Term Sheet: Pengertian, Langkah-langkah dan Manfaatnya

Sementara pendanaan yang dibutuhkan untuk startup/ perusahaan mu perlu ditetapkan dan kamu harus mulai mencari investor atau partner yang tertarik dengan ide bisnis mu.

Pada umumnya investor memberikan syarat dalam proses ini untuk memudahkan proses investasi nantinya. Nah, semua syarat dan ketentuan sudah termasuk ke dalam term sheet.

Pada artikel ini kita akan mengular apa itu term sheet dan segala hal mengenainya.

Apa Itu Term Sheet?

Jika pengusaha memutuskan untuk memilih investor sebagai tambahan modal bagi perusahaan, pengusaha harus memahami masalah yang harus dirumuskan dengan investor dalam term sheet. Jadi, term sheet adalah formulir yang berisi syarat dan kesepakatan. Dengan kata lain term sheet merupakan gambaran umum yang tidak mengikat mengenai pokok-pokok transaksi modal.

Dengan demikian, tergantung dari terpenuhinya kesepakatan antara pemodal dan pengusaha, pengusaha dan pemodal dapat melanjutkan kesepakatan dan membicarakan hal-hal terkait penambahan modal secara lebih rinci.

Term sheet bukanlah kontrak tetapi kesepakatan tentang maksud dan tujuan investasi kedua belah pihak. Bentuk termsheet sendiri tergantung dari bentuk investasi yang akan dilakukan berdasarkan model obligasi konversi atau ekuitas? Kamu harus mengetahui hal ini sebelum menandatangani kontrak.

Langkah-langkah Merumuskan Term Sheet

1. Menentukan Tujuan Pemodalan

Sebelum mencari modal tambahan, kamu harus mengkaji terlebih dahulu tujuan penggunaan modal tersebut. Tujuan modal biasanya dibagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah tujuan investasi jangka menengah atau panjang, yang kedua adalah modal kerja, biasanya relatif berjangka pendek.

Misalnya tujuan investasinya digunakan untuk membangun fasilitas produksi. Jika kamu mengetahui apa tujuan investasi, kamu perlu memperhatikan hal-hal seperti berapa lama jangka waktu investasi akan memberikan pengembalian, apakah modal dipinjam atau ditukar dengan ekuitas, dan bagaimana aturan repatriasi. Sedangkan modal kerja biasanya berjangka pendek, dengan mekanisme bagi hasil atau beban bunga, tanpa mengharuskan investor ikut serta dalam komposisi saham.

2. Menentukan Valuasi Bisnis

Valuasi adalah nilai ekonomi dari sebuah perusahaan/bisnis. Hal ini dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu:

Valuasi bisnis berdasarkan aset

Menghitung validasi berbasis nilai merupakan metode yang sangat sederhana dan banyak digunakan oleh orang-orang. Metode ini biasanya digunakan untuk penilaian real estat.

Tentu saja, ketika menggunakan metode ini akan ada perubahan tergantung pada alasan operasional, namun perkiraan ini juga mengutamakan nilai aset yang terkait dengan bisnis.

Valuasi berdasarkan pendataan penjualan

Valuasi ini didasarkan pada seberapa besar revenue atau pendapatan yang dihasilkan. Dengan kata lain, investor melihat berapa banyak pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu.

Valuasi berdasarkan tren pasar dan kesempatan berkembang

Valuasi ini mengutamakan apa yang bisa didapatkan oleh pengusaha dan investor yang ingin mengembangkan usaha agar cepat berkembang. Perusahaan yang biasanya menggunakan metode penilaian ini adalah perusahaan yang melakukan akuisisi atau merger.

3. Merumuskan Business Plan dan hitung ROI pada investasi yang akan dilakukan

Ketika kamu berpikir tentang investasi, hal terpenting adalah business plan yang baik.

Setelah kamh mengetahui berapa nilai investasi yang dibutuhkan, hitung estimasi tingkat pengembalian dan laba atas investasi yang dikenal dengan istilah return on investment (ROI). ROI adalah laba atas investasi, yang dapat dihitung dengan menggunakan distribusi laba atas investasi.

Dalam menjalankan usaha, seorang pengusaha harus memperhatikan berapa banyak modal yang harus diinvestasikan untuk mencapai tujuan penjualan, berapa margin keuntungan akan digunakan untuk mengembangkan usaha.

4. Menentukan Jangka Waktu Perjanjian Kamu bersama Investor

Waktu dalam hal ini adalah ukuran durasi kontrak dalam skala yang mengikat kedua belah pihak antara penanam modal dan pengusaha untuk menyampaikan butir-butir kontrak kerjasama.

Waktu merupakan unsur yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian kerjasama karena waktu merupakan bagian penting dari pengesahan dari mana mata rantai kerjasama dimulai.

5. Merumuskan Imbal kerjasama baik dalam bentuk material dan non material

Menentukan imbal balik kerjasama antara kedua belah pihak dapat bersifat material dan non material.

Untuk material contohnya dalam bentuk material bersifat tangible (dapat diukur). Misalnya memperoleh saham dan bergabung dalam struktur kepemilikan, menambah modal investasi bersama dengan hasil investasi dan lain-lain.

Kalau imbal balik kerjasama dalam bentuk non material sebagian besar merupakan sesuatu yang tidak dapat diukur, misalnya networking , keahlian investor dan lain-lain.

6. Menentukan Keuntungan Kedua Belah Pihak

Menentukan ketentuan ketentuan umum usaha yang bisa melindungi kedua belah pihak dari potensi kerugian dan perselisihan kerjasama. Lalu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari potensi kerugian di kemudian hari, seperti pendaftaran merek, permohonan hak paten dan hak cipta.

Mengapa Term Sheet Penting?

Dari penjelasan di atas perlu dipahami hal-hal wajib yang dapat dirumuskan dalam term sheet dengan investor. Cara yang tepat untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis adalah dengan berinvestasi untuk mendapatkan pertumbuhan yang tepat bagi bisnis yang sedang kamu jalankan. Mengetahui dan memahami hak dan kewajiban antara para pihak, dapat membuat perjanjian kerjasama tidak terbantahkan dan saling menguntungkan di masa depan. Nah itulah pentingnya term sheet.

Demikianlah penjelasan mengenai term sheet. Semoga dapat bermanfaat!

Target Market: Pengertian, Cara, dan Manfaatnya

Mengetahui target market / target pasar akan sangat penting ketika memulai atau menjalankan bisnis. Mengetahui target market akan membantu kamu membuat produk sesuai kebutuhan dan keinginan mereka, membuat konten pemasaran yang tepat, menjual produk mu di platform yang tepat, dan masih banyak keuntungan lainnya.

Apa itu target market? Yakni sekelompok orang yang diperlakukan sebagai konsumen atau pengguna produk atau layanan. Apa manfaat mengetahui target pasar Anda dan bagaimana cara menentukannya? Langsung saja simak uraian di bawah ini!

Apa Itu Target Market?

Target market atau target pasar pasti sudah banyak didengar oleh berbagai kalangan. Target dapat dikatakan sebagai primary target market atau target utama dari konsumen yang dituju. Dengan kata lain target pasar adalah tujuan dari produk yang dijual kepada siapa saja, tergantung dari berat dan spesifikasi dari produk itu sendiri.

Yang terpenting, jangan mengabaikan target pasar mu. Jika memungkinkan, targetnya adalah semua orang yang membeli dan menggunakan produk perusahaan. Hal ini sangat penting dalam menentukan kelanjutan produk. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui tujuan yang kamu tuju sebelum memutuskan desain produk, harga, dan sebagainya.

Cara Menentukan Target Market

Berikut beberapa cara menentukan target pasar yang bisa kamu coba.

1. Lihat data pelanggan saat ini

Jika bisnis mu sudah berjalan cukup lama dan memiliki pelanggan, lihat datanya. Siapa pelanggan mu saat ini dan mengapa mereka membeli produk atau layanan yang kamu tawarkan? Kamu dapat menggunakan data ini untuk menemukan ciri dan minat yang sama. Kemungkinan besar akan ada orang di luar sana dengan karakteristik yang mirip menyukai produk atau jasa yang kamu tawarkan.

2. Teliti target market pesaingmu

Cara menentukan target pasar selanjutnya adalah dengan meneliti target pasar pesaing/kompetitor pada sektor, produk, atau industri yang sejenis. Target marketmu kira-kira siapa? Kamu bisa mengejar target market yang sama, atau kamu bisa memanfaatkan peluang dengan mengejar target market yang potensial, namun terabaikan oleh kompetitor.

Anggaplah kamu menjual pakaian wanita. Seperti pesaingmu, konsumen target utamamu adalah wanita dari segala usia, dari remaja hingga ibu. Akan tetapi, pesaing tidak menawarkan pakaian plus size. Mereka mungkin hanya melihat ini sebagai peluang untuk mengejar target pasar wanita plus size. Tapi kamu harus meneliti kembali.

Pesaing mungkin mengabaikan pasar sasaran tertentu karena mereka tidak dianggap sangat menguntungkan untuk bisnis.

3. Analisis produk atau layanan yang akan ditawarkan

Selanjutnya, analisis produk atau layanan yang akan disediakan. Tulis daftar fitur dan manfaat dari produk yang kamu miliki. Kamu perlu mengetahui keunggulan produk yang ditawarkan dan di segmen mana yang paling dibutuhkan. Selain itu, kamu juga dapat memahami khasiat, manfaat, dan kerugian produk dan menggunakannya untuk pemasaran yang tepat dan efektif.

4. Menentukan segmentasi target market

Untuk menentukan target pasar, kamu dapat melakukan segmentasi atau kelompok. Segmen ini meliputi segmentasi demografis, psikologis, geografis, dan perilaku/behavioral. Berikut penjelasannya:

• Segmentasi Demografis:

Individu dikelompokkan berdasarkan usia, tingkat pendapatan, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, dan tingkat pendidikan.

• Segmentasi Geografis:

Segmentasi ini harus mempertimbangkan apakah kamu ingin menjangkau target pasar di perkotaan, pedesaan, atau di antara keduanya.

• Segmentasi Psikografis:

segmen ini mencakup gaya hidup, keyakinan, sikap, minat, hobi, dan nilai.

• Behavioral: adalah segmen berdasarkan perilaku atau tindakan tertentu untuk dilakukan.

5. Lakukan Evaluasi

Setelah kamu berhasil mengidentifikasi target pasar, langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian/evaluasi untuk melihat apa yang telah dicapai dan apa yang perlu ditingkatkan.

Apakah Penting Mengetahui Target Market?

Target pasar dapat dilihat sebagai ukuran kualitas produk. Target pasar ini memungkinkan kamu untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen, minat konsumen, dan harga yang wajar untuk dibeli. Tanpa target pasar, suatu produk sulit bersaing di pasar.

Selain itu, memiliki target pasar juga membantu menentukan tempat menawarkan dan merilis produk mu. Maka beriklan di Instagram atau media sosial lainnya, merupakan cara bagaimana produk kita dapat menjadi dikenal dan dicintai oleh masyarakat umum.

Demikian penjelasan mengenai target market yang dapat disampaikan. Ingatlah baik-baik bahwa bisnis harus dipupuk dengan semangat dan perjuangan. Percayalah bahwa hasil tidak akan mengkhianati proses. Semoga membantu!

Vaporware: Pengertian, Contoh dan Cara Mengenalinya

Mungkin sebagian besar orang masih belum mengenal istilah vaporware. Dalam dunia bisnis, vaporware sering kali dianggap sebagai suatu istilah yang membawa konotasi negatif.

Hal tersebut disebabkan karena istilah vaporware biasa digunakan untuk menggambarkan sebuah produk yang tidak benar-benar dirilis pada tanggal yang telah ditentukan. Umumnya, produk-produk tersebut berkaitan dengan teknologi dan digital.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan vaporware dan apa saja contoh dan cara mengenalinya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Vaporware?

Secara umum, istilah vaporware biasa digunakan untuk menyebut sebuah produk yang telah melewati tanggal rilisnya. Mengutip dari Bizversity, vaporware adalah suatu produk yang dipromosikan secara besar-besaran secara konsep, namun memiliki keterlambatan rilis atau bahkan benar-benar tidak pernah dirilis.

Istilah vaporware digunakan merujuk pada sifatnya yang ‘ghaib’ atau perlahan memudar sebelum konsumen dapat menjangkaunya. Umumnya, vaporware biasa terjadi pada industri hardware maupun software.

Cara Mengenali Vaporware

Salah satu kunci untuk mengenali produk yang dianggap vaporware adalah dengan membaca artikel yang membahasnya dengan teliti. Dikutip dari Futurum., berikut adalah beberapa cara mengenali vaporware dalam artikel.

Tuntut Pembuktiannya

Sebelum benar-benar memercayai suatu hal, ada baiknya jika kamu mengetahui bukti dari klaim tersebut secara resmi. Jangan memercayai klaim apapun sebelum hal tersebut benar-benar terbukti atau divalidasi oleh ahli di bidangnya.

Periksa Sumbernya

Salah satu cara untuk membuktikan klaim yang diberikan adalah dengan mencari tahu sumbernya. Pastikan berita-berita yang kamu percayai berasal dari sumber yang kredibel, bukannya seorang blogger, youtuber atau influencer.

Lakukan Riset Singkat

Jika kamu masih ragu untuk memercayai klaim yang diberikan, kamu bisa melakukan riset singkat dengan cara mencari tahu berapa banyak sumber yang membenarkan klaim tersebut.

Perlu kamu ketahui, apabila sebuah perusahaan teknologi yang cukup besar memiliki klaim yang hanya dibenarkan oleh satu atau dua sumber atau hanya dibicarakan di kalangan blogger saja, maka kamu bisa mengkategorikannya sebagai vaporware. Klaim tersebut nyata jika telah divalidasi oleh sumber yang kredibel, seperti kantor berita ternama atau para ahli di bidangnya.

Percayai Instingmu

Umumnya, kemajuan teknologi tidak akan langsung terjadi secara cepat dan ajaib. Jika ada suatu produk dengan inovasi yang terlalu bagus untuk jadi nyata, maka kamu perlu curiga dengan hal tersebut. Selain itu, kamu juga perlu mencurigai jika kamu menemukan suatu perusahan yang tiba-tiba mengeluarkan sebuah inovasi pada suatu produk, padahal hal tersebut bukan bidangnya.

Gunakan Wawasanmu

Salah satu cara untuk mengenali produk yang hanya sekadar vaporware adalah dengan melakukan break down menjadi beberapa bagian, yakni power supply dan management, computing, connectivity, serta inputs.

Dari keempat hal tersebut, kamu bisa menilai sendiri produk mana yang benar-benar dikembangkan secara nyata dan mana yang hanya sekadar vaporware.

Contoh Konsep Vaporware

Vaporware biasanya muncul karena beberapa perusahaan besar suka mencoba-coba membuat inovasi baru pada suatu produk, tetapi memiliki kesulitan atau hambatan untuk merealisasikannya. Berikut adalah beberapa contoh konsep vaporware yang cukup terkenal.

Apple iTV

apple itv
©dreamers.id

Apple iTV merupakan salah satu produk vaporware yang cukup terkenal beberapa tahun belakangan. Meski beberapa sumber mengatakan bahwa Apple telah membentuk tim kecil yang berperan dalam mengembangkan televisi, namun Apple tidak pernah merilis statement apapun mengenai hal ini.

Scribble Pen

scribble pen
©arsidanta.id

Pernahkah kamu mendengar penemuan mengenai pulpen canggih yang dapat memindai berbagai warna di sekitarmu secara nyata beberapa tahun yang lalu? Kenyataannya, produk tersebut tidak pernah eksis hingga saat ini.

Banyak orang yang tertarik dengan produk ini, hingga mereka rela melakukan pre-order untuk mendapatkannya. Namun, nyatanya produk ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya hingga banyak pembayaran yang dikembalikan.

Vector WX-8

vector wx-8
©fastestcar.org

Produk vaporware selanjutnya datang dari industri otomotif, di mana perusahaan otomotif asal Amerika, Vector, memperkenalkan Vector WX-8 pertama kali pada tahun 2007 di Los Angeles Auto Show. WX-8 digadang-gadang sebagai mobil sport generasi terbaru yang memiliki kecepatan hingga 430kph. Namun setelah melalui serangkaian tes, baru diketahui jika WX-8 tidak secanggih seperti yang diklaim sebelumnya.

Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian, cara mengenali dan berbagai contoh konsep vaporware. Manakah dari konsep vaporware di atas yang kamu harapkan menjadi nyata?

Venture Capital: Pengertian, Tujuan dan Jenisnya

Venture capital adalah salah satu istilah yang sangat melekat dengan startup. Pasalnya, venture capital merupakan badan usaha yang melakukan pendanaan dan penanaman modal ke dalam suatu perusahaan yang baru berkembang, seperti startup.

Dengan adanya suntikan dana dari venture capital, diharapkan perusahaan tersebut dapat berkembang dan mempertahankan bisnisnya untuk bersaing dengan bisnis-bisnis lainnya. Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan venture capital dan mengapa hal ini penting bagi perkembangan sebuah startup?

Pengertian Venture Capital

Venture capital adalah pendanaan yang diberikan oleh oleh investor untuk startup yang diyakini memiliki potensi besar dalam jangka panjang. Pendanaan ini diberikan sebagai modal dalam bentuk uang tunai yang kemudian dapat ditukarkan kembali ke dalam sejumlah saham.

Ventura sendiri berasal dari kata venture dalam bahasa Inggris yang berarti sesuatu yang mengandung risiko tinggi, sehingga investasi jenis ini termasuk ke dalam risiko tinggi meski nilai imbal baliknya cukup tinggi. Oleh sebab itu, sebelum melakukan pendanaan, investor biasanya akan memeriksa terlebih dahulu bagaimana risiko dan prospek dari perusahaan tersebut.

Karena sifatnya yang memiliki risiko cukup tinggi ini, venture capital sangat dibutuhkan oleh perusahaan baru yang masih berkembang. Oleh karena itu, venture capital berbeda dengan ekuitas swasta yang cenderung mendanai perusahaan yang lebih besar dan stabil.

Tujuan dan Manfaat Venture Capital

Venture capital sangat penting bagi perusahaan yang baru berkembang seperti startup, karena memiliki berbagai manfaat yang akan didapatkan. Berikut adalah beberapa tujuan dan manfaat venture capital:

Meningkatkan Potensi Bisnis

Venture capital memiliki tujuan utama untuk meningkatkan potensi bisnis. Pasalnya, perusahaan pemberi modal atau dana ventura tidak hanya berperan sebagai investor saja, melainkan juga turut serta terlibat dalam manajemen dan menjadikannya sebagai partner.

Mereka akan menjadi rekan yang membantu dalam pengembangan produk, pengembangan ide hingga membuat bisnis dapat berkembang. Dengan begitu, potensi bisnis juga akan semakin meningkat.

Rentabilitas Membaik

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa perusahaan pemberi modal tidak hanya berperan menjadi investor saja, melainkan juga turut serta berperan untuk mengaturnya.

Membuat Pemasaran Produk Lebih Efisien

Venture capital juga bertujuan untuk membuat pemasaran produk lebih efisien. Sebab, perusahaan penerima modal memiliki peluang besar untuk memproduksi dan memasarkan produknya secara maksimal.

Meningkatkan Likuiditas

Perusahaan yang mendapat venture capital juga tidak perlu membayar beban bunga dan angsuran hutang. Dengan begitu, likuiditas perusahaan juga semakin meningkat.

Jenis-Jenis Venture Capital

Venture capital juga terbagi menjadi beberapa jenis. Mengutip dari My Capital, berikut adalah beberapa jenis venture capital dari berbagai spesifikasi.

Seed Capital

Seed capital adalah tahap awal pendanaan yang biasanya diperuntukkan untuk startup yang belum memiliki produk atau belum terorganisir dengan baik. Dana seed capital biasanya hanya dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan saja, seperti membuat produk sampel.

Startup Capital

Tahap ini diperuntukkan bagi startup yang sudah memiliki produk sendiri. Dana yang berasal dari venture capital ini biasa digunakan untuk merekrut tim, melakukan riset pasar, dan menyelesaikan produk atau layanan yang akan dirilis.

Early Stage Capital

Early stage capital biasanya diperuntukkan bagi startup yang sudah memiliki struktur organisasi yang lengkap dan sudah berkembang dengan statistik penjualan yang baik dalam 2 hingga 3 tahun ke depan. Pendanaan ini biasa digunakan untuk meningkatkan produktivitas, operasional, dan lain sebagainya.

Expansion Capital

Tahap ini biasanya ditujukan untuk startup yang sudah mulai stabil dan siap untuk melakukan ekspansi.

Late Stage Capital

Pada tahap ini, startup sudah menunjukkan performa dan pencapaian yang mengesankan. Dana yang diperoleh biasa dimanfaatkan untuk menambah kapasitas atau modal startup tersebut.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai venture capital. Di Indonesia sendiri, ada beberapa investor luar yang cukup sering berinvestasi pada startup-startup lokal, seperti GGV, Sequoia Capital India, dan Lightspeed Ventures.

Vesting: Pengertian, Kegunaan dan Jenis-Jenisnya

Dalam dunia startup, ada banyak istilah yang sering disebutkan, salah satunya adalah vesting. Istilah vesting juga dikenal sebagai vesting period, yang berarti periode penguncian.

Vesting sangat penting digunakan dalam bisnis startup karena memiliki beberapa fungsi yang bertujuan untuk melindungi perusahaan. Lantas, apa saja kegunaan vesting bagi startup dan apa pengertian sebenarnya dari vesting?

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Vesting

Mengutip dari Emergelaw, vesting adalah istilah yang biasa digunakan dalam startup dalam menyebut suatu proses perolehan hak secara penuh dan tidak dapat diambil alih oleh pihak ketiga. Dalam startup, jumlah saham yang ada harus dibagi secara adil kepada setiap pihak.

Vesting ditujukan agar perusahaan tetap terlindungi meskipun salah satu pemegang saham utamanya keluar. Pasalnya, pemegang saham tidak akan dapat menjual sahamnya hingga persyaratan vesting terpenuhi. Apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi, saham tersebut akan dibeli kembali oleh perusahaan tanpa adanya upaya kontribusi.

Sebagai contohnya, apabila ada dua co-founder yang memiliki saham 50 persen dengan vesting period 4 tahun, maka kedua co-founder tersebut harus bekerja selama 4 tahun untuk mendapatkannya. Namun, apabila salah satu co-founder tersebut keluar pada akhir tahun pertama, maka ia hanya bisa mendapatkan 1/4 bagian dari 50 saham yang dimilikinya, yakni sebesar 12,5 persen saja.

Kegunaan Vesting

Meyakinkan Founder Startup untuk Berkomitmen Jangka Panjang

Meski sama-sama berjuang sejak awal pendirian startup, tidak ada yang menjamin bahwa seluruh pendiri tersebut tetap bertahan untuk mengembangkannya. Pasalnya, masa-masa awal berdirinya sebuah startup adalah masa-masa krusial yang penuh dengan kesulitan dan ketidakstabilan.

Banyak pendiri startup yang akhirnya memilih untuk meninggalkan perusahan karena beberapa alasan. Hal inilah yang mendasari adanya periode vesting selama beberapa tahun agar dapat meyakinkan para pendiri untuk tetap bertahan dan melanjutkan usahanya untuk mengembangkan perusahaan.

Melindungi Perusahaan Ketika Ada Pemegang Saham Utama yang Keluar

Walaupun vesting bertujuan untuk meyakinkan para founder startup agar tetap bertahan, ada beberapa dari mereka yang mempertimbangkan kembali komitmennya di perusahaan dan tetap memutuskan untuk keluar setelah beberapa waktu. Oleh sebab itu, vesting digunakan untuk melindungi perusahaan dari pemegang saham utama yang keluar, agar mereka tidak dapat menjual saham yang dimilikinya secara penuh sebelum persyaratan vesting terpenuhi.

Diminati oleh Investor Profesional

Dukungan dana dari investor adalah salah satu kunci untuk membuat startup tetap dapat mempertahankan eksistensinya. Sebelum memutuskan untuk menyuntikkan dana kepada sebuah startup, investor akan menguji berbagai hal mengenai perusahaan tersebut terlebih dahulu.

Dalam hal ini, ketentuan vesting untuk pendiri dan pemegang saham utama sering diminta oleh investor. Sebab, hal tersebut adalah cara untuk mengukur komitmen dari orang-orang yang terlibat dalam perusahaan dan melindungi perusahaan dari pihak-pihak yang pada akhirnya memutuskan untuk keluar nanti.

Jenis-Jenis Vesting

Mengutip dari Corporate Finance Institute, ada 3 jenis vesting. Ketiga jenis vesting tersebut, antara lain:

Time-based Vesting

Time-based vesting adalah sebuah metode vesting yang memungkinkan pendiri mendapatkan kepemilikan mereka berdasarkan waktu yang telah ditetapkan dan periode cliff-nya.

Periode cliff adalah jumlah waktu minimum yang dibutuhkan oleh seorang pendiri perusahaan untuk bertahan di perusahaan sebelum mendapatkan vested interest.

Milestone-based Vesting

Milestone-based vesting adalah metode vesting berdasarkan penyelesaian atau capaian tugas tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Capaian tersebut dapat berbeda, tergantung dari perusahaan, departemen dan jenis pekerjaannya.

Hybrid Vesting

Terakhir, hybrid vesting adalah kombinasi dari time-based vesting dan milestone-based vesting. Dalam metode ini, pendiri perusahaan harus bertahan di perusahaan tersebut dalam waktu tertentu dan setelah melakukan capaian tertentu agar dapat memiliki sahamnya.

Nah, itulah penjelasan mengenai vesting, mulai dari pengertian, kegunaan, hingga jenis-jenisnya. Semoga artikel ini dapat membantu menambah wawasanmu mengenai hal ini.

Valuasi: Pengertian, Faktor yang Memengaruhi, Cara Hitung dan Levelnya

Pernahkah kamu mendengar istilah valuasi? Istilah ini biasa digunakan startup sebagai acuan utama untuk menarik investor.

Pasalnya, valuasi adalah faktor yang digunakan untuk melihat kesuksesan bisnis secara umum. Nilai valuasi juga bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Lantas, apa saja faktor yang memengaruhi nilai valuasi dan bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Valuasi

Secara umum, valuasi adalah upaya untuk menghitung nilai suatu perusahaan dengan melihat bagaimana manajemen dan performanya. Beberapa hal yang menentukan perhitungan valuasi, meliputi kualitas manajemen, struktur permodalan, jumlah aset, serta proyeksi pendapatan.

Valuasi juga dianggap sebagai hal yang sangat penting bagi perusahaan, khususnya perusahaan yang masih membutuhkan dana untuk berkembang. Sebab, perusahaan startup yang masih mengalami proses akuisisi membutuhkan valuasi sebagai perkiraan harga yang ditawarkan kepada calon pembeli.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Valuasi

Valuasi memiliki sifat yang dinamis dan dapat berubah sesuai faktor yang memengaruhinya. Lantas, faktor apa saja yang memengaruhi valuasi? Berikut penjelasan selengkapnya.

Stabilitas Penjualan Bisnis

Stabilitas bisnis berkaitan dengan keseimbangan hasil penjualan yang didapat oleh perusahaan. Dalam hal ini, angka penjualan sangat berpengaruh terhadap nilai valuasi, di mana jika angka penjualan meningkat, maka nilai valuasi juga akan meningkat.

Pendanaan

Umumnya, perusahaan startup yang masih dalam proses perkembangan bisa berdiri karena menerima berbagai macam pendanaan atau suntikan dana. Pendanaan juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan profit dan memengaruhi valuasi, yang berarti semakin meningkat profit, nilai jual bisnis juga bertambah.

Nilai jual bisnis yang bagus akan menarik banyak investor untuk menyuntikkan dananya pada perusahaan tersebut.

Keberhasilan Model Bisnis

Salah satu kunci keberlangsungan perusahaan startup adalah model bisnisnya. Model bisnis yang unik dan sesuai dengan target pasar biasanya dapat bertahan dalam perubahan waktu.

Sementara modal bisnis yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen akan memengaruhi valuasi karena tidak menghasilkan pendapatan. Oleh sebab itu, model bisnis harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman.

Manajemen yang Berkualitas

Manajemen yang berkualitas dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat perusahaan mana yang memiliki valuasi tinggi. Pasalnya, manajemen yang baik sebanding dengan performa perusahaan yang meningkat sehingga menyebabkan perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik.

Selain itu, manajemen yang berkualitas dapat membuktikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas SDM yang baik.

Kepemilikan Aset

Setiap perusahaan pasti memiliki aset, baik berupa tanah, gedung, investasi, dan lain sebagainya. Aset yang dimiliki perusahaan ini juga dapat memengaruhi nilai valuasi. Semakin banyak aset yang dimiliki, maka semakin tinggi juga nilai valuasinya.

Persaingan Industri

Perusahaan juga pasti memiliki kompetitor yang bersaing dalam industri yang sama. Persaingan yang terjadi antar perusahaan ini termasuk ke dalam valuasi relatif. Artinya, sebuah perusahaan yang dinilai lebih menjanjikan dari kompetitornya di sebuah industri yang sama maka nilai valuasinya akan meningkat.

Cara Menghitung Valuasi

Ada 4 metode untuk menghitung valuasi, di antaranya:

Perbandingan Pasar

Cara pertama untuk menghitung valuasi adalah dengan perbandingan pasar. Caranya adalah dengan membandingkan sebuah perusahaan dengan kompetitor yang memiliki pendapatan kurang lebih sama.

Namun, hasil yang didapat dari cara ini hanya berupa estimasi saja. Sebab, ada berbagai faktor lain yang dapat memengaruhi nilai valuasi, seperti aset, pajak, hutang dan lain sebagainya.

Valuasi Aset

Nilai valuasi juga dapat ditentukan dari nilai aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Metodenya adalah dengan mengurangi total nilai aset dengan total nilai hutang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Metode ini dianggap dapat mengukur valuasi dengan cepat. Namun, metode ini dianggap kurang begitu akurat karena tidak memperhitungkn faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap nilai valuasi.

Discounted Cash Flow

Discounted cash flow adalah suatu cara yang dilakukan untuk menghitung potensi sebuah perusahaan dalam suatu peluang investasi. Discounted clash flow digunakan untuk memperkirakan arus kas di masa depan.

Caranya adalah dengan memperkirakan jumlah pendapatan dan pengeluaran untuk beberapa waktu ke depan. Kemudian, kurangi jumlah tersebut dengan total pendapatan dan pengeluaran saat ini.

Hasil yang didapat dari pengurangan tersebut merupakan net present value yang menunjukkan nilai ekonomi bisnis. Oleh sebab itu, jika arus kas sebuah perusahaan diprediksi akan meningkat, maka potensi perkembangan bisnisnya juga diperkirakan akan meningkat.

Revenue

Secara umum, revenue adalah total uang yang dihasilkan dari penjualan produk. Untuk menghitung valuasi menggunakan revenue, kalikan jumlah pendapatan kotor tahun sebelumnya dengan industry multiplier.

Cara lainnya adalah dengan mengalikan pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) dengan industry multiplier.

Level Valuasi Startup

Setiap perusahaan startup memiliki level valuasi yang berbeda. Berikut adalah beberapa level valuasi startup, antara lain:

  • Cockroach, yakni level paling awal yang diberikan kepada setiap perusahaan startup yang masih baru dan memiliki valuasi yang rendah.
  • Pony, yaitu startup yang memiliki nilai ekonomi mencapai 140 miliar rupiah. Level ini menandakan bahwa startup sudah berhasil berkembang dan mudah menarik perhatian investor.
  • Centaur, yaitu startup yang mencapai nilai ekonomi sebesar 1,4 triliun rupiah. Level ini menandakan bahwa perusahaan sudah semakin matang.
  • Unicorn, yaitu startup yang mencapai nilai valuasi sebesar 14,1 triliun rupiah.
  • Decacorn, yaitu startup yang memiliki nilai ekonomi mencapai 140 triliun rupiah.
  • Hectocorn, yaitu startup yang memiliki nilai ekonomi mencapai 1.400 triliun rupiah.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai valuasi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dari valuasi dapat diketahui nilai jual perusahaan dan performa bisnisnya.

Value Proposition: Pengertian, Fungsi dan Komponen Utamanya

Istilah value proposition sering dikaitkan dengan proses pemasaran. Pasalnya, value proposition adalah bentuk diksi atau kalimat yang memungkinkan pelanggan untuk mengetahui manfaat dan keunggulan dari produk yang ditawarkan.

Value proposition juga berguna untuk memengaruhi psikologis calon pelanggan agar dapat mengambil keputusan dan membeli produk tersebut. Karena keberadaannya yang cukup penting inilah, value proposition perlu diperhatikan ketika menentukan strategi pemasaran.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan value proposition dan mengapa hal ini penting untuk diperhatikan?

Pengertian Value Proposition

Value proposition adalah salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dalam bidang pemasaran. Menurut Investopedia, value proposition adalah sebuah nilai yang telah dijanjikan oleh perusahaan agar bisa diterima oleh pelanggan apabila mereka ingin membeli produknya.

Value proposition juga dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang akan dikomunikasikan oleh para produsen terhadap para pelanggannya. Nilai-nilai tersebut biasanya ditampilkan secara jelas pada website perusahaan, berupa kata-kata ajakan seperti “Harga Murah”, “Layanan yang Mudah”, “Pengiriman Tepat Waktu”, dan lain sebagainya.

Meski sekilas terlihat sama, tapi ternyata value proposition berbeda dengan tagline atau slogan. Perbedaannya adalah value proposition lebih mengacu pada sebuah pernyataan yang singkat, padat dan jelas mengenai manfaat yang akan diperoleh pelanggan ketika mereka membeli suatu produk.

Sementara tagline atau slogan biasanya menggunakan diksi atau kata-kata yang unik agar dapat menarik calon pelanggan. Namun, tagline tidak berisi manfaat dari produk tersebut secara jelas.

Fungsi Value Proposition

Value proposition merupakan salah satu hal yang penting digunakan dalam proses pemasaran. Sebab, value proposition memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi bisnis. Berikut adalah beberapa fungsi value proposition bagi perusahaan.

Mendeskripsikan Manfaat Produk secara Lebih Jelas

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, value proposition biasanya berisi manfaat yang akan didapatkan pelanggan jika membeli produk yang ditawarkan. Dalam hal ini, value proposition memang bertujuan untuk menyampaikan pesan atau manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan melalui produk tersebut.

Dengan value proposition, calon pelanggan menjadi mengetahui manfaat produk tersebut secara lebih lanjut dan alasan mengapa mereka harus memilih dan menggunakan produk tersebut.

Membantu Calon Pelanggan dalam Memahami Produk yang Ditawarkan

Dari poin sebelumnya, dapat diketahui bahwa value proposition berisi deskripsi mengenai manfaat produk yang ditawarkan. Dengan hal tersebut, calon pelanggan menjadi lebih memahami nilai-nilai dan keuntungan darinya.

Dengan pemahaman tersebut, diharapkan pelanggan dapat terbantu dalam memilih dan terlibat langsung untuk mengenal produk yang ditawarkan.

Meningkatkan Prospek Perusahaan

Value proposition memungkinkan pelanggan untuk mengenal produk yang ditawarkan, sehingga mereka berpotensi besar tergerak untuk membeli dan menggunakannya. Tentunya hal tersebut akan berdampak baik bagi perusahaan untuk mendapat lebih banyak pelanggan dan meningkatkan prospek bisnisnya.

Komponen Utama dalam Value Proposition

Value proposition biasanya disampaikan dalam diksi atau kalimat yang dapat memengaruhi psikologis pelanggannya. Oleh sebab itu, value proposition harus memuat beberapa komponen utama. Beberapa komponen tersebut, antara lain:

Newness

Newness atau kebaruan adalah komponen yang mengandung suatu hal baru atau inovasi. Calon pelanggan biasanya akan mudah tertarik dengan hal-hal baru, sehingga mereka cenderung akan mudah penasaran jika produk yang kamu tawarkan unik dan berbeda dari yang lain.

Performance

Selain inovasi, pelanggan juga akan mudah tertarik jika produk yang kamu tawarkan terbukti memiliki kinerja atau performa yang baik. Umumnya, komponen ini sering diterapkan dalam produk-produk yang berkaitan dengan teknologi, di mana kecanggihan, kecepatan, dan kinerja menjadi faktor utama yang dapat diunggulkan.

Customization

Sebuah produk juga kerap diharapkan memiliki fleksibilitas yang dapat menyesuaikan kebutuhan penggunanya. Dalam komponen ini, perusahaan dapat menawarkan beberapa opsi yang dapat memungkinkan pelanggan untuk mengubah model produk yang kamu tawarkan sesuai keinginan mereka.

Namun, perusahaan juga perlu melakukan riset agar dapat memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan secara lebih lanjut.

Pemecahan Masalah

Produk yang baik adalah produk yang dianggap sebagai solusi atau jalan keluar dari suatu masalah. Produk yang fungsional juga dapat dijadikan value proposition yang ampuh dalam proses pemasaran.

Design

Komponen lain yang perlu diperhatikan adalah desain. Desain yang bagus dan trendy dapat menarik pelanggan secara visual. Namun perlu diperhatikan bahwa desain yang bagus juga harus memenuhi aspek fungsionalitas bagi pelanggan.

Brand

Brand atau merk juga dapat dianggap sebagai value proposition. Sebab, suatu brand yang ternama biasanya akan mudah diterima oleh pelanggan secara langsung. Salah satu contohnya adalah produk Apple yang sering kali dikaitkan dengan status sosial penggunanya.

Harga

Harga dapat menentukan value proposition yang tepat, terutama jika sebuah produk yang ditawarkan memiliki keunggulan dari sisi ekonomi. Umumnya, pelanggan akan lebih mudah tertarik untuk membeli produk yang memiliki harga murah dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan produk yang lebih mahal.

Meskipun begitu, terkadang keberadaan harga yang murah tidak terlalu berpengaruh jika kualitas yang ditawarkan berbeda jauh di bawah standar.

Aksesibilitas

Terakhir, aksesibilitas juga menjadi komponen penting dalam value proposition. Pasalnya, kemudahan akses sangat berkaitan dengan kemudahan pelanggan dalam menjangkau produk tersebut, kemudahan untuk mendapatkan perbaikan apabila produk mengalami kerusakan, serta kemudahan dalam klaim garansinya.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai value proposition. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan value proposition yang baik, perusahaan dapat menjaring lebih banyak pelanggan untuk memilih dan menggunakan produk yang ditawarkan.

Sweat Equity: Pengertian, Cara Kerja, dan Contohnya

Potensi yang sering diabaikan oleh perusahaan-perusahaan besar adalah memulai dari modal yang kecil entah itu tenaga ataupun kecakapan seseorang. Inilah yang dimaksud memaksimalkan potensi dari sweat equity.

Jadi sweat equity adalah upaya dari eksekutif atau pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan tanpa menambah dana tambahan untuk bisnis, tetapi melalui penggunaan pengetahuan dan keahlian.

Maka dari itu kita akan mengupas tuntas pengertian sweat equity selengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Sweat Equity?

Istilah sweat equity mengacu pada kontribusi individu atau perusahaan untuk usaha bisnis atau proyek lainnya. Sweat equity biasanya bersifat moneter dan paling sering dalam bentuk kerja fisik, tenaga, mental, dan waktu.

Sweat equity sering ditemukan di industri real estat dan konstruksi, serta di dunia korporat – terutama di perusahaan rintisan.

Bagaimana Cara Kerja Sweat Equity?

Sweat equity awalnya merujuk pada peningkatan nilai yang dihasilkan dari ekuitas sendiri. Jadi ketika orang mengatakan mereka menggunakan sweat equity, yang mereka maksud adalah kerja fisik, kapasitas mental, dan waktu untuk menambah nilai pada proyek atau bisnis tertentu.

Istilah ini sering digunakan dalam industri real estate dan konstruksi. Pemilik rumah dapat menggunakan ekuitas untuk mengurangi biaya kepemilikan rumah.

Investor real estat yang ingin memanfaatkan rumah mereka juga dapat memanfaatkan ekuitas dengan melakukan perbaikan dan renovasi pada properti sebelum memasarkannya. Mungkin membayar tukang kayu, pelukis, dan kontraktor bisa sangat mahal, maka melakukan cara lain seperti merenovasi dengan modal las bisa sangat menguntungkan ketika datang waktunya untuk penjualan.

Sweat equity juga merupakan bagian penting dari komunitas bisnis, menciptakan nilai melalui masukan dan kerja keras dari pemilik bisnis dan karyawan. Dalam startup yang kekurangan uang, pemilik dan karyawan biasanya dibayar di bawah nilai pasar sebagai imbalan atas investasi mereka di perusahaan, yang mereka harap akan menghasilkan keuntungan saat perusahaan melakukan penjualan.

Pentingnya Sweat Equity

Dalam banyak kasus, orang harus mengeluarkan sweat equity – waktu dan tenaga – untuk berkontribusi pada kesuksesan perusahaan. Hal ini karena modal untuk membayar upah sangat kecil. Karena semua orang mengharapkan bayaran untuk waktu dan usaha mereka maka itu diperlukan.

Lagi pula, tidak ada yang mau bekerja secara gratis. Walaupun perusahaan mungkin belum memiliki modal yang cukup untuk membayar karyawan, namun perusahaan dapat membayar PHK dalam bentuk lain. Misalnya, sebuah startup mungkin menawarkan individu saham di perusahaan. Perusahaan lain yang lebih mapan dapat memberikan saham perusahaan kepada karyawan sebagai hadiah atas sweat equity mereka.

Contoh Sweat Equity

Seperti pemilik rumah dari program Habitat for Humanity harus bekerja minimal 300 jam untuk membangun rumah mereka sendiri dan rumah orang lain sebelum ditinggali.

Selain meningkatkan keterjangkauan perumahan, program ini juga memberi pemilik rumah rasa pencapaian dan kebanggaan terhadap programnya.

Ada juga keadilan dalam hubungan antara pemilik dan penyewa. Sebagai imbalan atas pekerjaan pemeliharaan, tuan tanah dan tuan investor dapat memberikan investasi ekuitas di properti atau apartemen kosong kepada eksekutif.

Tapi bagaimana dengan dunia korporat? Misalkan seorang wirausahawan yang menginvestasikan $100.000 dalam startupnya lalu menjual 25% bunga kepada investor seharga $500.000, maka nilai perusahaan sebesar $2 juta, atau menerima $500.000 ÷ 0,25. Jadi, sweat equity mu adalah peningkatan nilai dari investasi awal sebesar $100.000 menjadi $1,5 juta atau $1,4 juta.

Saham dapat dikeluarkan dengan diskon kepada eksekutif dan karyawan untuk mempertahankan kinerjanya, sedangkan bonus dari saham diberikan ketika metrik tertentu ketika terpenuhi, seperti Target per saham (EPS), laba atas ekuitas (ROE), atau total laba atas saham perusahaan yang kaitannya dengan indeks. Biasanya, lead time adalah selama beberapa tahun.

Misalnya, entitas ekuitas swasta (PE) dapat mencadangkan saham minoritas terus menerus di perusahaan yang diakuisisi untuk memotivasi manajemen dan menyelaraskan kepentingannya dengan investor ekuitas swasta.

Demikianlah mengenai sweat equity yang dapat kami berikan. Semoga informasi di atas dapat membantu dalam mengenal lebih dalam tentang sweat equity nantinya.

User Experience (UX): Pengertian, Fungsi dan Pentingnya Penerapan dalam Bisnis

Pernahkah kamu mendengar istilah user experience? Umumnya, user experience digunakan dalam berbagai produk digital, seperti website, aplikasi, software komputer, dan lain sebagainya.

User experience tergolong sebagai salah satu aspek penting yang dapat berpengaruh terhadap kepuasan pengguna saat mereka menggunakan produk tersebut. Maka dari itu, pembuatan sebuah produk digital harus memperhatikan dan memberikan user experience yang baik bagi penggunanya.

Lalu, apa yang sebenarnya dimaksud dengan user experience dan kenapa hal tersebut penting untuk diperhatikan? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian User Experience

Secara umum, user experience (UX) adalah pengalaman pengguna saat berinteraksi atau menggunakan sebuah produk digital. Dikutip dari situs Usability, user experience fokus pada pemahaman yang mendalam terhadap pengguna, meliputi hal-hal yang dibutuhkan dan dihargai pengguna, serta kemampuan dan batasannya.

Tujuan user experience adalah untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna saat menggunakan produk digital. User experience yang baik akan memudahkan pengguna untuk mencapai tujuan mereka. Maka dari itu, user experience dianggap sebagai aspek penting dalam pengembangan produk digital, karena sangat berkaitan dengan tingkat kepuasan dan loyalitas penggunanya.

Untuk itu, penerapan user experience harus memerhatikan value yang ada pada suatu produk. Mengutip dari Semantic Studios, ada tujuh value dari user experience yang bisa ditawarkan kepada pengguna menurut Peter Morville. Ketujuh value tersebut meliputi:

  • Useful, yakni produk yang kamu hasilkan harus original dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna.
  • Usable, yakni kamu harus bisa memberikan kemudahan bagi pengguna saat menggunakan produkmu.
  • Desireable, yakni perhatikan hal-hal seperti identitas, brand, imej yang ingin ditampilkan dan elemen desain lainnya untuk membangkitkan emosi dan apresiasi dari pengguna.
  • Findable, yakni produkmu harus mudah ditemukan baik secara onsite maupun offsite.
  • Accessible, yakni produkmu harus dapat diakses oleh semua kalangan secara inklusif.
  • Credible, yakni kamu harus dapat meyakinkan pengguna untuk mempercayai dan menggunakan produkmu.

Fungsi User Experience

Pada dasarnya, user experience yang baik berfungsi untuk memudahkan pengguna saat menggunakan produk yang kamu tawarkan. Semakin banyak penilaian positif pada user experience yang kamu tawarkan, maka semakin banyak juga pengguna yang tertarik untuk menggunakan produkmu.

Berikut adalah beberapa fungsi lain user experience yang perlu kamu ketahui.

Meningkatkan Conversion Rate

Conversion rate adalah presentase pengunjung website, yang meliputi tindakan apa saja yang mereka lakukan dan apakah tindakan tersebut menghasilkan transaksi penjualan atau tidak. User experience yang baik akan berpengaruh dalam meningkatkan jumlah pengguna, di mana hal ini akan memberikan potensi lebih untuk melakukan transaksi dalam pembelian produk yang kamu tawarkan.

Meningkatkan Value Produk

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, user experience memiliki beberapa value yang ditawarkan kepada pengguna. Berbagai value tersebut tentu berdampak positif bagi produk yang kamu tawarkan.

Meningkatkan Loyalitas Pengguna

Ketika pengguna sudah merasakan value dari produk yang kamu tawarkan tanpa ada masalah, kemungkinan besar mereka akan terus menggunakan produkmu, meski banyak kompetitor yang serupa denganmu. Hal tersebut dikarenakan pengguna telah mempercayai produk yang kamu tawarkan

Efisiensi Sumber Daya

User experience juga berfungsi sebagai efisiensi sumber daya karena hemat waktu dan biaya. Sebab, user experience yang dikembangkan dengan baik sejak awal akan meminimalisir risiko pengerjaan ulang.

Pentingnya Penerapan User Experience dalam Bisnis

User experience sangat penting untuk diperhatikan karena memiliki berbagai fungsi yang bermanfaat bagi bisnis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pentingnya penerapan user experience dalam bisnis.

Loyalitas User

Salah satu hal yang menjadi alasan penting penerapan user experience adalah mengenai loyalitas user. User experience yang baik berdampak positif bagi kepuasan pengguna, sehingga mereka menjadi loyal dan percaya terhadap produk yang kamu tawarkan.

Kepuasan Pengguna

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, user experience sangat berkaitan dengan kepuasan pengguna. Pengguna yang merasa puas tentu akan bertahan dalam menggunakan produkmu, bahkan mereka dengan mudah akan merekomendasikannya kepada orang lain.

Produktivitas dan Efisiensi

User experience yang baik sangat berkaitan dengan produktivitas dan efisiensi. Bagi pengguna, kedua hal ini sangat penting dipertimbangkan dalam memutuskan penggunaan sebuah produk, apalagi jika produk yang kamu tawarkan berkaitan dengan layanan transaksi online, seperti perbankan atau e-commerce.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai user experience yang telah Daily Social rangkumkan untukmu. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa user experience memiliki fungsi yang sangat penting untuk diperhatikan dalam bisnis, terutama bisnis digital.

Validasi Ide Startup: Pengertian, Faktor Harus Diperhatikan dan Cara Melakukannya

Salah satu hal paling awal yang harus dilakukan dalam mendirikan sebuah startup adalah dengan melakukan validasi ide. Tujuannya utamanya adalah agar kamu bisa meminimalisir kesalahan dan kerugian yang mungkin akan kamu alami.

Validasi ide dapat dilakukan dengan menguji berbagai ide yang telah kamu dapat agar sesuai dengan target pasar. Ide yang tidak sesuai dengan target pasar hanya akan mengakibatkan kerugian, baik dalam segi waktu maupun biaya. Oleh sebab itu, validasi ide juga dianggap sebagai langkap paling krusial dalam pendirian startup.

Lantas, apa itu validasi ide dan bagaimana cara melakukannya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Validasi Ide?

Validasi ide merupakan tahap paling awal dalam mendirikan sebuah startup. Menguti dari situs Viima, validasi ide adalah sebuah proses mengumpulkan berbagai informasi mengenai ide yang didapat, melalui berbagai pengujian untuk mempercepat, menginformasikan dan meminimalisir risiko.

Tujuan utama dari tahap validasi ide adalah untuk mengetahui apakah ide yang diperoleh dapat diterapkan untuk mendirikan sebuah startup yang dapat bertahan di pasaran. Pasalnya, validasi ide berguna untuk mengurangi risiko, mempercepat pertumbuhan perusahaan, serta meminimalisir waktu dan biaya.

Untuk melakukan hal ini, kamu perlu memastikan beberapa hal, seperti apa tujuan dari ide tersebut, seperti apa bentuknya, dan apakah ide tersebut telah sesuai dengan target pasar yang diinginkan. Dengan hal tersebut, kamu bisa mengetahui masalah yang mungkin akan kamu dapatkan sejak awal dan mencari solusi untuk mengatasinya.

Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Validasi Ide

Karena perannya yang cukup krusial, validasi ide perlu diperhatikan dengan baik. Dikutip dari situs msmex, ada 3 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam melakukannya, yakni:

Desirability

Faktor desirability bertujuan untuk memastikan bahwa produk yang kamu tawarkan dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar. Bahkan meski produk yang kamu tawarkan masih tergolong baru pun tetap akan diterima, selama hal tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah solusi terhadap suatu masalah.

Feasibility

Sementara feasibility bertujuan untuk memahami berbagai komponen yang kamu miliki dapat mendukungmu dalam mengembangkan dan menerapkan ide yang kamu punya. Dalam hal ini, kamu harus memastikan bahwa partner bisnis dan sumber daya yang kamu punya dapat mewujudkan hal tersebut. Dengan hal tersebut, kamu juga bisa menentukan target yang ingin kamu dapatkan secara lebih jelas.

Viability

Terakhir, viability berkaitan dengan keberlangsungan bisnis, di mana kamu perlu menentukan berbagai keputusan dan strategi yang bermanfaat untuk mendukung bisnismu agar terus berjalan. Berbagai keputusan tersebut meliputi keputusan jangka pendek maupun jangka panjang dengan melakukan berbagai pertimbangan sebelum memutuskannya.

Cara Melakukan Validasi Ide

Untuk melakukan validasi ide, kamu bisa menerapkan keenam langkah berikut.

Berbagi Ide dan Pemikiran dengan Orang-Orang Terdekat

Meski dianggap sepele, berbagi pemikiran dengan orang lain mengenai ide yang kamu miliki merupakan hal yang cukup penting. Pasalnya, kamu bisa mengetahui sudut pandang dari orang lain mengenai idemu.

Selain itu, kamu juga bisa mendapat feedback dari mereka agar idemu menjadi lebih matang. Kamu juga dapat mengetahui bagaimana reaksi dari mereka terlebih dahulu sebelum melihat bagaimana reaksi publik nantinya.

Lakukan Riset Pasar

Melakukan riset pasar adalah salah satu hal paling penting yang harus kamu lakukan sebelum mengembangkan idemu. Riset pasar bertujuan untuk membantumu mengetahui permasalahan apa yang mungkin dapat kamu alami dan bagaimana cara untuk mengatasinya.

Riset pasar juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetitormu. Kamu bisa melakukan evaluasi mengenai produk mereka, bagaimana cara mereka bertahan, serta alasan apa yang mendasari konsumen memilih produk mereka.

Selain itu, riset pasar juga berguna untuk meningkatkan kematangan dan keyakinan akan produk yang kamu tawarkan. Dengan begitu, kamu bisa melihat celah produkmu dan hal apa yang harus kamu lakukan untuk memperbaikinya.

Luncurkan Prototype Produk

Prototype sering kali dikenal sebagai tester yang diluncurkan sebelum meluncurkan produk yang sesungguhnya untuk mengetahui respon pasar. Dengan prototype, kamu bisa mendapat feedback langsung dari orang-orang yang telah mencoba produkmu.

Salah satu cara efektif untuk mengetahui feedback yang kamu dapatkan adalah dengan meluncurkan survei. Kamu bisa mengetahui ketertarikan mereka terhadap produk yang kamu tawarkan serta feedback-nya.

Buat Skema tentang Haga dan Linimasa

Jika kamu sudah yakin dengan konsep dan ide yang kamu miliki, maka sudah saatnya kamu mulai melakukan validasi terhadap ide tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membuat skema tentang harga dan linimasa untuk ke depannya. Tak hanya itu, kamu juga bisa memprediksi berapa keuntungan yang kamu peroleh dengan melakukan hal ini.

Pasarkan Produkmu sebelum Didirikan

Salah satu cara untuk melakukan validasi terhadap idemu adalah dengan menguji apakan konsumen akan benar-benar membeli produkmu, bahkan sebelum perusahaanmu didirikan. Jika cara-cara di atas dapat kamu lakukan dengan sukses, maka sudah saatnya untuk menguji apakah calon konsumen akan mau membeli dan menggunakan produk yang kamu tawarkan.

Lakukan Crowdfunding untuk Membantu Mendirikannya

Langkah terkahir adalah dengan melakukan kampanye crowdfunding. Cara ini dapat kamu lakukan agar terhubung dengan orang-orang yang mau membeli produkmu, bahkan sebelum produk tersebut diluncurkan.

Jika kampanye ini sukses, kamu bisa mulai meneruskan idemu dengan terus memproduksi produk yang kamu tawarkan tersebut. Jika kamu gagal, maka hal tersebut berarti kamu perlu melakukan penyesuaian lagi karena ide tersebut tidak cukup bagus untuk diteruskan.

Nah, itulah penjelasan mengenai tahap validasi ide dalam mendirikan sebuah startup. Perlu diingat bahwa selain validasi ide, kamu juga perlu menerapkan dan mengeksekusi ide tersebut dengan baik agar tujuan bisnismu dapat semakin cepat tercapai.