Panasonic dan Leica Umumkan Sepasang Lensa L-mount

Dalam waktu yang berdekatan, Panasonic dan Leica telah mengumumkan masing-masing satu lensa L-mount terbarunya. Adalah lensa zoom telephoto Lumix S 70-300mm F4.5-5.6 Macro OIS dan lensa fix wide angle APO-Summicron-SL 28mm F2 ASPH.

Mari bahas mulai dari Lumix S 70-300mm F4.5-5.6 Macro OIS, lensa ini memiliki 17 elemen dalam 11 grup termasuk elemen ultra extra low-dispersion, extra low-dispersion, dan ultra high-refractive index glass. Grup fokusnya digerakkan oleh motor linier dan diklaim punya focus breathing yang minim untuk menangani kebutuhan video.

Lensa Panasonic tersebut dilengkapi image stabilizer dan mendukung Dual Image Stabilizer (IS) yang dapat mengurangi guncangan hingga 5,5 stop. Jarak fokus minimumnya 54cm pada sudut lebar dan dapat menangkap gambar makro setengah ukuran aslinya pada focal length 300mm (pembesaran maksimum 0,5x).

Bodi lensanya tahan terhadap debu dan kelembaban, serta dapat berfungsi pada kondisi ekstrem 10°C atau +14°F. Beratnya mencapai 790g dengan ukuran filter ulir 77mm. Rencananya lensa Panasonic Lumix S 70-300mm F4.5-5.6 Macro OIS akan dikirimkan pada bulan April dengan harga promo $999 (Rp14 jutaan) dari harga normal US$1249 (Rp17,5 juta).

Beralih ke Leica APO-Summicron-SL 28mm F2 ASPH yang sangat cocok untuk fotografi reportase, interior, dan arsitektur. Lensa ini memiliki 13 elemen, 6 diantaranya elemen aspherical, dengan beberapa elemen berjenis anomalous partial dispersion untuk mengurangi chromatic aberration. Jarak fokus minimumnya 24cm dengan pembesaran maksimum 0,2x.

Grup fokus digerakkan oleh motor penggerak yang disebut Leica ‘Dual Syncro Drive‘. Memiliki desain cincin fokus manual baru yang menggunakan medan magnet untuk meningkatkan daya tanggap dan presisi. Lensa ini juga sudah weather-sealed, beratnya 700 gram tanpa hood, dan ukuran filternya 67mm. Harga Leica APO-Summicron-SL 28mm F2 ASPH dibanderol US$5.195 atau sekitar Rp73 jutaan.

Sumber: Dpreview 1 dan 2

Venus Optics Merilis 4 Lensa Laowa untuk Sistem Kamera L-mount

Dalam industri fotografi, ekosistem lensa yang luas sangatlah penting pada sebuah sistem kamera. Bukan hanya koleksi lensa native dari pihak pertama yang harus cukup lengkap, tetapi juga dukungan pabrikan lensa pihak ketiga.

Baru-baru ini Venus Optics mengumumkan akan membawa empat lensa Laowa ke sistem kamera L-mount. Meliputi Laowa 4mm F2.8 Fisheye, Laowa 9mm F2.8 Zero-D, Laowa 24mm F14 2x Macro Probe, dan Laowa 25mm F2.8 2.5–5x Ultra Macro.

Keempatnya bukan lensa yang benar-benar baru, melainkan sudah pernah dirilis sebelumnya. Sekedar informasi, sistem kamera full frame L-mount awalnya dikembangkan oleh Leica. Lalu di tahun 2018, Leica, Panasonic, dan Sigma membentuk aliansi L-mount Alliance untuk mengembangkan kamera dan lensa dengan L-mount.

Loawa L-mount 2

Mari bahas sedikit mulai dari Laowa 4mm F2.8 Fisheye, lensa ini sangat unik dan menyuguhkan perspektif yang sangat luas. Dibangun dari tujuh elemen dalam enam grup, dengan diafragma aperture tujuh bilah, rentang aperture dari F2.8 hingga F16, dan jarak pemfokusan minimum 80mm. Versi L-mount lensa ini akan tersedia pada bulan Maret dengan harga yang sangat terjangkau US$199 atau sekitar Rp2,7 jutaan.

Loawa L-mount 3

Lanjut ke Laowa 9mm F2.8 Zero-D, lensa ultra-wide ini dibanderol US$499 atau Rp6,9 jutaan. Dibangun dari 15 elemen dalam 10 grup, termasuk tiga elemen extra-low-dispersion dan Frog Eye Coating (FEC) agar mudah dibersihkan. Fitur lainnya termasuk diafragma aperture tujuh bilah, jarak pemfokusan minimum 12cm, dan punya jarak pemfokusan minimum 12cm.

Loawa-L-mount-4

Beralih ke Laowa 24mm F14 2x Macro Probe, lensa macro dengan rasio reproduksi maksimum 2:1 memiliki laras yang sangat panjang 40cm. Idenya untuk menjangkau subjek yang sulit didekati dengan lensa macro konvensional dan belakangan cukup hits di kalangan food videografer. Lensa ini dibanderol US$1.499 atau Rp20,9 jutaan, terdiri dari 27 elemen dalam 19 grup, termasuk elemen multiple extra-low-dispersion dan prism. Fitur lain meliputi diafragma aperture tujuh bilah dan rentang aperture dari F14 hingga F40.

Loawa L-mount 5

Terakhir Laowa 25mm F2.8 2.5–5x Ultra Macro juga tidak kalah unik, karena memiliki rasio reproduksi maksimum 2.5:1 dan 5:1. Lensa ini dibanderol US$399 atau Rp5,5 juta, tersusun dari delapan elemen dalam enam grup, dilengkapi diafragma aperture delapan bilah, dengan jarak pemfokusan minimum dari 17,3mm pada pembesaran 5x hingga 23,4mm pada pembesaran 2.5x.

Sumber: DPreview

Kelebihan Leica SL2-S, Mirrorless Full Frame Hybrid Seharga Rp69 Juta

Leica telah mengumumkan kamera mirrorless full frame ketiga mereka yang menggunakan L-mount, sistem kamera L-Alliance yang terdiri dari Leica, Panasonic, dan Sigma. Adalah Leica SL2-S dengan sensor CMOS-BSI 24MP yang bisa dibilang mirrorless hybrid karena berfokus pada foto dan juga video. Seperti apa kelebihan Leica SL2-S?

Mengandalkan prosesor gambar Maestro III, Leica SL2-S dapat memotret beruntun tanpa batas waktu 5fps menggunakan continuous autofocus dan 9fps tanpa autofocus. Dilengkapi dengan sensor-shift image stabilization yang memungkinkan pengambilan multi-shot delapan bidikan menjadi satu foto dengan resolusi empat kali lipat 96MP.

Kemampuan perekam videonya mencapai resolusi 4K di 30fps yang oversampled tanpa batas waktu alias sampai baterai atau kartu memori habis, ada dua slot kartu SD UHS-II di kamera ini. Leica SL2-S juga mendukung video 4K di 60fps tetapi menggunakan mode crop APS-C.

Sebagai kamera hybrid, Leica SL2-S tidak hanya dirancang untuk fotografer tetapi juga videografer dan sinematografer. Ia dapat menangkap footage 10-bit 4:2:2 hingga frame rate 60fps dengan Leica LOG gamma profile langsung ke kartu SD atau pakai eksternal recorder yang menyuguhkan fleksibilitas color grading saat post-production.

Untuk desain, ukuran grip, dan tata letak tombol-tombolnya terlihat identik dengan Leica SL2. Bergaya SLR dengan grip yang terbilang besar dan memiliki punuk sebagai tempat tinggal EVF beresolusi 5,76 juta dot. Bodinya terbuat dari magnesium alloy dan diklaim sudah weather-sealing dengan sertifikasi IP54, serta memiliki layar tetap 3,2 inci beresolusi 2,1 juta dot.

Menimbang semua kelebihan Leica SL2-S, berapa harga? Leica SL2-S dibanderol dengan harga US$4.895 atau sekitar Rp69 jutaan, jauh lebih mahal dari kamera mirrorless full frame flagship dari kompetitor. Karena fokus Leica bukan menjual kamera sebanyak-banyaknya, melainkan membuat kamera dengan daya tahan jangka panjang.

Tentu saja, salah satu kelebihan lain menggunakan dudukan L-mount ialah kekayaan ekosistem lensanya. Itu karena lensa L-mount besutan Leica, Panasonic, dan Sigma juga merupakan lensa native.

Sumber: DPreview

Sigma Merilis Tiga Lensa Full Frame untuk Sistem Kamera L dan E-Mount

Sigma telah mengumumkan tiga lensa full frame premiun I-series untuk sistem kamera mirrorless Sony E-mount dan L-mount Alliance (Leica, Panasonic, dan Sigma). Adalah Sigma 24mm F3.5 DG DN, Sigma 35mm F2 DG DN, dan Sigma 65mm F2 DG DN, melengkapi Sigma 45mm F2.8 DG DN yang sudah lebih dahulu hadir.

Ketika lensa fix ini memiliki desain serupa, yang mana miliki cincin aperture, tuas untuk beralih mode fokus antara AF/MF, dan sistem autofocus-nya digerakkan oleh motor penggerak. Dimensi bodinya ringkas, sasisnya terbuat dari logam, dan sudah weather-sealed sehingga tahan terhadap debu serta kelembaban.

Sigma 24mm F3.5 DG DN termasuk lensa wide-angle yang memiliki total 10 elemen, mencakup elemen khusus SLD, aspherical glass, dan Super Multi-Layer coating dari Sigma untuk mengurangi efek ghosting dan flare. Jarak fokus minimumnya 11cm dengan pembesaran maksimum 1:2 (0.5x). Bobotnya hanya 225 gram dan sudah termasuk lensa hood tipe kelopak.

Selanjutnya Sigma 35mm F2 DG DN yang menawarkan focal length standar serbaguna, cocok digunakan untuk beragam macam keperluan. Lensa ini juga terdiri dari total 10 elemen, termasuk elemen khusus SLD, aspherical glass, dan Super Multi-Layer coating. Jarak fokus minimumnya 27cm dengan perbesaran maksimal 0.18x dan bobotnya 325 gram.

Terakhir Sigma 65mm F2 DG DN, termasuk telephoto pendek yang asyik buat foto portrait. Lensa ini memiliki total 12 elemen, termasuk elemen khusus yang sama seperti saudaranya. Jarak fokus minimumnya 55mm dengan pembesaran maksimum 0.15x dan memiliki bobot paling berat 405 gram dengan lensa hood model tabung logam.

Ketiga lensa Sigma ini dilengkapi tutup lensa logam yang terpasang secara magnetis dan juga tutup lensa plastik konvensional. Untuk harganya, Sigma 24mm F3.5 DG DN dibanderol US$549 (sekitar Rp7,7 jutaan). Sementara, Sigma 35mm F2 DG DN dijual US$639 (Rp9 jutaan) dan US$699 (Rp9,9 jutaan) untuk Sigma 65mm F2 DG DN.

Sumber: DPreview

Laowa Bawa Lensa Macro dan Ultra-Wide ke Sistem L-Mount

Venus Optics telah mengumumkan akan membawa enam lensa Laowa untuk sistem L-Mount. Selain Leica, saat ini L-Mount juga digunakan oleh Panasonic dan Sigma, mereka tergabung dalam L-Mount Alliance yang dibentuk pada tahun 2018.

Dari Leica, ada Leica SL, Leica TL2 dan Leica CL. Panasonic dengan Lumix S series yaitu Lumix S1, S1R, dan S1H. Serta, Sigma adalah Sigma FP. Lensa besutan ketiganya, tidak hanya 100 persen compatible tapi juga menjadi lensa native.

Laowa-1

Kehadiran Laowa pun menambah variasi dan terutama soal harga yang relatif lebih terjangkau. Enam lensa Laowa tersebut terdiri dari tiga lensa ultra wide seperti Laowa 10-18mm f/4.5-5.6, Laowa 12mm f/2.8 Zero-D, dan Laowa 15mm f/2 Zero-D yang ideal untuk foto landscape maupun travel karena dimensinya ringkas.

Serta, tiga lensa yang akan memanjakan para fotografer macro yaitu Laowa 15mm f/4 Wide Angle Macro, Laowa 65mm f/2.8 2X Ultra-Macro, dan Laowa 100mm f/2.8 2X Ultra Macro APO. Keenam lensa full frame ini juga beberapa tersedia untuk sistem Sony FE, Canon RF, dan juga Nikon Z.

Dimensi dan bobotnya lensa Laowa ini tidak akan jauh berbeda dengan sistem lain. Pun demikian dengan spesifikasinya dan harganya, informasi lengkapnya bisa kunjungi situs web Venus Opctics.

Sumber: DPreview