Olympus Ramaikan Pasar Action Cam dengan Stylus Tough TG-Tracker

Pabrikan kamera mirrorless ternama, Olympus, baru-baru ini meluncurkan produk perdananya yang bakal bersaing di ranah kekuasaan GoPro. Action cam besutan Olympus ini cukup istimewa karena benar-benar dirancang secara spesifik untuk menemani beragam aktivitas outdoor.

Bernama lengkap Olympus Stylus Tough TG-Tracker, fisiknya terlihat kokoh ala lini Olympus Tough lainnya. Bodinya tahan air hingga kedalaman 30 meter, tahan benturan dari ketinggian 2,1 meter, tahan beku hingga –10º C dan crushproof hingga tekanan 100 kg, semuanya tanpa mengandalkan casing tambahan.

Di balik lensa f/2.0 dengan sudut pandang 204º bernaung sensor CMOS 1/2,3 inci beresolusi 8 megapixel. Video dapat ia tangkap dalam resolusi 4K 30 fps, tidak kalah dari Xiaomi Yi 2. Mendampingi sensor tersebut adalah chip pengolah gambar TruePic VII yang sudah sangat terbukti keandalannya melalui lini kamera mirrorless Olympus OM-D serta sistem image stabilization elektronik 5-axis.

Panel belakang Olympus Stylus Tough TG-Tracker dihuni LCD 1,5 inci yang bisa ditarik ke samping / Olympus
Panel belakang Olympus Stylus Tough TG-Tracker dihuni LCD 1,5 inci yang bisa ditarik ke samping / Olympus

Akan tetapi kualitas gambar baru sebagian cerita dari TG-Tracker. Dari namanya saja sudah kelihatan kalau kamera ini menyimpan fungsi tracking. Benar saja, TG-Tracker telah dibekali GPS, sensor tekanan barometrik, sensor suhu, e.Compass dan accelerometer. Beraneka data yang dikumpulkan ini bisa langsung disematkan ke video yang direkam.

Soal pengoperasian, panel belakang TG-Tracker dihuni oleh LCD 1,5 inci yang bisa ditarik ke samping ala camcorder. Di bawah lensanya juga terdapat lampu LED dengan tingkat kecerahan 60 lumen yang bisa dimanfaatkan sebagai senter saat pengguna tengah bertualang di dalam kegelapan.

Selain menyeimbangkan genggaman, aksesori pistol grip ini juga bisa dijadikan tongsis / Olympus
Selain menyeimbangkan genggaman, aksesori pistol grip ini juga bisa dijadikan tongsis / Olympus

Tidak ketinggalan juga sebuah aksesori berupa pistol grip yang termasuk dalam paket penjualan. Aksesori ini tentunya akan membantu pengguna menggenggam kamera dengan lebih stabil, plus posisinya bisa diubah-ubah untuk berbagai kebutuhan, termasuk untuk mengambil selfie. Setelahnya, pengguna tinggal memindah gambar atau video yang diambil ke smartphone via Wi-Fi.

Olympus Stylus Tough TG-Tracker rencananya bakal dipasarkan mulai Juni mendatang seharga $350. Ia bakal ditawarkan dalam dua pilihan warna, yaitu hijau dan hitam.

Sumber: DPReview.

Olympus Coba Hidupkan Kembali Sejarah Mereka Lewat PEN-F

Entah kenapa kamera dengan desain yang retro tampak begitu manis di mata. Padahal seandainya ada smartphone yang desainnya terinspirasi ponsel lawas, saya kira penampilannya belum tentu menarik, malah bisa jadi kelihatan jelek.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, pabrikan kamera memang sedang gencar-gencarnya menerapkan konsep desain retro pada produk-produk terbarunya. Kendati demikian, apa yang dilakukan Olympus baru-baru ini bisa dibilang sangatlah tidak umum. Mereka mencoba menghidupkan kembali salah satu kamera analognya di era 1960-an.

Kamera tersebut adalah Olympus PEN-F. Namanya sama persis seperti yang mereka rilis di tahun 60-an tersebut, dan desainnya pun juga sangat mirip, sanggup mengelabui orang-orang sampai mereka mengira bahwa ini merupakan kamera lawas.

Olympus PEN-F

Namun tentunya kesamaan PEN-F baru dengan versi lamanya ini hanya terbatas pada desainnya saja. Fitur dan teknologi yang disematkan sangat-sangat 2016. Salah satunya adalah sensor Micro Four Thirds 20 megapixel yang dibarengi oleh sistem image stabilization 5-axis. Perpaduan ini bisa dipastikan akan sangat membantu menghasilkan gambar berkualitas di kondisi minim cahaya.

Olympus pun turut membekali PEN-F dengan kemampuan pemotretan “Hi-Res” seperti yang diperkenalkan OM-D E-M5 Mark II tahun lalu. Pada dasarnya fitur ini akan memotret sejumlah gambar dan mengolahnya menjadi satu gambar beresolusi 50 megapixel ketika kamera ditempatkan di atas tripod.

Untuk urusan video, yang mendambakan opsi perekaman 4K mungkin akan sedikit kecewa – PEN-F hanya bisa merekam dalam resolusi maksimum 1080p. Namun paling tidak kamera ini sangat cekatan dalam membekukan aksi-aksi super-cepat berkat shutter speed maksimumnya yang bisa mencapai angka 1/8.000 detik.

Olympus PEN-F

Kembali bicara soal fisik, panel atas PEN-F dipenuhi oleh sederet kenop berbahan logam. Yang cukup menarik adalah sebuah kenop yang terletak di depan, di sisi kanan lensa. Kenop ini akan memberikan akses cepat ke sejumlah mode pemotretan kreatif seperti black and white maupun filter lainnya ala Instagram.

Di belakang, Anda akan disambut oleh layar sentuh 3 inci yang dapat diputar-putar sedemikian rupa. Layar ini turut ditemani oleh sebuah viewfinder elektronik yang mengemas panel OLED beresolusi tinggi.

Olympus PEN-F

Secara keseluruhan, apalagi jika menimbang dari segi fitur dan performa, PEN-F ini sangat mirip seperti kamera mirrorless unggulan Olympus, yakni OM-D E-M1. Harganya pun juga mirip ketika siap dipasarkan pada bulan Maret mendatang, yakni $1.200 body only – ia kompatibel dengan semua lensa Micro Four Thirds besutan Olympus, Panasonic maupun pabrikan-pabrikan lainnya.

Satu-satunya perbedaan paling menonjol adalah, bodi PEN-F tidak weatherproof. Pun begitu, desainnya yang kelewat retro pasti bisa menjadi nilai plus tersendiri.

Sumber: Engadget dan Olympus.

Olympus Hadirkan OM-D E-M10 Mark II, Kini Dilengkapi 5-Axis Image Stabilization

Sebagai salah satu pelopor lahirnya tren kamera mirrorless, Olympus rupanya bergerak cepat di tahun 2015 ini. Awal bulan Februari kemarin, mereka memperkenalkan sekuel Olympus OM-D E-M5. Kali ini, giliran adik kecilnya yang mendapatkan pembaruan, yakni Olympus OM-D E-M10 Mark II. Continue reading Olympus Hadirkan OM-D E-M10 Mark II, Kini Dilengkapi 5-Axis Image Stabilization

5 Kamera Mirrorless Terbaik yang Bisa Anda Beli Saat Ini (Updated)

Minggu kemarin, saya sudah merangkum 5 kamera mirrorless pilihan dengan harga di bawah Rp 10 juta. Kali ini, saya akan mencantumkan kamera-kamera mirrorless paling top yang sudah atau belum lama dipasarkan. Kamera-kamera ini tidak cuma dibekali fitur yang lebih lengkap, tetapi juga kinerja yang amat mumpuni.

Dari sekian banyak kamera mirrorless, tidak banyak yang pantas disejajarkan dengan kamera DSLR kelas atas, yang umumnya berharga puluhan juta rupiah. Namun demikian, kamera-kamera yang termasuk dalam daftar ini – yang juga berharga puluhan juta rupiah – terbukti sanggup mendampingi kebutuhan para profesional di masing-masing bidangnya.

Tanpa perlu berpanjang-panjang lagi, mari kita mulai membahas satu per satu dari 5 kamera mirrorless terbaik yang bisa Anda beli saat ini.

1. Fujifilm X-T1

fujifilm-x-t1

Dikenal, dilupakan, lalu kembali dipuja-puja, itulah Fujifilm. Kalau Anda bertanya, “Apa kamera mirrorless terbaik saat ini?” Sebagian besar mungkin akan menjawab Fujifilm X-T1. Sensor X-Trans APS-C beresolusi 16,3 megapixel-nya sanggup mereproduksi gambar yang tak cuma tajam, tapi juga kaya warna sekaligus akurat. Dalam kondisi remang-remang, noise juga hampir tak mengganggu hasil foto.

Performanya pun sangat mantap. Electronic viewfinder-nya adalah salah satu yang terasa paling lapang dan ber-refresh rate tinggi. Burst rate-nya mencapai 8 fps, dengan ukuran buffer yang cukup besar. Melalui update firmware terbaru, sistem autofocus-nya kini semakin beringas, baik dalam menangkap fokus objek diam maupun bergerak.

Info menarik: Fujifilm Luncurkan X-A2, Kamera Mirrorless Khusus Selfie Pertamanya

Semua itu turut didukung oleh desain retro yang sangat anggun sekaligus kokoh. Bodinya yang weather resistant dilengkapi dengan seabrek dial dan tombol layaknya kamera analog, sedangkan LCD 3 incinya memiliki resolusi 1,04 juta dot dan bisa di-tilt.

Kalau saya diminta untuk memberikan kritik, ada dua yang harus saya sampaikan: 1) kualitas rekaman video 1080p-nya bukan yang terbaik, dan 2) saya mendambakan LCD-nya dilengkapi panel sentuh. Terlepas dari itu, Fujifilm X-T1 masih merupakan salah satu kamera mirrorless terbaik. Anda bisa memperolehnya seharga Rp 15.999.000 (body only), atau Rp 20.999.000 termasuk lensa 18–55mm f/2.8–4.

2. Olympus OM-D E-M1

olympus-om-d-e-m1

Berdesain cantik dan ringkas, bodi E-M1 juga tahan terhadap cuaca ekstrem seperti Fuji sebelumnya. Kamera ini merupakan kamera andalan Olympus, dengan sensor Micro Four Thirds 16,3 megapixel. Ukuran sensor ini boleh lebih kecil dari APS-C, tapi hasil fotonya di ISO 3.200 pun masih layak untuk dicetak.

Di belakangnya, terdapat layar sentuh 3 inci beresolusi 1,04 juta dot dan EVF. Berdasarkan pengalaman saya mencobanya tahun lalu, handling kamera ini adalah satu yang terbaik dari sekian banyak kamera mirrorless. Kecepatan autofocus-nya pun tidak tertandingi – selain oleh Panasonic – dan burst rate-nya mencapai 10 fps, dengan buffer yang juga besar.

Info menarik: Olympus Luncurkan Sekuel OM-D E-M5 dengan Kemampuan Memotret 40 Megapixel

Soal video, meski cuma beresolusi 1080p, hasil rekamannya tetap apik ditonton di layar besar. Namun yang menjadi sorotan utama dari E-M1 adalah sistem image stabilization 5-axis-nya. Tidak peduli lensa apapun yang Anda pasangkan, ia siap meredam guncangan yang diakibatkan oleh genggaman tangan Anda. Dari pengalaman pribadi, saya berhasil memotret gambar yang tajam (tanpa tripod) meski shutter speed tengah menunjuk angka 1/4 detik – silakan mencobanya dengan kamera lain, dan saya cukup yakin hasilnya agak kabur.

Kalau Anda punya dana Rp 26.289.000 dan tidak segan menghabiskannya demi sebuah kamera dan lensa, Olympus OM-D E-M1 bisa jadi pilihan tepat, sudah termasuk lensa 12–40mm f/2.8.

3. Panasonic Lumix GH4

panasonic-lumix-gh4

Dari lima kamera yang ada dalam artikel ini, Lumix GH4 adalah satu-satunya yang difokuskan untuk videografer. Sensor Micro Four Thirds-nya bisa merekam video 4K dalam kecepatan 30 fps, lalu menyimpan video tersebut langsung ke dalam memory card, tanpa harus mengandalkan komponen eksternal apapun. Di saat yang sama, foto still 16,1 megapixel yang dihasilkannya pun tidak kalah apik dibanding hasil jepretan Olympus sebelumnya.

Dari video 4K tersebut, Anda bisa mencomot foto-foto beresolusi 8 megapixel. Ketika Anda memang tengah ingin mengabadikan aksi-aksi cepat, burst rate-nya yang mencapai 12 fps dan kecepatan autofocus-nya yang setara Olympus OM-D E-M1 akan sangat-sangat membantu.

Info menarik: Cuma $800, Kamera Mirrorless Panasonic Lumix G7 Bisa Merekam Video 4K

Dari segi desain, saya setuju jika Anda menyebutnya kurang menarik. Namun di belakang Anda masih disambut oleh layar sentuh 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot dan sebuah EVF. Satu catatan pribadi, tampilan menu software Panasonic menurut saya adalah salah satu yang terbaik.

Jadi, jika Anda berencana mendalami videografi dalam kancah profesional, Anda bisa menebus Panasonic Lumix GH4 seharga Rp 17.999.000 (body only).

4. Sony A7 II

sony-a7-ii

Paling unik dalam daftar ini, Sony A7 II merupakan satu-satunya yang mengemas sensor full-frame 24,3 megapixel. Pada prakteknya, foto-foto dalam kondisi low light yang dihasilkan oleh Sony A7 II bisa disejajarkan dengan DSLR berharga puluhan juta sekalipun.

Dalam generasi keduanya ini, Sony A7 II turut dibekali dengan image stabilization 5-axis, mirip seperti milik Olympus OM-D E-M1 sebelumnya. Desain generasi pertamanya masih dipertahankan, dengan sudut-sudut kaku yang tampak elegan nan masih nyaman dalam genggaman.

Info menarik: Leica Luncurkan Suksesor Kamera Mirrorless Hitam-Putih M Monochrom

Di bagian belakang, Anda akan menjumpai layar sentuh 3 inci beresolusi 1,23 juta dot, plus sebuah EVF berpanel OLED. Soal video, resolusi maksimum yang bisa direkam adalah 1080p, namun ia memiliki sepupu bernama Sony A7S yang memang ditakdirkan untuk merekam video 4K.

Keberhasilan Sony membenamkan sensor full-frame ke dalam bodi yang ringkas ini rupanya harus ditebus dengan harga yang cukup mahal. Sony A7 II dibanderol seharga Rp 19.950.000, tanpa didampingi lensa apapun.

5. Samsung NX1

samsung-nx1

Jangan terburu-buru kaget mendengar nama Samsung di dunia fotografi, karena kamera andalannya ini menyimpan sejumlah fitur yang tak dimiliki oleh pesaing-pesaingnya. Samsung NX1 memakai sensor APS-C dengan resolusi 28,2 megapixel, mengemas sistem autofocus yang tak kalah cepat dari rival-rivalnya, serta sanggup merekam video 4K.

Tapi bukan itu yang wajib dicatat, melainkan kemampuannya menjepret puluhan gambar tanpa henti dalam resolusi maksimum, dan dengan kecepatan 15 fps. Melihat performa seganas ini, wajar apabila NX1 diposisikan sebagai pesaing kamera-kamera DSLR yang ditargetkan untuk para jurnalis olahraga.

Info menarik: Samsung NX500 Adalah Kamera Mirrorless dengan Sensor 28 Megapixel dan Fungsi Perekaman Video 4K

Dari segi desain, Samsung NX1 mengadopsi gaya DSLR seperti Panasonic Lumix GH4. Hal ini pun berujung pada salah satu kekurangannya: dimensinya paling besar dibanding empat kamera lainnya di artikel ini. Di belakang, Anda akan disambut oleh layar sentuh Super AMOLED 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot dan EVF OLED.

Terlepas dari itu, kemampuan Samsung NX1 mengolah puluhan gambar dengan jutaan pixel dalam waktu singkat patut diacungi jempol. Jika Anda gemar mengabadikan aksi-aksi cepat dan punya dana Rp 19.999.000, Anda bisa memboyong bodinya saja, atau Rp 36.499.000 beserta lensa 16–50mm f/2–2.8.

Update: Untuk memudahkan pembaca, saya telah meng-update harga terbaru sekaligus menambahkan tautan menuju ke toko online yang menjual masing-masing kamera. Selain itu, di bawah ini saya tambahkan tiga kamera mirrorless baru yang juga pantas menyandang gelar terbaik saat ini.

6. Fujifilm X-Pro2

Fujifilm X-Pro2

Merupakan suksesor dari kamera yang mengawali kiprah Fujifilm dalam ranah mirrorless, X-Pro2 adalah kamera terbaik, tercanggih sekaligus tercepat yang pernah Fujifilm ciptakan sejauh ini. Kamera ini mengandalkan sensor APS-C X-Trans generasi ketiga yang kini resolusinya meningkat drastis menjadi 24,3 megapixel, dengan sensitivitas ISO 12.800.

Kinerja autofocus-nya amat cepat dan akurat berkat 77 titik phase-detection di antara 273 total titik fokus. Bodinya juga tahan terhadap cuaca ekstrem, sama seperti Fujifilm X-T1 di atas. Sebagai kamera nomor satu Fujifilm saat ini, tentunya ia punya fitur yang tak dimiliki X-T1.

Yang pertama adalah viewfinder hybrid yang memungkinkan pengguna berganti antara viewfinder optik atau elektronik beresolusi 2,36 juta dot. Kemudian ada pula joystick kecil di sisi kanan atas layar yang memungkinkan pengaturan titik fokus berlangsung jauh lebih cepat. Menutup semua itu adalah slot SD card ganda yang makin membuatnya terkesan profesional.

Jadi kalau X-T1 masih terdengar kurang canggih buat Anda, X-Pro2 bisa Anda pinang seharga Rp 22.999.000, belum termasuk lensa sama sekali.

7. Panasonic Lumix GX85

Panasonic Lumix GX85

Kalau Lumix GH4 di atas terlalu mahal buat Anda, atau Anda sekadar tidak suka dengan desain ala DSLR-nya, maka Lumix GX85 ini bisa jadi alternatifnya. Sensor yang diusungnya sama, yaitu Micro Four Thirds 16 megapixel, akan tetapi kali ini tanpa komponen low-pass filter sehingga hasil fotonya bisa sedikit lebih detail.

Ia pun turut menawarkan opsi perekaman video 4K 30 fps serta sistem autofocus yang sangat cepat, akurat, dan bisa diandalkan kapan saja. Malahan, kamera ini adalah kamera mirrorless Panasonic yang pertama kali mengemas sistem image stabilization 5-axis untuk meredam guncangan semaksimal mungkin ketika pengguna tidak memakai tripod.

Lalu seberapa murah ia jika dibandingkan dengan Lumix GH4? Well, dengan budget hanya Rp 11.499.000, Anda sudah bisa membawa pulang kamera ini beserta lensa 12-32mm f/3.5-5.6.

8. Sony A6300

Sony A6300

Sama halnya seperti Lumix GX85 yang merupakan alternatif lebih terjangkau, Sony A6300 bisa menjadi pilihan apabila budget Anda terlalu cekak untuk meminang Sony A7 II di atas. Ia memang hanya mengemas sensor APS-C 24,2 megapixel – bukan full-frame – tapi toh itu bukan pertanda bahwa kualitas gambarnya buruk. Dan lagi, ia siap merekam video dalam resolusi 4K tanpa metode pixel binning.

Di sisi lain, kamera ini justru disebut-sebut sebagai kamera mirrorless dengan performa autofocus tercepat saat ini, termasuk halnya untuk mengunci fokus pada objek yang bergerak. Bagaimana tidak, jumlah titik fokus phase-detection miliknya saja ada 425 titik, sekaligus memastikan akurasinya di atas rata-rata.

Masih seputar performa, A6300 sanggup memotret dalam kecepatan 11 fps meski autofocus dinyalakan. Bahkan dalam posisi live view aktif, ia masih bisa memotret dalam kecepatan 8 fps. Singkat cerita, kinerjanya tidak kalah dibanding sejumlah model DSLR.

Soal harga, Anda cuma memerlukan modal Rp 13.999.000 untuk meminang bodinya saja, atau Rp 16.375.000 bersama lensa 16-50mm f/3.5-5.6.

Sumber gambar: B&H Photo Video. Gambar header: Girl taking photos via Shutterstock.

5 Kamera Mirrorless Pilihan dengan Harga di Bawah Rp 10 Juta

Sekarang ini bisa dibilang semua pengguna smartphone adalah fotografer. Kapan pun Anda mau, selama baterai smartphone masih bersisa, Anda bisa membuka aplikasi kamera dan segera menciptakan representasi visual dari suatu momen yang tengah terjadi. Continue reading 5 Kamera Mirrorless Pilihan dengan Harga di Bawah Rp 10 Juta

Olympus Stylus SH-2, Kamera Saku dengan 5-Axis Image Stabilizer

Dalam beberapa tahun terakhir, saya sudah jarang menjumpai orang yang menggunakan kamera saku. Saya kira kita semua sudah tahu alasannya, yakni perkembangan kamera smartphone yang begitu pesat, dimana smartphonesmartphone papan atas generasi terbaru dapat menghasilkan gambar yang berkualitas setara, atau bahkan lebih baik ketimbang kamera saku. Continue reading Olympus Stylus SH-2, Kamera Saku dengan 5-Axis Image Stabilizer

Olympus Luncurkan Sekuel OM-D E-M5 dengan Kemampuan Memotret 40 Megapixel

Membuat sekuel itu tidak mudah. Kalau tidak percaya, tonton saja film Transformers: Age of Extinction dan bandingkan dengan seri pertamanya, Transformers. Namun rupanya hal ini kurang bisa berlaku di dunia teknologi, seperti yang telah dibuktikan oleh Olympus. Continue reading Olympus Luncurkan Sekuel OM-D E-M5 dengan Kemampuan Memotret 40 Megapixel