Adakan 3 Turnamen Esports Sekaligus, Apa Dampaknya ke Penjualan Lenovo?

Lenovo akan mengadakan babak final dari Legion of Champions untuk kawasan Indonesia pada 9 dan 10 November 2019 di Mall Taman Anggrek. Game yang diadu adalah Player Unknown’s Battleground dan Counter-Strike: Global Offensive. Ini adalah kali keempat Lenovo mengadakan turnamen Legion of Champions. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Legion of Champions mencakup kawasan Asia Pasifik. Hanya saja, kali ini, Legion of Champions juga akan menyertakan tim dari Australia dan Selandia baru. Selain memenangkan US$2 ribu (sekitar Rp28 juta), tim yang memenangkan babak final lokal Legion of Champions akan mewakili Indonesia untuk bertanding dengan tim-tim lain di Bangkok, Thailand.

Budi Janto, Country General Manager, Lenovo Indonesia mengatakan, “Legion of Champions telah menjadi kompetisi esports tahunan dan tidak hanya di Indonesia. Dengan dukungan Intel, kami memfasilitasi para gamer dan aspiring gamer untuk mempersiapkan diri menjadi juara, tidak hanya di Indonesia, tapi juga ajang internasional.” Selain Legion of Champions, Lenovo juga mengadakan turnamen Rise of Legion yang mengadu game PUBG dan Dota 2. Lain halnya dengan Legion of Champions, Rise of Legions lebih ditujukan untuk mencari gamer berbakat dengan mengadu tim amatir. Consumer Marketing Lead, Lenovo Indonesia, Diantika menjelaskan, Lenovo mengadakan roadshow di enam kota dengan tujuan untuk menemukan gamer bertalenta di Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Makassar. Tim-tim yang menang di pertandingan lokal berhak untuk maju ke babak final yang diadakan di Jakarta pada akhir pekan ini. Total hadiah dari Rise of Legions mencapai Rp180 juta.

Sumber: Lenovo Indonesia
Sumber: Lenovo Indonesia

Lenovo juga mengadakan turnamen CS:GO khusus untuk perempuan, Legion of Valkyries (LOV). Sama seperti Legion of Champions, Legion of Valkyries juga merupakan turnamen regional dengan total hadiah US$2 ribu (sekitar Rp28 juta). Ini adalah kali pertama Lenovo mengadakan turnamen khusus untuk perempuan. Ketika ditanya terkait alasan Lenovo mengadakan Legion of Valkyries, Diantika menjawab, “Kita lihat tren, mulai banyak female gamer bermunculan, tim-tim perempuan juga sudah mulai terbentuk. Gaming itu kini jadi salah satu hobi untuk perempuan. Kami pikir, LOV bisa jadi wadah bagi para perempuan untuk berkompetisi.” Dia menjelaskan, sebenarnya, perempuan pun boleh ikut serta dalam Legion of Champions. Hanya saja, Lenovo sengaja membuat Legion of Valkyries sebagai wadah untuk memberdayakan gamer perempuan. Dia bercerita, keberadaan turnamen khusus perempuan ini disambut dengan baik. Hanya saja, saat ini, belum banyak tim yang ikut mendaftar. Dia memperkirakan, hanya ada sekitar empat atau lima tim yang telah mendaftar. Dia merasa, salah satu alasan mengapa tak banyak tim yang ikut adalah karena jumlah tim perempuan memang jauh lebih sedikit dari tim pria.

Sumber: Lenovo Indonesia
Sumber: Lenovo Indonesia

Dalam pembukaan konferensi pers yang diadakan di Taman Anggrek, Kamis 7 November 2019, Budi sempat membanggakan bahwa penjualan lini gaming Lenovo, Legion, naik 63 persen pada semester pertama 2019 jika dibandingkan dengan semester pertama 2018. Diantika menjelaskan, menyelenggarakan turnamen esports seperti Rise of Legions tidak akan berdampak langsung pada penjualan. “Menyelenggarakan turnamen esports adalah aktivitas untuk membangun brand. Tujuan kita adalah komitmen untuk membangun industri gaming. Logikanya, jika esports berkembang, maka industri gaming juga berkembang, jumlah gamer akan menjadi lebih banyak dan orang yang butuh gaming device juga lebih banyak,” jelas Diantika. Meskipun begitu, dia mengatakan, efek dari penyelenggaraan turnamen esports pada penjualan dapat dirasakan dengan cukup cepat. “Sudah terasa dampaknya. Tak perlu menunggu terlalu lama. Karena yang mengembangkan esports tak hanya Lenovo saja,” ujarnya. Memang, sejumlah perusahaan teknologi lain juga ikut aktif dalam mengadakan turnamen esports, seperti HP yang baru saja mengadakan OMEN Challenger Series. Sebagai developer Mobile Legends, Moonton juga mengadakan Mobile Legends Professional League secara rutin. Faktanya, perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan esports bukan hanya perusahaan endemik, tapi juga merek non-endemik, seperti GoPay dan Dua Kelinci.

Selain menyediakan perangkat gaming dan mengadakan turnamen esports, Diantika mengatakan, hal lain yang Lenovo lakukan untuk mengembangkan industri gaming dan esports adalah dengan mengadakan workshop untuk mengedukasi masyarakat akan potensi industri gaming dan esports. “Kami melakukan workshop untuk mengubah paradigma, menjelaskan bahwa indsutri gaming itu luas cakupannya. Sekarang, juga ada profesi yang dulu tidak ada, seperti caster dan streamer. Kita membuka mata masyarakat, termasuk orangtua, bahwa bermain game itu tidak membuang waktu. Itu bisa jadi profesi atau mata pencaharian.”

Tips Esensial Untuk Caster Esports Pemula dari Para Pro

“Semua akan esports pada waktunya”, begitulah moto yang belakangan terus diulang oleh editor-in-chief kami. Melihat lebih jauh, ranah olahraga elektronik bukan hanya sekadar soal bermain game, tapi juga membuka banyak peluang bisnis lain. Ia memberi kita kesempatan buat jadi pengelola event, manager tim, pelatih, hingga shoutcaster. Dalam pelaksanaannya, acara esports tak akan lengkap tanpa mereka.

Sebelum perhelatan Legion of Champions Series III 2019 dibuka di Bangkok minggu lalu, Lenovo dan Intel terlebih dulu mengundang tiga orang shoutcaster berpengalaman untuk berbagi tip serta masukan bagi Anda yang menaruh minat di ranah shoutcasting atau berkeinginan menjadi komentator esports profesional. Trio caster Ino ‘Amplifire’ Barreiro, Darwell ‘Asurai’ Llerena, dan Theo ‘Arctikuno’ Rodriguez juga ditunjuk sebagai analis sekaligus host LoC 2019 selama tiga hari.

LOC 3 10

 

Siapa mereka?

Sebelum meniti karier sebagai caster pro, ketiga pemuda itu punya latar belakang, minat, serta menempuh pendidikan berbeda. Namun mereka memiliki satu kesamaan: mereka mencintai gaming. Amplifire mulai menikmati permainan video sejak berusia tiga tahun, Asurai telah mencicipi begitu banyak genre permainan, sedangkan Arctikuno turut berpelangaman mengelola game center pernah jadi manager tim esports.

LOC 3 1

Ketiga shoutcaster berasal dari Filipina, dan satu aspek paling menonjol dari negara ini adalah, sebagian besar penduduknya mampu berbahasa Inggris dengan fasih. Selain reputasi dan pengalaman mereka, inilah alasan mengapa Amplifire, Asurai dan Arctikuno dipilih untuk jadi host dan komentator versi stream Inggris di kompetisi Legion of Champions 2019. Melengkapi bahasa Inggris, shoutcast juga disajikan dalam bahasa Thailand serta Korea.

LOC 3 8

Kemahiran berbasa Inggris memang jadi keunggulan, tapi juga sempat membuat para caster ini bingung. Karena berasal dari Filipina, banyak orang meminta mereka memandu permainan dalam bahasa Tagalog, khususnya buat turnamen-turnamen lokal. Namun akhirnya mereka memutuskan untuk tetap menggunakan bahasa Inggris.

 

Tip untuk jadi caster yang lebih baik

Presentasi dibuka oleh Amplifire dan dialihkan ke Arctikuno untuk menjelaskan apa saja yang bisa kita lakukan saat ingin mulai menggeluti bidang shoutcasting.

1. Cari cara untuk berlatih. Sebelum jadi caster profesional, Arctikuno mengaku bahwa dirinya ialah seorang introvert. Ia tak membayangkan dapat berdiri di atas panggung seperti sekarang. Yang Arctikuno lakukan buat latihan adalah menyaksikan dan mendengarkan komentator lain bekerja, lalu ia akan mencoba meniru mereka.

2. Bergabung dalam komunitas. Saat ini memang tidak banyak ada grup yang secara eksklusif diisi oleh caster, tetapi Anda bisa masuk dalam komunitas gaming berbeda di jejaring sosial. Dengan bergabung di sana, ada banyak hal dapat dipelajari, dan kita juga akan selalu up-to-date terhadap situasi di ranah gaming.

LOC 3 3

3. Rekam suara Anda, kemudian dengarkan. Umumnya kita tidak menyukai versi rekaman suara diri sendiri. Namun dengan begini, kita bisa mulai ‘memakluminya’ serta segera menyadari jika ada kekurangan. Misalnya, boleh jadi ternyata volume suara kita terlalu kecil atau kita berbicara terlalu buru-buru. Cara ini turut memudahkan kita menemukan karakter unik diri.

4. Unggah sampel-sampel itu ke platform video, misalnya YouTube atau Facebook. Arctikuno menyampaikan bahwa cara mengomentari dan jadi shoutcaster satu game akan berbeda dari permainan lain. Itu sebabnya rekaman kita harus mudah diakses dan ditunjukkan ke penyelenggara event, supaya mereka bisa mengetahui apakah Anda merupakan talenta yang tepat buat turnamen mereka atau bukan.

LOC 3 2

5. Dengarkan dan pelajari bagaimana caster pro beraksi. Metode ini sangat efektif buat meningkatkan kualitas shoutcasting Anda. Kita juga disarankan untuk mengenal lebih banyak caster profesional, karena lewat cara ini, kita dapat mempelajari metode serta proses mereka berlatih. Contoh praktisnya, seorang shoutcaster lama-lama akan terdengar membosankan jika ia hanya fokus pada pertandingan. Ia setidaknya perlu mengetahui latar belakang pemain, atau perjalanan tim dalam mencapai di babak itu, sehingga pembahasan jadi lebih bervariasi.

6. Jalin hubungan baik dengan liga lokal. Merupakan aspek paling krusial, teruma bagi para caster freelance, karena mayoritas kesempatan tidak datang sendiri. Kita-lah yang harus proaktif, dan liga lokal ialah tempat terbaik untuk jadi batu lompatan.

LOC 3 6

 

Di sesi berikutnya, Asurai memaparkan kesalahan-kesalahan umum yang sering dilakukan oleh para caster. Dengan mengetahui hal-hal ini, kita bisa lebih mudah menghindarinya.

1. Mencoba mengubah karakter Anda dengan terlalu meniru orang lain. Menurut Asurai, jadi diri sendiri membuat penampilan kita lebih natural.

2. Terlalu bersemangat. Memang ada saatnya caster perlu menyemarakkan suasana, terutama ketika sedang terjadi momen menegangkan di permainan, namun kita tetap harus bisa menjaga diri dan menyadari kapan intonasi tinggi dibutuhkan.

LOC 3 5

3. Terlalu banyak menyampaikan informasi. Caster disarankan untuk tidak memberikan terlalu banyak info dalam satu waktu. Kita perlu menyaring informasi-informasi apa saja yang relevan diungkapkan saat itu. Lalu sang shoutcaster juga perlu fokus, jangan sampai sewaktu kamera sedang di arahkan di lokasi A tapi Anda malah membahas kejadian di titik B.

4. Terlampau mendominasi panggung, terutama saat casting dalam grup. Anda harus memberikan rekan lain kesempatan untuk berbicara dan berekspresi. Dengan saling berbagi, panggung jadi lebih berwarna.

LOC 3 7

5. Menanggapi masukan atau kritik orang lain secara personal. Saran dan kritik memang bermanfaat, tapi kita juga harus sadar bahwa tak semua orang setuju dengan pilihan dan keputusan kita. Perbedaanlah yang membuat diri Anda unik.

6. Kurang persiapan. Jika, misalnya Anda diberi kesempatan buat jadi caster pertandingan Dota 2, tentu saja Anda sebaiknya mengetahui segala hal yang terjadi sejauh ini, apakah ada update yang memengaruhi permainan, dan lain sebagainya.

7. Berpuas diri dan menutup ruang buat belajar. Akan selalu ada orang yang lebih baik dari Anda, dan jangan pernah berpuas diri karena Anda merasa jadi yang paling berkompeten di bidang itu. Selalu ada hal baru yang dapat dipelajari.

LOC 3 4

Selamat mencoba!

Legion of Champions Series III 2019: Antara Tradisi Baru dan Harapan Gamer League of Legends

Layaknya acara turnamen game yang diadakan di negara-negara Asia Pasifik, tim penyelenggara memeriahkan sesi upacara pembukaan Legion of Champions Series III 2019 di Bangkok dengan sejumlah atraksi. Setelah para eksekutif memberikan sambutannya, acara dihidupkan oleh aksi para cosplayer di panggung utama serta konser musik ‘mini’ dari grup idol Thailand, Sweat 16.

Di sesi pembukaan itu, terjadi peritiwa menarik yang bagi saya merepresentasikan semangat pro gamer sejati. Saat berjalan ke panggung, seorang cosplayer kehilangan keseimbangan akibat tersandung sepatu hak tingginya. Sesudah mencoba bangkit dan gagal, sang gadis tanpa ragu menanggalkan sepatunya, lalu lanjut melangkah ke depan dan berpose dengan gagah bersama kawan-kawannya. Pelajaran yang saya petik di sini: seberapa pun parah dan tak terduganya sebuah rintangan, kita harus tetap fokus pada tujuan.

LOC 2 1

 

Legion of Champions

Legion of Champions 2019 ialah ajang turnamen League of Legends ketiga yang diadakan Lenovo dan Intel. Acara ini merupakan cara sang produsen PC mengokohkan eksistensinya di ranah gaming, karena Anda mungkin sudah tahu, brand Legion baru berusia dua tahun – melakukan debutnya di CES 2017. Berbicara soal skala, LoC Series III 2019 tentu saja lebih besar dari dua perhelatan sebelumnya, dilihat dari perspektif partisipan maupun jumlah hadiah.

LOC 2 3

Event tahun ini diikuti oleh beberapa pendatang baru, yaitu perwakilan dari India, Jepang dan Korea; menambah jumlah negara peserta menjadi 11 wilayah, dengan talenta lebih dari 60 gamer profesional. Mereka semua akan memperebutkan potongan terbanyak dari total hadiah sebesar US$ 35 ribu. Pemenang pertama sendiri akan membawa pulang uang senilai US$ 7 ribu beserta sejumlah unit laptop gaming Legion Y530 seharga US$ 5 ribu.

LOC 2 6

Pelaksanaan Legion of Champions punya tujuan yang sedikit berbeda dari turnamen esports sejenis. Dalam sesi wawancara, Ken Wong selaku presiden dari PC and Smart Devices Lenovo Asia Pacific menjelaskan pada saya bahwa acara ini bukan dimaksudkan untuk sekadar mencari pemenang, tapi merupakan cara mereka membangun komunitas dan memberikan pijakan bagi para atlet esports muda buat menunjukkan taringnya.

LOC 2 5

 

Mengapa masih League of Legends?

League of Legends pernah jadi MOBA terbesar di Indonesia, namun seperti sejumlah judul di PC dan console, ia mendapatkan perlawan keras dari game-game esports mobile yang dengan singkat mencuri perhatian khalayak. Meski demikian, Lenovo dan Intel tetap ‘setia’ mempertandingkan permainan ini. Alasannya sederhana, League of Legends ialah salah satu game populer yang mengedepankan kerja sama tim.

LOC 2 4

Banyak orang cemas dengan masa depan League of Legends. Tapi melihat tingginya minat dan kehebohan penoton Legion of Champions Series III 2019, sentimen ini sedikit memudar. Dari sedikit riset, MOBA kreasi Riot Games itu sebetulnya masih dinikmati banyak pemain. Hanya saja, jumlahnya di tiap kawasan naik dan turun, bergantung dari tren di negara tersebut. Sebagai contohnya, ada banyak sekali gamer Vietnam menggeluti League of Legends, dan perwakilan mereka adalah salah satu tim terkuat di kompetisi ini.

LOC 2 14

Walaupun begitu, Ken Wong menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan ajang Legion of Champions di masa depan akan mempertandingkan game lain. Produsen secara konsisten terus memerhatikan perkembangan di ranah gaming, dan tak ragu buat memperluas konten turnamen lewat penambahan judul selain League of Legends.

LOC 2 12

 

Kiprah Indonesia dan harapan para pro gamer lokal

Headhunters terpilih sebagai perwakilan dari Indonesia setelah berhasil menaklukkan kompetitor-kompetitor dalam negeri di babak kualifikasi regional. Meski lelah dan tak punya banyak waktu untuk beristirahat, performa tim pimpinan Bayu ‘Cruzher’ Putera Sentosa di hari pertama sangat membanggakan. Menariknya, sang kapten menuturkan bahwa dalam menghadapi lawan-lawan di LoC Series III ini, mereka memutuskan buat bermain secara biasa – tanpa menerapkan strategi khusus.

LOC 2 7

Di hari pertama, Headhunters sempat kalah dari tim Flash asal Vietnam, namun berhasil bangkit dan memamerkan kepiawaiannya dengan mengalahkan Rayning Jelly Bears (Singapura). Selanjutnya, manuver mereka terlihat lebih mulus di sesi melawan Duckondrug (Malaysia) dan Yama (Jepang). Barulah di match kelima, jagoan LoL kita harus mengakui keunggulan Mortal Wisdom dari Hong Kong setelah melewati pertandingan yang panjang dan melelahkan.

LOC 2 8

Perjalanan Headhunters menuju babak puncak sendiri terhenti di hari Sabtu itu, dihadang oleh perwakilan tuan rumah, Mega Esports. Tim asal Thailand tersebut merupakan salah satu yang dijagokan, dan berhasil mendapatkan tiket ke hari ketiga sesudah menundukkan Flash (Vietnam) dan Mortal Wisdom (Hong Kong).

LOC 2 10

Dalam bincang-bincang santai sebelum hari pertandingan kedua dimulai, beberapa anggota Headhunters sempat mengutarakan apa yang jadi keinginan mereka. Mereka berharap agar frekuensi kompetisi League of Legends di Indonesia dibuat lebih sering lagi. Dengan begitu, akan terbuka kesempatan lebih luas bagi tim-tim esports untuk berprestasi serta ada lebih banyak peluang bagi talenta baru buat menunjukkan kemahirannya.

LOC 2 13

Di Indonesia, League of Legends tengah mengalami krisis. Tanpa ada jadwal kompetisi yang pasti, para pro gamer kita menghadapi dilema: haruskah mereka terus menunggu, berpindah haluan ke judul lain seperti yang sudah dilakukan beberapa atlet, atau  malah pensiun dari ranah ini. Apalagi, beberapa dari anggotanya tak lagi bisa dikatakan berada di usia paling prima…