberapa cara berikut.

1. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Langkah pertama adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui riset yang dilakukan. Dengan hal tersebut, kamu bisa mengetahui kebutuhan pelanggan dari seluruh permasalahan yang sedang dihadapi oleh mereka.

2. Membuat Daftar tentang Kelebihan dan Keunggulan Produk

Selanjutnya, kamu perlu membuat daftar mengenai seluruh kelebihan dan manfaat dari produk yang ingin kamu tawarkan. Usahakan juga untuk menonjolkan keunikan produkmu agar dapat bersaing di pasaran.

3. Menjelaskan Nilai dari Suatu Produk

Nilai-nilai suatu produk merupakan hal utama yang harus dicantumkan dalam value proposition. Sebab, nilai-nilai inilah yang akan membuat pelanggan tertarik dengan produkmu.

4. Menghubungkan Nilai Produk dengan Masalah yang Dimiliki Pelanggan

Selanjutnya, kamu bisa menghubungkan nilai produk yang kamu miliki dengan masalah yang dialami oleh pelanggan. Tujuannya, agar produkmu dapat berperan sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

5. Memosisikan Diri sebagai Pelanggan

Terakhir, kamu bisa memosisikan dirimu sebagai pelanggan dengan melihat apakah nilai-nilai yang sudah kamu tetapkan tersebut berguna. Jangan lupa juga untuk melakukan evaluasi untuk memperbaiki hal-hal yang masih menjadi kekurangan produkmu agar sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai value proposition. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa value proposition merupakan nilai-nilai yang dimiliki suatu produk untuk menarik perhatian pembeli.

Copywriting: Pengertian, Jenis dan Tips Membuatnya

Pernahkah kamu tertarik untuk membeli suatu produk karena termakan iklan yang menarik? Nah, hal tersebut adalah salah satu contoh keberhasilan copywriting yang digunakan.

Copywriting sendiri adalah teknik penulisan yang biasa digunakan oleh perusahaan dalam pemasaran produknya. Tujuannya, tentu saja untuk menarik calon konsumen agar tertarik untuk membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan copywriting dan apa saja tips dalam membuatnya agar menarik?

Pengertian Copywriting

Copywriting adalah teknik penulisan untuk meyakinkan audiens agar melakukan suatu tindakan. Mengutip dari situs American Writers and Artist Institute (AWAI), copywriting adalah proses menulis materi pemasaran dan promosi persuasif yang memotivasi seseorang untuk melakukan beberapa tindakan, seperti melakukan pembelian, mengklik tautan, menyumbang, dan lain sebagainya.

Saat ini, copywriting dapat dilakukan pada berbagai jenis media, baik berupa tulisan, audio, gambar, video, dan lainnya. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari perkembangan dunia digital yang semakin pesat, sehingga copywriting sudah menjadi kebutuhan bagi perusahaan untuk menarik konsumen agar membeli atau menggunakan produknya.

Jenis-Jenis Copywriting

Selain dilakukan pada berbagai jenis media, copywriting juga terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuannya. Berikut adalah beberapa jenis copywriting yang perlu kamu ketahui.

1. Marketing Copywriting

Marketing copywriting adalah jenis copywriting yang bertujuan untuk melakukan upaya pemasaran atau beriklan. Caranya adalah dengan menyampaikan informasi penjualan, seperti keunggulan, manfaat, hingga fungsi dari suatu produk kepada audiens agar mereka termotivasi untuk menggunakannya.

Jenis copywriting ini juga paling umum ditemukan, seperti dalam iklan TV, iklan majalah, spanduk, billboard, dan lain sebagainya.

2. Brand Copywriting

Brand copywriting adalah jenis copywriting yang bertujuan untuk mengenalkan satu brand kepada masyarakat luas. Hal tersebut biasa dilakukan pada brand baru agar banyak orang yang mengenali dan mengingat identitas brand tersebut.

3. SEO Copywriting

SEO copywriting dilakukan dengan cara menargetkan kata kunci tertentu tanpa mengorbankan kualitas tulisan agar tetap bisa dipandang menarik oleh pembaca. Tujuannya, untuk mendapat posisi dan ranking terbaik di halaman pencarian search engine.

4. Technical Copywriting

Technical copywriting bertujuan untuk memberikan pengarahan, edukasi, serta memudahkan pembaca untuk memahami penggunaan suatu produk. Copywriting jenis ini biasa ditemukan dalam buku panduan teknis, manual, informasi cara pakai produk, dan lain sebagainya.

5. Direct Response Copy

Penulisan copy ini ini biasa digunakan pada tombol-tombol klik atau CTA yang berisi suatu ajakan. Tujuannya, untuk mendapat respon langsung dari konsumen maupun target audiens yang dituju.

6. Social Media Copy

Sesuai namanya, copywriting jenis ini digunakan untuk memperoleh engagement content yang tinggi dan menambah follower media sosial secara organik. Jenis copywriting ini dapat diaplikasikan dengan membuat konten dan caption semenarik mungkin di media sosial.

7. Email Copy

Copywriting jenis ini digunakan untuk keperluan pelaksanaan email marketing. Tujuannya, agar email yang dikirim membuat pihak penerimanya tertarik untuk membuka, membaca, dan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan isi emailnya.

Tips Membuat Copywriting Menarik

Untuk membuat copywriting yang menarik perhatian audiens, kamu bisa memperhatikan beberapa teknik berikut.

1. Menyajikan Masalah, Gambaran Masalah, dan Solusinya

Teknik pertama yang bisa kamu terapkan dalam penulisan copywriting adalah dengan menyajikan masalah hingga gambaran untuk menyelesaikannya. Teknik ini adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan dalam copywriting.

Caranya adalah dengan mengawali pesan yang mendeskripsikan sebuah masalah yang banyak dialami oleh target pasar produkmu. Selanjutnya, kamu bisa memberikan gambaran situasi ideal ketika permasalahan tersebut dapat diatasi dan diakhiri dengan solusi yang kamu tawarkan untuk menyelesaikannya.

2. Mengenalkan Fitur serta Kelebihan Produk

Teknik yang kedua adalah dengan mendeskripsikan fitur produk dengan mengenalkan apa saja kelebihan serta keuntungan jika menggunakannya. Dengan teknik ini, kamu bisa membantu mempengaruhi calon konsumen agar tertarik dengan produk yang kamu tawarkan.

3. Menggunakan Teknik 4C

4C adalah clear (jelas), concise (ringkas), compelling (menarik), dan credible (dapat dipercaya). Teknik ini biasa digunakan agar kamu bisa lebih fokus pada tujuan untuk menyasar audiens. Pasalnya, teknik ini akan membuat dapat memastikan bahwa pesan yang kamu buat cukup jelas, ringkas, dan dapat membuat audiens percaya.

4. Menggunakan Angka

Teknik terakhir yang dapat kamu terapkan adalah menggunakan angka yang berdasarkan data yang ada. Teknik ini akan membuat konsumen lebih percaya karena kamu tidak dianggap menjual omong kosong semata.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai copywriting beserta tipsnya yang bisa kamu terapkan. Semoga artikel ini dapat membantumu dalam membuat tulisan copy yang baik dan menarik!

Lead Time: Definisi, Jenis, dan Cara Menguranginya

Lead time adalah istilah yang digunakan dalam bisnis untuk menggambarkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tertentu.

Istilah ini sering digunakan untuk merujuk pada waktu yang diperlukan untuk memproses pesanan atau memenuhi permintaan, tetapi juga dapat diterapkan untuk tugas lain, seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan perwakilan layanan pelanggan untuk menanggapi pertanyaan.

Lead Time penting karena dapat memengaruhi keuntungan bisnis jika kamu tidak mengelolanya dengan baik.

Jika Lead Time terlalu lama, kamu mungkin kehilangan pelanggan yang pergi ke tempat lain untuk mencari layanan yang lebih cepat.

Di sisi lain, jika Lead Time terlalu singkat, kamu mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk melakukan pekerjaan berkualitas atau menangani masalah tak terduga yang muncul selama proses berlangsung.

Definisi Lead Time

Lead Time dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari semua aktivitas yang terlibat dalam pengiriman produk atau layanan kepada pelanggan.

Atau bisa juga dikatakan bahwa Lead Time adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proses.

Tidak hanya mencakup durasi setiap langkah dalam proses, tetapi juga waktu yang dihabiskan untuk menunggu langkah dimulai atau diakhiri.

Lead time tergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap aktivitas, serta berapa banyak waktu pemrosesan yang diperlukan untuk setiap aktivitas.

Lead Time penting karena memengaruhi seberapa efisien perusahaan kamu.

Misalnya, jika kamu menggunakan sistem manajemen inventaris yang tidak memiliki cara untuk mengetahui kapan item akan tersedia kembali, kamu mungkin diminta untuk membeli lebih dari yang kamu butuhkan untuk berjaga-jaga.

Tetapi jika memiliki sistem yang sudah mengetahui kapan item akan tersedia kembali dan dapat memberi kamu perkiraan yang akurat tentang kapan item tersebut akan tiba, maka keputusan pembelian kamu akan lebih efisien.

Jenis Lead Time

Lead Time adalah ukuran berapa lama waktu yang dibutuhkan bisnis untuk menyelesaikan suatu proses. Penting bagi bisnis untuk mengetahui waktu tunggu sehingga mereka dapat merencanakan operasinya secara efektif.

Ada empat jenis waktu tunggu: customer lead time, material lead time, production lead time, and cumulative lead time.

Customer Lead Time mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan pelanggan untuk melakukan pemesanan dengan bisnis.

Material Lead Time mengacu pada jumlah waktu yang diperlukan untuk bahan tiba di bisnis setelah dipesan.

Production Lead Time mengacu pada jumlah waktu yang diperlukan untuk suatu barang diproduksi setelah semua komponennya tiba di pabrik atau gudang tempat mereka akan dirakit menjadi produk jadi.

Cumulative Lead Time mengacu pada jumlah total waktu yang diperlukan oleh semua tahap dalam jalur perakitan dari saat pesanan dilakukan oleh pelanggan hingga diserahkan ke tangan mereka sebagai produk rakitan lengkap yang siap dijual eceran.

Cara Mengurangi Lead Time

Semakin pendek waktu tunggu pelanggan harus menunggu, semakin besar kemungkinan mereka melakukan pembelian.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa pelanggan yang menunggu lebih dari dua menit akan menutup telepon.

Itulah mengapa solusi yang akurat dan efektif untuk mengurangi waktu tunggu sangat penting bagi bisnis apa pun.

Berikut ini adalah cara mengurangi Lead Time:

Tetapkan timeline untuk anggota tim

Salah satu cara termudah untuk membantu mengurangi Lead Time adalah menetapkan timeline untuk anggota tim kamu.

Cara ini tidak akan membuat mereka terganggu, dan itu juga akan memungkinkan mereka untuk tetap di atas apa yang perlu mereka lakukan.

Memastikan Semua Tugas Jelas

Pastikan semua orang yang terlibat dalam sebuah proyek tahu persis apa peran mereka, serta kapan peran itu harus diselesaikan.

Dengan begitu, tidak ada yang bertanya-tanya apakah mereka telah melakukan semua yang perlu dilakukan atau belum. Dan semua orang tahu kapan pekerjaan mereka selesai dengan tugas yang ada (atau jika ada lebih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan).

Sering Melacak Kemajuan

Dengan melakukan ini, kamu dapat memastikan bahwa setiap orang yang terlibat dalam proyek tahu di mana letaknya dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya.

Cara ini memungkinkan kamu untuk mengetahui masalah apa pun sejak dini dan memperbaikinya sebelum menjadi masalah besar, yang berarti proyek kamu akan tetap berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.

Demikianlah penjelasan selengkapnya mengenai Lead Time, semoga bermanfaat.

Data Science: Definisi, Aspek, Proses, dan Contohnya

Data science merupakan ilmu yang saat ini sangat populer yang dapat diterapkan di banyak industri. Tentunya banyak perusahaan, apalagi perusahaan besar, semakin membutuhkan tenaga ahli di bidang ini.

Jadi jika kamu tertarik dengan data science, mari kita mulai dengan mengenalnya dari dasar yang telah dirangkum Dailysocial.id dalam artikel ini.

Apa Itu Data Science?

Menurut Urban Institute, data science adalah keterampilan yang membutuhkan komputasi, pemrograman, teknologi, dan statistik yang bukan merupakan bagian dari standar pendidikan peneliti ilmu sosial. Kemampuan ini mencakup teknologi dan teknik seperti komputasi awan, analisis data besar, pemrosesan bahasa alami, pembelajaran tanpa pengawasan seperti analisis kluster, penelusuran ulang, rekayasa fuzzy, pembelajaran mesin, dan lainnya.

Data science dapat membantu peneliti bekerja lebih efisien untuk menghasilkan informasi baru yang tepat waktu, menjelajahi kumpulan data yang benar-benar baru dengan cara baru, memodifikasi model simulasi, dan sebagainya. Dengan tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas bukti yang diperlukan untuk keputusan kebijakan yang diperlukan. Kehidupan yang lebih baik, memperkuat komunitas dan meningkatkan kehidupan masyarakat.

Biasanya, orang yang mahir dalam data science menggunakan algoritma pembelajaran mesin. Ini berguna dalam menangani teks, gambar, video, audio, dan lain-lain untuk menghasilkan sistem kecerdasan buatan. Sistem kecerdasan buatan ini dapat dirancang untuk melakukan berbagai tugas yang sulit bagi kecerdasan manusia.

Aspek Penting dalam Data Science

1. Bisnis

Seorang data scientist yang mengolah data berdasarkan data science harus mampu mengubah data menjadi informasi yang dapat dipahami untuk membantu merancang strategi guna memecahkan masalah bisnis.

Untuk melakukan ini, keahlian data science juga harus dibarengi dengan pemahaman bisnis sehingga perusahaan dapat menghasilkan solusi yang direkomendasikan berdasarkan data untuk mencapai tujuannya.

2. Matematika dan Statistika

Data science sangat membutuhkan matematika karena data perlu diolah secara kuantitatif. Banyak masalah bisnis dapat diselesaikan dengan membuat model analitis dengan dasar matematika. Untuk melakukan ini, kamu membutuhkan pengetahuan matematika yang mendalam. Misalnya, algoritma terkait erat dengan matematika dalam desain machine learning sebagai aplikasi data science.

Statistik dalam data science juga tidak kalah penting. Selain memahami statistik klasik, seorang data scientist juga harus memahami statistik Bayesian.

3. Teknologi

Tentu saja, data science tidak dapat dipisahkan dari teknologi, kreativitas, dan kecerdasan dalam menggunakan keahlian teknis untuk memecahkan masalah.

Data science adalah ilmu yang menggunakan data dalam jumlah besar dan algoritma yang kompleks, sehingga membutuhkan keterampilan komputer yang intensif.

Seorang data scientist harus mahir dalam bahasa pemrograman seperti SQL, Python, R, SAS, Java, Scala, Julia, dll. Seorang ilmuwan data harus dapat berpikir seperti algoritma untuk menyelesaikan masalah yang paling sulit sekalipun.

Proses Data Science

Menurut Towards Data Science, menjelaskan proses data science tidaklah mudah. Namun, proses tersebut secara kasar dapat diringkas dalam lima poin OSEMN sebagai berikut:

1. Obtain

Langkah pertama untuk memulai proyek data science adalah obtain, yaitu mendapatkan atau mengumpulkan data. Data dikumpulkan dari sumber data. Kemudian kemampuan teknis seperti MySQL digunakan untuk mengolah data.

Jika kamu menggunakan Python atau R, kamu dapat membaca data dari sumbernya langsung ke dalam program sains data yang digunakan. Untuk memulihkan data dari sumber, diperlukan keterampilan berbeda tergantung pada jenis dan ukuran file yang dihasilkan.

2. Scrub

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam proses data science adalah melakukan scrubbing data

Scrubbing data adalah proses pembersihan atau penyaringan data. Jika ada data yang tidak penting atau tidak relevan, sebaiknya dihapus. Pada tahap ini juga dilakukan standarisasi format data.

Dari format yang berbeda pada langkah pertama, semua data dikonversi ke format yang sama. Kemudian, jika ada data yang hilang, maka perlu dilakukan penyesuaian untuk dapat diolah. Proses scrubbing juga mencakup penggabungan dan pemisahan tipe data sesuai kebutuhan.

Pada dasarnya proses scrubbing adalah proses menyortir, merapikan data dan menghapus semua yang tidak diperlukan, mengganti data yang hilang dan menormalkan semua format.

3. Explore

Pada fase ini, penggalian dan verifikasi data dilakukan.

Pertama, properti dari semua data harus diverifikasi, karena jenis data yang berbeda memerlukan pemrosesan yang berbeda. Statistik deskriptif kemudian harus dihitung untuk mengekstrak fitur dan menguji variabel yang signifikan.

Terakhir, visualisasi data digunakan untuk mengidentifikasi pola dan tren signifikan dalam data yang kamu kumpulkan. Dengan demikian, diagram memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga makna informasi dapat dipahami dengan lebih baik.

4. Model

Setelah memastikan bahwa langkah-langkah scrub dan explorer telah dilakukan dengan optimal, kamu dapat melanjutkan ke langkah data science berikutnya, yaitu model.

Pada titik ini, model data dibuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Regresi dan prediksi digunakan untuk memperkirakan nilai masa depan dan mengklasifikasikan serta memberi peringkat kelompok nilai dari data.

5. Interpret

Langkah terakhir dalam proses ilmu data adalah interpretasi data. Interpretasi data adalah proses penting dimana interpretasi model dan data dilakukan.

Orang awam yang tidak mengerti istilah-istilah teknis perlu memahami hasil pengolahan data yang diinterpretasikan. Tujuan dari presentasi adalah untuk menggunakan informasi yang diperoleh untuk menjawab masalah bisnis.

Keterampilan komunikasi yang baik juga diperlukan dalam fase interpretasi data untuk mengkomunikasikan isu-isu penting secara efektif kepada semua pihak yang berkepentingan.

Contoh Penerapan Data Science

Penerapan data science di bidang e-commerce untuk berbagai keperluan dynamic pricing. Harga ini diciptakan oleh bisnis perdagangan untuk mensegmentasi pelanggan atau konsumen dengan tepat.

Penetapan dynamic pricing juga diperlukan agar setiap kelompok pelanggan dapat ditawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Saat menghitung dynamic pricing suatu perusahaan, berbagai kategori data biasanya dipertimbangkan, seperti Lead time, penilaian properti, dan layanan yang ditawarkan produk.

Begitulah gambaran ilmu data science dan langkah-langkah dalam prosesnya yang perlu kamu ketahui.

Data scientist memang tidak mudah dipelajari, tetapi keterampilan ini sangat penting bagi bisnis.

Scale Up: Pengertian, Fungsi Ciri, dan Strategi untuk Melakukannya

Scale up adalah salah satu strategi bisnis untuk mengembangkan sebuah perusahaan agar semakin besar. Tujuannya, agar perusahaan mampu bersaing di pasar yang lebih luas dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan scale up dan kapan waktu yang tepat untuk melakukannya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Pengertian Scale Up

Pada dasarnya, scale up adalah meningkatkan sesuatu. Mengutip dari Tech Nation, scale up adalah fase pertumbuhan perusahaan ketika mereka sudah mengalami berbagai proses perkembangan dan kesuksesan, sehingga siap untuk memasuki fase selanjutnya.

Sebuah perusahaan yang melakukan scale up berarti cukup mapan dan mumpuni untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Oleh sebab itu, metode scale up yang dilakukan harus mampu mendorong perusahaan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar tanpa mengeluarkan banyak biaya dan sumber daya yang ada.

Fungsi Scale Up

Secara umum, scale up memiliki fungsi utama untuk mengembangkan suatu perusahaan menjadi sebuah bisnis dengan skala yang lebih besar. Hal ini dilakukan agar perusahaan mampu mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.

Selain itu, scale up juga berfungsi agar perusahaan dapat berkembang dan bertahan dalam menghadapi persaingan antar kompetitor dalam pasar.

Ciri Perusahaan yang Siap Melakukan Scale Up

Meski memiliki fungsi yang menguntungkan, scale up tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Untuk itu, sebelum melakukan scale up, ada baiknya jika kamu mengetahui ciri-ciri perusahaan yang siap melakukannya.

  1. Perusahaan yang memiliki trafik penjualan konsisten dan terus meningkat seiring berjalannya waktu.
  2. Memiliki pelanggan tetap yang loyal dalam membeli dan menggunakan produk.
  3. Berhasil mengatasi berbagai risiko dan hambatan dengan baik.
  4. Terbatasnya sumber daya hingga berpengaruh dalam memenuhi permintaan konsumen.
  5. Membutuhkan campur tangan profesional yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu produksi serta kelancaran distribusinya.

Strategi untuk Melakukan Scale Up

Apabila perusahaanmu sudah mengalami beberapa ciri-ciri di atas, maka tandanya perusahaanmu perlu melakukan scale up. Untuk itu, kamu perlu mengetahui beberapa strategi yang tepat untuk menerapkannya.

Lakukan Evaluasi dan Buat Rencana

Sebelum melakukan scale up, kamu perlu melakukan evaluasi dulu terhadap perusahaanmu. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui apakah bisnismu benar-benar siap berkembang menjadi lebih besar.

Jika evaluasi telah dilakukan, jangan lupa buat rencana yang matang untuk melakukannya. Dalam hal ini, kamu bisa menentukan strategi apa yang paling tepat untuk kamu gunakan dan bagaimana cara mengimplementasikannya.

Pahami Risiko dan Hambatan

Risiko dan hambatan adalah dua hal yang mungkin tidak bisa dihindari dalam bisnis, tanpa terkecuali dalam proses scale up. Meski begitu, risiko dan hambatan bisa diatasi jika kamu sudah menyiapkan diri untuk menghadapinya.

Untuk menghadapinya, kamu perlu mencari tahu dan memahami berbagai risiko yang mungkin akan terjadi dalam proses scale up. Beberapa risiko yang mungkin terjadi, seperti kurangnya keterampilan pemimpinan, kurangnya dana, arus kas yang lemah, dan lain sebagainya.

Siapkan Dana yang Cukup

Biaya adalah hal utama yang perlu diperhatikan dalam proses scale up. Pasalnya, untuk mengembangkan sebuah perusahaan, tentu kamu membutuhkan biaya yang jumlahnya tidak sedikit.

Oleh sebab itu, sebelum melakukan scale up, kamu harus memastikan kondisi keuangan perusahaanmu terlebih dahulu. Jika dinilai tidak cukup, maka kamu perlu untuk mendapatkan modal tambahan dengan cara mengajukan pinjaman ke bank, mencari investor, capital venture, dan lainnya.

Belajar dari Perusahaan Lain yang Telah Berhasil

Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Untuk itu, agar proses scale up yang kamu lakukan berhasil, kamu juga perlu belajar pada perusahaan lain yang telah berhasil melakukannya.

Meski mereka dianggap sebagai kompetitor, namun tidak salahnya untuk belajar dari mereka. Kamu bisa melakukan analisis sederhana mengenai cara mereka untuk mendapat kesuksesan yang mungkin bisa kamu terapkan juga pada bisnismu.

Pertahankan Nilai Bisnismu

Nilai bisnis adalah hal penting yang perlu dipertahankan agar sebuah bisnis dapat berkembang sesuai tujuan yang diinginkan. Meski mengembangkan bisnis kemungkinan akan mengubah banyak aspek dalam perusahaanmu, namun jangan jadikan hal tersebut sebagai hal yang dapat mengubah nilai bisnismu.

Bentuk Tim yang Dapat Mendukungmu

Aspek paling penting dalam mengembangkan perusahaan adalah dengan membentuk tim yang dapat mendukungmu. Sebab, karyawan yang kompeten dan memiliki kinerja yang bagus akan membantumu dalam meningkatkan kualitas perusahaanmu.

Nah, demikian penjelasan lengkap mengenai scale up dalam bisnis. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa scale up adalah proses penting yang perlu dilakukan untuk mengembangkan sebuah perusahaan menjadi lebih besar.

Product Market Fit: Pengertian, Tahapan, Cara Mengukur Keberhasilan, dan Contohnya

Sebuah perusahaan tidak hanya sukses ketika mencapai target penjualan. Produk atau jasa yang secara tidak langsung “dijual” atau direkomendasikan oleh banyak orang juga bisa menjadi salah satu faktor kesuksesan. Namun untuk melakukan itu, kamu harus melalui tahapan Product Market Fit. Untuk lebih memahami apa itu Product Market Fit dan informasi penting yang terkandung di dalamnya, kamu bisa menyimak artikel berikut ini.

Apa Itu Product Market Fit?

Product Market Fit adalah konsep atau skenario dimana pelanggan perusahaan ingin membeli, menggunakan dan menyebarkan informasi tentang produk. Tentu saja, jika ini terjadi pada banyak pelanggan perusahaan, kondisi ini dapat membantu perusahaan tumbuh dan meningkatkan keuntungannya.

Konsep ini awalnya dibuat dan dikembangkan oleh Marc Andreessen, seorang pengusaha Amerika yang juga merupakan investor terpercaya. Menurutnya, product market fit adalah suatu kondisi jika perusahaan sudah ada di pasar dan memilih kelompok pelanggan yang tepat bergantung pada penawaran produk. Dengan begitu mereka puas dan ingin orang lain mencoba juga.

Tahapan Dalam Melaksanakan Product Market Fit

1. Menentukan target pasar

Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menentukan target pasar yang sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Suatu produk atau jasa bisa berhasil jika target pasar atau pelanggan tepat sasaran. Mencari target pasar yang cocok atau sesuai harus dilakukan melalui segmentasi pasar.

2. Mengidentifikasi kebutuhan pelanggan

Saat membuat produk, harus dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Apakah produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan pelanggan atau tidak. Kemudian, pelanggan memutuskan apakah produk tersebut masuk akal bagi mereka atau tidak.

3. Tentukan proposisi nilai produk

Proposisi nilai ini adalah rencana kamu tentang bagaimana produk atau layanan kamu dapat membantu memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dibandingkan dengan produk atau pesaing produk kamu yang sudah ada. Selain itu, value proposition juga berguna dalam memberikan fitur yang bisa menjadi brand produkmu, sehingga memudahkan pengguna untuk mengingatnya. Kamu juga perlu fokus pada beberapa hal yang dapat berdampak besar bagi pelanggan mu.

4. Desain MVP

MVP adalah setidaknya satu produk atau prototipe yang layak yang dapat diproduksi sesuai dengan produk yang dipasarkan. Tujuannya untuk mengetahui apakah produk yang dipasarkan memiliki dampak langsung kepada pelanggan. Agar tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk pengembangan, kamu bisa lebih fokus pada nilai utama yang ingin kamu tawarkan.

5. Buat poin MVP

Kembangkan MVP dalam format yang dapat diterima oleh pelanggan. Selain itu juga memenuhi value proposition dan fitur yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Umumnya, bentuk sederhana ini bisa dari segi desain produk, dan pengalaman pengguna sesuai dengan proposisi nilai.

6. Lakukan eksperimen

Setelah MVP siap, langkah terakhir adalah menjalankan pengujian. Eksperimen ini dilakukan pada pengguna atau pelanggan yang cocok dengan target pasar. Saat bereksperimen, penting untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan tentang prototipe.

Cara Mengukur Keberhasilan Product Market Fit

Setelah menyelesaikan langkah-langkah tersebut, kamu juga perlu mengetahui cara mengukur keberhasilan langkah-langkah tersebut.

• Net promoter score (NPS)

Untuk mengetahui apakah produk yang diluncurkan dapat mencapai hasil yang sesuai dapat diukur dengan kepuasan pelanggan atau Net Promoter Score. NPS ini membantu mengumpulkan umpan balik pelanggan tentang produk yang telah kamu luncurkan. NPS ini juga dapat membantu menentukan minat pelanggan tersebut untuk merekomendasikan produk kepada orang lain.

Jika skor NPS cukup rendah, diperlukan identifikasi dan solusi untuk meningkatkannya. Biasanya, perusahaan yang berhasil dalam Product Market Fit memiliki nilai NPS sekitar 50.

• Churn rate dan retention rate

Keduanya adalah metrik yang digunakan untuk mengukur apakah perusahaan kamu telah mencapai kecocokan pasar produk atau tidak. Semakin tinggi tingkat perputaran, semakin rendah kepuasan pelanggan. Pada saat yang sama, jika tingkat retensi cukup tinggi, maka kepuasan pelanggan juga baik. Tingkat retensi ini juga sesuai dengan jumlah orang yang terus menggunakan produk setelah penggunaan pertama. Acuan standar yang umum digunakan untuk turnover ratio adalah sekitar 5%. Namun, hal ini tetap bergantung pada jenis usaha yang dijalankan.

• CLV atau customer lifetime value

Metrik ini berguna saat kamu ingin melihat pendapatan rata-rata yang dapat dihasilkan oleh satu pelanggan yang menggunakan produk mu. Jadi jika pelanggan menggunakan produkmu untuk waktu yang lama, keuntungannya juga lebih tinggi.

• Bounce Rate

Bounce rate ini adalah ukuran apakah suatu produk cocok atau cocok untuk produk atau pasar perusahaan. Dengan kata lain, bounce rate yang tinggi berarti pengguna meninggalkan produk kamu tanpa interaksi lebih lanjut. bounce yang ideal, setidaknya kurang dari 60%.

• Growth rate

Beberapa orang mungkin percaya bahwa jika bisnis yang dikelola dapat tumbuh, itu bisa disebut berhasil atau berada di jalur yang benar. Namun, perlu juga dipahami apa yang dapat menyebabkan peningkatan ini. Jika pertumbuhan dapat ditelusuri kembali ke investasi pemasaran, seseorang tidak dapat berbicara tentang kecocokan produk-pasar yang sukses.

Contoh Product Market Fit

Netflix adalah contoh perusahaan yang telah mencapai product market fit dan berhasil mempertahankannya dari tahun ke tahun.

Awalnya, Netflix adalah layanan persewaan DVD untuk orang-orang yang berlangganan layanannya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia beradaptasi dan berubah untuk menawarkan layanan yang lebih murah dan nyaman daripada yang kita kenal sekarang.

Artinya, Netflix menyesuaikan produknya dengan kebutuhan pasar dan memastikan pelanggannya senang dengan apa yang mereka dapatkan sehingga terus berlangganan setiap bulan.

Demikianlah penjelasan product market fit. Bukankah betapa berguna dan pentingnya konsep product market fit untuk menjalankan bisnis?

Pitch Deck: Pengertian, Elemen, Tips, dan Contohnya

Pitch deck memiliki tujuan akhir yang sama dengan presentasi persuasif: Meyakinkan pendengar untuk menerima ide dan mengambil tindakan. Namun, ada beberapa faktor yang membuat pitch deck menjadi lebih sulit. Salah satunya adalah kemampuan pemilik usaha untuk menarik perhatian investor.

Apa Itu Pitch Deck?

Pitch deck adalah presentasi singkat yang memberikan gambaran umum mengenai rencana bisnismu. Dengan bantuan ini kamu dapat menjelaskan kepada calon investor seperti apa produk mu dan menarik minat mereka untuk membiayai perusahaanmu.

Pitch deck biasanya dibuat menggunakan beberapa alat populer seperti PowerPoint, KeyNote, atau Prezi.

Selain menjelaskan rencana bisnis, kamu juga dapat menggunakan pitch deck untuk bertemu dengan perusahaan lain atau orang-orang yang berpotensi menjadi pendiri. Tujuan dibuatnya pitch deck adalah agar investor mendanai atau membiayai perusahaan. Oleh karena itu, kamu tidak boleh gegabah saat membuat pitch deck. Iklan harus menarik dan informatif.

Selain itu, pitch deck biasanya terdiri dari beberapa slide dan dengan jelas menyatakan tujuan dan ruang lingkup perusahaanmu.

Elemen yang Diperlukan dalam Pitch Deck

Beberapa penulis, pemodal, dan pendiri startup telah menciptakan versi berbeda dari elemen yang diperlukan untuk pitch deck yang sukses. Namun secara umum, elemen yang perlu ditampilkan adalah sebagai berikut:

• Latar belakang masalah

• Solusi yang ditawarkan

• Produk atau layanan perusahaan

• Kondisi dan potensi pasar

• Rencana bisnis

• Poin unik yang membedakan dengan perusahaan lain

• Kompetitor

• Rencana pemasaran

• Perkenalan tim

• Pencapaian bisnis

Tips Membuat Pitch Deck yang Baik

Pitch deck yang baik tentu harus kamu buat singkat, jelas dan menarik karena akan menentukan kemajuan bisnis mu ke depannya. Cara membuat pitch deck yang bagus untuk presentasi kamu sebagai berikut.

• Buatlah pitch deck dengan 10 – 12 slide presentasi

Kembali pada pengertiannya, pitch deck adalah presentasi singkat yang memberikan gambaran tentang rencana bisnismu. Jadi investor sebenarnya hanya ingin melihat blueprint dari produk yang kamu bangun. Jika terlalu lama, investor pasti akan bosan dan tidak tertarik. Jadi jelaskan tentang siapa kamu dan mengapa mereka harus memodalkan bisnismu.

• Cantumkan nama founder dan tim

Untuk membangun perusahaan yang baik, kamu membutuhkan orang-orang terbaik agar perusahaan dapat berkembang sesuai dengan tujuannya. Tunjukkan kepada investor siapa orang-orang yang terlibat dalam kesepakatan ini dan jelaskan posisi mereka. Jika sudah memiliki tim yang kuat, investor akan percaya bahwa perusahaan ini dibangun dengan perencanaan yang matang.

• Berikan gambaran contoh produk

Bagian ini berisi screenshot atau gambar produkmu, termasuk logo dan nama produk. Jelaskan seperti apa bisnis kamu dalam waktu kurang dari 10 kalimat. Tunjukkan kepada investor bagaimana produk kamu bekerja dan berikan contoh. Buat slide semenarik mungkin karena toh kamu sedang menjual sebuah “produk”.

• Beri informasi potensi pasar

Setelah kamu menjelaskan seperti apa bisnis dan produk mu, saatnya menjelaskan bagaimana potensi pasar yang tersedia untuknya. Ukuran pasar juga menentukan apakah investor akan membiayai perusahaan yang kamu dirikan. Pada slide ini, kamu harus memberikan bagan yang menggambarkan pertumbuhan pasar di masa lalu dan potensi pertumbuhan pasar di masa mendatang.

Dengan demikian, investor dapat menghitung laba atas investasi (ROI) dan potensi investasi mereka. Juga, pastikan untuk menyertakan sumber informasi untuk meyakinkan investor bahwa perusahaan kamu memiliki potensi besar.

• Jelaskan tentang kompetitor mu

Cara selanjutnya untuk membuat pitch deck agar diperhatikan adalah dengan berbicara tentang pesaing di industri tempat kamu berada. Di bagian ini, kamu harus bisa menjelaskan siapa pesaingmu dan apa kelebihan yang kamu miliki dibanding mereka. Jika perlu, kamu juga dapat menjelaskan kemungkinan strategi untuk menyingkirkan pesaing tersebut dari pasar.

• Sampaikan kondisi keuangan perusahaan

Saat membuat pitch deck, investor seringkali juga ingin mengetahui sesuatu tentang situasi keuangan perusahaan. Biasanya, mereka ingin melihat laporan laba rugi, prakiraan penjualan, dan laporan arus kas setidaknya selama tiga tahun. Namun, kamu tidak harus menyampaikan semua ini dalam presentasi yang rumit. Kamu dapat membuatnya lebih ringkas dengan membuat bagan yang menunjukkan laba, total pengeluaran, pendapatan, dan jumlah total pelanggan. Saat kamu menjelaskan bagian presentasi ini, kamu harus bisa menyampaikan asumsi dasar tentang bagaimana mencapai tujuan penjualan kamu untuk menghasilkan keuntungan.

• Jelaskan resiko yang mungkin terjadi

Memulai bisnis tentu penuh dengan resiko. Jelaskan kepada investor risiko apa yang mungkin terjadi pada bisnismu dan sertakan solusi ketika risiko muncul. Ini penting untuk meyakinkan investor bahwa mereka tidak berinvestasi dalam bisnis yang kamu mulai dengan sia-sia.

• Tetapkan jumlah pendanaan yang ingin diraih

Setelah kamu melakukan semua hal itu dan mengirimkan presentasi lengkap, saatnya untuk menentukan menetapkan pendanaan yang ingin Anda capai. Itu karena investor juga ingin tahu berapa banyak uang yang harus mereka keluarkan untuk mengembangkan bisnismu.

Contoh Pitch Deck Terbaik

Facebook awalnya didirikan oleh Mark Zuckerberg dan Eduardo Saverin sebagai jejaring sosial untuk universitas. Ketika mereka pertama kali mencoba mengajukan ide kepada calon investor, mereka masih belum memiliki rencana bisnis yang jelas. Oleh karena itu, penyajiannya tidak berdasarkan metrik pendapatan, tetapi menggunakan fakta dan angka yang ada seperti basis pelanggan, keterlibatan pengguna, dan metrik pertumbuhan.

Untuk mendapatkan investor untuk mendanai bisnis yang sudah dibangun, kamu harus dapat membuat slide presentasi yang singkat dan jelas mengikuti panduan dan contoh presentasi di atas. Selain menarik investor, teknik pitch deck juga bisa membantu dalam mencari pekerjaan. Semoga artikel di atas dapat menambah wawasanmu.

Outbound Marketing: Pengertian, Proses, Cara Kerja, Kelebihan dan Kekurangan

Sejak strategi marketing memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan bisnis, hal itu selalu menjadi salah satu perhatian utama. Nah, outbound marketing adalah salah satu dari banyak strategi yang diterapkan oleh perusahaan.

Selain outbound marketing, ada juga inbound marketing. Secara umum, kedua metode tersebut dibedakan menurut fokusnya.

Yuk simak pembahasan di bawah ini untuk lebih memahami outbound marketing!

Apa Itu Outbound Marketing?

Outbound marketing adalah metode pemasaran tradisional yang dilakukan dengan mengirimkan pesan kepada calon konsumen tanpa adanya permintaan dari calon konsumen tersebut.

Mengirim email marketing ke telemarketer adalah contoh outbound marketing karena tim marketing mendorong pengiriman pesan ke calon konsumen dan berharap pesan tersampaikan dengan baik.

Dulu, pesan pemasaran ini bisa disampaikan melalui radio, televisi, majalah atau surat kabar. Seiring kemajuan teknologi, pesan pemasaran keluar kemudian mengambil bentuk email atau pesan teks.

Terlepas dari media yang digunakan, cara ini dinilai kurang efektif dari waktu ke waktu. Saat ini, orang dibanjiri sekitar 2.000 pesan pemasaran keluar setiap hari. Selain persaingan dari tim pemasaran lain, konsumen sendiri menggunakan berbagai cara untuk menghindari pesan-pesan ini, dari ekstensi pemblokiran iklan browser hingga filter ID penelepon.

Namun, bukan berarti cara ini tidak bisa memberikan hasil yang optimal. Sebelum kita berbicara tentang bagaimana menerapkan strategi outbound marketing yang sukses, mari kita bahas dulu prosesnya.

Proses Outbound Marketing

Secara umum, proses outbound marketing diterapkan dalam empat tahap di bawah ini.

1. Direct Communication

Direct Communication adalah metode yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi secara langsung dengan konsumen.

Dengan bentuk komunikasi ini, perusahaan menjangkau konsumen secara langsung melalui berbagai media seperti media sosial, email, telepon atau SMS.

Meskipun perusahaan mengirimkan banyak pesan pemasaran, komunikasi langsung biasanya menggunakan strategi personalisasi untuk membuat pelanggan merasa istimewa dan tertarik.

2. Mass communication model

Kemudian outbound marketing disampaikan dalam bentuk model komunikasi ini dengan pemberian informasi kepada banyak khalayak yang posisinya jauh dari sumber informasi.

Seperti yang telah disebutkan, oleh karena itu perusahaan menggunakan media, yaitu jejaring sosial, email atau telepon. Dalam hal ini perusahaan juga dapat menggunakan media lain seperti televisi dan radio.

3. Percepatan ROI

Metode ini dianggap sebagai salah satu cara tercepat untuk mencapai ROI atau laba atas investasi.

ROI adalah pengembalian modal yang ditanamkan di perusahaan.

4. Target tercapai lebih cepat

Diharapkan proses outbound marketing dapat membidik target perusahaan.

Kelebihan dan Kekurangan Outbound Marketing

Mari kita lihat kelebihan outbound marketing. Meskipun dapat dilihat dari penjelasan di atas bahwa outbound marketing mulai ditinggalkan, bukan berarti tidak digunakan untuk promosi. Berikut adalah kelebihan outbound marketing:

• Calon pelanggan lebih percaya pada produk atau layanan karena bentuk iklannya terlihat nyata.

• Kreativitas yang ditumpahkan ke dalam iklan membuat produk atau layanan terlihat lebih menarik.

• Iklan outbond marketing bisa lebih mudah diingat dan bahkan menjadi viral.

• Masih banyak orang yang senang menonton iklan di televisi atau di koran.

Meskipun kelebihan outbound marketing cukup besar, namun masih terdapat beberapa kekurangannya yaitu:

• Kesulitan melacak laba investasi (ROI)

• Meningkatkan teknik pemblokiran (blokir nomor ponsel, pemblokir iklan, filter spam, dan lainnya)

• Biaya mahal

• Terlihat kuno dan ketinggalan jaman.

• Target pemasaran tidak jelas karena langsung dilempar ke masyarakat luas.

• Ditulis untuk persyaratan produksi saja.

• Masih bersifat mencari calon pelanggan.

• Tidak fleksibel dan satu arah. • Dapat menggangu konsumsi konten.

Tips Menjalankan Outbound Marketing

Untuk berhasil menerapkan outbound marketing, pemilik usaha harus menggunakan elemen dan teknik yang berbeda agar strategi pemasaran berhasil.

• Kenali konsumen potensial dan tetapi target

• Miliki tim penjualan yang andal

• Sesuaikan teknik pemasaran dengan karakter calon konsumen

• Gunakan framework tertentu untuk menilai calon konsumen

• Lakukan follow up dan analisis hasilnya

Demikianlah ulasan mengenai outbound marketing. Apakah kamu tertarik untuk memakai metode ini di bidang bisnis mu?

Scrum: Pengertian, Manfaat, Peran dan Tahapannya

Pernahkah kamu mendengar istilah scrum? Dalam dunia bisnis, scrum adalah salah satu strategi yang populer untuk digunakan, terutama dalam mengerjakan sebuah proyek. Pasalnya, scrum bertujuan untuk meminimalisir kesulitan saat mengerjakannya.

Lantas, apa itu scrum dan mengapa hal ini cukup penting untuk dilakukan? Baca penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!

Pengertian Scrum

Scrum adalah cara-cara yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Metode ini memiliki kunci utama pada kolaborasi tim yang mengacu pada nilai Agile Manifesto, yakni berkala (iterative) dan bertahap (incremental).

Istilah scrum sendiri pada awalnya berasal dari makalah Hirotaka Takeuchi dan Ikujiro Nonaka (1986) untuk Harvard Business Review, di mana mereka menggunakan olahraga rugby sebagai metafora untuk menggambarkan manfaat tim yang mengatur diri sendiri dalam pengembangan dan pengiriman produk yang inovatif.

Sementara metode scrum pertama kali digunakan dalam pengembangan software yang dimulai oleh Jeff Sutherland pada tahun 1993. Metode ini digunakan untuk membantu tim dalam memecahkan masalah dalam segala macam proyek, mulai dari software, website, hardware, marketing, hingga event planning.

Manfaat Scrum

Scrum adalah strategi bisnis yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih banyak. Metode ini juga sangat efektif untuk menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Tak hanya itu, scrum juga bermanfaat dalam proses product atau project management. Tujuannya, agar perusahaan dapat selalu berkembang di masa depan dan konsumen juga selalu puas dengan hasil yang didapat.

Peran-Peran dalam Scrum

Agar dapat digunakan secara maksimal, scrum memiliki peran-peran yang dapat mensukseskannya.

Product Owner

Product owner adalah pihak yang memastikan bahwa kinerja tim Scrum sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, mereka harus memahami kebutuhan pelanggan hingga tren pasar.

Scrum Master

Scrum master adalah pihak yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tim proyek sudah beroperasi seefektif mungkin dengan nilai-nilai scrum. Mereka juga harus bertanggung jawab dalam mengatasi segala bentuk hambatan yang ada.

Development Team

Development team atau tim pengembang adalah tim yang bertugas untuk melakukan pekerjaan secara langsung untukmenyelesaikan tugas dalam sprint scrum. Tim ini terdiri atas computer engineer, desainer, penulis, data analyst dan peran lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan proyek.

Tahap-Tahap Scrum

Product Backlog

Tahap pertama adalah product backlog yang berisi daftar apa saja yang harus dilakukan sesuai dengan skala prioritas perusahaan. Perwakilan perusahaan bersama stakeholder bertugas untuk menata ulang product backlog. Tahap ini menjadi tanggung jawab product owner atau manajer.

Sprint Planning

Dalam tahap ini, produk teratas dalam product backlog disusun kembali menjadi sprint backlog. Tim scrum bertugas untuk menentukan bagaimana mereka akan menyelesaikan apa yang ada dalam sprint backlog.

Sprint

Scrum dilakukan melalui kegiatan daily scrum, yakni saat di mana tim berkumpul dan bekerja untuk memastikan perkembangan produk terus berjalan. Tahap ini membutuhkan scrum master yang bertugas untuk membantu tim agar tetap fokus.

Sprint Review

Sprint review adalah tahapan sprint terakhir. Untuk itu, segala produk atau proyek yang dikerjakan harus sudah selesai dan siap digunakan pada tahap ini.

Retrospective Process

Seluruh tahap scrum perlu dilakukan secara berulang dalam proses scrum proyek selanjutnya.

Nah, itulah penjelasan mengenai scrum dalam bisnis. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa scrum adalah strategi bisnis yang digunakan untuk meningkatkan keuntungan dalam bisnis.

Open Source: Pengertian, Jenis, Kelebihan dan Kekurangannya

Kamu mungkin pernah mendengar istilah open source di bidang teknologi informasi, khususnya di bidang software atau aplikasi. Open source umum dikenal juga sebagai pendekatan yang mudah untuk kolaborasi antara pengguna atau publik dalam menggunakan aplikasi atau program komputer tertentu. Jadi bagi kamu yang baru mengenalnya dan belum pernah mendengar tentang open source, simak ulasan singkatnya di bawah ini.

Apa Itu Open Source?

Istilah open source umumnya mengacu pada segala sesuatu yang dapat dimodifikasi dan dibagikan di antara pengguna open source. Open source pada awalnya dikenal di bidang pengembangan perangkat lunak sebagai OSS atau Open Source Software. Hal itu sendiri adalah kode pengembangan yang dapat dilihat, dimodifikasi, dan dibagikan oleh publik atau siapa saja sesuai keinginan.

Secara teknis, open source mengacu pada pengembangan open source terdistribusi dan kolaboratif. Ini juga didukung oleh peer review dan produksi komunitas. Sebagai produk yang paling banyak digunakan dan komprehensif, open source software cenderung lebih murah dan lebih fleksibel daripada produk eksklusif serupa.

Jadi, open source dapat diartikan sebagai software yang source code atau base code-nya dapat digunakan oleh banyak orang. Selain itu, kamu dapat menggunakan software ini untuk mengembangkan aplikasi dan membuat software versi terbaru.

Jenis-jenis Software Open Source

Berikut ini adalah beberapa software open source yang biasa digunakan untuk tujuan bisnis.

1. Open source office software

Open source office software adalah software yang mendukung produktivitas kantor berdasarkan open source. Jenis perangkat lunak open source ini biasanya mencakup aplikasi pengolah kata seperti Microsoft Word, spreadsheet, database, grafik, dan presentasi. Beberapa kantor OSS termasuk Libre Office, Open Office dan Abiword.

2. Open source accounting software

OSS accounting adalah software akuntansi yang digunakan untuk mengelola pembukuan dan pengelolaan keuangan di suatu perusahaan atau institusi. Jenis perangkat lunak open source ini dapat membantu mengumpulkan data dan informasi akuntansi, mengelola akun, dan mengotomatiskan tugas akuntansi berulang. Contoh perangkat lunak open source jenis ini adalah GNU Cash, Front Accounting, dan Odoo.

3. Open source website software

Jenis perangkat lunak web open source ini adalah OSS berbasis akses terbuka dan web terbuka. Website ini umumnya dapat dibuat dan digunakan secara terbuka dengan penawaran gratis maupun berbayar. Beberapa contoh software website open source adalah WordPress, Joomla dan NginX.

4. Open source browser and communication apps

Open source browser and communication apps adalah perangkat lunak mesin peramban yang bebas digunakan. Pada saat yang sama, OSS Communication pada dasarnya adalah layanan berbagi email atau pesan. Contoh perangkat lunak open source jenis ini adalah Mozilla Firefox, Mozilla Thunderbird dan Pidgin.

Kelebihan dan Kekurangan Open Source

Segala sesuatu yang ada pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Di bawah ini adalah kelebihan dan Kekurangan dari perangkat lunak open source.

Kelebihan

• Membutuhkan biaya lebih sedikit dan biasanya gratis.

• Dapat dimodifikasi dan dikembangkan secara mandiri.

• Dapat membuat versi perangkat lunak sendiri.

• Ketika muncul masalah software, kemungkinan dapat diselesaikan dengan sendirinya tanpa bantuan pengembang.

Kekurangan

• Keamanan kurang terjamin.

• Manual instruksi perangkat lunak sulit dipahami oleh pengguna biasa.

• Minim dukungan pengembang.

Demikian pembahasan kita mengenai perangkat lunak open source, semoga kamu lebih mengerti ya.