Jagoan-Jagoan MLBB Asia Tenggara Siap Tarung untuk MSC 2019

Buat yang belum tahu, MSC adalah singkatan dari Mobile Legends: Bang Bang Southeast Asia Cup. MSC ini adalah kompetisi esports resmi dengan kasta tertinggi untuk Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) yang digelar setiap tahun.

MSC memang bisa dibilang kasta tertinggi, meski masih meliputi wilayah Asia Tenggara; karena belum ada lagi kejuaraan MLBB yang cakupan wilayahnya di atas MSC.

Dikutip dari EGG Network, JJ Lin, Esports Manager of Moonton memberikan komentarnya, “para fans dapat melihat kompetisi yang sengit selama 3 hari karena tim-tim terbaik se-Asia Tenggara akan saling berhadapan. Kali ini, kami telah memastikan bahwa setiap tim dapat bermain di panggung megah dan fans menikmati aksi spektakuler selama acara. Jadi, pastikan Anda mendapatkan tiketnya dan bergabung bersama kami untuk menjadi saksi lahirnya legenda baru di Smart Araneta Coliseum mulai tanggal 21 Juni 2019.”

Sumber: MSC
Sumber: MSC

MSC 2019 ini adalah MSC yang ketiga karena pertama kali digelar di 2017. Menariknya, jika MSC 2017 dan MSC 2018 digelar di Indonesia, MSC 2019 tak lagi digelar di sini; melainkan di Filipina. Kompetisi bergengsi ini nantinya akan digelar di Smart Araneta Coliseum, di kota Manila, tanggal 21-23 Juni 2019.

Sayangnya, hanya babak Grand Finalnya tadi yang bisa disaksikan secara langsung di tempat. Babak grupnya, tanggal 19-20 Juni 2019, hanya bisa ditonton lewat live streaming di Facebook Fanpage MLBB.

Tiket Menonton Langsung

Buat Anda yang ingin menonton langsung di tempatnya, ada berbagai jenis tiket yang harus ditebus dengan detail sebagai berikut:

Jenis tiket MSC 2019. Sumber: EGG Network
Jenis tiket MSC 2019. Sumber: EGG Network

Harga tiket tertinggi (paket 3 hari tiket Mythic), mungkin memang cukup mahal, yakni ₱1710 (sekitar Rp470 ribu), namun Anda bisa mendapatkan Skin EPIC juga dengan membeli tiket ini. Sedangkan untuk pemegang tiket Legendary (sekitar Rp350 ribu), Anda juga bisa mendapatkan Skin SPECIAL.

Buat pemegang paket tiket 3 hari di bawah dua kelas tadi, Anda juga masih bisa mendapatkan Skin namun dengan rarity Normal.

Skema tempat duduk MSC 2019. Sumber: EGG Network.
Skema tempat duduk MSC 2019. Sumber: EGG Network.

Peserta MSC 2019 dan Pembagian Grupnya

Seperti yang kami tuliskan tadi, berhubung MSC memang merupakan ajang paling bergengsi untuk esports MLBB, peserta MSC 2019 ini juga merupakan tim-tim terbaik dari berbagai penjuru Asia Tenggara. Ada 12 tim peserta yang akan memperebutkan total hadiah US$120 ribu (sekitar Rp 1,7 miliar).

Penentuan tim peserta yang berhak berlaga di sini ditentukan oleh 2 hal. Buat negara-negara yang sudah memiliki MPL (Mobile Legends: Bang Bang Professional League) seperti Indonesia, Malaysia-Singapura, Filipina, dan Myanmar, peserta MSC 2019 adalah Juara 1 dan Juara 2 dari MPL Season 3 di masing-masing negara.

Sedangkan buat negara-negara yang belum ada MPL nya (Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Laos), ada kualifikasi khusus untuk MSC 2019 namun negara-negara tersebut hanya berhak mengirimkan satu perwakilan tim saja.

Berikut ini adalah 12 peserta MSC 2019 beserta jalurnya masing-masing:

  • ArkAngel (Juara 1 MPL-PH Season 3)
  • Bren Esports (Juara 2 MPL-PH Season 3)
  • ONIC Esports (Juara 1 MPL-ID Season 3)
  • Louvre Esports (Juara 2 MPL-ID Season 3)
  • Geek Fam (Juara 1 MPL-MY/SG Season 3)
  • EVOS Esports (Juara 2 MPL-MY/SG Season 3)
  • Team Resolution (Juara 1 MPL-MM Season 2)
  • Burmese Ghouls (Juara 2 MPL-MM Season 2)
  • Team IDNS (dari kualifikasi Thailand)
  • Overclockers (dari kualifikasi Vietnam)
  • Diversity Helheim (dari kualifikasi Kamboja)
  • WAWA Gaming (dari kualifikasi Laos)

Dari 12 nama tadi, buat yang belum terlalu tahu soal sejarah peta kekuatan tim MLBB di Asia Tenggara, ada 3 tim peserta yang sebelumnya ikut serta meramaikan MSC 2018.

Pembagian Grup MSC 2019. Sumber: EGG Network.
Pembagian Grup MSC 2019. Sumber: EGG Network

Pertama, IDNS bisa dibilang tim terkuat MLBB dari Thailand dari tahun 2017. Mereka adalah juara pertama MSC saat digelar pertama kali di 2017. IDNS kembali bertarung di MSC 2018 namun sayangnya mereka tak meraih hasil maksimal kala itu.

Kedua, ada Bren Esports. Tim ini sebenarnya begitu mengerikan, baik di Filipina ataupun di Asia Tenggara. Inilah sang juara bertahan di MSC 2018. Saat itu, mereka (yang kala itu masih menggunakan nama Aether Main) tak terkalahkan di MSC 2018. Sayangnya, sepertinya mereka sedikit menurun performanya karena bahkan tak berhasil jadi juara di MPL-PH Season 3.

Tim terakhir yang juga pernah ikut serta di MSC 2018 adalah Burmese Ghouls dari Myanmar. Kala itu, tim Myanmar ini memang tak terlalu mendapatkan sorotan. Namun tahun kemarin memang belum ada MPL-MM. Jadi, bisa saja mereka belum punya banyak jam terbang di kompetisi tingkat profesional. Siapa tahu, tim ini dapat memberikan kejutan yang berarti di MSC 2019 ini nanti.

Satu lagi yang mungkin menarik untuk dibahas adalah nama EVOS Esports yang turut serta di MSC 2019. EVOS Esports yang berhak bertanding di MSC 2019 ini adalah EVOS Esports SG yang menjadi juara 2 di MPL MY-SG. Padahal, sebelumnya, EVOS Esports Indonesia yang beranggotakan JessNoLimit, Oura, dan kawan-kawannya turut meramaikan MSC 2018. Sayangnya, EVOS Esports tadi justru kalah di hari pertama Grand Final MPL-ID Season 3.

Akhirnya, buat para fans esports MLBB yang tidak bisa pergi ke Manila nanti, Anda tetap bisa menonton semua pertandingan MSC 2019 lewat live streaming di Facebook Fanpage Mobile Legends: Bang Bang. Sedangkan untuk informasi lebih lanjut tentang MSC 2019 dan pembelian tiketnya, Anda bisa mengunjungi laman resmi MSC 2019.

Apakah ONIC Esports masih bisa mendominasi ajang kompetitif MLBB jika lawan-lawannya adalah tim-tim terbaik se-Asia Tenggara (mengingat mereka memang begitu dominan di dunia persilatan MLBB Indonesia belakangan ini)?

Semoga Indonesia akhirnya bisa mengklaim sebagai jagoan terbaik untuk MLBB di Asia Tenggara setelah gagal meraih predikat tersebut 2 tahun berturut-turut…

Ini dia 20 Streamer Bintang Debutan Game.ly MLBB Rising Stars!

Game.ly MLBB Rising Stars telah menyelesaikan rangkaian kompetisi yang mereka selenggarakan. Setelah 41 hari saling menunjukkan kebolehan bermain MLBB di platform streaming Game.ly, akhirnya muncul 20 bintang dari kompetisi yang selesai 24 Februari 2019 kemarin.

Gelaran Game.ly MLBB Rising Stars merupakan usaha Game.ly dan Moonton, untuk menciptakan bintang baru di dunia hiburan Mobile Legends. Alasan penyelenggaraan MLBB Rising Stars waktu itu sempat diungkap Ryan Lymn, Vice President Game.ly, kepada senior editor Hybrid, Yabes Elia.

Dalam sebuah artikel wawancara, Ryan mengatakan keresahan yang ia miliki seputar hubungan antara game streamer dengan dukungan platform. Menurutnya banyak streamer amatir yang punya potensi, namun sayangnya tidak bisa atau belum mendapat dukungan dari platform streaming. Untuk itu Game.ly MLBB Rising Stars muncul sebagai solusi atas keresahan yang dirasakan Ryan tadi.

Sumber:
Sumber: gamely.com

Ternyata apa yang dirasakan Ryan benar adanya, acara ini berhasil menarik perhatian banyak streamer kecil yang punya mimpi besar. Salah satu kisah yang menarik untuk disimak adalah kisah perjuangan dari salah satu pemenang, Novi “NovKrissst” Kristina. Sosok yang satu ini bercerita, bahwa alasan ia mengikuti Game.ly MLBB Rising Stars ini sebenarnya sesederhana karena ia hobi bermain Mobile Legends.

Berpikir bisa mendapatkan sesuatu dari hobinya, Novi lalu mencoba peruntungan dalam kompetisi antar streamer yang dibesut Game.ly ini. Ketika mengikuti kompetisi, harapan Novi pun sebenarnya juga tidak muluk. Ia hanya ingin mencoba peruntungan lewat hal-hal baru dan berharap bisa menuai prestasi dari percobaan tersebut, agar dapat membanggakan orang tuanya.

Sumber:
Sumber: Instagram @gamelyofficial

“Menjadi sebuah kebanggan bagi kami bisa melihat begitu antusiasnya para gamers, sampai akhirnya MLBB Rising Stars dapat melahirkan bintang baru. Perjalanan karir mereka baru saja dimulai, yang tentu dengan berbagai rintangan di depan. Oleh karena itu Game.ly berkomitmen, bahu-membahu, membantu para pemenang menggeluti profesi ini.” ucap Noppy Angreani, Community Manager Moonton Indonesia.

“Berakhirnya kompetisi MLBB Rising Stars bukan berarti akhir dari perjuangan, melainkan sebuah awal karir dari para pemenang. Event ini telah menjadi bukti nyata bahwa talent bisa diciptakan, menjadi penanda lahirnya influencer baru di Game.ly. Kehadiran mereka diharapkan dapat memotivasi gamers lainnya untuk berani berkarya dan berprestasi dalam industri game streaming.” ungkap Ryan Lymn, Vice President Game.ly.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Game.ly dan Moonton akan bersama-sama mendukung serta membimbing perjalanan karir para pemenang MLBB Rising Stars. Para pemenang tersebut mendapatkan hadiah berupa kontrak eksklusif dengan Game.ly selama 1 tahun dan Moonton Indonesia selama 2 tahun.

Selamat bagi para pemenang! Semoga mimpi besar kalian untuk menjadi esports-preneur bisa tercapai dan mendapat karir yang cemerlang di ekosistem esports Indonesia.

Grand Final MPL ID S2 Buktikan Antusiasme Esports di Luar Ibu Kota

Hari Sabtu dan Minggu (18-19 November 2018) kemarin, Moonton menggelar babak Grand Final MPL ID Season 2 di JX International, Surabaya, Jawa Timur. Hasilnya, fans esports Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) pun membanjiri lokasi.

Pihak RevivalTV sebagai sang penyelenggaranya pun dibuat kewalahan karena jumlah dan antusiasmenya yang jauh di luar ekspektasi. Menurut RevivalTV, di hari pertama, kapasitas area yang digunakan untuk MPL mampu menampung sampai 1500 orang sedangkan penonton yang hadir jumlahnya sampai 2x kapasitas area tadi.

Karena itulah, di hari kedua, mereka terpaksa melebarkan area MPL agar muat lebih banyak pengunjung.

Kepadatan pengungjung yang memenuhi JX International, Surabaya.
Kepadatan pengunjung yang memenuhi JX International, Surabaya.

Irliansyah Wijanarko, Chief Growth Officer untuk RevivalTV, bercerita kenapa Surabaya menjadi tempat pemilihan Grand Final MPL ID S2 ini. “Kenapa di Surabaya? Karena, pertama, Surabaya menjadi kota ketiga yang punya pemain MLBB paling banyak se-Indonesia.

Kedua, kita (RevivalTV) juga mendapatkan permintaan dari Moonton untuk melebarkan sayap di luar Jakarta. Ketiga, MPL ini juga ingin dijadikan bukti bahwa ajang esports sekelas ini juga bisa diselenggarakan di luar Jakarta.

Harapannya, MPL ini dapat menjadi katalis untuk esports scene dalam negeri sehingga banyak mata yang terbuka dengan antusiasme di luar ibu kota sehingga lebih banyak lagi yang mau investasi di esports.”

Lalu bagaimana dengan Season 3?

Irli pun mengatakan bahwa Moonton ingin Season 3 nantinya bisa lebih luas lagi menjangkau lebih banyak kota.

Irliansyah Wijanarko saat presentasi di Press Conference MPL ID S2. Sumber: MLBB
Irliansyah Wijanarko saat presentasi di Press Conference MPL ID S2. Sumber: MLBB

Keinginan Moonton dan RevivalTV tadi memang layak untuk diacungi jempol. Pasalnya, meski esports bertumbuh pesat sekali tahun ini, ajang kompetitif berskala nasional yang memakan anggaran sampai miliaran Rupiah memang kebanyakan masih diadakan di ibu kota.

Sampai hari ini, memang hanya Garena yang cukup rajin mengadakan berbagai gelaran esports berskala nasional di luar Jakarta. Minggu depan, akan ada lagi gelaran esports, Ultimo Hombre, yang akan diorganisir oleh Supreme League di Surabaya; di Pakuwon Trade Center.

Semoga saja lebih banyak gelaran-gelaran esports besar lainnya yang akan diadakan di luar ibu kota agar semua fans esports di Indonesia bisa merasakan kemeriahan yang sama dengan yang tinggal di Jakarta.

onic landak

Bagaimana dengan MPL ID Season 3? Semoga saja keinginan untuk menyebarluaskan antusiasme esports di kota-kota lain selain Jakarta tadi bisa tercapai ya!

Telkomsel Gelar Liga Esports untuk Kelas Amatir, Mahasiswa, dan Profesional

Telkomsel nampaknya kian mantab bermain di industri gaming tanah air. Setelah sebelumnya merilis game Shellfire dan teken kontrak kerja sama dengan Singtel untuk garap pasar esports di Asia Tenggara, kemarin (17 Oktober 2018), resmi mengumumkan liga esports mereka sendiri.

Tak tanggung-tanggung ada 3 liga yang akan diusung oleh Telkomsel, lewat Dunia Games, yaitu Dunia Games League, Dunia Games Campus League, dan Dunia Games Pro League. Ketiga liga tersebut juga tergabung dalam rangkaian Indonesia Games Championship (IGC) 2019. Buat yang belum tahu, IGC sendiri merupakan gelaran kompetitif tahunan milik Dunia Games yang berawal dari tahun 2017.

Direktur Marketing Telkomsel Alistair Johnston mengatakan, “Menghadapi perkembangan industri esport di Indonesia, Dunia Games hadir untuk menjadi pendukung utama bagi industri ini melalui ajang Liga esport Dunia Games. Ajang ini kami hadirkan untuk memberikan wadah bagi pelanggan yang mencintai game dan esport serta sebagai salah satu upaya kami untuk membangun ekosistem digital entertainment lifestyle bagi masyarakat Indonesia.”

Dokumentasi: Telkomsel
Dokumentasi: Telkomsel

“Layanan game online akan memerlukan standar jaringan yang sangat bagus dengan kecepatan tinggi dan latensi yang rendah. Untuk itu kami selalu meningkatkan kualitas jaringan broadband 4G LTE untuk memastikan stabilitas layanan data sehingga para gamers dapat menikmati game online dengan nyaman. Hingga saat ini lebih dari 60 juta pengguna Telkomsel dari 90 juta pemain telah aktif yang bermain mobile games secara online di Indonesia,” tambah Alistair.

Baru ada 2 game yang akan dipertandingkan di liga ini. Dunia Games League akan mengusung Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) dari Moonton. Sedangkan untuk Dunia Games Campus League dan Dunia Games Pro League akan mengusung Free Fire rilisan Garena.

Dunia Games League tadi nantinya akan diadakan di 141 kota dan 13 tim terbaik akan diadu lagi di tingkat nasional untuk memperebutkan gelar juara yang rencananya akan digelar pada bulan Maret 2019 di Dunia Games Esports Stadium. Sedangkan registrasi liga ini sudah dibuka sejak awal Oktober 2018 dan akan mulai dipertandingkan mulai akhir Oktober 2018.

Dokumentasi: Telkomsel
Dokumentasi: Telkomsel

Untuk Dunia Games League, turnamen ini hanya untuk para pemain MLBB tingkat amatir. Jadi, mereka-mereka yang terdaftar sebagai tingkat pro di database Telksomel tidak akan diperbolehkan untuk turut bertarung. Bagi Anda yang tertarik untuk cari tahu lebih lanjut soal liga ini, silakan langsung mengunjungi situs resmi Dunia Games League.

Sedangkan Dunia Games Campus League akan berlangsung di 13 kampus se-Indonesia dan 12 tim terbaik akan bertanding kembali di babak grand final. 

Masa pendaftaran untuk liga ini dibuka pada akhir November 2018 dan masa registrasi untuk Dunia Games Pro League akan dimulai pada awal Januari 2019.

Liga ini menarik karena Telkomsel berhasil menggandeng 2 publisher game besar dalam satu wadah, yaitu Moonton dan Garena, yang juga bisa dibilang kompetitor – antara MLBB dan AoV. Namun hal ini juga bukan yang pertama kalinya mereka buat. IGC 2018 kemarin juga Telkomsel bahkan mempertandingkan 3 game MOBA mobile yang sebenarnya saling bersaing, yaitu MLBB, AoV, dan Vainglory.

IGC 2018. Sumber: Dunia Games
IGC 2018. Sumber: Dunia Games

Lalu kenapa Free Fire yang dipilih jadi liga profesionalnya Dunia Games? Kenapa tidak Shellfire? Menurut pihak Telkomsel,  ada kriteria dari jumlah pemain per hari sebelum sebuah game bisa menjadi esports. Sedangkan Shellfire masih belum mencapai angka tersebut.

Dari sisi Garena, AoV memang sudah punya liga profesional (ASL) yang digarap langsung oleh Garena. Sedangkan Free Fire memang sebelumnya belum ada liga profesionalnya.