Nikon Z 7II dan Z 6II Diluncurkan, Bawa Prosesor Sekaligus Slot Memory Card Ganda

Menyusul kesuksesan Nikon Z 7 dan Z 6 dua tahun silam, Nikon pun memperkenalkan penerusnya, yakni Nikon Z 7II dan Z 6II. Label “II” pada namanya mengindikasikan pembaruan yang iteratif, dan ini juga pertama kalinya Nikon memakai model penamaan seperti itu pada lini kamera digitalnya.

Sebagian besar fitur maupun spesifikasi yang ditawarkan tidak berubah sedikit pun. Nikon bahkan tidak mengutak-atik desainnya, yang berarti kalau Anda senang dengan ergonomi Z 7 dan Z 6 sebelumnya, sudah pasti Z 7II dan Z 6II bakal terasa nyaman di tangan Anda. Sensor full-frame yang digunakan pun juga masih sama; Z 7II dengan resolusi 45,7 megapixel, Z 6II dengan 24,5 megapixel.

Yang berubah cukup drastis adalah performanya. Itu dikarenakan Nikon sudah menyematkan satu prosesor Expeed 6 ekstra. Ya, baik Z 7II maupun Z 6II sama-sama mengemas dua buah prosesor, dan itu pada akhirnya mampu mendongkrak kemampuan burst shooting Z 7II menjadi 10 fps dan Z 6II menjadi 14 fps.

Bukan cuma itu, kinerja autofocus kedua kamera pun juga diklaim lebih baik daripada masing-masing pendahulunya, baik untuk urusan tracking maupun untuk mengunci fokus di kondisi minim cahaya. Pada Z 7II dan Z 6II, fitur eye/face detection dapat digunakan selagi dalam mode AF wide-area maupun ketika merekam video.

Keberadaan prosesor kedua juga memungkinkan Z 7II dan Z 6II untuk merekam video dalam resolusi maksimum 4K 60 fps setelah sebelumnya cuma terbatas di 30 fps. Satu hal yang mungkin perlu dicatat adalah, opsi 4K 60 fps ini akan tersedia di Z 7II secara langsung, sedangkan di Z 6II baru menyusul di bulan Februari 2021 melalui sebuah firmware update.

Lalu mungkin pembaruan yang paling dinanti-nanti oleh konsumen Z 7 dan Z 6 adalah slot SD card ekstra. Jadi selain slot untuk kartu XQD/CFexpress Type B, Z 7II dan Z 6II turut mengemas slot SD card yang kompatibel dengan kartu tipe UHS-II. Penambahan ini pastinya bakal membuat kedua kamera jadi lebih fleksibel dalam mengakomodasi workflow masing-masing penggunanya.

Perubahan lain yang tidak kalah bermanfaat adalah, Z 7II dan Z 6II dapat beroperasi dengan mengandalkan suplai tenaga eksternal, dengan catatan ia terhubung via kabel USB-C ke USB-C. Kedengarannya sepele memang, tapi fitur ini jelas sangat berguna terutama buat yang sering mengambil video time-lapse.

Rencananya, Nikon Z 7II akan dipasarkan mulai bulan Desember dengan harga $3.000 (body only), atau $3.600 bersama lensa 24-70mm f/4, jauh lebih terjangkau daripada harga pendahulunya saat diluncurkan pertama kali. Nikon Z 6II di sisi lain akan hadir lebih awal pada bulan November dengan banderol $2.000 (body only), atau $2.600 bersama lensa 24-70mm f/4.


Sumber: DPReview.

Mengenal Sistem Full Frame Nikon Z dan Dua Lensa Nikkor Z Series Terbarunya

Saat Nikon merilis kamera full frame pertama mereka di Indonesia, yakni Nikon Z 6 dan Z 7 pada bulan Oktober 2018 – sudah ada tiga lensa yang tersedia. Meliputi NIKKOR Z 24-70 mm f/4 S, NIKKOR Z 35 mm f/1.8 S, dan NIKKOR Z 50 mm f/1.8 S.

Kini Nikon Indonesia telah meluncurkan dua lensa Nikon Z series, yaitu NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S dan lensa ultra-wide-angle zoom NIKKOR Z 14-30mm f/4 S. Sebelum lanjut bahas kedua lensa tersebut, mari cari tahu dulu kelebihan dari mount Nikon Z.

Mount Full Frame dengan Diameter Terbesar

Nikon Z bukan sekedar produk baru, tetapi merupakan sistem baru dengan mount baru. Nah diferensiasi dengan mount full frame dari para kompetitornya ialah ukuran diameter dari mount tersebut.

Sony dengan E-mount memiliki diameter 46 mm, Leica dengan L-mount yang juga digunakan oleh Panasonic punya diameter 51,6 mm, Canon dengan RF-mount hadir dengan diameter 54 mm, dan Nikon dengan Z-mount membanggakan diri dengan diameter mount paling besar; 55 mm.

Fotografi sangat erat hubungannya dengan cahaya, diameter mount yang besar ialah salah satu cara untuk memanfaatkan cahaya. Ketika cahaya masuk dari lensa, cahaya akan melewati mount sebelum mencapai sensor.

Ketika ukuran mount terlalu kecil, maka terpaksa cahaya harus dibelokkan. Lalu, bila mount lensanya besar maka cahaya akan masuk tanpa ada halangan. Menurut Nikon, hal tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas foto yang dihasilkan.

Selain itu, dengan ukuran diameter lebih besar memungkinkan para desainer lensa lebih fleksibel membuat lensa dengan aperture yang sangat besar. Sebagai contoh lensa NIKKOR Z 58 mm f/0.95 S Noct yang rencananya akan tersedia pada tahun 2019 ini.

Sistem Nikon Z ini memiliki flange focal distance yang cukup pendek, hanya 16 mm sehingga sangat fleksibel untuk dipasangkan dengan lensa apapun. Sistem Z sangat penting bagi Nikon, karena inilah sistem sekarang dan masa depan mereka.

Roadmap Lensa S-Line

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dua lensa yang baru saja dirilis ini termasuk dalam jajaran keluarga S-Line, yakni lensa seri high-end untuk Nikon Z series. Jadi, bila lensa tersebut sudah ada logo S-Line – artinya sudah mengadopsi semua teknologi high-end Nikon berikut ini.

  • Extra-low Dispersion (ED)
  • Aspherical (AS) Glass Elements
  • Nano Crystal Coat (N)
  • Fluorine (FL)

Saat ini sudah ada lima lensa Nikon Z dan akan lebih banyak lagi lensa yang dirilis pada tahun 2019 dan 2020. Tahun ini rencananya masih ada empat lensa lagi, yaitu NIKKOR Z 58 mm f/0.95 S Noct, 20 mm f/1.8 S, 85 mm f/1.8 S, dan 70-200 f/2.8 S. Lalu, ada tiga yang dijadwalkan hadir pada tahun depan yaitu 14-24 mm f/2.8 S, 24 mm f/1.8 S, dan 50 mm f/1.2 S.

Lensa NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Pada kamera Nikon Z series, lensa NIKKOR Z 24-70 mm dengan aperture f/4 sudah menawarkan performa yang cukup mengesankan. Kehadiran lensa NIKKOR Z 24-70mm dengan aperture maksimum f/2.8 konstan untuk seluruh tingkatan zoom yang dipakai, menjadikannya lensa zoom serbaguna yang amat powerful dan menawarkan fungsionalitas tinggi.

Meski begitu, saya tidak menyangka bahwa ukuran lensa ini cukup ringkas dan beratnya hanya sekitar 805 gram. Desainnya juga tampil cukup ‘clean‘, berbeda dengan lensa-lensa DSLR Nikon yang biasanya terlihat cukup ramai.

Untuk memenuhi kebutuhan para videografer, lensa ini dilengkapi dengan Manual Ring terdedikasi sehingga transisi fokus berlangsung secara mulus dan Control Ring tambahan yang bisa disesuaikan.

Lalu, ada panel OLED yang mampu menyuguhkan informasi dengan cepat, seperti nilai aperture, lebar fokus, kedalaman, maupun setingan kamera yang lain tanpa perlu menengok ke viewfinder. Kini hadir pula tombol L-Fn (lens function) untuk membantu mengontrol kamera dengan cepat.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain memiliki aperture yang lebih besar, yang membedakan dengan NIKKOR Z 24-70 mm f/4 S ialah teknologi multi-focusing yang mampu memangkas timbulnya lanturan-lanturan pada foto saat digunakan untuk membidik dalam jarak dekat, membantu mengisolasi subyek foto secara spesifik sekaligus mampu mempertahankan detil foto yang begitu kaya.

Meskipun dalam kondisi yang silau oleh cahaya matahari di latar belakang, pengambilan foto tetap bisa dilakukan dengan mudah. Teknologi anti refleksi Nano Crystal Coat dan ARNEO Coat yang tersemat menekan timbulnya reflektan yang seminimal mungkin saat ada cahaya yang masuk ke dalam frame secara tiba-tiba.

Lensa NIKKOR Z 14-30mm f/4 S

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke NIKKOR Z 14-30mm f/4 S, lensa ultra-wide-angle zoom ini juga hadir dengan ukuran yang cukup ringkas dan bisa langsung dipasangkan dengan filter berdiameter 82 mm tanpa perlu pakai adaptor dan jarak fokus minimumnya 25 mm.

Untuk menekan distorsi, lensa ini dilengkapi 4 Aspherical Lens Element dan Nano Crystal Coat untuk menghalau efek ghosting dan flare. Total ada 14 elemen lensa di 9 grup. Berkat diameter mount Z yang besar, ketajaman dan detail dari tengah gambar sampai ke pinggir dipastikan rata.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Body lensa ini juga sudah dust dan drip resistant dan memiliki desain yang ringkas, menjadikannya sangat praktis untuk dibawa dan digunakan kemanapun untuk kebutuhan fotografi landscape maupun cityscape. Di body-nya hanya terdapat satu cincin, disebut Control Ring dan yang bisa disesuaikan. Secara default fungsinya ialah untuk manual focus, tetapi dapat diganti untuk aperture control atau exposure compensation.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Harga dan Ketersediaan

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Lensa NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S ditujukan untuk para professional dan advance amateur, baik untuk keperluan fotografi maupun videografi. Lensa ini dibanderol Rp31.999.000 dan mulai tersedia pada tanggal 4 Mei 2019.

Sementara, target audiens lensa NIKKOR Z 14-30mm f/4 S ialah advance amateur. Lensa ini dibanderol lebih terjangkau yaitu Rp19.999.000 dan tersedia mulai 4 Mei 2019.

Bagi para pemilik Nikon Z series, Nikon Indonesia juga mengumumkan program yang disebut ‘Privilege Membership Z Club’- di sini Anda akan mendapatkan penawaran spesial dan banyak lagi.

Kesan awal mencoba Nikon Z series ini adalah ternyata merupakan sistem full frame yang cukup compact. Soal teknologi kamera dan lensa-lensanya juga tak kalah canggih dengan para kompetitornya. Nikon bergerak dengan sangat hati-hati, tetapi pasti. Di ranah full frame ini, Sony memang sudah cukup matang, Panasonic secara mengejutkan bergerak cepat, sementara Canon masih terlihat menahan diri.

Susul Canon EOS R, Kamera Mirrorless Full Frame Nikon Z 7 dan Z 6 Hadir di Indonesia

Saat ini Sony merupakan pemimpin pasar di segmen kamera mirrorless full frame dengan lensa native (FE) berjumlah 30. Sony jelas sangat ‘matang’, mereka telah mengembangkan format ini sejak tahun 2013 – namun persaingan sesungguhnya baru akan dimulai.

Bila sebelumnya tercatat hanya ada nama Sony dan Leica, kini sudah bergabung pula Canon dengan EOS R-nya, serta Nikon dengan Z6 dan Z7 yang baru saja tiba di Indonesia. Sony jelas harus khawatir, karena keduanya diciptakan untuk menggantikan lini DSLR mereka.

Belum lagi, Panasonic yang telah memastikan sedang mengerjakan dua mirrorless full frame Lumix S1R dan S1. Sementara, Fujifilm belum tertarik mengembangkan mirrorless full-frame dan memilih loncat ke mirrorless dengan medium format.

Nikon Z Series

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Seperti Sony Alpha A7 series dan Canon EOS R, Nikon Z series juga menarget kalangan profesional. Nikon Z 6 dan Z 7 menggunakan format baru, Nikon FX full frame dengan mount Nikon Z yang berdiameter lebih lebar yakni 55 mm.

Sebagai informasi, Sony E-mount memiliki diameter 46 mm dan Canon RF 54 mm. Singkatnya, ukuran mount yang lebih lebar ini membuka kemungkinan baru dalam merancang lensa yang berkualitas tinggi dengan aperture yang sangat besar, misalnya Nikkor Z 58mm f/0.95 S Noct yang rencananya dirilis pada tahun 2019.

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Saat ini, Nikon Z series baru hadir dalam tiga pilihan lensa saja, yaitu NIKKOR Z 24-70mm f/4 S, NIKKOR Z 35mm f/1.8 S, dan NIKKOR Z 50mm f/1.8 S.

Nikon Z 7 

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Nikon Z 7 mengusung sensor tipe CMOS ukuran full frame, resolusinya 45,7-megapixel dengan prosesor Expeed 6. Memiliki rentang sensitivitas standar ISO 64–25600, 493 titik fokus, 5 stop 5-axis image stabilization, dan kecepatan memotret beruntun pada 9 fps.

Nikon Z7
Foto: Nikon.co.id

Layar sentuh 3,2 inci resolusinya 2,1 juta dot dengan mekanisme titling. Di atas layar, terdapat electronic viewfinder yang menggunakan panel OLED resolusi 3,7 juta dot dengan magnification 0,8×.

Untuk perekaman videonya, Nikon Z 7 mampu merekam video 4K UHD (3840 × 2160) pada 30 fps yang mendukung PDAF dan IS di sensor. Serta, video Full HD hingga 120 fps.

Soal harga, untuk Z7 body only dibanderol Rp56.499.000 dan Rp63.499.000 dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S. Sementara, untuk paket dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S dan mount adapter Nikon FTZ harganya Rp66.499.000.

Nikon Z 6

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Nikon Z 6 memang mengusung resolusi yang lebih kecil yakni 24,5-megapixel, tetapi itu membuatnya lebih superior soal video. Di mana mampu merekam video 4K 30 fps yang oversampled (memakai penampang sensor secara menyeluruh), sehingga terlihat lebih tajam saat resolusinya diturunkan menjadi 4K.

Nikon Z6 mrmiliki rentang sensitivitas standar ISO 100–51200, 273 titik fokus, 5 stop 5-axis image stabilization, dan kecepatan continuous shooting 12 fps.

Nikon Z6
Foto: Nikon.co.id

Harga Nikon Z6 untuk body only dibanderol Rp35.499.000 dengan dengan mount adapter Nikon FTZ dan Rp42.499.000 dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4, serta Rp45.499.000 untuk paket komplet dengan lensa NIKKOR Z 24-70mm F/4 S dan mount adapter Nikon FTZ.

Nikon Z 7 dan Z 6 Siap Mengusik Dominasi Sony di Pasar Mirrorless Full-Frame

Yang ditunggu-tunggu sejak lama akhirnya datang juga. Nikon telah memperkenalkan secara resmi kamera mirrorless full-frame pertamanya. Sesuai rumor sebelumnya, ada dua kamera sekaligus yang dihadirkan, yaitu Nikon Z 7 dan Nikon Z 6.

Keduanya memiliki dimensi beserta wujud fisik yang identik. Perbedaannya hanya di bagian dalam: meski sama-sama bersensor full-frame, resolusinya berbeda, Z 7 mengemas 45,7 megapixel, sedangkan Z 6 ‘cuma’ 24,5 megapixel. Pendekatannya kurang lebih mirip seperti yang Sony ambil dengan seri a7 dan a7R.

Nikon Z 7 / Nikon
Nikon Z 7 / Nikon

Z 7 sebagai model flagship mewarisi banyak fitur salah satu DSLR terunggul Nikon saat ini, D850. Sensor masif dengan ISO 64 – 25600 tersebut datang bersama performa yang sangat mumpuni. Utamanya adalah sistem hybrid autofocus 493 titik yang mencakup 90% bentang horizontal dan vertikal, dan burst shooting dalam kecepatan 9 fps.

Urusan video, Z 7 siap merekam dalam resolusi 4K 30 fps langsung di memory card, atau dengan bantuan external recorder via HDMI jika memerlukan bitrate yang lebih tinggi lagi. Uniknya, Z 6 justru bisa dibilang lebih superior soal video ketimbang Z 7.

Ini dikarenakan resolusi sensornya yang lebih kecil, sehingga Z 6 dapat merekam video yang oversampled (karena memakai penampang sensor secara menyeluruh), yang akhirnya bisa kelihatan lebih tajam ketika resolusinya diturunkan menjadi 4K. Untuk Z 7, kualitas yang sama hanya bisa didapatkan kalau merekam dalam format Super 35. Kasusnya sama seperti Sony a7 III dan a7R III, di mana a7 III yang resolusi sensornya lebih kecil justru lebih bagus hasil rekaman videonya.

Nikon Z 7 / Nikon
Nikon Z 7 / Nikon

Z 6 rupanya juga lebih sensitif terhadap cahaya, dengan rentang ISO 100 – 51200. Sistem hybrid autofocus-nya tidak secanggih Z 7 dengan 273 titik saja, akan tetapi kemampuan menjepret tanpa hentinya berada di kecepatan 12 fps (lebih ngebut karena resolusi yang lebih kecil tentu saja).

Untuk pertama kalinya, Nikon juga menerapkan sistem image stabilization 5-axis di dalam kamera, baik untuk Z 7 maupun Z 6. Sistem ini juga dapat dipadukan dengan image stabilization bawaan deretan lensa Nikon yang mengusung label “VR” (Vibration Reduction).

Bicara soal lensa, Z 7 dan Z 6 menggunakan dudukan baru bernama Z-mount. Diameter dudukannya ini mencapai 55 mm – terbesar di kelas mirrorless full-frame – memungkinkan akomodasi terhadap lensa dengan aperture yang sangat besar, hingga sebesar f/0.95.

Nikon Z 6 / Nikon
Nikon Z 6 / Nikon

Kedua kamera sama-sama menggunakan sasis magnesium yang tahan terhadap cuaca ekstrem, lagi-lagi sama seperti Nikon D850. Berhubung ini mirrorless, jendela bidiknya sudah menganut model elektronik, akan tetapi resolusinya sangat tinggi di angka 3,6 juta dot, dengan tingkat perbesaran 0,8x.

Di bawah viewfinder tersebut ada layar sentuh 3,2 inci beresolusi 2,1 juta dot yang bisa di-tilt. Di panel atas, terdapat layar OLED kecil untuk menampilkan sejumlah parameter kamera. Seperti yang bisa kita lihat, hand grip-nya pun juga sangat gemuk sehingga pasti nyaman sekali untuk digenggam.

Konektivitas Wi-Fi sudah pasti tersedia, demikian pula Bluetooth, yang mewujudkan sistem Nikon SnapBridge yang inovatif. Satu hal yang menurut saya kurang adalah, baterainya kecil, dengan klaim daya tahan hingga 330 jepretan saja.

Nikon Z 6 / Nikon
Nikon Z 6 / Nikon

Secara keseluruhan, bisa kita lihat kalau Nikon tidak mau mengulangi kesalahannya dengan ‘almarhum’ Nikon 1, yang terkesan setengah-setengah dalam menghadapi persaingan di pasar mirrorless. Kedua kamera baru ini siap mengusik dominasi lini Sony a7 dan a7R, yang selama ini memang tidak mempunyai lawan sepadan.

Soal harga, Nikon Z 7 dibanderol $3.400 untuk bodinya saja saat dipasarkan mulai 27 September mendatang, atau $4.000 bersama lensa Nikkor Z 24–70mm f/4 S. Nikon Z 6 baru akan menyusul di akhir bulan November. Harganya jauh lebih bersahabat: $2.000 body only, atau $2.600 dengan lensa 24–70mm yang sama.

Sumber: DPReview 1, 2.