Ajukan Paten Desain Baru, Samsung Siap Menyambut Tren Notch?

Tren poni atau notch di smartphone diawali oleh Apple melalui jagoannya, iPhone X. Dirancang lebih dari sekadar lekukan, notch mempunyai fungsi ganda di antaranya sebagai rumah bagi kamera depan dan sensor.

Setelah iPhone X, desain notch diikuti oleh sejumlah flagship dari pabrikan yang berbeda. Ukurannya juga berbeda-beda dengan penghuni yang dibuat lebih fungsional. Huawei bahkan menawarkan fitur ekstra untuk menyembunyikan notch di flagship terbarunya.

Anehnya, di antara gegap gempita tren notch tak terlihat satupun perangkat berlabel Samsung di sana. Hal ini membuat Samsung berada dalam sorotan dan disebut terlalu idealis. Tapi Samsung punya cara tersendiri untuk menjawab kritik. Alih-alih hanya sebatas latah ikut-ikutan, Samsung sepertinya punya rencana besar untok notch versinya. Sebuah notch yang lain dari yang lain. Dikutip dari Gizmochina, Samsung disebut sudah mengajukan hak paten untuk sebuah desain perangkat dengan tonjolan notch di dahinya.

Dalam bocoran gambar, kita bisa melihat desain khas Samsung dengan beberapa port dan lubang di bagian bawah yang disebut merupakan lubang audio jack 3,5mm, USB tipe C dan grill speaker. Aspek rasio yang digunakan kemungkinan besar di 19:9 yang notabene lebih kecil dari iPhone X. Lekukan notch-nya sendiri kemungkinan bisa dihuni oleh kamera depan, sensor atau mungkin juga speaker. Ciri khas Samsung juga terlihat jelas dari lekukan melengkung di bagian sisi seperti di seri Galaxy S dan Note.

Samsung-notch-patents-1-768x384

Selain notch, gambar juga mengungkapkan fakta lain. Jika berputar ke bagian belakang, tak tampak sensor sidik jari seperti yang terlihat di seri Galaxy S sebelum-sebelumnya. Hal ini menguatkan dugaan bahwa Samsung mulai menerapkan teknologi sensor sidik jari di bagian layar. Paten juga tidak memperlihatkan chin (dagu) yang belakangan santer disebut bakal dimplementasikan di perangkat smartphone.

Sumber berita Gizmochina.

Bocoran Paten Ungkap Layar yang Bisa Digulung Buatan Samsung

Selain LG dan Sharp, Samsung termasuk salah satu kompetitor terdepan dalam industri layar perangkat baik yang berukuran jumbo maupun yang ringkas sekelas ponsel, smartwatch atau laptop. Tapi, jika bicara inovasi, Samsung sepertinya harus rela mengacungkan jempol pada ZTE yang sukses lebih dulu melahirkan ponsel lipat pertama di dunia (bukan clamshell) lewat Axon M-nya. Padahal pabrikan asal Korea Selatan ini sudah sejak lama disebut sedang menggodok ponsel serupa yang bisa dilipat seperti dompet.

Di saat dikabarkan sedang fokus mengejar ketertinggalannya, Samsung disebut juga sedang mengerjakan satu proyek inovatif lain yang terendus dari bocoran paten baru-baru ini. Berdasarkan bocoran dokumen paten tersebut, tampak sebuah layar di mana salah satu ujungnya terhubung ke komponen yang terdiri dari dua bentuk.

Samsung-rollable-display

Tabung pertama mempunyai bentuk persegi dengan sensor sidik jari di bagian pangkal. Komponen layarnya dilapisi batangan magnetik yang membantu layar untuk melipat meliliti tabung. Sedangkan tabung kedua berbentuk bundar dengan lapisan layar yang terlihat lebih rapi tanpa lempengan magnetik. Tipe kedua ini juga disebut mempunyai sensor sidik jari yang berfungsi untuk menggulung dan membuka layar.

Samsung-rollable-display-1

Belum diketahui secara pasti apa rencana Samsung untuk konsep layar barunya ini. Saya pribadi merasa pesimis konsep ini cocok untuk diimplementasikan ke perangkat smartphone ataupun laptop mengingat ketebalan tabung setelah dililit layar justru akan menghilangkan sisi portabilitas dan mobilitas yang selama ini jadi elemen penting dalam industri mobile. Kecuali jika Samsung bisa mencapai tingkat ketebalan yang bisa diterima, sehingga mudah digenggam atau dikantongi.

Sumber berita LetsgoDigital.

Paten Samsung Kawinkan Android dan Windows Dalam Satu Smartphone Galaxy

Samsung tampaknya paham betul inovasi merupakan nyawa bagi perusahaan teknologi seperti dirinya. Tanpa inovasi waktu akan “membunuh” eksistensinya, tak peduli seberapa kuat dan sehatnya keuangan perusahaan tersebut. Dalam dokumen paten yang diajukan pada tahun 2015 terungkap bahwa raksasa Korea Selatan itu belum menyerah menggarap smartphone dengan kemampuan berganti sistem operasi, dari Android ke Windows atau sebaliknya.

Gambar ponsel dalam paten ini diyakini adalah ponsel pintar seri Galaxy yang menjalankan kedua sistem operasi secara berkesinambungan. Digambarkan bahwa kedua sistem operasi bekerja dan berganti layaknya fitur Multi Windows yang diadopsi oleh smartphone Galaxy terbaru.

samsung-dual-boot-ux-patent-4

Dalam dokumen paten tersebut ditampilkan bagaimana kedua sistem operasi dapat ditampilkan dalam dua jendela, memungkinkan pengguna untuk menarik dan meletakkan berkas di antara keduanya. Saat berpindah OS, pengguna bahkan dapat mengerucutkan jendela dengan dua jari layaknya aplikasi biasa.

Sistem ini juga memungkinkan pengguna mengelola sumber daya perangkat dengan mengalokasikan inti prosesor dan membatasi penggunaan memori untuk masing-masing sistem operasi. Penyempurnaan dari prosedur ini, pengguna dapat mengakses atau membagikan folder khusus di mana mereka dapat mengakses berkas di dalamnya baik saat mengakses Android ataupun Windows.

Di atas kertas, teknologi ini menjanjikan fleksibilitas dan keleluasaan yang optimal bagi mereka yang setia dengan Android tapi tak bisa pisah dari Windows. Tapi, jangan lupa bahwa konsep ini bukan hal yang baru. Sebelumnya, Samsung pernah memperkenalkan tablet dengan dua OS bernama Ativ Q, tapi terbilang gagal meninggalkan kesan. Bedanya, percobaan kedua ini diterjemahkan dalam perangkat seri Galaxy yang tampaknya sengaja dipilih untuk membantu memuluskan kiprah perangkat di pasar global. Tentu dengan catatan perangkat ini benar-benar terealisasi, bukan sekadar gambar di atas kertas.

Sumber berita PhoneArena.