Di Bawah Pemilik Baru, Reinkarnasi Lily Drone Hadir dengan Desain dan Fitur Baru

Bulan Mei 2015, sebuah startup bernama Lily Robotics mencoba menarik perhatian pasar yang kala itu mulai tertuju pada kategori drone. Buah pemikiran mereka adalah Lily Camera, drone unik yang dioperasikan tanpa menggunakan controller, melainkan dengan bantuan tracking device sehingga ia akan terus mengikuti ke mana pun pengguna membawa tracking device tersebut.

Pada bulan Januari 2016, Lily Robotics mengumumkan bahwa mereka telah mendulang $34 juta dari sekitar 60.000 konsumen yang melakukan pre-order. Angka yang sangat mengesankan untuk sebuah startup baru. Sayang sekali, Lily harus terjerat kasus yang serius.

Lompat ke Januari 2017, Lily Robotics menyatakan bangkrut, dan riwayat drone berpotensi tersebut harus tamat tanpa sempat menyentuh tangan konsumen sama sekali. Kasus yang dialami Lily ini adalah salah satu inspirasi di balik langkah yang diterapkan Indiegogo untuk mencegah peristiwa semacam itu terjadi di platform crowdfunding-nya.

Lily Next-Gen

Delapan bulan berselang, Lily rupanya sudah siap untuk melakukan comeback setelah sebuah perusahaan bernama Mota Group membeli aset yang dimiliki Lily Robotics dengan mahar $750 ribu. Di bawah naungan Mota, Lily telah berevolusi menjadi Lily Next-Gen, membawa sederet pembaruan ketimbang visi orisinilnya yang tak sempat dirilis itu.

Desain Lily Next-Gen sudah benar-benar berubah, tidak lagi seperti kue dorayaki dan kini lebih mirip DJI Mavic Pro dan GoPro Karma dengan keempat lengan yang bisa dilipat untuk memudahkan penyimpanan. Satu-satunya elemen desain lawas yang dipertahankan hanyalah sepasang ‘mata’ yang membuat wajahnya kelihatan seperti sedang tersenyum.

Lily Next-Gen

Namun yang paling esensial, Lily Next-Gen tidak lagi didampingi oleh sebuah tracking device, melainkan unit controller standar macam yang kita jumpai pada mayoritas drone, dengan sebuah layar terintegrasi. Kameranya juga telah di-upgrade sehingga mampu merekam video dalam resolusi 4K 60 fps, dan bobot perangkat secara keseluruhan telah disusutkan hingga menjadi 385 gram saja.

Tidak seperti sebelumnya, bodi Lily Next-Gen tidaklah tahan air. Pun begitu, unit baterainya yang bisa bertahan selama 18 menit waktu mengudara kini bisa dilepas-pasang dengan mudah sehingga pengguna dapat menggantinya dengan baterai cadangan, dan baterai cadangan ini sudah termasuk dalam paket penjualan.

Lily Next-Gen

Tidak kalah penting adalah faktor ketersediaan Lily Next-Gen. Mota mengklaim bahwa konsumen akan menerima produknya dalam waktu 30 hari setelah melakukan pemesanan. Lily sendiri sekarang sudah bisa dipesan seharga $500, atau $800 dibundel bersama carrying case dan remote control – harganya bakal naik $100 dalam waktu dekat.

Sumber: PetaPixel.

5 Drone Terbaik di Tahun 2015

Demam drone begitu mewabah, bukan cuma di negara-negara luar, tetapi juga di Indonesia. Tidak percaya? Lihat saja keputusan 3D Robotics menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia yang disinggahi drone andalannya.

Maka dari itu, sudah merupakan langkah yang alami apabila Anda kami suguhi dengan daftar drone terbaik di tahun 2015. Kelima quadcopter berikut adalah yang terbaik yang bisa Anda beli saat ini juga, dimulai dari nomor 1.

1. DJI Phantom 3 Professional

DJI Phantom 3 Professional

Tidak mengejutkan melihat nama DJI menduduki posisi teratas. Phantom 3 Professional memang amat fenomenal. Seluruh kebaikan pendahulunya dipertahankan, malahan sistem navigasinya semakin canggih berkat kombinasi GPS, GLONASS, plus sensor ultrasonik untuk di dalam ruangan.

Kemudahan navigasi ini makin terasa setelah menggenggam controller barunya yang mempunyai transmisi sinyal hingga 2 km. Dan tentu saja, kualitas videonya kini meningkat menjadi 4K 30 fps. Kalau Anda masih ragu seberapa bagus hasil rekamannya, segera cari sampel videonya yang banyak tersebar di YouTube – favorit saya ini.

Semuanya semakin lengkap berkat fitur semi-autopilot yang diusungnya. Secara keseluruhan DJI Phantom 3 Professional sangat layak dihargai ± Rp 17 juta sekaligus dinobatkan sebagai drone terbaik tahun 2015.

2. 3D Robotics Solo

3DR Solo

Posisi kedua diduduki oleh drone yang sempat kita bicarakan pada awal artikel tadi. Drone ini sangat lain daripada yang lain. Pertama, ia tak punya kamera. Kualitas videonya bergantung pada action cam GoPro Hero4 yang Anda tancapkan ke gimbal istimewanya. Kedua, ia begitu pintar sampai-sampai Anda tak perlu memegang kendali.

Yup, fitur autopilot yang dimiliki Solo merupakan salah satu yang paling canggih saat ini. Ia bisa bergerak mengikuti jalur lurus, mengorbit maupun mengikuti objek dengan sendirinya. Pengguna tinggal mengendalikan gimbal beserta GoPro yang menancap, termasuk halnya mengubah setelan fps kamera secara real-time.

Kalau saja harganya sedikit lebih manusiawi, mungkin posisi teratas yang diduduki DJI bisa direbutnya dengan mudah. 3DR Solo dibanderol seharga Rp 24 juta, sudah termasuk gimbal – tapi belum termasuk kamera GoPro.

3. Yuneec Typhoon Q500 4K

Yuneec Typhoon Q500 4K

Sama seperti DJI, Yuneec berasal dari Tiongkok dan cukup berpengalaman dalam hal merancang drone yang berkualitas. Salah satu yang pantas masuk dalam daftar ini adalah Typhoon Q500 4K. Dari namanya saja kita sudah tahu kalau drone ini sanggup merekam video dalam resolusi 3840 x 2160 pixel, tapi itu baru sebagian dari ceritanya.

Fitur paling uniknya adalah gimbal-nya yang bisa dilepas-pasang dengan mudah. Saat terlepas, gimbal plus kamera tersebut beralih fungsi menjadi sebuah action cam –sangat mirip seperti DJI Osmo.

Terlepas dari itu, kualitas videonya terbukti jagoan. Menurut sejumlah reviewer, ia disebut sebagai salah satu yang paling mendekati DJI Phantom 3 Professional soal kualitas video 4K. Kekurangannya menurut saya cuma satu: harganya agak mahal di angka ± Rp 20,5 juta.

4. Parrot Bebop 2

Parrot Bebop 2

Berusia paling muda, Bebop 2 layak mendapat tempat di sini karena ia membawa sederet penyempurnaan terhadap Bebop orisinil yang potensial tapi punya beberapa kekurangan. Utamanya adalah masalah stabilitas koneksi dengan smartphone atau tablet sebagai controller, dan masalah itu diklaim sudah teratasi sekarang.

Ia memang belum bisa merekam video 4K seperti tiga drone ‘senior’ di atas. Pun begitu, hasil rekaman 1080p-nya masih tergolong bagus, apalagi untuk kebutuhan non-profesional. Belum lagi daya tahan baterainya kini bisa mencapai sekitar 25 menit, setara dengan drone lain yang ukurannya jauh lebih besar ketimbang ia sendiri.

Soal harga, Bebop 2 dipatok $550. Parrot juga menawarkan bundle Bebop 2 bersama SkyController – bisa memperluas transmisi sinyal hingga 2 kilometer – senilai $800.

5. Lily Camera

Lily Camera

Mungkin masih ada banyak drone lain yang lebih baik darinya, tapi saya tak bisa mengabaikan sisi unik Lily Camera begitu saja. Lihat saja namanya. Pihak pengembangnya menyebutnya sebagai sebuah kamera, padahal ia bisa mengudara dengan bebas seperti keempat drone di atas.

Mengapa demikian? Karena Lily sama sekali tak perlu Anda kendalikan. Ia didampingi sebuah tracking device berwujud ringkas yang bisa Anda simpan dalam saku atau dikaitkan ke pergelangan tangan dengan bantuan sebuah strap. Selanjutnya, Lily akan terbang mengikuti ke mana saja Anda bergerak, dan Anda tinggal menekan tombol pada tracking device tadi untuk memulai perekaman video atau sekedar mengambil selfie.

Lily Camera memang bukan seperti drone pada umumnya, tapi toh fungsinya sama, yakni mengabadikan beragam momen dari udara. Konsep tanpa controller yang diusung sangat cocok bagi pengguna-pengguna awam yang keberatan meluangkan waktu untuk belajar mengendalikan drone. Buat orang-orang seperti itu, Lily Camera bisa digaet dengan modal $499.

Gambar header: DJI Phantom 3 via Shutterstock.

MyGadgets: Daniel Tumiwa, CEO OLX Indonesia

Bagi penggemar belanja online, OLX bukan lagi nama yang asing di telinga. Salah satu ujung tombak di belakang kiprah OLX.co.id adalah seorang pria bernama Daniel Tumiwa, sang CEO. Namun buat para pemerhati dunia usaha di Indonesia, individu serba bisa ini sebenarnya telah menggeluti bermacam-macam ranah bisnis, dan merupakan figur publik terkenal. Continue reading MyGadgets: Daniel Tumiwa, CEO OLX Indonesia

Lily Camera Adalah Drone Tanpa Unit Controller yang Kompleks

Seperti yang kita ketahui, drone/quadcopter banyak dimanfaatkan oleh kalangan fotografer dan videografer untuk memperkaya portofolio mereka. Tren ini pun memicu hadirnya sejumlah komunitas, menjadi wadah bagi mereka untuk saling bertukar pikiran guna menerapkan trik-trik baru maupun memodifikasi drone milik masing-masing. Continue reading Lily Camera Adalah Drone Tanpa Unit Controller yang Kompleks