Kano Star Wars Coding Kit Ajak Anak-Anak Menjadi Jedi Lewat Perpaduan Motion Sensor dan Programming

Star Wars merupakan tema yang sangat cocok untuk permainan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Math). Tidak percaya? Coba lihat salah satu produk terlaris LittleBits, yakni Droid Inventor Kit.

Bukan cuma LitteBits (Sphero) yang melihat potensi franchise sci-fi terbesar itu di industri STEAM toys. Januari lalu, Kano mengumumkan bahwa mereka telah menggandeng Disney untuk meluncurkan permainan STEAM bertema Star Wars, dan kerja sama tersebut pada akhirnya menghasilkan Star Wars The Force Coding Kit.

The Force? Ya, permainan ini pada dasarnya mengajak anak-anak untuk berlatih menjadi Jedi dengan memanfaatkan perpaduan motion sensor dan programming. Paket penjualannya mencakup papan sirkuit yang mengemas sejumlah sensor dan konektivitas Bluetooth, sebuah case untuk menyulapnya menjadi semacam beacon, dan dua label bergambarkan logo Rebel Alliance serta Galactic Empire.

Seperti biasa, semuanya harus dirakit sendiri terlebih dulu. Setelahnya, anak-anak bisa menyambungkannya ke iPad atau laptop, lalu membuka aplikasi pendampingnya. Dari situ sesi coding pun dimulai, memanfaatkan tampilan drag-and-drop yang mudah dipahami sekaligus dikuasai, selagi masih mengajarkan logika-logika dasarnya.

Kano Star Wars The Force Coding Kit

Pemrograman selesai, saatnya berlatih mengendalikan Force. Sensor gerakan yang tertanam bakal mendeteksi pergerakan tangan anak-anak di atas perangkat, lalu menerjemahkannya menjadi input kendali pada beragam mini game yang ada di aplikasi pendampingnya.

Mulai dari mengendalikan Lightsaber menggunakan Force, menghempaskan Stormtrooper, sampai menjadi pilot X-Wing, semuanya diwujudkan via gerakan tangan di atas perangkat yang dirakit itu tadi. Sebagai tambahan, ada indikator LED untuk memvisualisasikan sensornya yang tengah bekerja.

Kano Star Wars Coding Kit rencananya akan dipasarkan mulai 4 Oktober seharga $80. Pasca peluncurannya, Kano berniat untuk merilis sejumlah tantangan baru yang dapat diselesaikan di aplikasi pendampingnya, dan anak-anak juga dapat berbagi ‘proyek’ melalui platform Star Wars Kano World.

Sumber: 9to5Toys dan Engadget.

Sphero Akuisisi LittleBits Demi Semakin Mendominasi Industri STEAM Toys

Sphero dan LittleBits adalah dua nama yang cukup dikenal di industri STEAM toys (Science, Technology, Engineering, Art and Math). Keduanya sama-sama mulai berkiprah sejak tahun 2011, dan kini sudah menjadi kepercayaan berbagai institusi pendidikan di banyak negara.

Baik Sphero maupun LittleBits sama-sama memulai kiprahnya lewat programĀ accelerator Disney. Masing-masing juga sempat menelurkan produk bertema franchise milik Disney dengan lisensi resmi, mulai dari Star Wars (Sphero BB-8 dan LittleBits Droid Inventor Kit) sampai Avengers (Sphero Spider-Man dan LittleBits Avengers Hero Inventor Kit).

LittleBits Droid Inventor Kit / LittleBits
LittleBits Droid Inventor Kit / LittleBits

Sekarang, keduanya memutuskan untuk bersatu di bawah nama Sphero. Ya, Sphero baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi LittleBits, meski tidak ada nominal mahar yang disebutkan.

Berkat tambahan aset dari LittleBits, portofolio produk Sphero kini mencakup lebih dari 140 paten di bidang robotik, elektronik, software dan Internet of Things (IoT). Akuisisi ini juga diharapkan bisa membantu Sphero melancarkan ekspansi internasionalnya, sekaligus rencana ke depannya untuk mengakuisisi perusahaan lain demi memperluas portofolio penawarannya di ranah STEAM toys.

Sphero RVR / Sphero
Sphero RVR / Sphero

Ini bukan pertama kalinya Sphero mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang serupa. Tahun lalu, mereka sempat mengakuisisi Specdrums, startup yang hardware bikinannya berfokus pada area pendidikan musik. Sejauh ini, produk Specdrums masih dipasarkan di bawah brand yang terpisah, sehingga ada kemungkinan Sphero juga bakal menerapkan kebijakan yang sama untuk produk-produk LittleBits.

Arah perkembangan Sphero sebagai perusahaan sejatinya semakin jelas sejak mereka memutuskan untuk sepenuhnya mengalihkan fokusnya ke ranah edukasi. Di samping portofolio produk, aset terbesar yang Sphero punyai adalah jalinan kemitraan dengan sejumlah institusi pendidikan, sehingga pada akhirnya masuk akal apabila mereka tidak segan berinvestasi besar demi semakin memperluas penawarannya.

Sumber: 1, 2, 3.

Bukan Sebatas Mobil R/C, Sphero RVR Adalah Robot yang Dapat Dikustomisasi Sepenuhnya

Desember lalu, Sphero mengumumkan bahwa mereka sudah berhenti memproduksi robot-robot mainannya hasil kemitraannya bersama Disney. Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Sphero untuk memaksimalkan sumber dayanya di ranah STEM, di samping merilis robot baru bernama Bolt.

Belum ada setahun berselang pasca peluncuran Bolt, Sphero sudah siap dengan robot edukatif lain. Namanya RVR, diambil dari kata rover yang menggambarkan wujud beserta fungsinya. RVR bukan sebatas mobil R/C biasa yang bisa dikendalikan via smartphone, ia benar-benar merupakan sebuah robot yang dapat dikustomisasi sepenuhnya.

Sphero RVR

Di balik sasis semi-transparannya, bernaung sederet sensor: sensor warna, sensor cahaya, infra-merah, magnetometer, accelerometer, gyroscope, dan sensor inersia 9-poros yang memungkinkannya untuk saling bertukar sinyal sekaligus berinteraksi dengan robot Sphero lain.

Sensor-sensor tersebut turut didampingi 10 buah LED yang bisa dikustomisasi secara individu, magnetic encoder beresolusi tinggi, serta gear super-presisi dengan peredam suara dan getaran. Secara keseluruhan, RVR sangatlah kompleks terlepas dari kulit luarnya yang kelihatan simpel.

Sphero RVR

RVR juga mengemas karakter sebuah rover yang kental. Berkat gardan berlapis bajanya, permukaan terjal maupun jalan menanjak pun siap ia lewati. Sphero bahkan telah melengkapinya dengan roll cage untuk melindungi komponen-komponen sensitif di dalam RVR, semisal baterainya yang dapat dilepas-pasang, serta di-charge via USB-C.

RVR turut dibekali expansion port universal yang kompatibel dengan beragam development board populer, macam Raspberry Pi, Arduino dan Micro:Bit, sehingga para geek dapat memaksimalkan potensinya dengan leluasa. Juga tidak ketinggalan adalah kompatibilitas dengan platform Sphero Edu, dan Sphero pun sudah menyiapkan kurikulum pembelajaran khusus untuk RVR.

Sphero RVR

Satu hal yang tidak biasa bagi Sphero adalah pemasaran RVR. Di sini Sphero memilih memanfaatkan platform crowdfunding Kickstarter sebagai mediumnya, dengan maksud agar lebih mudah menerima masukan dari para backer yang kebagian jatah lebih dulu. Harga termurah yang bisa ditebus adalah $199, lebih murah $50 dari estimasi harga ritelnya.

Sumber: VentureBeat.