Pentingnya Optimasi Data untuk Sukseskan Strategi Product-led Growth

Sudah jadi rahasia umum di berbagai kalangan pelaku digital, bahwa mengakuisisi customer/user bukanlah hal yang mudah. Belum lagi menjaga customer untuk kembali datang dan terus menggunakan produk bisnis Anda.

Saat ini, muncul tren penerapan strategi product-led growth (PLG). Strategi yang booming mulai tahun 2020 mulai dilirik banyak pihak tatkala membeberkan bahwa kunci pertumbuhan bagi bisnis ternyata sebenarnya dimulai melalui produk itu sendiri yang mesti memberikan pengalaman menyenangkan dan mengatasi pain points pengguna.

Lantas, bagaimana sebenarnya strategi ini bekerja?

Data jadi kunci keberhasilan strategi product-led growth

Keputusan bisnis yang baik termasuk pertimbangan mengeluarkan fitur produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada tentunya tidak bersumber dari tebakan, pengalaman sebelumnya atau asumsi pribadi semata.

Kesuksesan strategi product-led growth didasarkan pada bagaimana perusahaan mampu memonitor dan menganalisis data pengguna, mulai dari perilaku hingga engagement tiap customer. Dari sini, kedepannya perusahaan tentu bisa mengevaluasi produk layanan agar nantinya mampu menawarkan product experience yang baik.

Data di atas dapat perusahan peroleh langsung dengan melakukan tracking pada website atau aplikasi bisnis Anda. Mulai dari identifikasi siapa saja yang sering dan jarang berkunjung dan apa saja yang mereka lakukan. Mengevaluasi data ini membantu menentukan kelompok demografis mana yang tertarik dan tidak tertarik dengan fitur A misalnya, atau kanal mana saja yang ternyata lebih banyak digunakan dan mendatangkan pemasukan.

Banyaknya volume data yang diperoleh setiap harinya menyulitkan memilih dan menganalisis data mana yang menjadi prioritas. Mengolah data pun membutuhkan waktu yang tak sebentar. Padahal, data dibutuhkan cepat setiap harinya untuk melihat pertumbuhan bisnis.

Amplitude hadir sebagai pionir digital optimization system

Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, saat ini sudah banyak platform digital optimization yang menawarkan data analisis produk untuk perusahaan digital secara praktis dan komprehensif. Salah satu contohnya adalah Amplitude. Perusahaan yang telah mengantongi total pendanaan sebesar US$186 juta itu menawarkan berbagai macam sokongan kemudahan memperoleh dan menganalisis data untuk menyukseskan strategi product-led growth.

Sebut saja dengan menyediakan satu dashboard yang sudah menggabungkan semua data dari beragam kanal, data untuk A/B testing dan experiment dengan hasil analisis data secara real-time, membuat dan menguji prediksi untuk mendapatkan rekomendasi terbaik, dan menyediakan insights customer behavior.

Amplitude juga membantu memberikan data produk mana yang bisa membawa customer retention, ini sangat penting karena customer retention dapat menambah lifetime value (LTV) dari customer yang mampu menutupi biaya awal untuk keperluan marketing.

Julio Bermudez, Amplitude vice president for Asia Pacific and Latin America, mengatakan, “Perusahaan yang tumbuh dengan cepat di sektor layanan produk digital tidak berkompetisi lagi di marketing mana yang lebih bagus, tapi bersaing dengan product experience” terangnya.

Ia menambahkan, adanya sistem optimasi digital membantu membangun produk yang lebih baik sehingga bisa menawarkan experience yang kian apik sehingga bisa menjadi keunggulan kompetitif.

“Bila ingin membuat pengguna loyal, memberikan diskon atau kupon saja tidak cukup, tapi bangunlah experience yang lebih baik,” imbuhnya.

Di Indonesia sendiri, HappyFresh dan Traveloka telah menggunakan layanan yang diberikan Amplitude.

Perkembangan produk digital dan penerapan strategi product-led growth (PLG)

Ditambah kemunculan pandemi, kini konsumen menghabiskan waktu lebih banyak secara online. Secara keseluruhan, industri digital mengalami kenaikan aktivitas yang stabil sejak pandemi berlangsung. Amplitude product report 2021 menyatakan, pengguna aktif harian (DAUs) produk digital meningkat sebesar 54% dari tahun 2020 hingga 2021.

Masih dari laporan yang sama, Amplitude juga membeberkan produk digital yang akan melonjak dan menjadi “hot trend” secara global. Di antaranya adalah platform rekruter, extensi web browser untuk bahasa serta platform kolaborasi penunjang remote working.

Di Asia-Pacific sendiri, Amplitude memberikan daftar 5 Next Hottest Products, satu diantaranya berasal dari Indonesia yakni platform kripto, Pintu, yang dalam rentang 13 bulan mengalami pertumbuhan sebesar 1236% monthly active users (MAUs). Tak ketinggalan juga platform recruiter asal Singapura yang populer di tanah air, Glints. Semua data ini diambil dari matriks pertumbuhan year-over-year pada pengguna aktif bulanan.

Dari data yang diberikan Amplitude ini, terlihat bahwa bisnis yang cenderung berhasil di kompetisi pasar adalah bisnis yang mengadopsi strategi yang mengutamakan pertumbuhan produk. Memahami tren perilaku konsumen di era digital baru setengah perjalanan. Langkah selanjutnya adalah mengoptimalisasikan sistem digital ke dalam strategi bisnis Anda.

***

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Amplitude

Penerapan Strategi “Product-led Growth” di Startup

Dalam menjalankan sebuah startup, penting bagi founder untuk bisa menentukan strategi yang tepat untuk bisa mengembangkan bisnis menjadi berkelanjutan. Ada bermacam-macam strategi pertumbuhan yang bisa dilakukan perusahaan baik dari sisi produk maupun sales.

Dalam kesempatan kali ini, #SelasaStartup ingin mengupas lebih dalam terkait product-led growth bersama tim produk dari tiga startup yaitu Amplitude, Vidio, dan Pluang.

Product-led growth atau strategi pertumbuhan yang bertumpu pada produk ini merupakan metodologi bisnis di mana akuisisi pengguna, ekspansi, konversi, dan retensi semuanya dikendalikan oleh produk itu sendiri. Hal ini menciptakan keselarasan seluruh perusahaan di seluruh tim—dari teknisi hingga tim penjualan dan pemasaran—di sekitar produk sebagai sumber terbesar pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan terukur.

Tidak ada strategi satu-untuk-semua

Diskusi #SelasaStartup terkait product-led growth ini menghadirkan tiga startup yang memiliki segmen berbeda. Amplitude dengan produk SaaS platform analitiknya, Vidio yang menawarkan layanan video-on-demand, juga Pluang dengan produk investasinya. Ketiga produk ini hanyalah beberapa jenis dari sekian banyak produk yang ditawarkan di luar sana.

Dalam menerapkan product-led growth, VP of Product Pluang Robert Tan mengungkapkan fakta bahwa “there’s no one strategy that fits to all” atau tidak ada satu strategi yang akan cocok untuk semua segmen. Contohnya saja, ketika Pluang berusaha meningkatkan penetrasi dengan memungkinkan e-KYC lintas platform, hal ini tidak berlaku di layanan video karena bisnisnya tidak mengharuskan pengguna untuk melakukan KYC.

Robert turut menambahkan bahwa product-led growth bukan semata-mata tanggung jawab tim produk dalam suatu perusahaan. Growth atau pertumbuhan adalah tugas dari semua tim. Bagaimana semua tim bisa berkoordinasi dengan baik guna memaksimalkan value yang diterima pengguna. Maka dari itu, dibutuhkan waktu khusus untuk semua divisi berkumpul dan mengorkestrasikan strategi ini bersama sehingga tidak ada fungsi yang overlap.

Ketika cahaya melewati prisma, warna berbeda yang membentuk cahaya putih menjadi terpisah dan menciptakan efek pelangi. Sumber: productled.org

Prisma di atas dapat diibaratkan sebagai perusahaan yang bertumpu pada produk. Warna yang berbeda adalah semua tim yang berbeda—pemasaran, penjualan, CS, desain, teknisi—yang biasanya beroperasi pada panjang gelombang yang berbeda. Alih-alih memisahkan mereka, prisma yang dipimpin produk menyatukan tim-tim ini. Panjang gelombang gabungan mereka membentuk cahaya terang dan fokus terhadap pengalaman pengguna (user experience).

Penggunaan data

Terkait waktu yang tepat untuk memulai product-led growth, Enterprise Account Executive Amplitude SEA Karina Gunawan mengatakan, banyak startup yang merasa tidak siap jika belum mencapai tahap tertentu dalam bisnisnya. Namun, dalam dinamika industri teknologi saat ini, kita dituntut untuk bisa bergerak cepat. Tentunya, tetap dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang.

Untuk bisa bergerak lebih dinamis, tentunya tidak mudah dan penuh tantangan. Contohnya dari sisi data, tidak mudah untuk bisa memproses dan menganalisis semua data yang ada. Bahkan untuk mendapatkan data tersebut juga tidak mudah. Sugesti dari Karina adalah agar perusahaan rintisan bisa menentukan prioritas, apa yang menjadi goal, sehingga ketika berhadapan dengan data, mereka bisa lebih selektif. “Tidak perlu mendapatkan semua data, cukup yang relevan saja,” ujarnya.

Dari sisi data, ada banyak cara untuk mendapatkan data-data yang relevan, seperti terlibat langsung dengan pengguna, seperti melakukan survey atau wawancara. Pilihan lainnya, bisa dengan investasi di perusahaan data atau pihak ketiga untuk bisa mendapatkan data yang layak dan bisa digunakan untuk mendorong perkembangan perusahaan.

Menyederhanakan proses, memaksimalkan hasil

Chief Product Officer Vidio Dhiku Hadikusuma Wahab membagikan prinsipnya terkait penerapan product-led growth dalam perusahaan rintisan. Pertama, mulai dari masalah pengguna, masing-masing tim sebagai representasi pengalaman pengguna dan menuangkan inisiatif untuk ke depannya dimasukkan ke dalam roadmap. Kedua, fokus pada core feature, nilai seperti apa yang ingin diberikan. Vidio sebagai platform video-on-demand fokus pada player.

Yang ketiga adalah simplicity. Pastikan nilai-nilai yang ditawarkan dapat diterima dengan mudah oleh pengguna. Selain itu, dari sisi teknis, satu hal yang perlu diperhatikan yaitu reusability. Ketika mengembangkan sebuah produk, sebisa mungkin pastikan bahwa produk itu bisa di replikasi dan implementasi di hal lain, sehingga bisa mendorong efisiensi pekerjaan.

Pada akhirnya, semua strategi yang dilancarkan semata-mata bertujuan untuk bisa membawa pengguna kembali ke platform/layanan atau yang sering disebut customer retention. Bagaimana bisa mereplikasi pengalaman dari pengguna yang puas serta mengimplementasikannya pada pengguna yang belum puas. Aha moment is real, ketika pengguna dapat merasakan value yang ditawarkan, maka hal ini juga yang akan menentukan keberlanjutan bisnis perusahaan.

Amplitude, Vidio dan Pluang Terapkan Strategi Product-led Growth untuk Bangun Customer Retention

Sebagai perusahaan rintisan, tentunya mencapai growth yang cepat jadi salah satu tujuan yang didambakan. Nyatanya tidak semudah itu, terlebih melihat persaingan industri digital yang kian ramai.

Menjawab keresahan tersebut, DailySocial.id berkolaborasi dengan Amplitude mengundang Karina Gunawan, Enterprise Account Executive Amplitude, Robert Tan, VP of Pluang dan Dhiku Hadikusuma Wahab, Chief Product Officer of Vidio dalam acara webinar #SelasaStartup yang bertajuk: “Growth Webinar: Build for Product-Led Growth”, bersama pada Selasa, 18 Januari 2022 lalu.

Bagaimana produk digital yang kita buat lebih dipilih?

Untuk mengatasi persoalan ini, para pemain di industri digital pun ramai-ramai menerapkan strategi product-led growth. Perusahaan yang melakukan strategi product-led growth lebih cepat bisa menjadi lebih lebih efisien dan scalable dalam mengakuisisi, mengelola engagement, retention dan loyalitas user, terlebih di tengah kompetisi industri digital, menarik pengguna untuk mencoba dan tetap ‘sticky’ terhadap produk bisnis Anda menjadi satu tantangan tersendiri.

Dalam diskusi ini, kami mendatangkan platform wealthtech Pluang, yang baru saja berhasil meraih pendanaan tambahan di putaran lanjutan Seri B senilai $55 juta atau setara Rp787 miliar pada Januari 2022 ini. Selain itu perwakilan dari perusahaan yang masuk dalam jajaran centaur, Vidio, juga turut menceritakan pengalaman mereka serta berbagi tips dan best practice membangun growth bisnis perusahaan digital sukses tersebut.

Melengkapi diskusi ini, tak luput perusahaan pionir digital optimization penyedia layanan data dan analisis produk, Amplitude, turut hadir memberikan pandangan bagaimana strategi product-led growth dapat memacu pertumbuhan startup digital

“Saya melihat banyak startup merasa belum ready […]. Padahal, karena kompetisi makin cepat dan customer juga ekspektasinya makin tinggi, makanya penting untuk cepat melakukannya (product-led growth) di awal,” terang Karina.

Amplitude juga membuka kesempatan bagi para perusahaan rintisan melalui program scholarship. Para startup diberikan akses data komprehensif dan support dari tim Amplitude secara gratis selama satu tahun. Program ini bisa Anda ikuti di tautan ini atau email melalui [email protected].

Penasaran bagaimana sepak terjang ketiga perusahaan ini membangun growth?

Simak webinar #SelasaStartup “Growth Webinar: Build for Product-Led Growth” selengkapnya di sini!

Kiat Tepat Membangun “Growth” Bisnismu Melalui Pengembangan Produk

Banyak cara dilakukan untuk menarik dan meyakinkan orang agar membeli produk Anda. Salah satunya adalah membuat orang langsung mencoba produk Anda secara gratis.

Seperti metode freemium atau free trial yang lumrah banyak digunakan oleh perusahaan digital ternama sebagai strategi untuk menarik banyak pengguna. Keduanya, ternyata merupakan bagian dari adaptasi tren pendekatan product-led growth yang populer mulai tahun 2020 ini. Strategi diklaim menjadi masa depan strategi bisnis untuk berkembang.

Product-led growth (PLG) sendiri merupakan metode memusatkan produk sebagai penggerak utama untuk mengakuisisi, mengaktivasi, dan mengelola pengguna (user). Strategi ini fokus pada end-user langsung dengan memangkas langkah-langkah panjang yang biasa perusahaan lakukan dengan metode marketing-led/sales-led growth.

Sejumlah brand ternama sudah memanfaatkan strategi product-led growth

Fokus pada mempercepat penyampaian value produk, versi semacam ‘try-before-you-buy’ seperti freemium dan free trial ini mempermudah pengguna sehingga mereka bisa langsung merasakan sendiri manfaat dan seluruh fitur produk sepanjang mereka inginkan serta merasakan langsung bagaimana ternyata produk tersebut bisa mengatasi masalah mereka dengan mudah.

Akumulasi dari experience langsung dan terus menerus ini kemudian idealnya membuat pengguna tertarik untuk memutuskan pembelian produk atau terus menggunakan produk tersebut sebagai solusi permasalahan mereka.

Hal ini senada dengan survei dari Forrester yang menyebutkan, 75% B2B condong memilih self-serve model. 3 dari setiap 4 B2B buyers lebih memilih self-educate dibandingkan belajar tentang produk dari tim sales perusahaan.

Strategi product-led growth ini bisa kita lihat dari brand kenamaan luar negeri yang berkecimpung di industri digital berbasis cloud seperti teleconference maupun desain online. Produk mereka banyak diadopsi oleh pengguna karena mudah digunakan dan terlebih lagi memiliki opsi fitur tanpa berbayar.

Pada akhirnya, bisnis brand-brand besar ini tumbuh dengan cepat dengan sedikit uang yang dikeluarkan untuk pemasaran (marketing-led growth). Produk mereka terpasarkan dengan sendirinya dari cerita mulut-ke-mulut para pengguna ‘gratis’ yang puas akan produk tersebut.

Kiat membangun strategi product-led growth

Mengimplementasikan product-led growth mempunyai manfaat yang besar, seperti memperluas jangkauan pengguna, meningkatkan kepuasaan pelanggan, dan mengurangi biaya akuisisi pengguna.

Adapun kiat dalam membangun product-led growth sebagai berikut:

1. Jadikan customer experience yang pertama

Ketika membuat produk, visi yang harus dibangun adalah bagaimana produk tersebut memberikan pengalaman terbaik bagi yang menggunakannya. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh PwC, 73% konsumen mengatakan customer experience merupakan faktor esensial dalam melakukan keputusan pembelian.

2. Kuasai road map produk

Setelah memiliki visi yang fokus pada pengalaman pengguna, selanjutnya adalah membuat peta jalan produk sebagai petunjuk bagi founder sendiri maupun tim produk akan apa saja yang harus dilakukan untuk menyukseskan tujuan atau program yang coba dibangun.

3. Fokus pada adopsi dan engagement user/customer

Membuat produk dengan segala fitur canggih saja tidak cukup. Produk yang dibuat harus bisa menarik dan membantu pengguna untuk terus menggunakan produk Anda. Salah satu caranya adalah memperkenalkan dan menuntun pengguna anda mengoptimalkan fitur-fitur produk lain yang belum terjamah seperti fitur guides.

4. Selalu kembangkan produk

Selalu kembangkan produk mengikuti kebutuhan pengguna. Cara ini memberikan makna bahwa perusahaan Anda selalu peduli dan berusaha memberikan solusi yang terbaik. Lebih lagi, ini bisa memupuk kesetiaan pengguna.

5. Kuatkan strategi dengan data

Ingin membuat produk yang bagus dan disukai oleh banyak orang artinya membutuhkan data perilaku pengguna target pasar produk Anda. Anda bisa meminta feedback langsung dari pengguna atau melihat data tracking saat pengguna mencoba produk Anda.

Misalnya, kenapa fitur A lebih sedikit digunakan dibanding fitur B. Dari data tersebut Anda bisa mengambil keputusan mana yang harus diperbaiki dan terus dikembangkan. Cobalah mulai untuk menggali permasalahan apa yang sedang dihadapi dari data tersebut dan mencari solusinya.

Terlihat mudah, namun menjalankan strategi product-led growth juga membutuhkan pemaham yang lebih mendalam baik bagi seorang founder maupun product manager. Belajar memahami langsung dari praktisi profesional bisa menjadi salah satu jawabannya.

Mengakomodasi hal ini, DailySocial akan mengupas tuntas strategi product-led growth pada Selasa, 18 Januari 2022 mendatang dalam webinar #SelasaStartup dengan topik “Growth Webinar: Build for Product-Led Growth.”

Kiat-Tepat-Membangun-Growth-Bisnismu-Melalui-Pengembangan-Produk

Acara yang digelar daring ini nantinya akan menjelaskan product-led growth lebih mendalam disertai berbagai tips dan best practice langsung dari Amplitude, perusahaan pionir dalam bidang digital optimization dan Robert Tan, VP of Pluang serta Dhiku Hadikusuma Wahab, Chief Product Officer of Vidio .

Mulai “growth” bisnismu melalui pengembangan produk sekarang. Daftar #SelasaStartup melalui tautan ini.