Panasonic Sedang Kerjakan Dua Kamera Mirrorless Full-Frame: Lumix S1R dan S1

Kehadiran Nikon Z 7 dan Nikon Z 6 beserta Canon EOS R semestinya sudah cukup membuat Sony sebagai penguasa di segmen kamera mirrorless full-frame khawatir. Namun ternyata masih ada lagi pihak lain yang juga ingin ikut menginvasi lahan dominasi Sony, yaitu Panasonic. Di ajang Photokina 2018, pelopor tren mirrorless itu mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan dua kamera mirrorless full-frame.

Kamera tersebut adalah Panasonic Lumix S1R dan S1. Layaknya seri Sony a7 yang selalu dibagi dua (tiga kalau a7S yang video-oriented juga dimasukkan hitungan), S1R adalah model flagship dengan sensor full-frame beresolusi 47 megapixel, sedangkan S1 ‘hanya’ 24 megapixel. Yang cukup unik, kedua kamera ini tidak menggunakan dudukan lensa (mount) baru seperti halnya Nikon Z dan Canon EOS R, melainkan L-mount besutan Leica.

Kendati demikian, Panasonic masih akan mengembangkan lensa L-mount bikinannya sendiri. Tiga yang sudah direncanakan adalah 50mm f/1.4, 24-105mm, dan 70-200mm, lalu tujuh lainnya akan menyusul tidak lewat setahun setelah kedua kamera ini diluncurkan. Demi semakin memperluas ekosistem lensa yang ditawarkan, Panasonic dan Leica juga telah menggandeng Sigma untuk ikut memproduksi lensa L-mount.

Panasonic Lumix S1R and Lumix S1

Berhubung masih dalam tahap pengembangan (yang dipamerkan baru prototipenya), detail mengenai S1R dan S1 pun belum terlalu lengkap. Beberapa yang esensial di antaranya adalah kemampuan merekam video 4K 60 fps (pertama untuk mirrorless full-frame kata Panasonic), dan sistem image stabilization internal yang dapat dikombinasikan dengan stabilization bawaan lensa.

Kedua kamera dilengkapi layar sentuh yang dapat dimiringkan pada tiga poros (atas, bawah dan samping, macam milik Fujifilm X-T3), sayang bukan yang model fully-articulated. Slot memory card-nya ada dua, satu untuk SD card biasa dan satu untuk XQD card. Menyesuaikan dengan target pasarnya, sasisnya telah dirancang agar tahan terhadap cuaca yang tidak ramah.

Rencananya, kedua kamera ini baru akan dipasarkan pada awal tahun 2019 mendatang. Harganya belum diketahui, tapi sudah pasti lebih mahal daripada Lumix GH5S, yang merupakan kamera termahal Panasonic saat ini.

Sumber: DPReview.

Panasonic Umumkan Lumix LX100 II, Penantang Sony RX100 VI

Bagi Anda yang tak puas dengan hasil foto kamera smartphone atau memang ingin meningkatkan kualitas foto-foto Anda secara signifikan, kamera mirrorless memang kerap kali menjadi pilihan utama.

Namun bagi Anda yang tidak ingin mengorbankan mobilitas, kamera saku premium juga merupakan alternatif terbaik terutama sebagai teman traveling. Dan Panasonic punya produk baru yang mungkin sangat cocok untuk Anda.

0095141727

Mereka baru saja merilis compact camera yang disebut Lumix LX100 II. Kamera saku ini merupakan penerus dari LX100 yang diumumkan pada tahun 2014 lalu.

Perubahan besar Lumix LX100 II ialah penggunaan sensor four thirds multi aspect 17-megapixel, pendahulunya hanya 12,8-megapixel. Sementara, lensanya 24-75mm f/1.7-2.8 dengan five aspherical dan dua elemen ED. Punya jarak fokus minimum 3cm dan desain leaf shutter.

Desainnya sendiri masih identik dengan pendahulunya, tapi punya grip untuk mencengkram kamera lebih baik. Meski ringkas kamera ini menawarkan kontrol yang terbilang lengkap. Di body kamera, terdapat putaran khusus untuk mengatur exposure compensation dan shutter speed.

Lalu, di lensa ada putaran untuk mengatur aperture, tombol untuk beralih cepat ke mode focus, dan tombol untuk memilih aspek rasio ke 3:2, 16:9, 1:1, dan 4:3.

5441898526

Layarnya sendiri berukuran 3 inci dan sudah touchscreen, serta memiliki electronic viewfinder, dan konektivitas Bluetooth untuk transfer hasil foto dengan cepat.

Kamera ini mampu menangkap 11 foto per detik dengan buffer 33 foto dan juga mampu merekam video 4K pada 30 fps atau 24 fps dalam format MP4.

Lalu, berapa harga dari kamera saku premium ini? Panasonic Lumic DC-LX100 II dijual seharga US$999 atau sekitar Rp14,6 juta dan mulai tersedia di pasar global mulai pada bulan Oktober. Sedikit lebih murah dibanding dengan pesaing terdekatnya yakni Sony RX100 VI.

Sumber: DPreview

Panasonic Lumix DMC-ZS200, Kamera Saku Andalan untuk Traveling

Saat ini semua mata mungkin tertuju pada kamera mirrorless Lumix GX9, tapi Panasonic masih punya jagoan baru yaitu kamera saku Lumix DMC-ZS200.

Seri travel zoom ini dikemas dengan kemampuan zoom optik hingga 15x yang membawa segala sesuatunya terasa semakin dekat dan perekaman video resolusi 4K yang tajam. Sangat cocok sebagai teman setia traveling, Anda bisa menyimpan memori perjalanan dalam bentuk yang diinginkan.

Berbeda dengan GX9 yang yang lensanya bisa dilepas-pasang atau diganti, ZS200 memiliki lensa tetap (fix lens) yaitu lensa LEICA DC VARIO-ELMAR 24mm ultra-wide angle dan 15x optical zoom (lensa zoom 35mm, equivalent 24-360mm).

Untuk mengurangi getaran, dibekali juga dengan 5-axis HYBDIR Optical Image Stabilizer Plus yang bekerja dalam mode foto dan video, meski sayangnya tidak dalam mode 4K.

Di belakangnya terdapat sensor MOS tipe 1 inci resolusi 20.1-megapixel dengan prosesor Venus Engine dan ISO 12.800. Pengambilan foto makro bisa dilakukan dengan jarak fokus minimum 3cm.

Untuk melihat untuk object yang akan diambil, ZS200 dibekali live viewfinder 2330k-dot eyepiece berukuran 0.21 inci dan layar touchscreen 3 inci. Panasonic juga menyediakan fitur auto listing dan sequence composition untuk membantu pengguna mendapatkan frame terbaik.

Dukungan Bluetooth 4.2 dan WiFi juga disertakan, baik itu untuk fungsi remote control ataupun mempermudah transfer hasil foto ke smartphone.

Panasonic Lumix DMC-ZS200 ini dibanderol dengan harga US$799.99 atau sekitar Rp11 jutaan dan akan tersedia di pasar global mulai tanggal 20 Maret.

Sumber: Slashgear

Panasonic Lumix GX9 Andalkan Sistem Image Stabilization 5-Axis dan Sensor Tanpa Low-Pass Filter

Panasonic baru saja menyingkap kamera mirrorless terbarunya, Lumix GX9. Sesuai namanya, ia merupakan penerus dari Lumix GX8 yang dirilis di tahun 2015. Spesifikasinya memang tidak sefenomenal Lumix G9, akan tetapi masih menawarkan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan pendahulunya.

Sensor Micro Four Thirds yang digunakan masih sama, dengan resolusi 20,3 megapixel dan dukungan prosesor Venus Engine. Yang berbeda kali ini adalah absennya low-pass filter, yang diyakini mampu meningkatkan ketajaman gambar yang dihasilkan. Sebagai bonus, Panasonic turut menyematkan mode L.Monochrome D bagi penggemar fotografi hitam-putih dengan cita rasa analog, lengkap dengan penyesuaian intensitas grain-nya.

Panasonic Lumix GX9

Untuk video, Lumix GX9 siap merekam dalam resolusi maksimum 4K 30 fps. Sistem autofocus-nya tidak berubah, masih mengandalkan 49 titik beserta teknologi Depth from Defocus yang terbukti sanggup mengunci fokus dengan sangat cepat.

Pembaruan lain yang dibawa GX9 adalah sistem image stabilization internal 5-axis, selevel dengan yang Olympus tawarkan melalui seri OM-D. Lebih lanjut, Panasonic bilang bahwa sistem ini bisa dipadukan bersama sistem image stabilization bawaan lensa agar kompensasi guncangan bisa semakin maksimal.

Panasonic Lumix GX9

Secara fisik, Lumix GX9 mungkin terlihat mirip seperti GX8, akan tetapi sebenarnya tersimpan banyak perbedaan. Di depan, ukuran hand grip-nya menyusut dan tidak lagi setebal milik GX8 – grip milik GX8 begitu tebal sampai-sampai tombol shutter bisa ditempatkan di atasnya.

Beralih ke panel atasnya, Anda bisa menemukan pop-up flash di sebelah hot shoe. Lalu di sebelah satunya, masih ada viewfinder elektronik (EVF) yang bisa dimiringkan ke atas sampai 90 derajat. EVF ini mengemas resolusi 2,76 juta dot, dengan tingkat perbesaran 0,7x dan field of view 100%.

Di bawahnya, Anda akan menjumpai layar sentuh 3 inci beresolusi 1,24 juta dot. Yang sedikit mengecewakan, layar ini tak lagi seperti milik GX8 yang bisa ditarik ke sebelah lalu diputar-putar sesuka hati. Di sini layarnya cuma bisa dimiringkan ke atas 80 derajat, atau ke bawah 45 derajat.

Panasonic Lumix GX9

Saya menduga Panasonic sengaja melakukannya demi memangkas tebal body sekaligus bobot GX9, akan tetapi hal ini sepertinya bisa menjadi alasan utama pengguna GX8 untuk tidak memilih rute upgrade. Selebihnya, karena ini sudah tahun 2018, Bluetooth pun sudah menjadi suatu keharusan, dan GX9 paham betul akan persyaratan tersebut.

Panasonic Lumix GX9 dijadwalkan masuk ke pasaran mulai awal Maret mendatang dengan harga $999, sudah termasuk lensa anyar 12-60mm f/3.5-5.6. Aksesori yang ditawarkan mencakup wide eyecup seharga $19, serta grip tambahan seharga $59.

Sumber: DPReview.

Fokus pada Fotografi, Panasonic Lumix G9 Janjikan Performa di Atas Rata-Rata

Tidak bisa dipungkiri, Panasonic Lumix GH5 merupakan salah satu kamera mirrorless terbaik yang bisa dibeli saat ini. Di atas kertas mungkin masih banyak kamera lain yang menawarkan spesifikasi lebih tinggi, akan tetapi hanya segelintir yang sanggup menandingi kemampuannya dalam merekam video.

Untuk kamera terbarunya, Panasonic memutuskan untuk berfokus pada fotografer profesional sebagai target pasarnya. Entah kebetulan atau tidak, kamera bernama Lumix G9 ini sangat mengedepankan kecepatan dibanding segalanya, sama seperti yang kita jumpai pada Sony A9.

Di dalamnya bernaung sensor Micro Four Thirds 20,3 megapixel yang sama seperti milik GH5, tapi yang telah dioptimalkan untuk meningkatkan kualitas gambar JPEG yang dihasilkan. Panasonic tidak lupa menyematkan mode High Resolution di mana kamera dapat menggerakkan sensornya sebanyak delapan kali guna menciptakan satu gambar beresolusi 80 megapixel dalam format RAW.

Panasonic Lumix G9

Namun seperti yang saya bilang, kecepatan adalah kata kunci untuk menggambarkan kapabilitas G9. Ia dapat menjepret 50 gambar RAW tanpa henti dalam kecepatan 20 fps dengan continuous autofocus dan electronic shutter (9 fps dengan mechanical shutter). Dengan single autofocus, angkanya malah meningkat drastis menjadi 60 fps (electronic) atau 12 fps (mechanical).

Sistem autofocus 225 titik bertajuk Depth from Defocus yang sudah menjadi andalan Panasonic selama beberapa tahun kian disempurnakan pada G9, dengan peningkatan kecepatan (dapat mengunci fokus dalam 0,04 detik saja) dan kinerja tracking subjek. Sistem image stabilization bawaannya diyakini dapat mengompensasi guncangan hingga 6,5 stop exposure.

Sebagai keluarga Lumix, video tetap menjadi salah satu nilai jualnya, meski bukan lagi prioritas utama di sini. Terlepas dari itu, G9 masih mampu merekam video 4K dalam kecepatan 60 fps, dengan bitrate maksimum 150 Mbps dan tanpa cropping sama sekali. Butuh adegan slow-motion? G9 siap merekam video full-HD dalam kecepatan 180 fps.

Panasonic Lumix G9

Secara fisik, G9 mempertahankan gaya desain yang diusung GH5, tapi dengan grip yang lebih besar lagi. Bodinya tidak cuma tahan cipratan air dan debu, tapi juga tahan dingin hingga -10° Celsius. Electronic viewfinder-nya tidak kalah dari Sony A9, sama-sama mengemas panel OLED beresolusi 3,68 juta dot, tapi dengan tingkat perbesaran yang lebih lagi, yakni 0,83x.

Di bawahnya, terdapat layar sentuh 3 inci beresolusi 1,04 juta dot yang bisa dimanipulasi posisinya sesuai kebutuhan, yang ditemani oleh joystick kecil untuk memudahkan pengaturan titik fokus. G9 mengusung dua slot SD card, dan keduanya sama-sama sudah mendukung tipe UHS-II yang berkecepatan tinggi.

Port lainnya mencakup HDMI, jack mikrofon dan headphone, serta micro USB. Konektivitas wireless-nya mengandalkan Wi-Fi AC dan Bluetooth 4.2 untuk terus terhubung ke perangkat secara konstan, sedangkan baterainya diklaim dapat bertahan hingga 400 jepretan.

Panasonic Lumix G9 rencananya bakal dipasarkan mulai Januari 2018 seharga $1.699 untuk bodinya saja. Panasonic juga bakal menawarkan battery grip seharga $349 yang dapat mendongkrak kapasitasnya hingga menjadi 800 jepretan.

Sumber: DPReview.

Panasonic Lumix GF9 Adalah Kamera Mirrorless Seukuran Kamera Pocket

Panasonic cukup sibuk meramaikan ajang CES 2017. Selain memperkenalkan Lumix GH5, mereka juga merilis kamera mirrorless lain bernama Lumix GF9. Sepintas Anda pasti mengira ini merupakan penerus Lumix GF8, namun pada kenyataannya GF9 lebih pantas disebut sebagai suksesor Lumix GM1 dan GM5 yang sudah lama tidak ada kabarnya.

Lumix GM1 sendiri merupakan salah satu kamera mirrorless favorit saya pribadi. Ia kecil, sekecil Sony RX100 tepatnya, tapi di saat yang sama mengusung sensor Micro Four Thirds dan lensa yang dapat dilepas-pasang. Penerusnya, Lumix GM5, tidak sempat menyentuh pasar tanah air, dan setelahnya Panasonic terkesan melupakan lini GM.

Akan tetapi ternyata anggapan saya salah, dimana lini GM kini telah bereinkarnasi dan digabung menjadi lini GF. Lumix GF9 mempertahankan dimensi super-ringkas milik GM1 dan GM5, sekaligus mengunggulkan fitur-fitur selfie yang menjadi andalan GF8.

Panasonic Lumix GF9 datang bersama lensa zoom yang berukuran tidak kalah ringkas / Panasonic
Panasonic Lumix GF9 datang bersama lensa zoom yang berukuran tidak kalah ringkas / Panasonic

Di dalamnya bernaung sensor Micro Four Thirds 16 megapixel tanpa low-pass filter, dengan sensitivitas ISO maksimum 25.600. Prosesor Venus Engine dan sistem AF Depth from Defocus juga hadir, memastikan performa kamera ini segesit kakak-kakaknya yang lebih besar sekaligus dapat diandalkan dalam mengabadikan aksi-aksi cepat.

Video 4K 30 fps bisa ia rekam, lengkap beserta fitur 4K Photo untuk mengekstrak gambar dari video yang ditangkap. Fitur-fitur lain andalan Panasonic seperti Post Focus dan Focus Stacking turut disematkan ke dalam Lumix GF9, menjadikannya suatu paket yang komplet dalam ukuran mini.

Tentunya dimensi ringkas ini punya sejumlah batasan. Utamanya, tidak ada ruang bagi Panasonic untuk menanamkan electronic viewfinder maupun hot shoe. Pop-up flash masih ada, akan tetapi media penyimpanannya mengandalkan microSD ketimbang SD card standar.

Panasonic Lumix GF9 tidak dilengkapi EVF, namun LCD-nya bisa diputar 180 derajat menghadap ke depan / Panasonic
Panasonic Lumix GF9 tidak dilengkapi EVF, namun LCD-nya bisa diputar 180 derajat menghadap ke depan / Panasonic

Beruntung, layar sentuh 3-incinya masih bisa diputar 180 derajat hingga menghadap ke depan – selfie lover pasti tersenyum mendengar hal ini. Konektivitas Wi-Fi masih ada meski tanpa NFC, sedangkan daya tahan baterainya cuma terbatas di angka 210 jepretan.

Secara keseluruhan, Panasonic Lumix GF9 merupakan opsi yang sangat menarik bagi mereka yang mendambakan kamera seukuran kamera pocket, namun dengan fleksibilitas dan kualitas khas kamera mirrorless. Kamera ini rencananya akan dipasarkan mulai bulan Februari seharga $549, sudah termasuk lensa 12-32mm f/3.5-5.6 yang berwujud tidak kalah ringkas.

Sumber: DPReview.

Panasonic Lumix GH5 Bakal Jadi Kamera Mirrorless Pertama yang Bisa Merekam Video 4K 60 fps

Tidak bisa dipungkiri, Panasonic Lumix GH4 merupakan salah satu kamera mirrorless yang paling dicintai oleh kalangan videografer. Bagaimana tidak, saat diperkenalkan di pertengahan tahun 2014, belum banyak kamera mirrorless yang bisa merekam video 4K, apalagi merekamnya langsung ke memory card seperti Lumix GH4.

Dua tahun berselang, Panasonic rupanya telah sibuk menyiapkan suksesornya. Didapuk Lumix GH5, kamera yang sejauh ini masih dalam tahap pengembangan tersebut nantinya bakal menjadi kamera mirrorless pertama yang bisa merekam video 4K 60 fps – untuk sekarang opsi teratas yang ada di mayoritas kamera adalah 4K 30 fps.

Opsi perekaman video 4K 4:2:2 10-bit turut tersedia, demikian pula halnya dengan mode 6K Photo, dimana kamera dapat mengekstrak gambar foto 18 megapixel dari video yang direkam, atau foto 8 megapixel dari video 4K 60 fps.

Apa yang dilakukan Panasonic ini bukanlah pekerjaan mudah. Mereka harus pintar-pintar mengakali bagaimana kamera bisa menggelontorkan panas secara efisien. Hal ini krusial mengingat chip pengolah sinyal digital milik Lumix GH5 akan bekerja secara maksimal dalam menyuguhkan kapabilitas perekaman secanggih itu, dan resikonya tentu saja adalah overheating.

Seperti yang sudah disebutkan, Panasonic Lumix GH5 sejauh ini masih dalam tahap pengembangan. Tidak ada informasi mengenai banderol harga maupun jadwal peluncurannya, yang ada hanyalah sebuah prototipe yang tengah dipamerkan di ajang Photokina di Jerman.

Sumber: DPReview.

Cuma $800, Panasonic Lumix GX80 Sajikan Image Stabilization 5-Axis dan Perekaman Video 4K

Setelah merilis Lumix GF8 yang berfokus pada fitur selfie, Panasonic kembali ke ranah yang lebih ‘serius’ dengan meluncurkan Lumix GX80. Kamera mirrorless anyar ini diposisikan sebagai adik dari Lumix GX8 dengan harga yang lebih terjangkau. Pun begitu, bukan berarti fitur-fiturnya murahan dan membosankan.

Lumix GX80 masih memakai sensor Micro Four Thirds 16 megapixel yang sudah dijadikan andalan Panasonic selama beberapa tahun. Namun kali ini tidak ada komponen low-pass filter yang terpasang, sehingga hasil jepretannya diklaim bisa sedikit lebih detail ketimbang kamera Panasonic lain yang memakai sensor yang sama.

Sensor ini punya sensitivitas ISO 100 – 25600. Buat penggemar video, Lumix GX80 sanggup merekam dalam resolusi 3840 x 2160, alias 4K 30 fps. Keunikan lain dari GX80 adalah komponen shutter-nya yang mengadopsi sistem elektromagnet untuk mengurangi blur yang diakibatkan oleh pergerakan shutter saat menjepret gambar.

Panasonic Lumix GX80

Lumix GX80 sekaligus menjadi kamera mirrorless pertama Panasonic yang mengusung sistem image stabilization 5-axis. Sama seperti milik kakaknya, sistem ini juga bisa diaktifkan secara bersamaan dengan stabilizer bawaan lensa untuk lebih memastikan bahwa gambar tidak akan blur meski pengguna tidak memakai tripod.

Sistem autofocus 49 titiknya menganut teknologi Depth from Defocus (DFD) yang sama seperti kakak-kakaknya (Lumix GH4, Lumix GX8), memastikan penguncian fokus yang begitu cepat, akurat, dan bisa diandalkan setiap saat. Lebih lanjut, GX80 turut dibekali fitur Post Focus agar pengguna bisa mengganti titik fokus pasca pemotretan.

Panasonic Lumix GX80

Desainnya banyak terinspirasi oleh Lumix GX8, namun dengan hand grip yang lebih kecil sekaligus dimensi keseluruhan yang lebih ringkas. Meski demikian, ia masih dibekali sepasang kenop putar yang bisa dikustomisasi. Contoh: kenop depan untuk mengatur ISO, kenop belakang untuk mengatur shutter speed.

Di belakang, pengguna akan menjumpai electronic viewfinder beresolusi 2,7 juta dot serta layar sentuh 3 inci beresolusi 1,04 juta dot. Layar ini bisa dimiringkan ke atas hingga 80 derajat, atau ke bawah hingga 45 derajat. Bukan, kamera ini bukan ditujukan untuk ber-selfie ria.

Panasonic Lumix GX80 rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Mei mendatang seharga $800, sudah termasuk lensa kit 12 – 32 mm, f/3.5 – 5.6.

Sumber: DPReview.

Makin Serius Hadapi Tren Selfie, Panasonic Merilis Lumix GF8

Selfie terus memegang peran penting dalam keseharian umat manusia generasi terkini. Hal ini bisa dibuktikan dari semakin banyaknya populasi kamera mirrorless yang mengedepankan fitur selfie.

Panasonic adalah salah satu pabrikan kamera yang getol dengan ide ini. Tahun lalu, pionir kamera mirrorless tersebut meluncurkan Lumix GF7, yang merupakan kamera mirrorless kelas entry dengan misi utama mengakomodasi hasrat selfie para konsumen. Di tahun 2016 ini, mereka sudah siap dengan penerusnya, yakni Lumix GF8.

Panasonic Lumix GF8 pada dasarnya merupakan Lumix GF7 dengan ilmu selfie yang semakin lengkap. Spesifikasi dasarnya tidak berubah banyak, masih mencakup sensor Micro Four Thirds 16 megapixel dengan sensitivitas ISO 200 – 25.600 dan kemampuan merekam video beresolusi 1080p 60 fps.

Panasonic Lumix GF8

Fisiknya kurang lebih sama, namun kini tampak lebih chic berkat empat pilihan warna baru, yaitu silver, coklat, pink dan oranye. Di saat yang sama, Lumix GF8 turut mengemas tombol shutter kedua yang berada di sebelah kiri, yang berarti Anda bebas mengambil selfie menggunakan tangan kanan atau kiri.

Sebagai kamera selfie sejati, tentu saja LCD-nya dapat diputar hingga 180 derajat menghadap ke depan. Saat layar sentuh 3 inci ini diputar, kamera akan mengaktifkan mode Self Shot secara otomatis. Dalam mode ini, pengguna bisa mengaplikasikan sederet fitur untuk menyempurnakan hasil selfie, seperti misalnya Soft Skin, Defocusing dan bahkan efek Slimming – pastinya akan terdengar sangat menggiurkan di telinga konsumen perempuan.

Lebih lanjut, GF8 juga dibekali fitur Beauty Retouch untuk memoles penampilan wajah pengguna menjadi lebih atraktif lagi, mulai dari membersihkan tekstur kulit, memutihkan gigi atau memberi makeup tertentu pada wajah. Dipadukan dengan efek Slimming tadi, tentunya GF8 akan semakin menarik perhatian konsumen perempuan.

Panasonic Lumix GF8

Konektivitas Wi-Fi bisa dipastikan ikut tersedia di sini. Panasonic bahkan tak segan memberikan bonus penyimpanan 100 GB di Google Drive bagi para konsumen. Bonus ini valid selama dua tahun sejak pertama kali diaktifkan.

Panasonic belum mengungkapkan harga dan ketersediaan Lumix GF8, namun kemungkinan besar tidak jauh berbeda dari GF7 yang dihargai $599 pada saat dirilis. Kalau melihat gambarnya, kemungkinan besar lensa kit yang disertakan juga sama, yakni 12 – 32 mm f/3.5-5.6.

Sumber: DPReview.

Panasonic Hadirkan Fitur Post Focus Pada Lini Kameranya

Memindah fokus pasca pemotretan ibarat mantra sihir yang sulit dipercaya. Beberapa smartphone memang sudah menawarkan fitur ini – meski hasilnya masih terkesan terlalu artificial – tapi kamera mirrorless maupun DSLR malah belum, kecuali Lytro yang memanfaatkan teknologi light field.

Tapi Anda tak perlu khawatir karena fitur ini bisa dipastikan akan menghampiri kamera mirrorless maupun DSLR, diawali oleh Panasonic. Produsen lini kamera Lumix tersebut baru saja memperkenalkan fitur bernama Post Focus. Fungsinya? Apa lagi kalau bukan membebaskan pengguna mengatur fokus setelah pengambilan gambar.

Cara kerjanya cukup sederhana: aktifkan mode Post Focus, lalu kamera akan mengambil beberapa gambar sekaligus, masing-masing dengan titik fokus yang berbeda. Selanjutnya, memanfaatkan layar sentuh, Anda bisa menetapkan titik fokus yang diinginkan, lalu kamera akan menyimpan file-nya dalam resolusi 8 megapixel – atau kalau menurut istilah Panasonic, 4K Photo.

Panasonic menegaskan bahwa fitur Post Focus ini akan sangat efektif ketika digunakan untuk memotret objek diam, seperti misalnya foto portrait atau landscape. Lebih lanjut, fitur ini juga bisa bermanfaat dalam kegiatan fotografi makro berkat “focus stacking”, dimana kamera akan menggabungkan beberapa foto menjadi satu gambar yang area fokusnya lebih besar.

Fitur Post Focus ini akan hadir lewat sebuah firmware update yang bisa diunduh secara cuma-cuma melalui laman support resmi Panasonic pada tanggal 25 November mendatang. Kamera yang didukung adalah Lumix GX8, Lumix G7 dan Lumix FZ300 – entah mengapa Lumix GH4 tidak tercantum, padahal ia juga dilengkapi mode 4K Photo.

Sumber: PR Newswire via Digital Trends.