Masalah Jaringan, Pertandingan Final PMCO Eropa Ditunda

Pandemik virus corona membuat berbagai kegiatan olahraga dibatalkan. Untungnya, pertandingan esports masih bisa diselenggarakan meski hanya secara online. Meskipun begitu, itu bukan berarti penyelenggaraan pertandingan esports tak memiliki masalah sendiri. Salah satu masalah yang dihadapi saat pertandingan esports diadakan online adalah masalah jaringan internet. Babak final dari PUBG Mobile Club Open (PMCO) Spring Split 2020 terpaksa ditunda karena masalah koneksi internet.

Babak final dari PMCO untuk kawasan Eropa sempat diadakan pada 12 April 2020. Namun, setelah dua pertandingan, PUBG Mobile Esports memutuskan untuk menunda kompetisi karena buruknya kondisi jaringan internet, menurut laporan Dot Esports. Sayangnya, masih belum diketahui kapan pertandingan final tersebut akan diselenggarakan. Satu hal yang pasti, poin yang didapatkan oleh setiap tim yang bertanding pada 12 April dikurangi menjadi setengahnya.

Pertandingan final PMCO Eropa mempertemukan 16 tim dari 4 kawasan, yaitu CIS, Eropa, Turki, dan Jerman. Total hadiah yang ditawarkan mencapai US$45.600 (sekitar Rp716 juta). Selain hadiah uang, tim yang keluar sebagai pemenang juga akan bisa ikut berpartisipasi dalam PUBG Mobile World League (PMWL) West. Saat ini, peringkat satu diduduki oleh Nomad Gaming, diikuti oleh Heroes X dan Futbolist. Anda bisa melihat ranking masing-masing tim pada gambar di bawah.

PMCO Eropa ditunda
Ranking tim-tim di PMCO Eropa saat ini. | Sumber: Dot Esports

“Trafik internet yang sangat tinggi di Eropa memberikan dampak buruk pada pertandingan Regional Finals Europe,” kata PUBG Mobile Esports melalui akun Twitter resmi mereka. “Karena itu, kami memutuskan untuk menunda pertandingan. Memastikan bahwa semua tim yang berpartisipasi di turnamen dapat bermain dengan keadaan yang sama merupakan prioritas kami dalam menentukan tim yang akan menjadi juara. Kami akan memberikan informasi yang lebih detail dalam waktu dekat.”

Sementara itu, Bigetron RA berhasil menjadi juara dari PUBG Mobile Pro League (PMPL) ID 2020 Season 1. Selain mendapatkan hadiah uang, Bigetron RA juga berhak untuk maju ke PMWL 2020 dan PMPL SEA Finals 2020. PMPL adalah liga PUBG Mobile pertama yang diadakan secara resmi oleh Tencent di Indonesia. Salah satu alasan Tencent untuk mengadakan PMPL di Indonesia adalah untuk memastikan keberlangsungan ekosistem esports PUBG Mobile, mulai dari tingkat paling bawah sampai paling atas. Selain di Indonesia, PMPL juga diadakan di Malaysia-Singapura, Thailand, Taiwan, Asia Selatan, dan Amerika.

Kenapa Perusahaan Tiongkok Mau Masuki Pasar Esports Asia Tenggara?

Dari segi total hadiah, turnamen esports kini bisa menawarkan total hadiah setara atau bahkan melebihi kompetisi olahraga tradisional. Contohnya, The International 2019 yang menawarkan total hadiah lebih dari US$34 juta (sekitar Rp476 miliar). Dan turnamen esports kini tak melulu mengadu game PC. Mobile esports juga mulai menjadi semakin populer. Tencent bahkan menyiapkan US$5 juta (sekitar Rp70,6 miliar) untuk semua turnamen esports PUBG Mobile pada tahun depan.

Tahun ini, PUBG Mobile Club Open Fall Split Global Finals merupakan turnamen PUBG Mobile dengan total hadiah terbesar. Turnamen tersebut menawarkan total hadiah sebesar US$500 ribu (sekitar Rp7 miliar) Sebesar US$180 ribu (sekitar Rp2,5 miliar) dibawa pulang oleh Bigetron yang keluar sebagai pemenang. Diadakan di Malaysia, PMCO Fall Split Global Finals diselenggarakan oleh VSPN, perusahaan penyelenggara turnamen esports asal Tiongkok. Perusahaan smartphone asal Tiongkok, vivo, menjadi salah satu sponsornya. Selain itu, ada beberapa perusahaan Malaysia yang juga menjadi sponsor seperti merek minuman 100 Plus, perusahaan pengantar makanan Hungry, dan perusahaan telekomunikasi Yoodo. Meskipun begitu, vivo tetaplah menjadi salah satu rekan bisnis terbesar dari Tencent Esports.

“Saya tidak bisa mewakili Tencent dan vivo, tapi saya percaya, tujuan kami sama — untuk menjadi perusahaan global, tidak hanya perusahaan Tiongkok,” kata Wang Chenfan, Vice President of VSPN, pada The Esports Observer, ketika ditanya mengapa perusahaan-perusahaan Tiongkok — Tencent, VSPN, dan vivo — tertarik untuk masuk ke pasar esports Asia Tenggara. “Sejak VSPN didirikan pada 2016, kami telah mengadakan beberapa turnamen esports di luar Tiongkok; khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, termasuk demonstrasi kompetisi esports dalam Asian Games di Jakarta, 2018 PUBG Mobile Star Challenge (PMSC) di Dubai, dan PMSC di Taipei tahun ini.”

Acara PMCO Fall Split Global Finals. | Sumber: VSPN/Tencent via The Esports Observer
Acara PMCO Fall Split Global Finals. | Sumber: VSPN/Tencent via The Esports Observer

Tidak aneh jika perusahaan Tiongkok tertarik untuk masuk ke pasar esports di Asia Tenggara. Asia Tenggara merupakan kawasan dengan pertumbuhan industri gaming paling besar pada tahun ini. Pada 2019, industri gaming di kawasan itu naik 17,4 persen dari tahun lalu, menurut Newzoo. Tak hanya itu, esports juga mulai diakui sebagai olahraga di negara-negara Asia Tenggara. Hal ini terlihat dari diadakannya pertandingan eksibisi esports dalam Asian Games pada 2018 dan esports menjadi cabang olahraga bermedal dalam SEA Games 2019.

Meskipun begitu, pasar Asia Tenggara juga menawarkan tantangan tersendiri. Salah satunya adalah bahasa. Negara-negara di Asia Tenggara memiliki bahasa masing-masing. “Jika dibandingkan dengan Tiongkok, Asia Tenggara terdiri dari sejumlah negara dengan bahasa dan budaya yang berbeda,” ujar Chenfan. “Kami perlu menyiapkan beberapa penerjemah dan shoutcaster dari beberapa bahasa.” Sebagai perbandingan, di Tiongkok, turnamen esports biasanya hanya memiliki shoutcaster dalam tiga bahasa, yaitu Inggris, Mandarin, dan Korea. Masalah lainnya adalah budaya. Penyelenggara turnamen harus menyiapkan tempat untuk ibadah bagi pemain muslim yang berasal dari negara dengan mayoritas beragam Islam, seperti Indonesia.

PMCO SEA Spring Split Week 1: Permainan Kompetitif Tim Indonesia

Sepanjang pekan lalu, gelaran PUBG Mobile Club Open 2019 (PMCO 2019) telah berjalan . Setelah Bigetron menjadi juara di dalam gelaran PMCO 2019 Indonesia Finals, kini kompetisi berlanjut ke tingkat berikutnya, PMCO SEA -Spring Split. Gelaran ini dibagi menjadi dua fase, fase pertama adalah fase liga, dilanjut dengan fase kedua yang berupa fase turnamen.

Fase liga akan berjalan selama 5 pekan, pekan lalu adalah pertandingan pekan pertama. Pada fase liga, format kompetisi mirip dengan FACEIT Global Summit: PUBG Classic. 24 tim peserta dibagi menjadi menjadi tiga grup, A, B, dan C. Pertandingan selama sepekan berjalan dengan format round robin yang berarti ada pertandingan grup A vs B, grup A vs C, dan grup B vs C.

Dalam kompetisi ini, Indonesia diwakili 5 tim, yaitu Bigetron Esports, Victim Esports, EVOS Esports, WaW Esports, dan Onic Esports. Menariknya, performa Bigetron malah cenderung melorot pada pekan pertama ini. Sementara di sisi lain, EVOS sedang panas-panasnya, dan berhasil memberikan permainan yang maksimal di selama sepekan pertandingan.

Permainan maksimal tersebut terlihat lewat tiga kali chicken dinner yang berhasil mereka kumpulkan dalam pertandingan grup C vs A. Sementara itu tim RRQ Athena masih jadi salah satu lawan terberat di kancah Asia Tenggara. Salah satu alasannya adalah karena permainan konsisten RRQ Athena. Walau cuma dua chicken dinner didapatkan dari 7 ronde pertandingan grup B melawan grup C, namun mereka berhasil amankan skor lumayan besar lewat perolehan kill yang banyak.

Sementara ini klasemen 10 besar masih diisi oleh tim-tim dari Indonesia. Mencoba menilik performa tim Indonesia dalam gelaran ini, Hybrid mewawancara Riantoro “Pasta” Yogi selaku shoutcaster berbahasa Indonesia dalam gelaran PMCO 2019. “Kalau bicara soal performa tim-tim Indonesia, menariknya selalu ada peningkatan pada setiap harinya, walau tidak secara serentak.” kata Pasta kepada redaksi Hybrid.

“Saya sendiri sebagai caster cukup puas melihat permainan tim Indonesia yang ternyata bisa bersaing. Dari 5 tim Indonesia yang bertanding, empat di antaranya sudah dapat chicken dinner, EVOS 3 kali, Onic 1 kali, WaW 2 kali, Bigetron 1 kali, tinggal Victim aja yang belum dapat.” Pasta menjawab. Permainan tim PUBG Indonesia memang cukup memukau selama gelaran PMCO SEA Spring Split ini, namun sebenarnya masih ada ruang untuk jadi lebih baik lagi.

Sumber: Facebook @pastadota
Riantoro “Pasta” Yogi, shoutcaster bahasa Indonesia yang bertugas dalam gelaran PMCO SEA Spring Split. Sumber: Facebook @pastadota

“Pada hari pertama dan kedua di week 1 kemarin, permainan tim Indonesia terlihat kurang lepas. Mungkin karena sambil analisa strategi musuh seperti tempat turun, dan arah rotasi yang dilakukan. Saya berharap week 2 jadi milik tim Indonesia. Harusnya week 1 kemarin sudah cukup waktu untuk mereka membaca strategi permainan musuh-musuhnya.” Pasta menjelaskan soal gameplay tim Indonesia.

Tersisa 4 pekan pertandingan dari fase liga PMCO SEA Spring Split. Fase ini akan bergulir sampai dengan 9 Juni 2019 mendatang. Dari total perolehan poin, 4 tim asal Indonesia saat ini sudah menduduki posisi 10 besar, dengan EVOS berada di peringkat 4. Semoga pekan kedua ini mereka bisa memberikan yang terbaik, meraih prestasi, dan membanggakan nama Indonesia di kancah internasional!