Ilmuwan Temukan Cara Baru Mendeteksi Virus Zika Dengan Menggunakan Kertas

Zika mendapat sorotan setelah virus itu mewabah di benua Amerika awal 2016. WHO sempat memperingatkan bahwa Zika berpotensi menyebar lebih luas, dan Di Brazil, diperkirakan sudah ada 1,5 juta jiwa terjangkit Zika. Sejumlah negara merespons kejadian ini dengan mengeluarkan peringatan perjalanan, dan sudah pasti Zika memberi dampak besar terhadap pariwisata.

Penyebaran virus yang begitu cepat (dari nyamuk A. aegypti dan A. albopictus) mendorong para peneliti untuk segera menanggulanginya. Kali ini sebuah solusi diajukan oleh himpunan ilmuwan dari MIT, University of Toronto, Harvard Arizona State University, Cornell, University of Wisconsin-Madison, serta Boston University. Mereka memperkenalkan sistem buat mendiagnosis infeksi Zika cukup dengan memakai ‘kertas’.

Tentu saja kreasi konsorsium bukan sekedar kertas biasa. Ia merupakan reader elektronik, dan hebatnya tidak memerlukan metode penyimpanan kompleks dan tak sulit dioperasikan. Perangkat ini cocok digunakan di area-area terpencil sebagai tool darurat, serta mudah didistribusikan. Lewat uji coba tersebut, virus Zika bisa terdeteksi cukup dalam waktu dua sampai tiga jam, lebih cepat dan ekonomis dibanding tes P.C.R.

Zika paper 2
Sebuah ilustrasi, warna ungu menunjukkan partikel virus Zika.

Cara kerjanya: pasien memberikan setetes darah untuk ‘direbus’ dan diproses, kemudian ditaruh di atas kertas tes. Profesor James Collins dan rekan-rekannya telah mengembangkan rangkaian sensor yang dibubuhkan pada piringan kertas, mampu membaca 24 urutan RNA berbeda di genom Zika (seperti virus lain, Zika terdiri atas RNA, bukan DNA). Ketika RNA target terdeteksi, sebuah reaksi akan mengubah warna kertas dari kuning menjadi ungu.

Perubahan warna warna kertas dapat dilihat langsung, tetapi tim juga sedang mencoba menciptakan sistem reader elektronik supaya alterasi warna bisa dihitung; khususnya buat di kasus-kasus tertentu ketika sensor membaca ada lebih dari satu urutan RNA. Seluruh komponen yang dibutuhkan untuk proses deteksi (protein, asam nucleic, ribosom) turut didesain agar dapat disimpan di temperatur ruang, sehingga gampang dikirim ke manapun.

Penemuan ini berpotensi menjadi terobosan besar dalam pengendalian wabah Zika. Saat ini orang-orang yang tertular Zika hampir tidak menunjukkan gejala. Jika ada, simtomnya mirip DBD atau chikungunya. Namun bayi-lah yang terkena dampak paling besar: terlahir dengan microcephaly, yaitu ukuran kepala kecil karena ketidaksempurnaan perkembangan otak.

Buat sekarang, problem tes Zika adalah waktu yang lama (bisa sampai berminggu-minggu), dan antibodi tidak dapat membedakan secara akurat antara Zika dengan dengue.

Sumber: MIT News.

The Drinkable Book Bantu Kita Murnikan Air

Sebagai elemen penopang kehidupan terpenting, di tubuh manusia air sangat esensial untuk distribusi nutrisi, membantu pencernaan, serta menstabilkan suhu. Terpenuhinya kebutuhan cairan memudahkan badan mengatur kalori, bahkan menjaga pikiran tetap fokus. Sayangnya hingga zaman modern ini masih banyak orang kesulitan memperoleh akses ke air bersih. Continue reading The Drinkable Book Bantu Kita Murnikan Air

Baterai ‘Origami’ Ini Murah, Cuma Butuh Air Kotor Buat Mentenagainya

Keterampilan melipat kertas yang kita kenal sebagai origami terpantau masuk ke wilayah Jepang di abad ke-6. Awalnya dimaksudkan buat upacara keagamaan, kini ia telah berevolusi menjadi seni kontemporer. Ia bahkan memberi inspirasi bagi banyak orang dalam menciptakan device-device canggih di era modern. Sedikit contohnya ialah robot lipat Harvard dan baterai J-Flex. Continue reading Baterai ‘Origami’ Ini Murah, Cuma Butuh Air Kotor Buat Mentenagainya

P&P Office Waste Processor Tawarkan Ide Untuk Mengubah Sampah Kertas Menjadi Pensil

Tahukah Anda, sekitar 40 persen penebangan hutan di Bumi ditujukan demi memproduksi kertas, dan kini ia merupakan faktor penyumbang kerusakan hutan terbesar. Di tahun 2009, sampah kertas telah mencapai total 26 juta ton, dan dalam proses penguraiannya, kertas menghasilkan metana – gas pembentuk efek rumah kaca yang 23 kali lebih berbahaya dibanding CO2. Continue reading P&P Office Waste Processor Tawarkan Ide Untuk Mengubah Sampah Kertas Menjadi Pensil

PaperFold Adalah Smartphone Berkonsep ‘Kertas’ yang Bisa Anda Lipat

Alasan mengapa smartphone dan tablet tidak saling berkompetisi ialah karena keduanya memiliki fungsi berbeda. Walau begitu upaya untuk menggabungkan keduanya sudah berlangsung cukup lama, dengan berbagai metode dan produk phablet yang dikenalkan di pasar.

Continue reading PaperFold Adalah Smartphone Berkonsep ‘Kertas’ yang Bisa Anda Lipat

Connected Paper, Kertas Elektronik Canggih Garapan Ericsson

Kertas adalah material terakhir yang terpikirkan oleh kita semua sebagai bahan dasar komponen elektronik. Ia rapuh serta tidak tahan air, sifat fisik kertas bertolak belakang dengan keinginan produsen dalam menciptakan produk elektronik: kuat dan tahan lama. Tapi bagi Ericsson penggunaan kertas yang sangat luas memberikan sebuah ruang tersendiri untuk berinovasi. Continue reading Connected Paper, Kertas Elektronik Canggih Garapan Ericsson