Gak Cuma Online, Offline Branding Juga Penting!

Dalam era di mana teknologi informasi dan internet merajalela, strategi bisnis seringkali hanya tertuju pada strategi online saja. Padahal, strategi offline juga sama pentingnya untuk mengimbangi strategi online dan mencapai kesuksesan bisnis yang lebih besar.

Contohnya pada penerapan strategi branding. Online branding membuka pintu menuju jangkauan yang lebih luas, kemampuan analisis data yang mendalam, dan interaksi real-time dengan audiens.

Namun, offline branding juga memainkan peran penting dalam membentuk kehadiran fisik, membangun hubungan langsung, dan menciptakan pengalaman yang nyata bagi pelanggan.

Apa itu Offline Branding?

Seperti dilansir dari laman Tailor Brands, offline branding mengacu pada upaya-upaya branding yang dilakukan di luar platform digital, misalnya melalui media cetak seperti pamflet, brosur, majalah, koran, dan melalui kegiatan-kegiatan seperti acara khusus atau event.

Lebih dari sekadar logo, offline branding mencakup elemen-elemen seperti desain grafis, warna, gaya penulisan, dan pengalaman langsung melalui partisipasi dalam event tertentu.

Perbedaan utama antara branding offline dan online terletak pada media dan strategi yang digunakan. Offline branding menekankan media cetak dan interaksi langsung melalui event guna menciptakan pengalaman fisik. Sementara online branding berfokus pada platform digital seperti situs web dan media sosial untuk mencapai audiens secara virtual. Pengukuran kinerja, kecepatan respons, dan jangkauan geografis merupakan aspek yang membedakan keduanya.

Online branding memiliki keunggulan dalam respons cepat dan jangkauan global, sementara offline branding menekankan keterlibatan dan kualitas interaksi secara langsung. Pendekatan yang seimbang dari kedua strategi ini dapat menghasilkan kampanye branding yang efektif.

Tantangan dalam melakukan Offline Branding

Berikut beberapa tantangan dalam melakukan offline branding seperti yang dilansir dari Unstack:

Konsistensi Merek

Menjaga konsistensi pesan merek pada berbagai saluran komunikasi offline memerlukan perhatian khusus. Karakteristik unik dan batasan pada setiap saluran perlu diatasi untuk memastikan konsumen tidak bingung dalam memahami dan membentuk persepsi terhadap merek.

Brand Voice yang Konsisten

Mengkomunikasikan nilai, prinsip, dan gaya komunikasi merek secara konsisten di berbagai media offline adalah tantangan tersendiri. Perbedaan karakteristik media memerlukan adaptasi yang cerdas untuk memastikan pesan merek tetap kuat.

Pemilihan Media yang Tepat

Menemukan media yang sesuai dengan target audiens dan karakter merek menjadi kunci keberhasilan. Kesesuaian antara media dan pesan merek sangat penting agar komunikasi efektif dan diterima dengan baik oleh audiens.

Penyusunan Kemasan

Peran kemasan sebagai elemen branding sering kali diabaikan. Kemasan tidak hanya melindungi produk tetapi juga berkontribusi pada persepsi pelanggan terhadap merek. Penggunaan kemasan sebagai peluang untuk menciptakan pengalaman positif dan membedakan merek perlu diperhatikan.

Pameran dan Konferensi

Terlibat dalam pameran atau konferensi memerlukan persiapan yang matang. Penataan fisik, desain visual, dan interaksi langsung dengan pengunjung adalah tantangan yang perlu dihadapi. Memikat perhatian pengunjung sambil menjaga konsistensi merek adalah langkah yang tidak selalu mudah.

Konversi Merek dalam Naskah dan Suara

Mengkonversi karakter merek ke dalam naskah dan elemen suara membutuhkan pemahaman mendalam tentang target audiens dan media komunikasi yang digunakan. Ekspresi efektif dalam bentuk audiovisual menjadi kunci untuk memperkuat identitas merek.

Dengan memperhatikan aspek-aspek ini secara seksama, strategi offline branding dapat diimplementasikan dengan lebih efektif dan memberikan dampak positif pada persepsi konsumen terhadap merek.

Aspek Penting dalam Offline Branding

Offline branding adalah praktik membangun dan memperkuat merek melalui aktivitas yang tidak dilakukan di internet. Ini melibatkan strategi pemasaran dan komunikasi yang dilakukan melalui saluran tradisional. Berikut beberapa aspek penting dari offline branding:

  • Materi Cetak: Ini termasuk brosur, kartu nama, poster, dan bahan cetak lainnya. Materi ini harus konsisten dengan identitas merek Anda dan dirancang untuk menarik perhatian target pasar Anda.
  • Periklanan Tradisional: Termasuk iklan di televisi, radio, billboard, dan majalah. Ini masih merupakan cara yang efektif untuk menjangkau audiens luas, terutama di area geografis tertentu.
  • Acara dan Sponsorship: Menghadiri atau mensponsori acara lokal, pameran dagang, dan acara komunitas dapat meningkatkan kesadaran merek dan membangun koneksi pribadi dengan konsumen.
  • Merchandising: Produk promosi seperti kaos, topi, dan barang-barang lain dengan logo merek Anda dapat meningkatkan visibilitas merek.
  • Pemasaran Relasional: Membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan melalui layanan pelanggan yang luar biasa, program loyalitas, dan interaksi pribadi.
  • Kemitraan dan Kolaborasi: Bekerja sama dengan bisnis atau organisasi lain dapat membuka akses ke audiens baru dan menambah kredibilitas merek.
  • Pengalaman Merek (Brand Experience): Menciptakan pengalaman yang unik dan mengesankan bagi konsumen, baik itu melalui toko ritel, pameran, atau acara khusus, dapat meninggalkan kesan positif yang bertahan lama.
  • Pemasaran Langsung: Melalui surat, telepon, atau pemasaran tatap muka, ini memungkinkan komunikasi langsung dengan konsumen dan personalisasi pesan.
  • Public Relations (PR): Membangun hubungan yang baik dengan media dan publik melalui siaran pers, konferensi, dan kegiatan PR lainnya adalah penting untuk membangun reputasi positif.
  • Word of Mouth (WOM): Reputasi positif dan pengalaman pelanggan yang baik akan mendorong pembicaraan dari mulut ke mulut, salah satu bentuk pemasaran yang paling efektif.

Offline branding sangat penting dalam membangun kesadaran dan kepercayaan merek, terutama dalam mempengaruhi audiens yang mungkin tidak aktif secara online atau lebih responsif terhadap taktik pemasaran tradisional.

11 Jenis Branding dalam Dunia Bisnis yang Wajib Diketahui Pemasar

Dalam era bisnis modern yang terus berkembang, branding telah menjadi unsur kunci dalam membangun citra dan identitas perusahaan.

Branding bukan lagi sekadar membuat logo atau tagline, tetapi mencakup serangkaian elemen untuk menarik perhatian konsumen dan membangun hubungan jangka panjang. Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis-jenis branding menjadi suatu keharusan bagi setiap pelaku bisnis yang ingin meraih kesuksesan.

Mengapa Kita Perlu Mengenal Jenis-Jenis Branding?

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang branding, mungkin Anda bertanya-tanya: mengapa kita perlu mengenal jenis-jenis branding? Jawabannya terletak pada esensi fundamental bahwa branding bukan sekadar identitas visual atau narasi cerdas.

Branding adalah bahasa yang memungkinkan perusahaan berbicara dengan konsumennya, membangun ikatan emosional, dan membentuk persepsi yang kuat di benak pelanggan.

Dalam sebuah era di mana konsumen memiliki akses tanpa batas ke informasi dan opsi, branding bukanlah sekadar keinginan tetapi sebuah kebutuhan strategis. Mengenal jenis-jenis branding memberikan landasan bagi perusahaan untuk mengembangkan pendekatan yang tepat sesuai dengan tujuan bisnis mereka.

Jenis-jenis Branding

Berikut adalah beberapa jenis branding menurut laman Tailor Brands.

Corporate Branding

Corporate branding difokuskan pada pembentukan reputasi perusahaan melalui pemberian janji, seperti pelayanan yang cepat dan kualitas terbaik. Hal itu akan menciptakan kesan yang kuat di mata konsumen, terlebih jika produk baru yang dikenalkan terkait dengan merek yang sudah dikenal sebelumnya.

Personal Branding

Berfokus pada pembentukan citra dan reputasi individu, terutama relevan untuk selebriti, politisi, dan influencer. Penting untuk mempertahankan citra publik yang positif, terutama karena bisa meningkatkan peluang karir dan membangun kredibilitas.

Product Branding

Product branding membuat konsumen memilih suatu produk berdasarkan nama merek saja. Ini melibatkan asosiasi positif antara logo atau warna tertentu dengan kualitas dan karakteristik produk.

Geographical Branding

Jenis ini menyoroti ciri-ciri unik suatu wilayah sebagai nilai tambah dan menjadikannya alasan mengapa tempat tersebut layak dikunjungi.

Online Branding

Disebut juga internet branding, yaitu berkaitan dengan pengenalan citra merek secara online, termasuk di situs web, media sosial, blog, atau berbagai platform online lainnya. Strategi ini memastikan perusahaan relevan dan dapat diakses oleh khalayak lebih luas secara online.

Offline Branding

Keseimbangan antara online dan offline branding membantu menciptakan kohesi dalam pengalaman merek secara menyeluruh. Offline branding terjadi di luar platform digital, melibatkan aktivitas seperti membagikan kartu nama, iklan di media cetak konvensional, dan poster.

Co-branding

Co-branding melibatkan kerjasama antara dua merek atau lebih untuk menciptakan produk atau layanan bersama. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan kekuatan dan keunikan masing-masing merek, menciptakan nilai tambah, dan memperluas jangkauan pasar. Contohnya, kolaborasi antara Chitato dan Indomie menghasilkan produk Chitato rasa mie goreng.

Service Branding

Fokus pada penciptaan dan pemasaran identitas untuk layanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Ini melibatkan pengelolaan citra positif terkait dengan pengalaman pelanggan, kehandalan, dan kualitas pelayanan.

Ingredient Branding

Menyoroti keunggulan komponen atau bahan tertentu yang digunakan dalam suatu produk. Strategi ini membuat merek terkait erat dengan kualitas tertentu, membantu meningkatkan citra produk dan kepercayaan konsumen.

Activist Branding

Disebut juga conscious branding, yaitu cara untuk memberikan dampak sosial positif melalui merek. Dengan mengadopsi nilai-nilai sosial, perusahaan dapat membangun citra positif dan menarik konsumen yang memiliki kesadaran sosial.

“No-brand” Branding

Disebut juga branding minimalis, di mana produk atau layanan dijual tanpa penonjolan merek. Dengan kata lain, produk itu sendiri sudah cukup untuk menarik perhatian konsumen tanpa perlu bergantung pada fitur atau identitas merek. Pendekatan ini mungkin cocok untuk produk atau layanan yang ingin fokus pada nilai dan kualitas tanpa terpengaruh oleh citra merek.

Dalam keseluruhan, mengenal jenis-jenis branding ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk memahami dan memanfaatkan kekuatan mereka sendiri, tetapi juga membantu mereka mengukur dampak dan efektivitas strategi branding.

8 Cara Branding Produk di Sosial Media

Untuk membangun sebuah bisnis kamu perlu tahu cara branding produk karena sekeren apapun produk bisnis yang kamu miliki, jika tidak diperkenalkan secara luas akan sulit terjual dan menambah keuntungan.

Apalagi di zaman serba teknologi ini, cara branding produk di media menjadi satu hal wajib yang kamu ketahui, karena media sosial menjadi salah satu channel pemasaran yang sering digunakan selain karena memiliki massa yang banyak, biaya pemasaran di media sosial juga akan jauh lebih mudah.

Nah, bagi kamu yang memiliki sebuah bisnis berikut ringkasan cara branding di sosial media yang bisa membuat produk kamu cepat terkenal.

Apa itu branding?

Sebelum masuk ke cara branding produk di sosial media, kamu harus tahu apa yang dimaksud dengan branding.

Branding adalah cara menyampaikan sesuatu segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan, produk, atau layanan sebuah bisnis maupun perusahaan.

Sementara branding produk adalah cara perusahaan mengidentifikasikan produknya kepada khalayak. Ada banyak cara untuk melakukan branding produk, hal ini dibedakan sesuai dengan produk dan channel pemasaran yang digunakan.

Cara branding produk di media sosial

Dikutip dari Orbelo, berikut adalah cara branding produk yang benar:

1. Identifikasi Audience

Cara branding produk yang pertama adalah menentukan audience dari produk yang akan dipasarkan. Contoh branding produk snack diet, maka kamu harus menetapkan audience atau calon konsumen yang ingin melakukan diet sebagai target audience

Menentukan audience bisa membantu kamu untuk membuat kamu menemukan dengan mudah brand voice, desain hingga strategi pemasaran yang menghubungkan dengan pembeli yang potensial.

2. Mengembangkan brand positioning

Ketika akan membuat produk baru, coba tentukan brand positioning yang tepat yang tentunya bisa membedakan produk kamu dengan produk perusahaan kompetitif. Brand positioning akan berguna untuk menciptakan persepsi pelanggan terhadap brand kamu.

Contoh branding produk makanan minuman susu steril seperti Bear Brand memiliki citra positioning sebagai produk yang dapat diminum saat sedang sakit , hal ini membuat konsumen memilih Bear Brand sebagai produk susu yang berhubungan dengan kesehatan.

3. Memilih nama bisnis yang tepat

Untuk melakukan branding produk dengan sukses adalah menggunakan nama bisnis yang lebih mudah diingat dan diucapkan oleh konsumen. Sehingga, ketika konsumen melihat produk dari bisnis kamu, mereka akan dengan mudah mengingat nama bisnis kamu.

4. Cerita dibalik brand

Terkadang konsumen tidak hanya mengingat bentuk dari brand saja, tetapi mereka akan bisa tersentuh dengan cerita di balik pembuatan sebuah brand. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah brand bisa memberikan impact yang positif dalam kehidupan konsumen.

5. Konsisten dalam tampilan brand

Dengan mengidentifikasi tampilan brand kamu di media sosial membuat audience bisa dengan mudah mengidentifikasi perusahaan kamu secara sekilas. Contohnya dalam pembuatan kemasan, cara branding produk makanan adalah dengan menggunakan kemasan yang berbeda dari merek lain. Misalnya, kamu membuat kemasan yang dapat didaur ulang atau menggunakan warna yang cukup mencolok. Jadi, warna, font, dan citra brand harus konsisten dalam tampilan brand di media sosial.

6. Logo

Tentunya logo menjadi hal yang penting ketika melakukan branding produk di media sosial karena disamping nama perusahaan, logo juga menjadi hal pertama yang dikenali oleh konsumen. Kamu juga harus membuat logo yang cukup ikonik dan mudah dikenali oleh konsumen, contoh logo yang menarik dan mudah dikenali oleh konsumen adalah lagu dari merek Apple.

7. Membuat iklan

Cara branding produk di media sosial yang cukup penting adalah memasang iklan atau ads, karena dengan memasang ads, produk kamu bisa dikenali oleh banyak orang yang sesuai dengan target audience produk yang akan kamu branding.

Iklan digital juga termasuk jenis pemasaran yang cukup murah dan bisa disesuaikan dengan budget pemasaran yang kamu miliki.

8. Interaksi dengan konsumen di media sosial

Media sosial tidak hanya bisa dijadikan sebagai bentuk channel pemasaran atau penjualan produk saja, media sosial bisa digunakan untuk melakukan komunikasi dengan konsumen. Hal ini juga bisa menambah nilai dari brand kamu, karena perusahaan yang ramah dan dekat dengan konsumennya bisa meningkatkan loyalitas dari konsumen yang berujung dengan peningkatan penjualan.

Nah, itu adalah 8 cara branding produk di media sosial. Selain cara di atas, kamu juga perlu melakukannya secara konsisten agar audience tidak mudah lupa dengan brand atau perusahaan milik kamu.