Assessment: Pengertian, Jenis, Fungsi, Format, dan Manfaatnya dalam Era Modern

Di era informasi dan teknologi yang terus berkembang, ‘Assessment’ atau penilaian telah menjadi bagian integral dalam dunia pendidikan, bisnis, dan bahkan kehidupan sehari-hari.

Jika Anda pernah merasa penasaran tentang apa, bagaimana, dan mengapa kita melakukan penilaian, maka artikel ini akan membantu Anda memahami semua itu. Kami akan menjelajahi pengertian, jenis, fungsi, format, dan manfaat dari proses penilaian ini dengan bahasa yang ringan dan pendekatan SEO yang tepat.

Assessment, atau penilaian, adalah proses untuk mengukur, mengevaluasi, dan merespons kemampuan, pengetahuan, atau kinerja individu, kelompok, atau organisasi.

Ini adalah alat yang digunakan untuk menilai sejauh mana tujuan telah tercapai, serta untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam suatu konteks tertentu. Penilaian dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari tes tertulis hingga wawancara, observasi, atau proyek praktis.

Pengertian Assessment

Assessment merupakan sebuah konsep penting dalam berbagai bidang, terutama pendidikan, psikologi, dan manajemen.

Assessment adalah proses mengumpulkan, meninjau, dan menggunakan informasi dari kegiatan yang terukur untuk membuat keputusan.

Proses ini bisa digunakan dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, tempat kerja, atau dalam proyek-proyek khusus. Assessment bertujuan untuk memahami kemampuan, keterampilan, pengetahuan, atau kinerja seseorang atau suatu kelompok. 

Dalam pendidikan, assessment sering kali digunakan untuk mengevaluasi kemajuan dan pencapaian siswa. Di tempat kerja, ini bisa digunakan untuk menilai kinerja karyawan atau efektivitas suatu program. Assessment bisa bersifat formal, seperti tes atau ujian, atau informal, seperti observasi atau diskusi.

Jenis Assessment

Terdapat beberapa jenis penilaian yang umum digunakan, dan masing-masing memiliki tujuan yang berbeda. Penilaian formatif adalah jenis penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik dan membantu siswa atau individu berkembang secara berkelanjutan.

Sementara itu, penilaian sumatif digunakan untuk menilai pencapaian akhir, seperti ujian akhir semester atau proyek akhir. Selain itu, terdapat juga penilaian diagnostik yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan awal, serta penilaian kompetensi yang menilai keterampilan dan kemampuan spesifik.

Fungsi Assessment

Fungsi utama dari penilaian adalah memberikan pemahaman tentang sejauh mana tujuan telah tercapai. Selain itu, penilaian juga digunakan untuk memotivasi individu atau kelompok untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Dalam konteks bisnis, penilaian dapat membantu dalam pengambilan keputusan strategis dan mengukur kinerja karyawan. Dalam pendidikan, penilaian membantu guru untuk mengadaptasi metode pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu, penilaian juga berperan penting dalam pengembangan kurikulum dan penelitian.

Format Assessment

Penilaian dapat dijalankan dalam berbagai format, tergantung pada tujuan dan konteksnya. Beberapa format yang umum digunakan termasuk tes tertulis, kuis, presentasi lisan, proyek praktis, wawancara, dan portofolio. Pemilihan format penilaian harus didasarkan pada apa yang ingin diukur dan bagaimana informasi yang diperoleh akan digunakan.

Manfaat Assessment

Manfaat utama dari penilaian adalah memberikan informasi yang berharga untuk pengambilan keputusan. Dalam pendidikan, penilaian membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan mengukur efektivitas metode pengajaran.

Di dunia bisnis, penilaian kinerja karyawan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Selain itu, penilaian juga dapat membantu individu untuk merencanakan pengembangan pribadi mereka, sehingga mencapai tujuan karir atau pendidikan yang lebih tinggi.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian tidak hanya sekadar alat untuk mengukur pencapaian, tetapi juga alat yang dapat memotivasi, membantu pengambilan keputusan, dan meningkatkan kualitas individu atau organisasi.

Melalui berbagai jenis penilaian dan format yang sesuai, kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, mengukur kemajuan, dan merencanakan perbaikan yang diperlukan.

Dalam dunia yang semakin kompleks dan kompetitif, pemahaman yang baik tentang penilaian akan menjadi aset berharga. Dengan memanfaatkan penilaian dengan bijak, kita dapat mencapai tujuan-tujuan kita dengan lebih efektif dan meraih kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

Dengan demikian, penilaian bukan sekadar alat evaluasi, tetapi juga jendela ke arah perbaikan dan kemajuan yang berkelanjutan.

Surat Rekomendasi Kerja: Pengertian, Manfaat, Format, dan Contohnya

Tahukah kamu bahwa HRD dapat mempertimbangkan surat rekomendasi kerja untuk melihat seberapa baik kamu dalam pekerjaanmu? Jika kamu baru mengenal format surat ini, tidak ada salahnya untuk melihat contoh surat rekomendasi.

Surat rekomendasi sangat efektif saat mencari pekerjaan atau tugas administrasi lainnya. Tertarik? Yuk, simak contoh di bawah ini!

Apa Itu Surat Rekomendasi Kerja?

Sebagai pelengkap dokumen CV, kamu bisa meminta surat rekomendasi dari perusahaan sebelumnya.

Tujuan dari surat ini adalah untuk menginformasikan perusahaan tempat kamu melamar tentang kinerjamu selama bekerja di perusahaan sebelumnya. Dengan adanya surat rekomendasi dari perusahaan lama, peluang pengambilalihan semakin besar.

Jadi, surat rekomendasi pekerjaan adalah surat yang ditulis oleh seseorang yang memiliki otoritas, bisa manajer atau HRD. Isinya menggambarkan keterampilan dan kemampuan seseorang, yang juga terkait dengan pekerjaan yang dimaksud.

Manfaat Surat Rekomendasi Kerja

Surat rekomendasi pekerjaan memiliki beberapa manfaat penting bagi kamy yang sedang mencari pekerjaan atau berganti pekerjaan. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut.

• Membangun kredibilitas

• Menambah keyakinan HRD

• Menambah keunggulan dibanding pelamar yang lain

Format Surat Rekomendasi Kerja

Pengenalan Singkat

Surat rekomendasi harus menyebutkan siapa penulisnya dan hubungan antara penulis dan kandidat.

Nama, ID karyawan, jabatan dan nama perusahaan harus ditulis di bagian ini. Kemudian surat keterangan singkat untuk calon. Informasi tersebut meliputi nama dan alamat.

Tujuan Surat Rekomendasi

Setelah menulis pengantar, nyatakan apa tujuan surat itu di paragraf berikutnya. Surat rekomendasi siap dikirimkan ke posisi baru yang dilamar.

Surat pengantar juga menunjukkan bagaimana penulis menilai kinerja kamu sebagai kandidat. Sebutkan juga sudah berapa lama kamu bekerja untuk perusahaan tersebut dan apa pekerjaan terakhir kamu.

Pernyataan Optimis

Penulis surat rekomendasi akhirnya dapat menunjukkan optimismenya bahwa kamu sebagai kandidat dapat memberikan kontribusi yang baik untuk perusahaan barunya.

Kalimat Penutup

Surat rekomendasi harus memiliki penutup. Isi kalimat akhir ini merangkum mengapa penulis bersedia menulis surat rekomendasi untuk pelamar dan mengapa posisi dan tawaran pekerjaan yang diiklankan sangat cocok untuk pelamar.

Tanda Tangan

Surat rekomendasi harus ditandatangani oleh penulisnya.

Jangan lewatkan nama jelas dan informasi kontak. Ini adalah jenis surat konfirmasi dan jika kamu memiliki pertanyaan, pencari kerja dapat menggunakan detail kontak yang disediakan.

Contoh Surat Rekomendasi

Contoh surat rekomendasi kerja/ Sumber: Sribd.com

Nah, setelah kamu punya referensi untuk surat rekomendasi kerja, sekarang saatnya kamu mencari dan menemukan lowongan pekerjaan terbaik itu. Semoga membantu!

7 Contoh Demotivasi Kerja yang Perlu Diwaspadai

Kehilangan motivasi kerja merupakan hal wajar yang biasa terjadi pada siapa saja. Kehilangan motivasi kerja ini juga biasa disebut sebagai demotivasi kerja.

Meski termasuk hal yang wajar, namun jika hal ini terus dibiarkan justru akan berakibat buruk pada performa dan produktivitasmu. Sayangnya, sebagian orang cenderung tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami demotivasi kerja,

Nah, kali ini Daily Social akan memberikan 7 contoh demotivasi kerja yang perlu diwaspadai agar tidak memengaruhi performa kerjamu!

Apa Itu Demotivasi Kerja?

Mengutip dari laman Forbes, demotivasi kerja adalah sebuah kondisi penurunan motivasi kerja. Demotivasi kerja menyebabkan pekerjaan tidak dapat dilakukan secara maksimal.

Demotivasi dapat menyebabkan kondisi lelah secara fisik, mental, atau emosional karena stress yang berlebih. Rasa stress yang melanda secara berkepanjangan akan menyebabkan dampak serius bagi kesehatan jika tidak segera ditangani.

Contoh Perilaku Demotivasi Kerja

Demotivasi kerja dapat mengakibatkan seseorang mengalami penurunan performa dalam pekerjaannya. Oleh sebab itu, perilaku demotivasi kerja perlu untuk diwaspadai.

Adapun beberapa contoh perilaku demotivasi kerja, antara lain:

1. Sering Terlambat

Salah satu perilaku awal demotivasi kerja adalah seringnya terlambat berangkat kerja. Meski pada sebagian perusahaan memaklumi hal ini, namun sering terlambat kerja justru akan membuatmu terlihat tidak disiplin dan tidak profesional.

2. Performa Kerja Menurun

Performa kerja yang menurun juga merupakan salah satu contoh perilaku demotivasi kerja. Jika dibiarkan, hal ini akan menyebabkan pekerjaanmu akan semakin menumpuk hingga kamu tidak akan bisa mengerjakan pekerjaan secara tepat waktu.

3. Mudah Tersulut Emosi

Apakah kamu termasuk orang mudah tersulut emosi terutama saat bekerja? Jika iya, bisa jadi hal tersebut menjadi salah satu contoh perilaku demotivasi kerja yang sedang kamu alami. Pasalnya, demotivasi kerja cenderung akan membuatmu lebih sensitif terhadap sesuatu terutama yang berhubungan dengan pekerjaan.

Apabila perilaku ini terus dibiarkan akan mengakibatkan konflik antar rekan kerja yang sulit untuk dihindari.

4. Sering Merasa Lesu

Sering merasa lesu atau tidak memiliki semangat dalam mengerjakan suatu pekerjaan juga merupakan contoh demotivasi kerja. Perasaan lesu ini jika dibiarkan akan berakibat buruk pada performa kamu, dan lebih parahnya lagi kamu akan dianggap sudah tidak lagi produktif.

5. Mudah Mengeluh

Mengeluh dalam hal pekerjaan memang hal yang wajar. Namun, ketika hal ini sudah terjadi berulang kali secara terus menerus, itu tandanya kamu mengalami demotivasi kerja yang perlu untuk segera diperbaiki.

6. Sering Merasa Kebingungan

Salah satu contoh perilaku demotivasi kerja lainnya adalah sering merasa kebingungan saat hendak melakukan suatu pekerjaan. Kebingungan yang dirasakan secara terus menerus akan membuat waktumu menjadi sia-sia sehingga kamu tidak akan dapat mengerjakan satu pekerjaan pun.

7. Mengalami Burnout

Burnout juga menjadi contoh perilaku demotivasi kerja lainnya. Pasalnya, burnout ditandai dengan keadaan stres berat yang dirasakan oleh seseorang yang disebabkan karena pekerjaan. Jika hal ini terus dibiarkan tentunya tidak hanya dapat memengaruhi kondisi mentalmu saja, tapi juga kesehatan fisikmu.

Nah, itulah beberapa contoh perilaku demotivasi kerja yang perlu kamu waspadai. Meluangkan waktu bagi diri sendiri untuk istirahat merupakan salah satu langkah preventif untuk menghindarinya. Namun jika kamu sudah merasakan salah satu contoh di atas, jangan segan untuk mencari bantuan profesional, ya!

Outsourcing: Pengertian, Aturan Kerja, Keuntungan dan Kerugian, Serta Contoh Pekerjaannya

Outsourcing adalah pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan dan pekerjaan tersebut didelegasikan kepada unit atau perusahaan lain. Karyawan outsourcing tidak berasal dari perusahaan pengguna. Selain itu, pekerjaan outsourcing tidak memiliki jenjang karir.

Pekerja outsourcing tidak menerima tunjangan atas pekerjaannya seperti pekerja biasa, dan jam kerjanya tidak pasti karena kontrak. Pekerja outsourcing juga memiliki status pekerja dari perusahaan pemberi kerja. Dengan kata lain, perusahaan tempat kamu bekerja, atau perusahaan yang menggunakan jasa outsourcing, tidak berkomitmen terhadap kesejahteraan karyawan yang terlibat.

Pengertian Outsourcing

Outsourcing sudah menjadi istilah umum dalam hukum perburuhan Indonesia. Tapi apa itu outsourcing? Pengertian outsourcing adalah penggunaan tenaga kerja pihak ketiga untuk bagian tertentu dari pekerjaan perusahaan.

Outsourcing berarti menciptakan insentif bagi perusahaan dan memberi perusahaan kesempatan untuk mengalokasikan sumber daya manusia di tempat yang paling efektif. Perusahaan outsourcing adalah lembaga yang menyediakan jasa dan karyawan dengan keahlian khusus kepada perusahaan yang membutuhkannya.

Aturan Kerja Outsourcing

Outsourcing hanya terbatas pada pekerjaan di luar industri utama atau bukan bagian dari proses produksi, kecuali untuk fungsi pendukung. Namun, tidak dijelaskan apa yang dilarang dalam kasus pekerja outsourcing.

Pasal tersebut hanya menyebutkan pekerjaan berdasarkan kontrak waktu tetap tertentu, bukan waktu tertentu. Pasal 66 UU tersebut berbunyi sebagai berikut:

“Hubungan kerja antara perusahaan alih daya dengan pekerja atau buruh yang dipekerjakannya berdasarkan perjanjian waktu tertentu atau perjanjian tidak tertentu”.

Keuntungan Outsourcing

Outsourcing didefinisikan sebagai praktik bisnis yang menggunakan pihak ketiga untuk melakukan pekerjaan di bidang tertentu. Dan praktik ini kemungkinan besar memiliki beberapa manfaat, di antaranya:

A. Bagi Perusahaan

Sebagai pengguna jasa outsourcing, perusahaan akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut.

Menghemat biaya pelatihan bagi karyawan

Keuntungan utama dari outsourcing adalah dapat menjadi strategi perusahaan untuk menekan biaya operasional. Karena karyawan outsourcing sudah memiliki keahlian khusus yang dibutuhkan perusahaan.

Dengan cara ini perusahaan dapat mengurangi anggaran pelatihan karyawan.

Dapat meningkatkan fokus pada bisnis

Manfaat outsourcing selanjutnya adalah ketika perusahaan menggunakan tenaga outsourcing, mereka tidak perlu lagi mengkhawatirkan pekerjaan teknis yang tidak terkait langsung dengan bisnis inti mereka.

Karena nantinya, perusahaan outsourcing mengatur pencarian karyawan, induksi dan alokasi perekrutan untuk tugas-tugas tertentu.

Pengurangan perekrutan

Terakhir, keuntungan dari outsourcing adalah semua hal yang berkaitan dengan pemilihan karyawan juga diambil alih oleh perusahaan outsourcing.

Pada saat yang sama, perusahaan yang membutuhkan jasa outsourcing dapat segera menarik karyawan terpilih dari perusahaan outsourcing.

B. Bagi Karyawan

Sebagai karyawan outsourcing kamu akan menerima manfaat berikut.

Menambah keterampilan

Banyak perusahaan membutuhkan outsourcing karena dianggap ahli di bidangnya. Jadi, dalam SOP, perusahaan outsourcing mewajibkan karyawannya untuk mendapatkan berbagai pelatihan.

Lebih mudah berkembang

Keuntungan lain dari pekerjaan outsourcing adalah sifat pekerjaan yang bebas dan fleksibel memungkinkan kamu untuk maju dengan lebih mudah.

Dapat memperluas sayap menjadi pengusaha

Bagi kamu yang berjiwa wirausaha, outsourcing adalah salah satu cara yang dapat membantu kamu mencapai hal tersebut. Selain lebih banyak waktu luang, kamu juga bisa mendapatkan manfaat dari ilmu yang diperoleh dari program-program pelatihan di perusahaan outsourcing.

Memperoleh keterampilan khusus

Menjadi outsourcing berarti kamu mendapatkan pelatihan yang akan menjadikan kamy seorang spesialis. Dan biasanya perusahaan langsung mencari orang dengan pengetahuan khusus ini untuk perusahaan outsourcing.

Rekrutmen mudah

Bagi fresh graduate, mendaftar ke perusahaan outsourcing adalah solusi cepat mendapatkan pekerjaan. Hal ini dikarenakan proses rekrutmen yang relatif mudah.

Kerugian Outsourcing

Penggunaan outsourcing juga memiliki kelemahan yang dapat berdampak baik bagi perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Inilah beberapa di antaranya.

A. Bagi Perusahaan

Selain kelebihan, sistem ini juga memiliki kekurangan bagi perusahaan yang menggunakannya, sebagai berikut.

Berisiko ketergantungan

Hal ini dapat terjadi ketika ada sistem atau prosedur yang dirahasiakan oleh perusahaan outsourcing, dalam hal ini perusahaan outsourcing tidak dapat mengetahuinya.

Oleh karena itu, hanya pekerjaan outsourcing yang bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan pekerjaan.

Kontrak kerja biasanya pendek

Kontrak kerja pendek ini menjadi sulit bagi perusahaan. Karena seringkali harus memperpanjang kontrak atau mencari karyawan baru di perusahaan lain.

Dan ketika mereka memutuskan untuk merekrut karyawan dari institusi baru, mereka mempertaruhkan proses dan transisi yang panjang.

B. Bagi Karyawan

Praktik ini juga menimbulkan beberapa kerugian bagi pekerja, antara lain:

Jam kerja tidak jelas

Bahkan jika ada kontrak kerja, pemutusan hubungan kerja dapat dilakukan kapan saja dan pemutusan hubungan kerja masih sering terjadi di antara pekerja outsourcing. Dan jika jam kerja cukup lama, tetapi gaji tidak mencukupi, juga merupakan kerugian bagi karyawan.

Jalur karir yang lebih sempit

Tentu saja, bagi kamu yang memiliki ambisi dan ingin meniti karir di dunia kerja, pekerjaan outsourcing mungkin tidak bisa menjadi pilihan. Karena karyawan outsourcing tidak memiliki jenjang karir yang jelas.

Kesejahteraan tidak diperhatikan

Berbeda dengan karyawan tetap, perusahaan biasanya tidak menawarkan banyak keuntungan kepada karyawan outsourcing. Sehingga hal ini menyebabkan rendahnya kesejahteraan para pekerja outsourcing.

Penghasilan tidak pasti

Akhirnya, para pekerja seringkali dibayar dengan upah yang rendah, dan banyak perusahaan tidak transparan tentang bagaimana mereka membayar para pekerjanya.

Pada akhirnya, perusahaan outsourcing paling diuntungkan dari praktik ini.

Contoh Pekerjaan Outsourcing

Beberapa contoh yang bisa dilakukan oleh karyawan outsourcing adalah:

• Petugas call center.

• Kurir atau pengemudi.

• Pekerja manufaktur.

• Penjaga kebersihan.

• Keamanan.

• Petugas manajemen fasilitas.

• Jenis Pekerjaan outsourcing

• Manufacturing outsourcing

Itulah pembahasan lengkap tentang pentingnya, aturan dan keuntungan dan kerugian outsourcing untuk perusahaan dan karyawan. Karena outsourcing adalah praktik kerja yang menjanjikan saat ini, berpartisipasi di dalamnya bisa menjadi pilihan bagus untuk meningkatkan penghasilan kamu.

Management Trainee: Definisi, Tugas, Keuntungan, Serta Gajinya

Management Trainee (MT) adalah salah satu pilihan karir yang dicita-citakan oleh banyak pencari kerja, terutama fresh graduate. Nama program ini tidak hanya Management Trainee, tetapi juga dapat disebut lain di beberapa perusahaan. Ada yang menyebutnya Graduate Trainee Program (GTP), Management Development Program (MDP), Graduate Management Program (GMAP), dan lain-lain.

Kandidat yang lulus program ini menjalani pelatihan atau pendidikan untuk menjadi manajer masa depan perusahaan. Apakah kamu tertarik dan ingin mempelajari lebih lanjut? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Apa Itu Management Trainee?

Sebelum kita membahas lebih detail tentang tugas management trainee mari kita jelaskan dulu apa itu MT.

Tujuan dari management trainee adalah untuk melatih individu untuk bekerja dengan manajer dan manajer lainnya. Nantinya lulusan MT ini harus menjadi manajer dan mengurus semua urusan kantor.

Pelatih dalam program management trainee biasanya adalah supervisor atau manajer yang sudah memiliki banyak pengalaman dan terbiasa berbagi ilmu dengan staf junior.

Latihan kelompok ini nantinya akan disusun kembali menjadi kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, meskipun kamu trainee, kamu tidak hanya mendapatkan training saja. Kamu juga akan diberikan tes tertulis, seperti tes psikologi atau tes penilaian lainnya.

Pelatihan yang kamu terima nantinya akan memberi kamu berbagai pengetahuan dan keterampilan baru. Keterampilan ini termasuk menangani komplain, skill customer service, penelitian dan pengujian, membuat dokumen dan bahkan memberikan saran dan solusi.

Umumnya perusahaan yang mengadakan MT dimiliki oleh perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan, pemasaran, distribusi dan retail.

Tugas Management Trainee

Berikut merupakan beberapa tugas Management Trainee:

• Memahami bagaimana cara kerja perusahaan.

• Membantu manajer dalam berbagai tugas (misalnya membuat kebijakan baru, menetapkan tujuan).

• Memahami proses kerja dan pencapaian tujuan masing-masing departemen dan divisi.

• Memberikan dukungan administratif, misalnya entri data.

• Berpartisipasi dalam proses perencanaan strategis perusahaan.

• Membantu manajer mengevaluasi pekerjaan (misalnya, membuat laporan atau menganalisis data).

• Membuat dan menyampaikan presentasi.

• Menemukan cara untuk meningkatkan keuntungan bisnis dan meminimalkan risiko.

Keuntungan Ikut Management Trainee

Apa keuntungan mengikuti program Management Trainee (MT)? Berikut penjelasannya!

1. Meningkatkan hard skill dan soft skill

Selama program management trainee kamu akan belajar banyak tentang perusahaan yang dapat mengasah hard skill dan soft skill. Misalnya, kamu akan belajar cara berkomunikasi dengan kolega, manajemen waktu, pemikiran kritis dan kreatif, negosiasi, presentasi, dan banyak lagi.

Tidak hanya hard skill kamu yang akan disempurnakan, karena kamu tidak hanya akan belajar teori, tetapi juga praktik. Kamu dapat mempelajari alat yang digunakan dalam bidang tertentu atau keterampilan teknis lainnya seperti Microsoft Office, copywriting, bahasa asing, keterampilan SEO/SEM, dan keterampilan lainnya.

2. Melatih keterampilan kepemimpinan

Management Trainee adalah program pelatihan untuk manajer masa depan di perusahaan. Ini akan mengajarkan kamu banyak hal tentang kepemimpinan atau bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Misalnya keterampilan komunikasi, mendengarkan, delegasi, kerja tim, motivasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kamu bisa belajar dari kegiatan pelatihan sehari-hari atau dengan mengamati senior atau manajer di perusahaan.

3. Bisa bekerja sesuai dengan minat dan keterampilan

Beberapa perusahaan, beberapa di antaranya biasanya menjalankan program management trainee. Dengan cara ini, para peserta tidak hanya belajar satu hal, tetapi juga banyak hal. Kamu dapat bekerja secara langsung dengan berbagai departemen dan tugas. Ini adalah kesempatan bagus untuk belajar sebanyak mungkin dan menemukan pekerjaan yang kamu sukai atau kuasai.

Umumnya, supervisor, mentor, atau manajer yang membimbing kamu juga bisa mengetahui apa bakat terbaik kamu dalam suatu pekerjaan atau posisi. Itu bagus, tidak bisakah kamu belajar banyak hal dan kemudian mengeksplorasi apa yang paling cocok untuk kamu?

4. Memperluas networking dengan secara profesional

Untuk melewati program management trainee, kamu harus melalui proses yang panjang dan bersaing dengan banyak peserta lainnya. Jika kamu pergi, itu berarti kamu adalah salah satu yang terbaik. Program ini memungkinkan kamu membangun hubungan dengan magang lain yang juga merupakan kandidat teratas.

Selain itu, kamu dapat bertemu dengan para pensiunan, manajer, supervisor, dan orang lain dari berbagai cabang kantor. Ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi kamu untuk belajar dari banyak orang dari latar belakang dan posisi yang berbeda.

Membangun hubungan yang baik dapat menguntungkan kamu di masa depan. Misalnya, kamu bisa mendapatkan bantuan atau dukungan pekerjaan, berkolaborasi dalam proyek, atau memulai bisnis bersama.

5. Jenjang karir yang pasti

Jenjang karir yang jelas adalah satu manfaat yang membuat program management trainee bagus untuk pencari kerja adalah jenjang karir yang jelas. Jika kamu berhasil menyelesaikan program ini, kamu mungkin dipromosikan untuk mengisi posisi penting di perusahaan.

Gaji Management Trainee

Berapa gaji seorang management trainee? Menurut survey Bacot HRD Salary 2021, gaji rata-rata seorang management trainee adalah Rp9.369.444, gaji minimal Rp6.300.000 dan gaji maksimal Rp11.625.000.

Angka ini bisa berbeda-beda menurut industri karena tergantung kebijakan masing-masing perusahaan dan UMP atau UMK masing-masing daerah. Untuk lulusan baru, angka tersebut cukup tinggi karena tanggung jawab yang harus dipenuhi juga cukup berat.

Jadi ini adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui sebagai seorang management trainee. Tertarik untuk memulai karir sebagai MT?

Mutasi Karyawan: Pengertian, Tujuan dan Jenis-Jenisnya

Mutasi karyawan adalah suatu hal yang mungkin terjadi di sebuah perusahaan. Karyawan yang dimutasi dapat diartikan sebagai pemindahan posisi, jabatan, maupun tempat kerja dengan tugas, upah dan tanggung jawab yang relatif sama.

Mutasi karyawan yang dilakukan oleh perusahaan juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Melainkan harus berpedoman sesuai Undang-Undang dan peraturan perusahaan itu sendiri.

Lantas, bagaimana aturan mutasi karyawan dalam Undang-Undang dan apa saja tujuan dan jenis-jenisnya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Apa Itu Mutasi Karyawan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutasi karyawan adalah pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain. Mutasi karyawan juga dapat diartikan sebagai pemindahan tempat kerja dengan upah, tanggung jawab, dan posisi jabatan yang relatif sama.

Mutasi karyawan bisa terjadi di mana pun. Namun, umumnya hal ini terjadi pada suatu perusahaan yang memiliki kantor cabang.

Umumnya, mutasi karyawan harus dilakukan sesuai peraturan perusahaan, Perjanjian Kerja, atau Perjanjian Kerja Bersama. Syarat mutasi karyawan juga telah diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 32 tentang Ketenagakerjaan dan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Adapun isi dari Undang-Undang tersebut, adalah:

  • Penempatan karyawan atau tenaga kerja berdasarkan asas keterbukaan, kebebasan, objektif, adil, setara, dan tidak ada diskriminasi.
  • Tujuannya diarahkan demi menempatkan tenaga kerja ke jabatan yang sesuai skill atau keahlian, minat, bakat dan kemampuan dengan tetap memerhatikan harkat, martabat, hak asasi manusia, dan perlindungan hukum.
  • Pelaksanaan dengan memerhatikan kesempatan kerja yang merata dan menyediakan tenaga kerja profesional yang sesuai kebutuhan program nasional dan di daerah.

Tujuan Mutasi Karyawan

Mutasi karyawan biasanya dilakukan dengan tujuan tertentu. Pelaksanaannya pun tidak boleh sembarangan dan harus melalui pertimbangan matang. Berikut adalah beberapa tujuan mutasi karyawan yang dilakukan oleh perusahaan.

  1. Menyeimbangkan kebutuhan dan kualitas SDM perusahaan.
  2. Meningkatkan kualitas dan produktivitas perusahaan.
  3. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk lebih mengembangkan karirnya.
  4. Memberikan penempatan yang sesuai untuk karyawan sehingga bisa saling menguntungkan, baik bagi karyawan maupun perusahaan.
  5. Memberikan penghargaan kepada karyawan untuk bisa meningkatkan potensi dirinya, tidak hanya mengenai karir melainkan juga pengembangan diri.

Jenis-Jenis Mutasi Karyawan

Mutasi karyawan juga dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah beberapa jenis mutasi karyawan menurut Paul Pigors dan Charles Myers.

Mutasi Produksi (Production Transfer)

Mutasi produksi biasanya terjadi pada karyawan yang pindah ke departemen, divisi atau bagian lainnya secara horizontal. Mutasi ini juga berlaku pada bagian lain yang kosong karena kekurangan anggota.

Mutasi Remedial (Production Remedial)

Mutasi remedial dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kekeliruan pada proses penempatan kerja saat rekrutmen. Hal ini terjadi saat karyawan menyadari adanya ketidaksesuaian posisi dengan kapasitas yang dimilikinya.

Mutasi Penggantian (Replacement Transfer)

Mutasi ini terjadi dengan mengganti karyawan lama di sebuah divisi atau perusahaan dan memberikan kesempatan bagi karyawan baru yang memiliki beban kerja lebih sedikit untuk mengisi posisi tersebut.

Mutasi Shift (Shift Transfer)

Mutasi ini terjadi secara horizontal, atau dari satu tim ke tim lainnya pada pekerjaan yang sama. Bedanya, pekerjaan tersebut memiliki jam kerja sesuai shift yang berbeda.

Mutasi Multifungsi (Versality Transfer)

Terakhir, mutasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas karyawan dari satu divisi ke divisi lainnya. Mutasi ini juga dikenal sebagai rotasi pekerjaan, yang dapat digunakan untuk melatih karyawan dengan memberinya kesempatan kerja yang lebih luas.

Nah, itulah penjelasan mengenai mutasi karyawan yang telah dirangkum oleh Daily Social. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mutasi karyawan dilakukan dengan tujuan tertentu tanpa menimbulkan kerugian bagi karyawan yang bersangkutan.

Demosi: Pengertian, Dasar Hukum, Penyebab dan Tips Menyikapinya

Salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang dalam bekerja adalah untuk meraih promosi jabatan. Promosi jabatan sendiri berarti kenaikan tanggung jawab, tugas, dan upah dari karyawan.

Namun, selain promosi, perusahaan juga berhak melakukan demosi pada karyawan. Umumnya, karyawan yang mendapat demosi adalah karyawan yang tidak dapat melakukan tugas atau tanggung jawabnya dengan baik.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan demosi dan apa saja penyebab serta tips untuk menyikapinya? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Demosi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demosi adalah pemindahan jabatan ke jabatan yang lebih rendah. Penurunan jabatan ini mempengaruhi beberapa hal lainnya, seperti tanggung jawab, gaji, tunjangan, serta beberapa keuntungan lainnya.

Meski berkaitan dengan sesuatu yang dianggap negatif atau membawa kerugian, namun demosi dilakukan atas tujuan dan dengan pertimbangan tertentu. Beberapa tujuan dilakukannya demosi, mulai dari untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian hingga sebagai konsekuensi yang harus diterima oleh karyawan yang tidak mampu mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Dasar Hukum Demosi

Umumnya, demosi dilakukan sebagai bentuk hukuman atau sanksi kepada karyawan yang tidak mampu mengerjakan tugas atau memenuhi tanggung jawabnya dengan baik. Namun, demosi tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Kementerian Ketenagakerjaan menjelaskan aturan mengenai besaran upah dan evaluasi kinerja dilakukan sesuai standar perusahaan. Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 161 ayat 1 dan 2 serta Pasal 91 ayat 1 dan 2.

Kedua pasal tersebut membahas tentang surat peringatan yang hanya dapat diberikan 3 kali oleh perusahaan terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran. Selebihnya, perusahaan berhak melakukan evaluasi kerja yang nantinya akan berpengaruh pada penilaian kelayakan posisi, pemberian tugas dan besaran upahnya.

Dengan begitu, peraturan mengenai demosi diserahkan kepada aturan yang telah ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Mesk begitu, perusahaan harus menjelaskan dengan lebih detail mengenai hal ini di surat kontrak kerja karyawan,

Penyebab Demosi

Seperti yang telah dijelaskan di atas, umumnya demosi dilakukan karena suatu alasan. Penyebab demosi sendiri dikategorikan menjadi dua, yakni wajib dan sukarela. Berikut adalah penjelasan mengenai keduanya.

Penyebab Demosi Wajib

Performa atau Kinerja Karyawan yang Buruk

Salah satu alasan paling utama dilakukannya demosi adalah karena adanya penurunan performa atau kinerja karyawan. Dalam hal ini, apabila seorang karyawan tidak dapat memenuhi target atau tugasnya dengan baik, maka perusahaan memiliki hak untuk menurunkan posisi mereka pada posisi yang sesuai dengan kompetensinya.

Restrukturisasi

Dalam suatu perusahaan, restrukturisasi adalah hal yang lumrah terjadi. Ketika hal ini terjadi, maka eksekutif perusahaan berhak untuk meratakan atau menggabungkan tingkatan tertentu. Hal itulah yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan pangkat yang efektif dari karyawan tingkat menengah.

Transisi Keluar dari Perusahaan

Demosi juga bisa terjadi ketika perusahaan hendak melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK. Dalam hal ini, demosi dapat digunakan untuk memberikan waktu bagi karyawan tersebut untuk mencari posisi baru.

Masalah Keuangan atau Pemotongan Gaji

Demosi juga dapat dijadikan sebagai alternatif lain untuk memotong biaya selain opsi pemotongan gaji. Opsi ini mungkin akan digunakan oleh perusahaan yang sedang berjuang dalam hal finansial.

Penyebab Demosi Sukarela

Keseimbangan Kehidupan Kerja

Demosi juga dapat dilakukan oleh karyawan secara sukarela untuk mengurangi beban kerja dan tanggung jawab yang diembannya pada posisi sebelumnya. Beberapa karyawan yang melakukan hal ini biasanya memiliki tujuan untuk meluangkan waktu dan energi mereka untuk fokus pada hal-hal lainnya yang dapat mengurangi tingkat stres mereka.

Kondisi Kerja yang Lebih Fleksibel

Demosi juga bisa jadi dilakukan oleh karyawan yang mengingkan kondisi kerja yang lebih fleksibel. Umumnya hal ini terjadi pada karyawan yang terkendala oleh jarak yang jauh atau jam kerja yang cukup padat.

Memasuki Masa Pensiun dalam Jangka Waktu Dekat

Selain itu, demosi juga biasa terjadi pada karyawan yang hendak memasuki masa pensiun. Pasalnya, karyawan yang hendak pensiun membutuhkan transisi secara bertahap untuk mengurangi peran mereka dalam pekerjaan.

Tips Menyikapi Demosi

Tak jarang, demosi yang terjadi pada seorang karyawan dapat menyebabkan dampak psikis baginya. Untuk itu, berikut adalah beberapa tips menyikapinya.

  1. Lakukan evaluasi diri untuk menilai apakah keputusan yang diambil oleh perusahaan sudah benar dan tepat.
  2. Jika kamu merasa keputusan perusahaan dalam melakukan tersebut kurang tepat, maka kamu bisa berdiskusi lagi dengan perusahaanmu.
  3. Carilah support system dari teman, pasangan atau keluarga yang dapat mendukungmu secara mental.
  4. Bersikaplah dewasa dengan menerima segala keputusan tersebut secara lapang dada. Meski demosi terkadang menyebabkan perasaan marah, sedih dan kecewa, namun mengekspresikannya dengan cara yang berlebihan justru kurang tepat.
  5. Bersikaplah terbuka terhadap segala feedback yang kamu dapatkan.
  6. Lakukan evaluasi diri dengan merenungi apa saja alasan demosi dan bagaimana cara untuk memperbaikinya.
  7. Jika memang demosi yang terjadi padamu sulit untuk diterima, maka kamu bisa mengajukan resign untuk mencari posisi baru yang lebih baik dari sebelumnya.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai demosi yang bisa kamu pelajari. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa demosi terjadi karena telah melalui pertimbangan yang sedemikian matang. Untuk itu, alangkah baiknya jika hal ini disikapi secara dewasa dan sebagai bahan evaluasi diri.

5 Cara Meningkatkan Etos Kerja bagi Karyawan

Etos kerja merupakan salah satu hal yang wajib dimiliki oleh setiap individu. Sebab, etos kerja berkaitan dengan niat dan kemampuan individu agar tetap semangat dalam bekerja.

Menurut KBBI, etos kerja sendiri merupakan ciri atau karakter semangat kerja yang bertujuan untuk mengembangkan suatu kelompok atau organisasi. Dengan etos kerja yang baik, tujuan perusahaan akan semakin cepat dan mudah tercapai.

Nah, berikut adalah 7 cara meningkatkan etos kerja bagi karyawan.

Pentingnya Etos Kerja

Etos kerja merupakan salah satu hal yang berperan besar bagi kesuksesan sebuah perusahaan. Sebab, etos kerja sangat berkaitan dengan semangat dan kemauan yang tinggi yang dimiliki oleh karyawan.

Karyawan yang memiliki etos kerja yang baik akan memberikan manfaat, tidak hanya bagi dirinya melainkan juga orang-orang yang ada di sekitarnya. Pasalnya, orang-orang yang memiliki etos kerja yang baik akan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan penuh rasa tanggung jawab.

Salah satu bentuk etos kerja yang baik adalah dengan menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu. Meski terdengar sepele, namun hal ini akan menunjukkan bahwa individu tersebut adalah seorang yang disiplin dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Cara Meningkatkan Etos Kerja

Etos kerja dapat dikendalikan dan ditingkatkan. Asalkan, kamu memiliki kemauan untuk meningkatkannya. Berikut adalah beberapa cara meningkatkan etos kerja.

1. Mulai dari Diri Sendiri

Tentunya, hal paling utama dalam meningkatkan etos kerja adalah dengan memulainya dari diri sendiri. Caranya, kamu bisa meyakinkan dirimu dengan mencari motivasi atau alasan yang kuat yang dapat kamu jadikan sebagai sumber semangatmu.

Motivasi bisa timbul karena tujuan yang ingin kamu capai. Selain itu, kamu juga bisa menjadikan orang-orang terdekatmu sebagai motivasi agar tetap semangat dan mengerjakan pekerjaanmu dengan sebaik mungkin.

2. Disiplin dalam Waktu

Untuk meningkatkan etos kerja, kamu juga harus melatih rasa disiplinmu. Caranya adalah dengan menggunakan waktu secara bijak untuk hal-hal yang penting.

Hindari kebiasaan menunda-nunda karena hal tersebut hanya akan membuatmu lalai dan tidak fokus dengan apa yang kamu kerjakan. Kebiasaan ini juga akan memberikan dampak negatif, karena menunda-nunda pekerjaan akan membuat pekerjaanmu tidak cepat selesai dari jadwal yang seharusnya.

3. Memiliki Komitmen Tinggi

Meningkatkan etos kerja juga dapat dilakukan dengan mulai menanamkan komitmen tinggi terhadap apa yang kamu lakukan. Rasa komitmen yang tinggi akan memengaruhi rasa tanggung jawabmu untuk menyelesaikan pekerjaanmu.

4. Konsisten dalam Melakukan Sesuatu

Sikap konsisten juga perlu dipupuk untuk menumbuhkan etos kerja yang baik. Konsisten adalah kemampuan untuk bersikap taat dan mampu mempertahankan prinsip yang dimiliki. Namun, konsisten bukan berarti keras kepala, karena sikap konsisten juga harus menyesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut oleh perusahaan.

5. Jangan Patah Semangat

Terakhir, jangan pantang menyerah dan putus asa dalam menghadapi segala bentuk rintangan dan hambatan. Jika kamu melakukan kesalahan pun jangan terlalu larut oleh rasa kecewa, karena hal tersebut dapat menurunkan semangat kerjamu.

Jadikan kesalahan tersebut sebagai sumber untuk mengevaluasi diri. Dengan hal tersebut, kamu akan belajar menjadi individu yang lebih baik lagi ke depannya.

Nah, itulah beberapa cara meningkatkan etos kerja yang dapat kamu terapkan. Tentunya, beberapa cara di atas tidak akan berpengaruh jika kamu tetap berada di lingkungan yang tidak mendukungmu untuk berkembang. Oleh sebab itu, cobalah juga untuk bergabung dengan rekan yang memiliki etos kerja tinggi agar kamu menjadi termotivasi.

Kompensasi Adalah: Pengertian, Dampak, Jenis-Jenis dan Tujuan

Apakah kamu sering mendengar kata kompensasi? Ketika sesuatu ditawarkan, terkadang muncul pertanyaan tentang remunerasi untuk pekerjaan yang dilakukan.

Kompensasi menurut KBBI adalah tunjangan tunai atau nontunai yang diberikan kepada karyawan suatu perusahaan atau organisasi. Definisi kompensasi biasanya adalah item yang ditentukan kecuali sumbernya adalah pajak penghasilan.

Kompensasi biasanya mengacu pada imbalan finansial dalam perusahaan atau imbalan finansial yang diberikan kepada karyawan. Nah, kompensasi finansial ini diberikan berdasarkan biaya finansial yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Untuk lebih jelasnya simak penjelasan menurut DailySocial.id berikut ini!

Pengertian Kompensasi

Secara umum, konsep kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima seseorang, baik fisik maupun tidak, yang harus diperhitungkan untuk kemudian diberikan kepada seseorang.

Kompensasi merupakan hal yang wajar yang biasa terjadi di sebuah perusahaan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan. Kompensasi sebanding dengan hadiah. Namun dalam dunia kerja atau bisnis, kompensasi lebih sering dilihat dalam bentuk gaji dan/atau tunjangan.

Biasanya dipadukan dengan apresiasi kepada karyawan yang mendukung perkembangan bisnis secara positif dan berkelanjutan. Misalnya, ketika kamu mencari informasi di situs pencari kerja, perekrut perusahaan menawarkan banyak keuntungan kepada calon karyawannya jika nantinya diterima bekerja.

Kompensasi dapat berupa hal-hal di luar gaji pokok, seperti parkir gratis, asuransi kesehatan atau lainnya.

Kompensasi ini merupakan insentif yang ditekankan perusahaan saat mencari pelamar kerja baru untuk menarik pelamar kerja yang berkualitas.

Jenis-Jenis Kompensasi

Ada beberapa jenis kompensasi yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi kepada karyawan atau anggotanya.  Berikut ini jenis kompensasi yang dikenal dan bisa diberikan kepada karyawan.

Kompensasi Langsung

Kompensasi langsung adalah segala bentuk kompensasi moneter seperti gaji, kompensasi lain, komisi, bonus, THR, insentif, opsi saham, dan bagi hasil perusahaan.

Selain itu, semua penghasilan yang meningkatkan penghasilan bruto tahunan karyawan dikenakan Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21).

Kompensasi Tidak Langsung

Kompensasi tidak langsung jenis ini juga dapat berupa uang yang diberikan kepada karyawan, namun tidak secara langsung melainkan melalui pihak ketiga.

Contohnya adalah ketika perusahaan mendaftarkan dan mengikutsertakan karyawannya dalam program jaminan sosial dan kesehatan.

Perusahaan adalah pihak yang bertanggung jawab atas asuransi karyawannya, seperti asuransi kesehatan, asuransi ketenagakerjaan atau asuransi jiwa, agar karyawan dapat menikmati manfaat dari program tersebut.

Kompensasi lain mungkin termasuk akses internet, keanggotaan gym, voucher belanja, atau kendaraan dinas dan sebagainya.

Kompensasi Non-Finansial

Imbalan non-finansial tidak terkait dengan uang, tetapi bentuk lain bagi karyawan dengan cara yang positif dan berharga.

Misalnya, karyawan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut yang diselenggarakan oleh perusahaan, tim kerja yang solid dan suportif, supervisor yang profesional dan kompeten, lingkungan kerja yang menyenangkan, jam kerja yang fleksibel, waktu luang yang lebih banyak dan penghargaan atas kinerja karyawan.

Dampak Kompensasi

Adanya kompensasi yang diberikan kepada karyawan tertentu atau seluruhnya oleh perusahaan tentu saja menimbulkan dampak positif hingga bisa memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak.

  • Dapat menjadi daya tarik bagi para pencari kerja
  • Perusahaan mendapatkan pekerja berkualitas
  • Membuat karyawan terpacu terus berprestasi dan bekerja dengan giat
  • Citra perusahaan tampak lebih baik dibandingkan kompetitor
  • Memudahkan proses administrasi dan aspek hukum yang ada

Tujuan Kompensasi

Performa pekerja

Ketika seorang karyawan puas dengan kompensasi yang mereka terima dari perusahaan tempat mereka bekerja, mereka bekerja lebih baik. Adanya kompensasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang sportif dan kompetitif dalam pekerjaan sehari-hari.

Terbentuk Ikatan Kerja

Perusahaan memberikan bonus kepada karyawannya agar karyawan memiliki hubungan yang baik dan profesional dengan perusahaan tempat mereka bekerja.

Motivasi

Ketika lingkungan kerja sportif dan kompetitif, karyawan ini lebih termotivasi dan antusias dalam bekerja. Ia juga berusaha untuk menjadi lebih baik lagi di masa mendatang, sehingga meningkatkan nilai perusahaan bagi masyarakat luas.

Kepuasan Kerja

Perusahaan yang membayar karyawannya akan menimbulkan kesenangan. Karena perusahaan puas dengan kinerja dan komitmen karyawannya. Karyawan merasa puas karena mereka dihargai di tempat kerja mereka.

Mendorong Pertumbuhan Perusahaan

Kepuasan karyawan terhadap remunerasi yang diterimanya dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi perusahaan. Terakhir, menawarkan kompensasi ini dapat meningkatkan stabilitas di perusahaan.

Disiplin Kerja

Jika gaji karyawan sesuai dengan kepuasan mereka atau bahkan melebihi itu, motivasi tidak hanya meningkat di antara karyawan. Disiplin kerja juga meningkat. Karyawan akan terus bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga hak-hak yang diterimanya lebih sesuai.

Faktor Penyusun Kompensasi

Kemampuan Perusahaan

Kemampuan perusahaan untuk membayar kompensasi karyawannya tergantung pada beberapa faktor, seperti laba, penjualan dan hal-hal lain yang diterima perusahaan.

Tingkat Hidup

Standar hidup orang-orang yang tinggal di perusahaan merupakan faktor dalam menentukan gaji dan kompensasi. Perusahaan membayar kompensasi sesuai dengan lingkungan di mana perusahaan beroperasi.

Umumnya perusahaan menggunakan upah minimum regional (UMR) atau istilah resmi terbaru adalah UMP (upah minimum provinsi) dan UMK (upah minimum kabupaten/kota).

Nilai upah minimum regional sangat berpengaruh dan menentukan bagaimana suatu perusahaan menghitung gaji, upah dan bonus bagi karyawannya.

Harga Pekerjaan

Kompensasi karyawan dibedakan sesuai dengan harga aktivitas perusahaan. Kerja keras tentu dihargai berbeda dengan kerja ringan.

Perusahaan berusaha untuk memastikan bahwa uang yang dikeluarkan untuk kompensasi karyawan sepadan dengan kerja keras atau upaya yang dilakukan oleh karyawan tersebut untuk melakukan semua pekerjaan mereka.

Sistem Kompensasi

Perusahaan menciptakan sistem kompensasi terperinci berdasarkan kinerja dan waktu. Indikator kinerja ini berguna untuk memotivasi pegawai lainnya untuk meningkatkan prestasi kerja seluruh pegawai.

Karyawan diberikan sistem waktu jika bekerja di luar jam kerja yang ditetapkan. Biasanya dibayar sebagai kompensasi lembur.

Tingkat Kompensasi di Perusahaan Lain

Perusahaan juga dapat membandingkan kompensasi yang dibayarkan oleh perusahaan lain untuk jenis pekerjaan yang sama untuk menentukan tingkat kompensasi bagi karyawan mereka sendiri.

Selain gaji, prestasi kerja yang sama di beberapa perusahaan juga menentukan besaran kompensasi yang diterima karyawan.

Perundangan-Undangan yang Berlaku

Perusahaan juga akan membayar kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Secara umum, klausul upah, gaji dan kompensasi diatur oleh undang-undang yang berlaku dan harus dipenuhi untuk semua perusahaan pekerja. Jika perusahaan melanggar undang-undang yang ditentukan, sanksi harus diperhatikan.

Remunerasi: Pengertian, Tujuan dan Manfaatnya

Remunerasi merupakan istilah yang sering digunakan dalam dunia kerja. Istilah remunerasi biasanya berkaitan dengan gaji tambahan sebagai bentuk apresiasi dari perusahaan terhadap kinerja karyawannya.

Remunerasi diberikan oleh perusahaan, baik swasta maupun instansi pemerintah. Biasanya, karyawan yang diberi remunerasi merupakan karyawan yang cakap, berpengalaman, maupun yang berkontribusi lebih terhadap perusahaan.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan remunerasi? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Remunerasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), remunerasi adalah uang yang diberikan sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilakukan atau imbalan. Remunerasi biasanya diberikan oleh perusahaan kepada karyawan maupun eksekutif perusahaannya.

Remunerasi memiliki dua unsur utama, yakni kompensas dan bonus. Kompensasi merupakan suatu hal yang diterima oleh tenaga kerja baik dalam berupa fisik maupun non fisik. Sementara bonus atau komisi merupakan bentuk imbalan yang diberikan kepada karyawan dengan perhitungan presentase hasil penjualan karena telah mencapai target.

Tujuan Remunerasi

Remunerasi memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan remunerasi adalah sebagai berikut.

1. Memotivasi Karyawan untuk Mengembangkan Diri

Dengan adanya remunerasi, karyawan diharapkan dapat termotivasi untuk mengembangkan potensi dirinya. Hal ini juga diharapkan akan meningkatkan kompetisi antar karyawan dalam hal produktivitasnya. Sebab, karyawan yang memiliki semangat kerja dan produktivitas tinggi akan diberi apresiasi oleh perusahaan.

2. Meningkatkan Kualitas SDM Karyawan

Remunerasi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM karyawan. Sebab, dengan pemberian pendapatan tambahan akan turut serta mendorong karyawan untuk meningkatkan kualitas kerjanya.

3. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan

Pemberian pendapatan tambahan tentunya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dengan kesejahteraan yang meningkat, tentunya produktivitasnya juga akan ikut meningkat.

4. Meningkatkan Keuntungan bagi Perusahaan

Pemberian remunerasi akan berpengaruh pada meningkatnya produktivitas karyawan. Produktivitas yang meningkat akan sebanding dengan keuntungan yang akan didapat perusahaan juga akan meningkat.

Hal-Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Pemberian Remunerasi

1. Memberikan Pendapatan Sesuai Kinerja

Remunerasi diberikan oleh perusahaan sebagai imbalan atas kinerja yang dicapai oleh karyawannya. Karyawan yang mengerjakan pekerjaannya secara cepat dan tepat yang berpengaruh terhadap perusahaan tentu patut diberikan imbalan tambahan.

Pemberian remunerasi juga penting untuk menjaga loyalitas dan kinerja karyawan. Dengan remunerasi, karyawan akan merasa bahwa kerja kerasnya dihargai oleh perusahaan.

2. Memberikan Bonus untuk Karyawan yang Berprestasi

Remunerasi juga perlu diberikan untuk karyawan yang berprestasi atau meraih pencapaian yang menguntungkan perusahaan. Dengan remunerasi, tentunya akan memicu semangat karyawan lain berlomba-lomba untuk memberikan kinerja yang terbaik.

3. Menaikkan Gaji Karyawan

Salah satu cara untuk menjaga kinerja dan loyalitas karyawan adalah dengan menaikkan gajinya. Besar kecilnya gaji dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur kualitas karyawan di sebuah perusahaan.

Nah, itulah penjelasan mengenai remunerasi yang telah dirangkum untukmu. Selain diberikan sebagai salah satu bentuk apresiasi kepada karyawan, pemberian remunerasi juga diharapkan dapat menciptakan hubungan baik antara karyawan dengan perusahaan.