Target Pengguna yang Tepat Menentukan Desain Produk Startup

Dalam sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial menghadirkan Country Lead Canva Indonesia Sony Radhityo. Canva, penyedia layanan platform desain online asal Australia, sejak tahun 2017 sudah hadir di Indonesia dengan pilihan bahasa lokal untuk memudahkan pengguna menggunakan platform-nya.

Makin meningkatnya jumlah pengguna Canva, yang kebanyakan berasal dari kalangan millennial, merupakan salah satu alasan pada akhrnya Canva melakukan pelokalan hingga kolaborasi dengan desainer lokal.

“Sebelum Canva resmi hadir di Indonesia kebanyakan pengguna berasal dari Indonesia yang tertarik untuk menggunakan Canva melakukan editing foto untuk media sosial. Melihat besarnya potensi tersebut akhirnya Canva memutuskan untuk hadir di Indonesia.”

Sebagai salah satu platform yang menyediakan pilihan desain, editing, dan filter yang menarik untuk pengguna, Canva tidak hanya digunakan untuk melakukan penyuntingan foto di media sosial. Pelaku UKM dan startup melakukan kegiatan pemasaran dengan budget terbatas menggunakan Canva.

“Dengan pilihan desain yang beragam dan harga yang terjangkau, Canva ingin menjadi bagian dari para pelaku startup hingga UKM di Indonesia untuk meningkatkan kegiatan pemasarannya dengan harga yang terjangkau,” kata Sony.

Ditambahkan Sony, selain memberikan pilihan desain beragam dan harga terjangkau, Canva juga kerap melakukan kolaborasi dengan para desainer lokal untuk mendaftarkan desain yang mereka miliki ke Canva.

“Kami menyediakan profit sharing yang menarik dan tentunya kesempatan untuk mempromosikan desain kepada orang banyak melalui platform Canva,” kata Sony.

Tentukan target pasar sebelum membuat desain

Salah satu poin penting yang wajib dicermati startup saat bersiap untuk membuat desain produk adalah menentukan terlebih dahulu target pasar yang diincar. Dengan demikian akan tercipta desain yang menarik dan sesuai dengan target pasar yang relevan.

“Untuk Canva misalnya, kami melihat kebanyakan adalah kalangan millennial yang menyukai media sosial dan ingin mempercantik foto mereka sebelum diunggah. Dengan demikian memudahkan Canva untuk membuat desain yang tepat,” kata Sony.

Jika target pasar telah ditemukan, mulailah untuk membuat desain dan lakukan uji coba secara rutin. Lemparkan beberapa pilihan desain kepada publik, dan cermati seperti apa desain yang berpotensi untuk viral dan segera tarik desain yang kurang diminati. Lakukan trial and error  ini secara rutin, sampai akhirnya desain produk yang tepat sudah ditemukan.

Desain idealnya harus berupa gambar dilengkapi dengan informasi yang menarik dan relevan. Untuk itu ciptakan konten desain untuk kalangan atau komunitas tertentu yang sudah dipastikan bakal menggunakan produk startup Anda nantinya. Hindari membuat desain produk untuk orang banyak.


Disclosure: #SelasaStartup adalah kegiatan mingguan DailySocial yang diadakan setiap hari Selasa yang mempertemukan audience dan pelaku industri startup Indonesia

Resmi Rilis di Indonesia, PhotoGrid 6.0 Kenalkan Tiga Fitur Terbaru

Aplikasi penyunting PhotoGrid telah berinovasi dalam produknya. Melalui versi PhotoGrid 6.0, aplikasi pembuat kolase foto populer ini mengubah aplikasinya menjadi aplikasi berbasis komunitas sosial kreatif bagi para penggunanya. PhotoGrid 6.0 memungkinkan pengguna untuk berbagi momen berharga sehari-hari melalui fitur sosial yang baru dibuat.

Melihat tren yang positif penggunaan media sosial yang semakin melonjak, Head of Product PhotoGrid Jeremy Peng merasa para pengguna media sosial perlu dimudahkan dalam berbagi cerita menarik melalui platform media sosial.

“Karena itu, PhotoGrid menyediakan komunitas sosial berbasis sharing foto di dalam PhotoGrid, yang sekaligus berfungsi sebagai perangkat untuk pengambilan dan penyuntingan foto. Selain itu, dengan lebih dari 100 juta pengguna aktif, Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna PhotoGrid terbanyak. Itu sebabnya kami memilih Indonesia sebagai negara pertama untuk memberika informasi terbaru ini,” ujarnya pada acara konferensi pers PhotoGrid 6.0—Lens Have Fun with Photo Grid—hari ini (13/1) di Jakarta.

Saat ini, PhotoGrid telah diunduh sebanyak 300 juta kali secara global dan 15 juta foto disunting per hari. Versi teranyar PhotoGrid hadir dengan fitur-fitur menarik seperti Grid, Scrapbook, Filmstrip dan Share-to-Social.

PhotoGrid versi 6.0 hadir di Google Play dan App Store dengan beberapa fungsi terbaru, yang mengandalkan tiga fitur utama, yaitu:

  1. Rolling Comments, agar pengguna dapat membagikan kreasi mereka, memberikan komentar dan berdiskusi dengan pengguna lain.
  2. Personalized Feed, agar pengguna dapat mengikuti (follow) dan melihat konten dan foto yang dipersonalisasi.
  3. Intelligent Editing, sebuah fitur yang dilengkapi dengan kombinasi artificial intelligence, kemampuan mengenali wajah dan teknologi pembelajaran mesin, dengan lebih dari 300 layout, 500 stiker, dan efek khusus yang tersedia.

Berkaitan dengan diferensiasinya terhadap aplikasi photo editing lainnya, Jeremy kembali menyebut perihal fitur komunitas sosial kreatif dari PhotoGrid 6.0. “PhotoGrid mengajak pengguna untuk meninggalkan proses penyuntingan foto tradisional dan menjajaki kemungkinan pembuatan gambar paling ekstrim,” ujarnya Jeremy.

Head of Product PhotoGrid Jeremy Peng (kiri) dan Clairine Clay (kanan) / PhotoGrid
Head of Product PhotoGrid Jeremy Peng (kiri) dan Clairine Clay (kanan) / PhotoGrid

Bagi Clairine Clay, PhotoGrid 6.0 ini sangat membantu bagi kegiatannya di ranah jejaring sosial. “Ini karena PhotoGrid mengakomodasi kebutuhan pecinta foto seperti aku, dengan memberikan banyak fitur menarik supaya posting-an bisa jadi lebih oke sebelum di-share ke followers,” ujar sosok yang dikenal sebagai “Miss Meme Indonesia” ini.

Faktanya, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pengguna Internet terbesar di dunia pada 2016. Data Wearesocial.org menunjukkan ada 88,1 juta pengguna Internet aktif, dan 79 juta di antaranya merupakan pengguna aktif media sosial.