Panasonic Lumix BGH1 Mendapat Restu untuk Produksi Film Netflix Original

Pada bulan Oktober lalu Panasonic memperkenalkan kamera video dengan desain modular kotak, bernama Lumix DC-BGH1. Kamera ini mengemas sensor Micro Four Thirds (MFT) Live MOS 10,2MP, dengan teknologi Dual Native ISO, dan prosesor gambar Venus Engine.

Sekarang Lumix DC-BGH1 sudah mendapat restu dari Netflix dan bisa digunakan sebagai kamera utama untuk pembuatan film Netflix Original. Lumix BGH1 pun menjadi kamera dengan sensor Micro Four Thirds pertama dan satu-satunya yang disetujui oleh Netflix.

Netflix 1

Menurut standar Netflix, film Netflix Original harus direkam setidaknya 90% menggunakan salah satu kamera yang disetujui. Daftar ini mencakup kamera cinema mahal seperti ARRI Alexa LF, Canon C700, RED Komodo 6K, dan Sony FX9.

Untuk kamera kelas prosumer, sebelumnya juga sudah ada Panasonic Lumix SH1. Kamera mirrorless full frame yang dibanderol sekitar Rp60 juta untuk body only ini menjadi opsi terjangkau untuk pembuatan film Netflix Original. Namun Lumix DC-BGH1 lebih terjangkau lagi, harganya setengah dari Lumix SH1 yaitu US$1.999 atau sekitar Rp28 jutaan.

BGH1_Netflix

Pengaturan video yang disarankan oleh Netflix saat menggunakan Lumix DC-BGH1 ialah merekam dalam codec 4:2:2 10-bit All-i 400Mb/s, menggunakan V-Log L, dengan resolusi 4096×2160 piksel atau 3840×2160 piksel dalam format mov. Lumix DC-BGH1 juga disertifikasi untuk pengambilan gambar anamorphic di Academy Ratio 4:3.

Sumber: DPreview

Netflix Rela Berutang Miliaran Dolar Demi Terus Menambah Katalog Konten Orisinalnya

Beberapa hari terakhir ini media sosial saya dibanjiri post seputar “The Night Comes for Us”. Bagi yang tidak tahu, film yang penuh adegan berdarah-darah ini populer karena sederet nama besar yang membintanginya; mulai dari Joe Taslim sebagai pemeran utamanya, Iko Uwais, Julie Estelle sampai Dian Sastrowardoyo.

Namun daya tarik lain yang lebih penting menurut saya adalah fakta bahwa ini merupakan film Indonesia pertama yang masuk jajaran “Netflix Original”. Netflix Original pada dasarnya merupakan kumpulan film dan serial yang diproduksi oleh Netflix dan ditayangkan secara eksklusif melalui layanan streaming tersebut.

Katalog konten orisinal Netflix saat ini sudah sangat besar. Ini dikarenakan Netflix tidak segan untuk ‘bakar duit’ demi menawarkan sesuatu yang berbeda dari kompetitor, yang pada akhirnya diharapkan bisa mendatangkan lebih banyak pelanggan – di kuartal ketiga tahun ini, Netflix berhasil menggaet 7 juta pelanggan baru.

The Night Comes for Us

Pertanyaannya, dari mana Netflix mendapatkan uang sebanyak itu? Tidak mungkin hanya dari pendapatannya, bukan? Benar sekali. Netflix rupanya rela berutang demi merealisasikan lebih banyak konten orisinal. Besaran utangnya tidak main-main; baru-baru ini, Netflix berencana untuk menggalang dana (baca: berutang) senilai $2 miliar guna menambah amunisi kontennya.

Menurut Variety, ini adalah keenam kalinya dalam empat tahun Netflix menggalang pendanaan di atas $1 miliar. Per 30 September kemarin, total utang jangka panjang Netflix mencapai angka $8,34 miliar. Netflix sungguh tidak main-main soal investasi konten orisinal mengingat jumlah layanan pesaing yang berpotensi mengusik dominasinya bakal bertambah banyak, salah satunya dari Disney.

Kepada para investornya, Netflix bilang bahwa teknik ‘bakar duit’ ini masih akan terus mereka lancarkan paling tidak sampai setahun lagi. Bagi kita sebagai konsumen, ini berarti tontonan eksklusif yang menanti kita di Netflix masih banyak, termasuk karya-karya sineas lokal seperti The Night Comes for Us itu tadi.

Sumber: Variety via TechCrunch.