10+ Rekomendasi Game Untuk Para Pecinta Teknologi

Perkembangan teknologi gaming membuat medium ini jadi semakin interaktif dan immersive. Selain jadi sarana hiburan dan rekreasi digital, fungsi permainan video kian meluas. Game telah lama dimanfaatkan di ranah edukasi, pelatihan, olahraga hingga medis – dibantu oleh perangkat-perangkat seperti headset virtual reality serta mesin simulator. Dan kita juga tahu, permainan video tak bisa dipisahkan dari dunia teknologi secara umum.

Lewat desain berbeda dan beragam genre, game ialah gerbang masuk ke jagat yang mungkin tak pernah kita bayangkan, memberikan pemain kesempatan untuk melupakan (sejenak) rutinitas sehari-hari. Permainan video juga dapat berperan jadi instrumen belajar dan menikmati hobi, salah satunya bagi kita semua yang punya minat tinggi terhadap teknologi. Banyak game mengangkat tema ini, dan saya bersama Glenn telah memilih 10 judul yang sangat direkomendasikan bagi para pecinta teknologi.

Memilih permainan-permainan di bawah tidaklah sederhana karena kami menyadari, teknologi adalah bidang yang begitu luas. Banyak orang melihat perkembangannya dari perspektif ide dan konsep, mengestimasi dampaknya terhadap kehidupan manusia (saat ini dan di masa depan), tapi tak sedikit pula yang lebih tertarik pada produk dan gadget sebagai solusi praktis.

 

PC Building Simulator

Meng-upgrade dan bermain hardware PC bukanlah hobi yang murah, apalagi jika Anda ingin selalu memastikan komponen di dalamnya tidak tertinggal. PC Building Simulator siap menjadi alternatif terjangkau sekaligus medium belajar bagi mereka yang terpesona dengan dunia hardware komputer, namun bingung untuk memulainya. Game menyajikan begitu banyak pilihan komponen serta kebebasan mengutak-atik berkat kolaborasi antara tim developer bersama puluhan vendor dan perusahaan teknologi.

 

Deus Ex: Human Revolution & Mankind Divided

Selalu ada dampak negatif di tengah beragam kemudahan yang dibawa oleh teknologi, dan dua game Deus Ex ini menggali aspek sosialnya. Human Revolution mempersoalkan etika dari praktek modifikasi tubuh dengan organ sintetis, sedangkan Mankind Divided membahas efek negatif gerakan transhumanism ini di masyarakat (misalnya perpecahan dan konflik sipil). Berupaya untuk tampil muda dan berumur panjang merupakan sifat dasar manusia, tapi dalam mencapainya, apakah kita rela kehilangan kemanusiaan? Itulah pertanyaan berat yang diajukan Deus Ex.

 

Game Dev Tycoon

Bertolak belakang dari bayangan banyak orang, mengembangkan permainan video ialah pekerjaan berat yang menuntut komitmen tinggi. Anda mungkin menyaksikan sendiri bagaimana kesuksesan game tidak menjamin keberlangsungan hidup sebuah studio. Tak sedikit tim developer ditutup/dibubarkan setelah permainan mereka dirilis (bahkan tanpa sepengetahuan pihak publisher). Game Dev Tycoon ialah sebuah jendela kecil untuk mengintip kondisi sesungguhnya di industri pengembangan permainan, sebelum Anda membulatkan tekad buat terjun ke sana.

 

Trilogi Mass Effect

Di belakang pemakaian tema sci-fi populer ala Star Trek dan Stargate, Mass Effect menyimpan banyak sekali gagasan menarik. Game mendemonstrasikan penggunaan sistem penerjemah real-time, gaya gravitasi buatan, serta pemanfaatan material teoretis element zero yang memungkinkan kita menambah atau mengurangi masa suatu objek. Permainan ini sempurna bagi penggenar cerita fiksi ilmiah secara umum, dan pemerhati konsep-konsep unik serta filosofi di dalam teknologi. Tak banyak gamer tahu, kisah Mass Effect dibangun atas dasar ide cosmicism yang dicetus oleh penulis H.P. Lovecraft.

 

Seri Watch Dogs

Watch Dogs memang punya banyak kesamaan dengan Grand Theft Auto, namun permainan Ubisoft ini fokus pada dampak negatif yang mungkin akan terjadi jika layanan internet dan gadget sudah terlalu terintegrasi. Bertambah kompleksnya teknologi berpeluang memperlebar celah keamanan. Akibatnya, privasi tiap individu jadi terancam dan kita lebih rentan terhadap serangan digital dan rekayasa. Di permainan, konektivitas juga dieksploitasi oknum swasta demi mencapai tujuan mereka. Watch Dogs mengingatkan kita bahwa ada baiknya untuk tak selalu mengandalkan teknologi.

 

Portal 1 dan 2

Walaupun di-setting di dunia Half-Life, Portal mengusung tema dan gameplay yang betul-betul berbeda. Tak ada alien yang perlu ditumpas, tugas Anda hanyalah menyelesaikan puzzle – berbekal alat unik pencipta portal teleportasi – sembari menguak misteri mengenai mengapa sang tokoh utama terjebak di laboratorium Aperture Science. Hal terbaik di Portal adalah, game membuat pemain merasa jenius begitu mereka berhasil memecahkan teka-teki. Briliannya desain Portal memicu penggarapan permainan puzzle first-person sejenis seperti The Talos Principle dan The Turing Test.

 

Kerbal Space Program

Manusia sudah lama berhasrat untuk mengeksplorasi bintang dan galaksi, namun realitanya tidak sesederhana Star Wars. Bahkan sebelum bersinggah di planet tetangga, kita perlu memikirkan cara yang dibutuhkan buat keluar dari atmosfer dan mencapai orbit stabil. Kerbal Space Program menantang pemain merancang pesawat ulang-alik serta kendaraan penjelajah planet. Selanjutnya, kita bisa menangkap asteroid, serta membangun stasiun luar angkasa dan spaceport. Gameplay-nya cukup kompleks, tapi KSP disuguhkan secara jenaka dan ada banyak hal mengenai ilmu fisika (terutama Hukum Newton) yang dapat kita pelajari.

 

Nier: Automata

Saya akui memang sulit untuk memisahkan tema sci-fi dengan teknologi, dan Nier: Automata membawa kita jauh ke masa depan ketika Bumi tak lagi ditinggali manusia, di tengah-tengah konflik antara android dan mesin. Sutradara Yoko Taro gemar menggunakan arahan unik saat mendesain game. Ia menulis cerita secara terbalik dari belakang ke depan dan memasukkan banyak hal tak terduga dalam permainan. Efeknya, narasi game jadi sulit ditebak dan ada banyak sekali kejutan menanti pemain. Sedikit spoiler buat Anda, Nier: Automata punya 26 ending.

 

Lone Echo

Seperti Nier: Automata, Lone Echo menempatkan pemain sebagai android dan menugaskan kita untuk membantu Kapten Olivia Rhodes dalam misi di stasiun penambangan Kronos II yang mengorbit planet Saturnus. Lone Echo merupakan salah satu permainan kelas blockbuster pertama yang dirancang khusus buat dimainkan dengan perangkat virtual reality. Game membutuhkan  headset dan sistem kendali motion. Mendapatkan respons positif dari gamer dan media, Lone Echo memperlihatkan pada kita potensi besar yang menanti di ranah VR gaming.

 

Sid Meier’s Civilization VI, plus Beyond Earth

Seri Civilization menyodorkan kita kesempatan untuk membangun peradaban sebagai pemimpin ikonis dunia dan mengubah sejarah. Namun di balik gameplay 4X turn-based berskala raksasanya, rekan saya Glenn berargumen bahwa ada banyak sekali opsi pengembangan teknologi yang bisa kita pilih buat memenangkan permainan. Civilization VI menghidangkan konten yang jauh lebih lengkap dari pendahulunya, dan sejauh ini Firaxis sudah melepas dua expansion pack: Rise and Fall serta Gathering Storm. Dan jika menguasai Bumi masih belum terasa memuaskan, Anda dapat meneruskan petualangan di planet lain dalam Beyond Earth.

Bonus

(Karena saat artikel ditulis, permainan-permainan di bawah ini belum dirilis. Tapi berdasarkan trailer dan info yang sudah beredar, mereka memperlihatkan potensi yang begitu besar.)

 

Cyberpunk 2077

Tema cyberpunk sudah sering kita temukan di video game, dan karya terbaru CD Projekt Red ini memang punya banyak kemiripan dengan Deus Ex. Bedanya, ia menyajikan lebih banyak pilihan – baik di aspek modifikasi, keleluasaan menjelajahi Night City (tempat game ini di-setting), serta menyelesaikan misi – tanpa membebani pemain dengan dilema moral. Developer sengaja meleburkan batasan baik dan buruk. Mereka bermaksud membebaskan pemain dalam membangun sang tokoh utama, V. Di dunia permainan, yang ada hanyalah pilihan dan konsekuensi.

 

Half-Life: Alyx

Merupakan satu lagi game yang digarap dari awal untuk dimainkan menggunakan perangkat VR. Elemen paling krusial di sini adalah dukungan sistem input motion buat mengendalikan gravity gloves (sarung tangan berkemampuan manipulasi gravitasi). Game sudah melewati masa pengembangan serta uji coba yang cukup lama dan saya tidak ragu pada kemampuan Valve meramu konten, namun saya penasaran dengan bagaimana developer mengeksekusi jalan ceritanya karena kita tahu Alyx ialah prekuel dari Half-Life 2. Mampukah Valve memberi kita kejutan?

Beberapa permainan yang saya cantumkan di atas rencananya juga akan kedatangan sekuel, misalnya Kerbal Space Program 2, Lone Echo 2 dan Watch Dogs Legion. Premis judul-judul ini sama seperti pendahulunya, tapi tentu saja mereka dibekali sejumlah penyempurnaan pada gameplay serta fitur-fitur baru.

Apakah Game Favorit Anda Berhasil Memenangkan DICE Awards 2018? Ayo Simak Daftar Lengkapnya

Academy of Interactive Arts & Sciences kembali menggelar seremoni DICE Awards minggu lalu, dan seperti sebelumnya, ajang ke-21 itu dilangsungkan untuk merayakan prestasi dan pencapaian penting di ranah gaming selama setahun. Dan jika mengikuti perkembangan industri ini di tahun 2017, Anda mungkin tidak kesulitan menebak permainan apa yang membawa pulang penghargaan paling bergengsi.

Sesuai rencana AIAS di bulan Januari 2018 silam, penyelenggara akhirnya mengumumkan permainan-permainan pemenang yang sebelumnya muncul di 24 kategori nominasi. Di sana, AIAS memasukkan tidak kurang dari 68 judul paling menjanjikan yang dirilis di sepanjang tahun lalu.

DICE 2018 2

Apakah game favorit Anda sukses memboyong kemenangan, atau bahkan merebut gelar Game of the Year? Simak daftar lengkapnya di bawah.

 

Outstanding Achievement in Animation: Cuphead

Nominasi: For Honor, Hellblade: Senua’s Sacrifice, Horizon Zero Dawn, Uncharted: The Lost Legacy

 

Outstanding Achievement in Art Direction: Cuphead

Nominasi: Hellblade: Senua’s Sacrifice, Horizon Zero Dawn, Little Nightmares, The Legend of Zelda: Breath of the Wild

 

Outstanding Achievement in Character:

Hellblade: Senua’s Sacrifice – Senua

Nominasi: Assassin’s Creed Origins – Bayek, Horizon Zero Dawn – Aloy, Star Wars Battlefront II – Iden Versio, Uncharted: The Lost Legacy – Chloe Fraiser

 

Outstanding Achievement in Original Music Composition: Cuphead

Nominasi: Call of Duty: WWII, Horizon Zero Dawn, RiME, Wolfenstein II: The New Colossus

 

Outstanding Achievement in Sound Design: Super Mario Odyssey

Nominasi: Destiny 2, Injustice 2, Star Wars Battlefront II, Uncharted: The Lost Legacy

 

Outstanding Achievement in Story: Horizon Zero Dawn

Nominasi: Hellblade: Senua’s Sacrifice, Night in the Woods, What Remains of Edith Finch, Wolfenstein II: The New Colossus

 

Outstanding Technical Achievement: Horizon Zero Dawn

Nominasi: Assassin’s Creed Origins, Hellblade: Senua’s Sacrifice, Lone Echo/Echo Arena, The Legend of Zelda: Breath of the Wild

 

Action Game of the Year: PlayerUnknown’s Battlegrounds

Nominasi: Call of Duty: WWII, Cuphead, Destiny 2, Wolfenstein II: The New Colossus

 

Adventure Game of the Year:

The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Assassin’s Creed Origins, Horizon Zero Dawn, Super Mario Odyssey, Uncharted: The Lost Legacy

 

Family Game of the Year: Snipperclips

Nominasi: DropMix, GNOG, Just Dance 2018, SingStar Celebration

 

Fighting Game of the Year: Injustice 2

Nominasi: ARMS, Marvel vs. Capcom: Infinite, Nidhogg 2, Tekken 7

 

Racing Game of the Year: Mario Kart 8 Deluxe

Nominasi: DiRT 4, Forza Motorsport 7, Gran Turismo Sport, Project CARS 2

 

Role-Playing Game of the Year: NieR: Automata

Nominasi: Divinity: Original Sin 2, Middle-earth: Shadow of War, Persona 5, Torment: Tides of Numenera

 

Sports Game of the Year: FIFA 18

Nominasi: Everybody’s Golf, Golf Clash, Madden NFL 18, MLB The Show 17

 

Strategy/Simulation Game of the Year:

Mario + Rabbids Kingdom Battle

Nominasi: Endless Space 2, Halo Wars 2, Total War: Warhammer II, XCOM 2: War of the Chosen

 

Immersive Reality Technical Achievement: Lone Echo/Echo Arena

Nominasi: Robo Recall, Star Trek Bridge Crew, The Invisible Hours, Wilson’s Heart

 

Immersive Reality Game of the Year: Lone Echo/Echo Arena

Nominasi: Psychonauts in the Rhombus of Ruin, Robo Recall, Space Pirate Trainer, Wilson’s Heart

 

D.I.C.E. Sprite Award: Snipperclips

Nominasi: Everything, Gorogoa, Night in the Woods, Pyre

 

Handheld Game of the Year: Metroid: Samus Returns

Nominasi: Dragon Quest VIII: Journey of the Cursed King, Etrian Odyssey V: Beyond the Myth, Fire Emblem Echoes: Shadows of Valentia, Monster Hunter Stories

 

Mobile Game of the Year: Fire Emblem Heroes

Nominasi: Cat Quest, Gorogoa, Monument Valley 2, Splitter Critters

 

Outstanding Achievement in Online Gameplay:

PlayerUnknown’s Battlegrounds

Nominasi: Call of Duty: WWII, Destiny 2, Fortnite, Tom Clancy’s Ghost Recon: Wildlands

 

Outstanding Achievement in Game Design:

The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Gorogoa, Horizon Zero Dawn, PlayerUnknown’s Battlegrounds, Super Mario Odyssey

 

Outstanding Achievement in Game Direction:

The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Gorogoa, Horizon Zero Dawn, Uncharted: The Lost Legacy, What Remains of Edith Finch

 

Game of the Year: The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Nominasi: Cuphead, Horizon Zero Dawn, PlayerUnknown’s Battlegrounds, Super Mario Odyssey

DICE 2018 1

Melihat dari pemaparan di atas, itu berarti The Legend of Zelda: Breath of the Wild menerima empat penghargaan – sekali lagi menunjukkan superioritas Nintendo – disusul oleh game indie Cuphead dengan tiga nominasi. Selanjunya, Horizon Zero Dawn, Lone Echo/Echo Arena, PlayerUnknown’s Battlegrounds dan Snipperclips berhasil membawa pulang dua kemenangan.

Sumber: Interactive.org.

Saksikan Semua Trailer yang Diungkap di PC Gaming Show E3 2017 di Sini

Respons positif dari para gamer terhadap PC Gaming Show sejak diperkenalkan perdana dua tahun silam mendorong tim PC Gamer untuk terus melangsungkannya. Acara ini memang tidak dirancang buat menyaingi kehebohan konferensi EA atau Sony, namun didedikasikan kepada para fans, juga dimaksudkan buat merangkul developer besar maupun independen.

Meski demikian, ternyata PC Gaming Show di E3 2017 tidak kalah seru dari presentasi para publisher dan console maker. Di sana, ada pengumuman expansion pack buat game strategi turn-based XCOM 2, penyingkapan porsi gameplay dari remake Battletech, video gameplay Total War: Warhammer 2, hingga penyingkapan Age of Empires: Definitive Edition sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-20 Age of Empires.

Semua video dan trailer di PC Gaming Show 2017 dapat Anda nikmati di bawah.

XCOM 2: War of the Chosen

Ooblets

BattleTech

Sesi kustomisasi:

Gameplay in-development:

Mount and Blade 2: Bannerlord

Total War: Warhammer 2 ‘Battle of the Fallen Gates’

Shadowverse: Wonderland Dreams

Tunic

PlayerUnknown’s Battlegrounds

Presentasi fitur dan gerakan baru seperti memanjat, melompati halangan, serta penambahan sistem cuaca:

Killing Floor 2: Summer Sideshow

Ylands

Gameplay trailer:

The Last Night

Developer memamerkan porsi gameplay versi pre-alpha dari game platformer indie ini PC Gaming Show 2017. Kontennya mirip trailer yang diungkap di konferensi E3 2017 Microsoft, sama-sama sangat stylish, namun durasinya lebih panjang.

Griftlands

Lone Echo

Permainan action ini disiapkan secara eksklusif untuk platform virtual reality Oculus Rift.

LawBreakers

Trailer baru ini membahas pengalaman para gamer mencoba LawBreakers, serta mengulik bagaimana menantangnya permainan karena ancaman bisa datang dari segala arah. LawBreakers akan meluncur di tanggal 30 Agustus 2017.

Wargroove

Middle-Earth: Shadow of War

Shadow of War siap dirilis tanggal pada 10 Oktober 2017 di PC, Xbox One dan PlayStation 4.

Age of Empires Definitive Edition

Di edisi ‘Devinitive’ dari Age of Empire ini, Microsoft Studios membubuhkan dukungan resolusi 4K, menambahkan fitur zoom. memoles gameplay-nya, serta melakukan remaster pada audio.

Ini Dia Game-Game Virtual Reality Baru yang Diumumkan di Oculus Connect 3

Tersedianya tiga headset high-end di tahun ini menandai dimulainya era virtual reality bagi konsumen awam, dan di waktu dekat, nasib medium hiburan new-gen tersebut ditentukan oleh konten. Meskipun ada beragam game VR yang telah disiapkan, jumlahnya masih dirasa kurang banyak. Sony belum lama mengumumkan deretan permainan buat PSVR, dan kali ini giliran Oculus.

Tidak mau kalah dari pesaingnya, Oculus VR mengumumkan tiga game blockbuster yang diramu untuk head-mounted display Rift. Mereka digarap oleh studio ternama, yaitu pencipta Gears of War, developer Metro: Last Light, dan tim di belakang permainan eksklusif PlayStation 4, The Order: 1886; masing-masing adalah Robo Recall (Epic Games), Arktika.1 (4A Games) dan Lone Echo (Ready at Dawn).

Robo Recall

Game ini menggunakan demo Unreal Engine 4 Bullet Train sebagai basisnya, dipadu elemen komedi dengan penyajian ala Time Crisis. Robo Recall memberikan Anda kesempatan untuk menembak, memukul, serta membanting robot-robot yang lepas kendali. Kabar gembiranya, game akan disajikan gratis untuk semua pemilik Oculus Rift, rencananya dirilis di triwulan pertama tahun 2017.

Arktika.1

4A Games kembali mengangkat tema favorit dan andalan mereka di Arktika.1: post-apocalypse. Dalam mengembangkannya, studio fokus pada atmosfer, memanfaatkan pengalaman menciptakan permainan-permainan shooter. Via Eurogamer, creative director Andriy Prokhorov menyampaikan bahwa device virtual reality Oculus Rift memungkinkan mereka menghadirkan level immersion yang lebih tinggi, dan akan sangat disayangkan bila kita melewatkannya.

Lone Echo

Ada sejumlah perbedaan antara Lone Echo dan mayoritas game VR lain: pertama, ia merupakan permainan multiplayersport‘ kompetitif, lalu Lone Echo mengusung latar belakang luar angkasa nol gravitasi, menempatkan Anda sebagai seorang robot. Menariknya, trailer Lone Echo malah memberinya kesan mirip seperti Adrift, dan buat sekarang, info mengenai permainan memang masih sangat minim.

Ketiga game ini membutuhkan dukungan periferal motion controller Oculus Touch, meluncur pada tanggal 6 Desember nanti dan dijajakan seharga US$ 200.

Selain itu, Turtle Rock Studios juga dikabarkan sedang mengambangkan dua game untuk headset Samsung Gear VR, yaitu Face Your Fears dan Other Worlds.

Face Your Fear menantang pemain untuk menghadapi rasa takut dengan memposisikan kita di skenario-skenario mengerikan, contohnya memanjat gedung sambil dikejar robot atau mengunci Anda di ruang berhantu. Other Worlds sendiri menyajikan pengalaman yang bertolak belakang: menghidangkan kesempatan bermeditasi sembari mendengarkan musik atau audiobook di ‘pojok jagat raya’.

Sayangnya, developer pencipta game Evolve itu belum memberi tahu kapan Face Your Fears dan Other Worlds akan meluncur.

Via Eurogamer.