Kini Terbuka untuk Publik, Twitch Studio Dirancang untuk Memudahkan Pekerjaan Para Streamer

Agustus lalu, Twitch kehilangan salah satu streamer paling tersohornya, Tyler Blevins atau yang lebih dikenal dengan nama Ninja. Streamer yang menghabiskan sebagian besar waktunya bermain Fortnite itu rela meninggalkan hampir 15 juta follower-nya di Twitch atas ajakan Microsoft, yang pada dasarnya mengontrak Ninja untuk streaming secara eksklusif di platform mereka, Mixer.

Ninja memang hanya satu dari segudang streamer yang membangun reputasinya di Twitch. Kehilangan satu sosok terbesarnya bukan berarti Twitch harus terus berkecil hati. Sebaliknya, mereka malah sedang melancarkan misi untuk mencetak lebih banyak streamer profesional di platform-nya.

Twitch Studio

Caranya adalah dengan merilis broadcasting software-nya, Twitch Studio, ke hadapan semua orang. Sebelum ini, Twitch Studio sudah lebih dulu menjalani tahap closed beta, dan berbekal sejumlah penyempurnaan yang didasari oleh masukan dari para penguji, Twitch Studio pun akhirnya sudah siap dikonsumsi publik, meski tetap ada label “Beta” di belakangnya.

Kenapa masih ada label “Beta”? Mungkin karena sejumlah fiturnya masih akan terus dibenahi. Terlepas dari itu, Twitch Studio dirancang untuk memudahkan pekerjaan para streamer, baik yang sudah berpengalaman maupun yang masih amatir. Selama PC kita menjalankan Windows 7 atau yang lebih baru, kita sudah mengunduh dan menggunakan Twitch Studio.

Twitch Studio

Buat para streamer amatir, Twitch Studio siap memandu mereka mulai dari tahap persiapan awal. Live streaming pada dasarnya tidak jauh berbeda dari live video production, dan itu berarti ada beberapa peralatan pendukung yang harus mereka siapkan. Twitch Studio memastikan prosesnya berjalan seamless dengan mendeteksi secara otomatis webcam yang digunakan, mikrofon, resolusi monitor, sekaligus bitrate video yang optimal.

Selanjutnya, Twitch Studio turut menghadirkan sederet pilihan template layout video yang dapat langsung dipakai oleh streamer, atau dikustomisasi lebih lanjut sesuai dengan preferensi dan kebutuhannya masing-masing. Untuk urusan berinteraksi dengan komunitas, Twitch Studio juga menyediakan akses ke fitur chat maupun activity feed.

Buat yang selama ini tertarik mendalami dunia live streaming tapi selalu dipusingkan dengan proses yang melibatkan beberapa software sekaligus, tidak ada salahnya mencoba Twitch Studio.

Sumber: Twitch.

Elgato Luncurkan Versi Baru Cam Link dengan Dukungan Resolusi 4K

Setahun yang lalu, Elgato mengungkap periferal yang sangat menarik bernama Cam Link. Ditujukan buat para streamer, Cam Link pada dasarnya mampu mengalihfungsikan beragam kamera (DSLR, mirrorless, action cam) menjadi sebuah webcam untuk keperluan live streaming.

Bagi para streamer yang memang sudah mempunyai kamera, Cam Link merupakan alternatif yang lebih terjangkau untuk meningkatkan kualitas konten bikinannya tanpa harus beralih ke webcam kelas premium macam Logitech C922 Pro. Namun Cam Link bukanlah tanpa kelemahan: meski kamera yang Anda gunakan kapabel untuk merekam video 4K, output yang bisa dihasilkan Cam Link hanya terbatas di 1080p 60 fps.

Itulah mengapa Elgato baru saja merilis model anyar, yakni Cam Link 4K. Sesuai namanya, output video yang disiarkan bisa dalam resolusi 4K 30 fps, dan Elgato memastikan latency-nya masih sangat minimal seperti sebelumnya. Lebih lanjut, Cam Link 4K juga mendukung teknik interlacing video, membuatnya kompatibel dengan lebih banyak kamera.

Elgato Cam Link 4K

Selebihnya, Cam Link 4K mirip seperti pendahulunya. Wujudnya identik, masih seperti flash disk yang menyambung ke port USB 3.0 milik laptop atau komputer, lalu di ujung satunya ada port HDMI untuk menyambungkan kamera yang hendak digunakan. Software yang didukung pun juga masih bervariasi, mencakup yang populer seperti OBS Studio, Discord maupun Skype.

Bagian terbaiknya, banderol harga Elgato Cam Link 4K sama persis seperti pendahulunya: $130. Sekali lagi, daripada harus membeli webcam baru, kenapa tidak dimanfaatkan saja kamera yang sudah ada?

Sumber: Corsair.

Razer Perkenalkan Microphone ‘Elite’ Untuk Streamer Profesional

Tren streaming tak lama menyusul setelah meledaknya kepopularitasan eSport. Setelah lahirnya atlet-atlet elektronik, bermunculan pula para broadcaster gaming profesional dengan kebutuhan yang spesifik terhadap perangkat-perangkat berperforma tinggi. Razer merupakan salah satu perusahaan gaming gear yang cekatan dalam menanggapi permintaan ini.

Di bulan Oktober 2017 kemarin, produsen aksesori gaming pimpinan Min-Liang Tan ini memperkenalkan dua produk yang dispesialisasikan bagi para streamer. Pertama, Razer menyediakan webcam Kiyo yang dibekali 12 LED serta kemampuan broadcast di resolusi 1080p 30FPS. Device kedua adalah microphone dedicated Seiren X buat mendampinginya. Di sana, Razer membenamkan kondensor 25mm untuk meningkatkan sensitivitas input.

Dan di tahun ini, Razer memutuskan untuk meng-uprade Seiren lebih jauh lagi agar mampu memenuhi tuntutan streamer dan YouTuber kelas kakap. Mereka memperkenalkan Razer Seiren Elite, yaitu microphone USB yang didesain agar optimal dalam ‘merefleksikan’ segala emosi Anda lewat suara – baik itu rasa gembira ataupun frustasi.

Penampilan Seiren Elite tak jauh berbeda dari Seiren X. Microphone ini mengusung desain kapsul, terpasang ke sebuah stand melalui engsel, memungkinkan kita buat menyesuaikan kemiringannya. Di sisi luar tubuhnya, Anda bisa menemukan ring LED indikator, tombol mute, kenop volume dan gain, serta port headphone 3,5mm zero latency untuk memonitor input. Sebagai alternatif pemakainnya, Anda dapat menyambungkan Seiren Elite ke boom arm.

Desain kapsul kabarnya memberikan efek pada penerimaan audio, yakni meminimalkan interferensi elektronik, membuat suara sang streamer jadi terdengar lebih kaya, lebih hangat, serta mendekati aslinya. Razer juga paham bahwa saat bermain game, antusiasme kita terkadang lepas kendali. Itulah tugas dari unit limiter digital/analog di dalam: menjaga input dari distorsi dan putus-putus, sehingga apa yang Anda ucapkan selalu terdengar ‘terkendali’.

Razer Seiren Elite 2

Seiren Elite juga menyimpan filter high-pass built-in yang bertugas buat menyingkirkan getaran-getaran serta bunyi-bunyian berfrekuensi rendah – contohnya seperti bunyi langkah atau gemuruh pendingin udara. Hanya sinyal paling jernih yang akan ditangkap oleh microphone.

Razer Seiren Elite 1

Elite mempunyai bit rate 16bit, sample rate minimal 44,1kHz dan maksimal 48kHz, serta mampu merespons frekuensi dari 20Hz sampai 20kHz. Perangkat mendukung PC ber-OS Windows 10, 8, dan 7, atau Mac OS 10.8; tersambung melalui kabel USB.

Seiren Elite sudah mulai tersedia secara global di bulan Januari 2018, dijajakan seharga US$ 200.

Menurut saya, bagian terbaik dari penawaran Razer ini ialah kemudahan pemakaiannya. Setelah disambung, Seiren Elite dapat segera digunakan. Ia tidak memerlukan unit mixer, amplifier atau converter eksternal. Dan tentu saja, versi Elite ini bisa dipasangkan ke kamera Kiyo.

Sumber: PR Newswire.