Sambut Grand Final PMCO SEA 2019: Fall Split, Tencent Umumkan Inisiatif Dropzone Indonesia

Setelah selama kurang lebih satu bulan fase liga berlangsung, PUBG Mobile Club Open 2019 Southeast Asia (PMCO SEA 2019) Fall Split kini tinggal menghitung hari menuju gelaran puncaknya.

Babak final diikuti oleh 16 tim dari 5 negara yang berhasil lolos dari fase liga. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Kamboja, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Berikut 16 tim yang menjadi peserta:

  1. Bigetron RA – Indonesia
  2. EVOS Esports – Indonesia
  3. RYU – Indonesia
  4. NFT Esport – Indonesia
  5. BOOM Esports – Indonesia
  6. Illuminate – Thailand
  7. Mega Conqueror – Thailand
  8. RRQ Athena – Thailand
  9. Purple Mood – Thailand
  10. LYNXTH – Thailand
  11. FFQ – Vietnam
  12. Gaming BOX – Vietnam
  13. ReaperKiller Esports – Vietnam
  14. YOODO Gank – Malaysia
  15. Victorious in Play – Malaysia
  16. ORANGE Esports – Kamboja

Pada saat fase liga PMCO SEA 2019 kemarin, Bigetron RA bermain dengan sangat apik dan berhasil mendominasi tim-tim lainnya, termasuk RRQ.Athena; yang adalah juara PMCO SEA 2019 Spring Split. Tercatat, dari 20 kali pertandingan, Bigetron RA mampu meraih posisi pertama selama 15 kali.

Terkait gelaran final, Gaga Li selaku Head of Esport PUBG Mobile wilayah Asia Tenggara turut mengutarakan komentarnya. “PMCO 2019 musim gugur kali akan menjadi turnamen yang lebih seru dan menegangkan. Dengan sistem poin terbaru serta kemampuan para peserta yang meningkat, PMCO 2019 Fall akan memberikan kejutan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.”

Bukan hanya itu saja, Tencent selaku pengembang PUBG Mobile juga membuat inisiatif baru untuk menyambut gelaran Grand Final PMCO SEA 2019 Fall Split. Inisiatif ini disebut sebagai PUBG Mobile: Dropzone Indonesia.

Nama inisiatif tersebut mengambil dari istilah in-game, yang artinya adalah lokasi atau titik tempat para player PUBG Mobile terjun dengan parasut. Inisiatif Dropzone Indonesia dibuat untuk kafe-kafe dari berbagai penjuru Indonesia yang ingin menjadi bagian dari komunitas PUBG Mobile.

Menyoal inisiatif Dropzone Indonesia, Gaga Li menyampaikan “PUBG Mobile Indonesia ingin merengkuh setiap tempat berkumpulnya para player Indonesia. PUBG Mobile: Dropzone Indonesia diharapkan menjadi tempat terjadinya interaksi positif antar para playerDropzone Indonesia merupakan inisiatif dari PUBG Mobile Indonesia untuk merangkul kafe-kafe di Indonesia sebagai tempat berkumpul dan bertemunya para pemain PUBG Mobile Indonesia.”

Sumber: PUBG Official Media
Sumber: PUBG Official Media

Ada beberapa benefit yang akan diterima oleh kafe yang menjadi bagian dari inisiatif Dropzone Indonesia. Selain menjadi wadah resmi berkumpulnya komunitas PUBG Mobile di Indonesia, kafe yang menjadi bagian dari inisiatif ini juga akan dipromosikan lewat kanal media resmi milik PUBG Mobile, dilibatkan untuk kegiatan resmi dari PUBG Mobile, serta mendapatkan berbagai merchandise resmi yang sudah disiapkan untuk komunitas ataupun player.

Untuk mendaftar, Anda dapat langsung menuju ke tautan indoesports.com/pmcodropzone. Inisiatif ini terbuka bagi semua kafe yang ada di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke.

Gelaran Grand Final PMCO SEA 2019: Fall Split akan diselenggarakan di Samyan Mirtown, Bangkok, Thailand, pada 2 sampai 3 November 2019 mendatang dengan memperebutkan total hadiah sebesar US$125.000 (Sekitar Rp1,7 miliar).

Anda dapat menyaksikan pertandingannya lewat livestream yang ditayangkan pada channel youtube PUBG Mobile Indonesia ataupun menonton bersama komunitas secara langsung di kafe-kafe yang tergabung dalam inisiatif Dropzone Indonesia

Peran Manajemen Dalam Kemenangan NARA Pixies di BUBU Esports Tournament 2019

Akhir pekan lalu, telah selesai terlaksana kompetisi BUBU Esports Tournament 2019. Dari dua hari pelaksanaan (13-14 September 2019) akhirnya tim Bigetron RA jadi juara untuk kategori putra dan NARA Pixies keluar sebagai juara untuk kategori putri.

Kemenangan NARA Pixies di kompetisi ini menjadi hal yang sebenarnya cukup menarik untuk dibahas. Pasalnya, tim ladies yang satu ini punya penampilan yang konsisten belakangan ini. Terakhir kali, mereka juga mendapat peringkat 2 di kompetisi PINC Ladies 2019.

Membahas lebih lanjut soal ini, kami mewawancara General Manager tim NARA EsportsErzal Savero Muhammad. Bagaimana peran manajemen dalam mempersiapkan tim NARA Pixies? Berikut hasil bincang-bincang yang kami lakukan.

Akbar (A): Halo Erzal pertama-tama selamat atas kemenangan tim Nara Pixies di kompetisi BUBU Esports Tournament kemarin ya

Erzal Savero (ES): Ya, terima kasih

(A): Bagaimana komentar manajemen atas kemenangan tim NARA Pixies?

(ES): Kemenangan tim NARA Pixies adalah kemenangan bersama atas kerja sama player, manajemen NARA Esports, para sponsor, juga berkat dukungan para fans. Kemenangan NARA Pixies tidaklah mudah, kemenangan tersebut adalah hasil latihan keras, evaluasi, serta perjuangan kawan-kawan NARA Pixies yang tak kunjung henti. Saya sampaikan juga kepada mereka, jangan cepat puas karena ini justru langkah awal untuk perjalanan karir mereka. Serta jangan lupa untuk bersyukur kepada tuhan YME.

(A): NARA Pixies cukup konsisten mendapat posisi 4 besar di dua kompetisi khusus perempuan. Menurut Erzal apa faktor terbesar penampilan tim NARA Pixies yang stabil ini?

(ES): Menurut saya faktor tersbesar adalah mental, karena para pemain NARA Pixies punya mental juara. Saya juga jadi mengingat apa yang dikatakan oleh OG.N0tail “Siapa menenangkan permainan dari sisi mental, maka merekalah yang jadi juara.”.

Saat tim lain mempermasalahkan bug karena PUBG Mobile yang baru update, tim kami fokus melakukan evaluasi dan memberikan solusi. Saya kerap memberi contoh dan menanamkan mindset fokus pada solusi kepada mereka. Jadi jika terjadi suatu masalah, lebih baik segera dicari jalan keluar atau solusi, agar masalah tersebut selesai.

(A): Jelang kompetisi dari BUBU, ada pergantian roster di dalam tim Nara Pixies. Dampaknya dalam persiapan untuk kompetisi bagaimana?

Jelang kompetisi tim Pixies ditinggal oleh pemain yang penting yaitu sang kapten (Thalia “Dust” Salsabilah). Tim Pixies sebetulnya cukup kalang kabut untuk mencari pemain baru, walau sebenarnya ketika itu ada banyak kandidat yang bisa mengisi kekosongan team.

Sumber: Instagram @naraesports
Sumber: Instagram @naraesports

Beberapa di antaranya saya interview langsung, tapi saya tidak ingin salah mengambil keputusan. Bahkan sempat ada perselisihan antara manajemen dengan tim, karena ada kandidat pemain yang diinginkan oleh tim, tapi ditolak oleh pihak manajemen tim.

Tapi saya sampai sampaikan kepada mereka, jika mereka tidak bisa diajak kerjasama dan berkomunikasi dengan baik, maka saya akan mengambil keputusan agar NARA Pixies mundur dari BUBU Esports Tournament.

Tetapi saya rasa kejadian itu malah jadi titik balik kebangkitan NARA Pixies. Jelang deadline kami menemukan 2 pemain Lisa “NARA.FROST” Tjeadi dan Mery “NARA.REDZ” Vianita yang ingin bergabung dengan NARA karena kesamaan visi-misi. Tetapi di luar dari hal itu, saya salut dengan Alexa “NARA.ALEXA”, Maharani “NARA.CINONYX” Dwi Ayu Sekar Wangi, Ayu “NARA.AYU” Pratiwi, Lisa “NARA.FROST” Tjeadi  dan Mery “NARA.REDZ” Vianita yang pada akhirnya memilih tetap bertahan, berjuang, bekerja keras, fokus latihan dan tidak pernah menyerah.

(A): Bagaimana peran manajemen dalam mempersiapkan Nara Pixies untuk kompetisi BEST 2019?

(ES): Kami mencoba untuk mempersiapkan mereka dengan semaksimal mungkin. Roster ini sebenarnya terbentuk dalam waktu cukup singkat, tepatnya baru satu pekan saja. Namun saya yakin akan potensi dan kemampuan mereka masing-masing. Secara In-game, saya yakin mereka sudah hebat semua. Tetapi yang menjadi belum terselesaikan adalah menyatukan chemistry atau ikatan batin antar pemain.

Maka dari itu yang saya lakukan adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk bonding. Jadi saya bikin kegiatan tim seperti jalan-jalan ikut event, nonton konser, hangout bareng, ngopi bareng, dan lain sebagainya. Lucunya, gara-gara kebanyakan kegiatan bonding, kapten tim bahkan sampai protes ke saya. Tapi cukup wajar juga, karena sang kapten mungkin kepikiran, merasa bahwa tim harusnya lebih banyak latihan di game juga.

(A): Kalau bicara soal porsi latihan, kira-kira apakah porsi latihan tim perempuan dengan laki-laki sama? Terus apakah program latihannya sama atau tidak?

(ES): Dari manajemen sebetulnya memberikan porsi yang beda antara player laki-laki dengan perempuan, akan tetapi teman-teman NARA Pixies berinisiatif menambah porsi latihan mereka, bahkan kadang-kadang sampai melebihi porsi latihan tim laki-laki.

Biasanya latihan kita programnya mencakup latihan strategi, analisis kemampuan lawan, scrim, latihan one-man squad (1v4). Dari hasil latihan tersebut terbukti cukup efektif, salah satu contohnya adalah saat match pertama, ketika NARA.FROST clutch 1vs4 untuk memperebutkan Chicken Dinner.

Sumber: Instagram @naraesports
NARA Frost sukses menjadi Terminator (kill terbanyak) di dalam kompetisi BUBU Esports Tournament 2019. Sumber: Instagram @naraesports

(A): Apakah ada perbedaan dari manajemen dalam mempersiapkan tim laki-laki dengan tim perempuan?

(ES): Kebetulan saya sebagai general manager NARA Esport yang menangani seluruh divisi yang ada di dalam NARA Esport, termasuk NARA Pixies. Saya rasa dalam persiapan saya tidak membedakan antara perempuan dengan laki-laki. Seluruh player-player yang telah bekerja sama dengan NARA sangat profesional, kita bekerja dengan komitmen kita bersama yang telah dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis, menyesuaikan dengan visi misi NARA Esports yaitu mengedepankan prestasi.

(A): Bicara soal visi-misi, apa sih sebenarnya visi-misi NARA Esports?Lalu apa yang ingin dicapai oleh NARA Esports dengan tim NARA Pixies? Bagaimana kehadiran NARA Pixies dapat membantu NARA Esports mendapai visi-misi organisasi?

(ES): Kalau bicara apa yang ingin dicapai, dalam jangka pendek tentunya mempertahankan gelar juara. Karena para pesaing pastinya akan memperbaiki diri dan semakin berambisi untuk mengalahkan NARA Pixies nantinya. Kalau bicara soal misi, hal yang ingin dicapai oleh NARA Esports sendiri adalah untuk menjadi perusahaan esports terbaik dalam hal prestasi dan inovasi.

Kehadiran NARA Pixies, ditambah dengan prestasi yang mereka peroleh juga bisa membantu kita melakukan inovasi dalam berkreasi. Dengan prestasi dari NARA Pixies, kita punya kesempatan menarik perhatian sponsor yang lebih luas, misalnya saja produk kecantikan mungkin? Hal ini tentunya membuka kesempatan yang lebih lebar bagi organisasi untuk mengembangkan sayap bisnisnya.

Sumber: dokumentasi NARA Esports
Erzal Savero Muhammad (Tengah) bersama tim NARA Pixies. Sumber: dokumentasi NARA Esports

(A): Kompetisi BUBU Esports Tournament menghadirkan konsep baru dengan memberi total hadiah yang sama antara kompetisi untuk laki-laki ataupun perempuan. Pendapat Erzal terhadap hal tersebut?

(ES): Saya rasa usaha menyetarakan gender dengan tidak membedakan prizepool antara perempuan dan laki-laki ini bisa mendorong kemajuan industri esports. Kita bisa lihat sendiri bagaimana ketatnya persaingan pada leaderboard tim-tim perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan juga punya kemampuan dan menyajikan tontonan kompetisi yang menarik. Melihat hal itu juga tidak menutup kemungkinan bahwa mereka suatu saat nanti bisa bersaing dengan tim laki-laki.

Sebagai tambahan saya juga ingin berterima kasih kepada penyelenggara BUBU Esports Tournament, terkhusus untuk Ibu Shinta. Semoga nantinya hal ini bisa menjadi contoh bagi pihak penyelenggara lainya.

(A): Tetapi esports sebetulnya bisa diblang hampir nggak ada batasan fisik antara laki-laki dan perempuan. Menanggapi opini tersebut, apa masih perlu ada kompetisi khusus perempuan?

(ES): Sangat perlu, karena menurut saya turnamen khusus perempuan memperluas ruang lingkup esport, sehingga hal ini berdampak kepada semakin luasnya target sponsor yang dapat kita sasar. Dengan market yang menjadi semakin luas, otomatis akan memajukan dan mengembangkan industri esports di Indonesia.

(A): Terakhir, apa pesan-pesannya teruntuk para fans yang sudah mendukung NARA Pixies dan NARA Esports sampai sejauh ini?

Pesan teruntuk fans, mohon selalu untuk mendoakan dan mendukung kami lewat akun media sosial dengan follow instagram @naraesports dan subscribe youtube channel NaraEsports. Kalian tunggu saja, karena kami akan terus menghadirkan konten-konten kreatif dan menarik.

(A): Oke, terima kasih banyak Erzal

(ES): Sama-sama mas Akbar.

Sekali lagi, selamat bagi tim NARA Pixies atas kemenangannya di kompetisi BUBU Esports Tournament 2019. Semoga NARA Esports bisa terus mepertahankan prestasinya, baik di kompetisi khusus perempuan ataupun menembus sampai kompetisi internasional campuran seperti PMCO atau PINC!

IDBYTE 2019 Gelar Turnamen PUBG Mobile dan Konferensi Esports

Industri gaming di Asia Tenggara bernilai US$4,6 miliar pada tahun 2019, menurut Newzoo. Jika dibandingkan dengan industri gaming global, kontribusi Asia Tenggara memang tidak besar, hanya 3,1 persen. Namun, Asia Tenggara merupakan kawasan dengan pertumbuhan terbesar, mencapai 22 persen. Sama seperti Indonesia, Asia Tenggara adalah kawasan mobile-first. Kebanyakan pengguna internet mengenal internet melalui perangkat mobile. Jadi, tidak heran jika dua per tiga pendapatan dari industri gaming di Asia Tenggara berasal dari game mobile.

Sumber: Newzoo
Sumber: Newzoo

Sementara untuk esports, jumlah penonton esports di Indonesia telah mencapai angka puluhan juta. Berdasarkan riset Kepios, 40 persen netizen Indonesia menonton konten terkait game. Sementara jumlah warganet yang menonton turnamen esports mencapai 26 persen. Dengan asumsi pengguna internet Indonesia berjumlah 171 juta orang, ada 68,4 juta orang yang menonton konten game. Ini merupakan kesempatan besar bagi perusahaan yang ingin mengenalkan mereknya pada para penonton game dan esports.

Melihat besarnya potensi esports di Indonesia, Bubu.com mengangkat esports sebagai tema dari IDBYTE tahun ini. IDBYTE adalah acara yang Bubu.com adakan setiap dua tahun sekali. Kali ini, acara tersebut akan diadakan pada 13-14 September di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD. Shinta Dhanuwardoyo, CEO dan Pendiri Bubu.com serta Chairwoman IDBYTE Esports 2019 mengatakan, acara IDBYTE tahun ini tidak hanya berupa konferensi esports, tapi juga turnamen PUBG Mobile.

“IDBYTE adalah konferensi teknologi Bubu yang diadakan sejak 2011. Awalnya, ini memang konferensi teknologi. Tahun ini, IDBYTE akan sedikit berbeda,” kata Shinta saat ditemui di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selasa, 27 Agustus 2019. “Kita akan buat edisi esports. Kita melihat bahwa esports telah menjadi fenomena global yang telah dimulai di Indonesia mungkin sejak 2017. Kami akan menghadirkan pelaku esports dan mengadakan turnamen untuk laki-laki dan perempuan.” Turnamen PUBG Mobile yang dinamai Bubu Esports Tournament (BEST) ini memiliki total hadiah Rp750 juta. Shinta menyebutkan, satu hal yang membedakan turnamen Bubu Esports Tournament (BEST) ini adalah karena hadiah untuk divisi pria dan perempuan sama. Turnamen tersebut bahkan diklaim sebagai kompetisi untuk perempuan dengan hadiah terbesar di Asia Tenggara.

Sumber: situs resmi BEST
Sumber: situs resmi BEST

Shinta merasa, seharusnya kompetisi esports tidak dipisahkan berdasarkan gender. Namun, menurutnya, sekarang belum ada platform bagi para pemain perempuan untuk unjuk gigi. “Saya mau membuat platform untuk pemain perempuan. Tujuannya ke depan, agar pemain perempuan dan laki-laki bisa bermain bareng. Kalau sudah terlihat pemain perempuan yang jago, tim profesional akan bisa menarik mereka,” ujar Shinta. Inilah salah satu “perubahan” yang diharapkan oleh Shinta dengan diadakannya IDBYTE, yang mengambil tema “Gaming for Change”.

BEST akan menerapkan gabungan sistem terbuka dan tertutup. Dari 16 tim yang akan bertanding, 12 di antaranya merupakan tim undangan. Sementara empat sisanya akan diisi oleh tim yang lolos babak kualifikasi. Tiga babak kualifikasi dilakukan secara online agar semua pemain di Indonesia bisa memiliki kesempatan untuk lolos ke babak final. Sementara satu babak kualifikasi — yang akan diadakan pada 1 September mendatang — akan diadakan secara offline, khusus untuk warga Jabodetabek dan Bandung. Tujuannya adalah untuk membangun hype. Pihak Bubu menyebutkan, mereka akan menanggung biaya akomodasi para pemain yang lolos babak kualifikasi untuk bertanding di ICE.

Shinta mengatakan, dia ingin agar semua pelaku industri esports, mulai dari tim profesional, perusahaan terkait, sampai pemerintah, bisa ikut serta dalam IDBYTE untuk mengedukasi masyarakat tentang esports dan potensi besar yang ada di industri tersebut. Menurut situs resmi IDBYTE, mereka mengundang beberapa eksekutif perusahaan ternama seperti COO dan Co-founder Twitch, Kevin Lin dan Managing Director of SEA, Activision Blizzard, Paul Chen sebagai pembicara. Sementara dari segi pemerintah, IDBYTE menghadirkan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Triawan Munaf dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

Esports dan Gaming di Mata Pemerintah

Presiden Joko Widodo percaya, industri kreatif akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Game merupakan salah satu bagian dari industri kreatif. Dalam konferensi pers IDBYTE, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengaku, game memang memiliki risiko dan memberikan berdampak negatif. Namun, itu tak seharusnya jadi alasan untuk melarang pengembangan industri game dan esports. Pemerintah akan melibatkan pihak sekolah dan orangtua untuk memitigasi risiko yang ada dan memastikan bahwa game justru memberikan dampak positif.

Rudiantara menyebutkan, salah satu manfaat dari industri game adalah membuka kesempatan bagi anak muda yang tertarik untuk menjadi developer game. “Karena membuat aplikasi biasa berbeda dengan membuat game,” katanya dalam wawancara doorstop. “Kalau game, harus ada seninya.” Dia mengaku, saat ini, kebanyakan game masih berasal dari Tiongkok. Dia berharap, ke depan, akan ada game buatan Indonesia yang populer dan bahkan bisa menjadi game untuk dipertandingkan sebagai kompetisi esports.

Menurut Rudiantara, esports juga membuka peluang pekerjaan baru. Salah satunya sebagai pemain profesional. Dia mengaku, industri esports kini mirip dengan industri olahraga tradisional. Hal ini terlihat dari para tim esports profesional yang terkadang melakukan poaching pada pemain dari tim lain. Sementara bagi orang-orang yang tak ingin menjadi pemain, mereka bisa menjadi manager tim, caster, atau bahkan streamer.

Sumber: Bola.com
Ridel Yesaya Sumarandak, pemenang medali emas Clash Royale di Asian Games | Sumber: Bola.com / Vascal Sapta Hadi

Esports juga membuka kesempatan bagi Indonesia untuk tampil di ajang regional atau bahkan internasional. Tahun lalu, esports telah mulai dipertandingkan di Asian Games, meski baru sekadar pertandingan demonstrasi. Ketika itu, Indonesia berhasil mendapatkan medali emas untuk kategori Clash Royale. Sementara tahun ini, esports akan menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan dalam SEA Games untuk memperebutkan medali. Rudiantara percaya, esports juga akan menjadi cabang yang dipertandingkan dalam Asian Games 2022 dan para atlet esports Indonesia seharusnya sudah mulai menyiapkan diri sejak sekarang.

Ketika ditanya tentang peran Kominfo dalam mengembangkan industri gaming dan esports, Rudiantara mengatakan bahwa Kominfo akan fokus dalam pengembangan infrastruktur internet. Menurutnya, sekarang, semakin banyak game yang memerlukan internet untuk dimainkan. Karena itu, keberadaan ketersediaan jaringan internet menjadi satu hal yang sangat krusial.

Victim Esports Dalam Visinya Menjadi Tim yang Berkembang Bersama Pemain

Jumat, 23 Agustus 2019 lalu menjadi momentum penting bagi salah satu organisasi esports yang sedang berkembang, Victim Esports. Lewat gelaran konfrensi pers yang diselenggarakan di FX Sudirman, Jakarta, momen tersebut sekaligus menjadi perayaan momen kemenangan Victim Esports di laga latih tanding melawan timnas Mobile Legends untuk SEA Games 2019.

Selain dari selebrasi kemenangan Victim Esports, momen ini juga digunakan manajemen tim untuk mengumumkan berbagai macam hal. Mulai dari visi misi, berbagai divisi yang dimiliki, sampai jajaran brand ambassador yang akan menjadi wajah dari Victim Esports.

Awal Mula Victim Esports

Dalam sesi tersebut, Hafiz Rachman Fauzi, General Manager Victim Esports bercerita banyak soal perjalanan mereka dari awal hingga sekarang. Perjalanan awal Victim Esports mendapatkan nama di esports Indonesia sendiri adalah lewat PUBG PC.

Walaupun namanya mungkin baru mulai naik daun di Mobile Legends belakangan ini, tapi Victim Esports sebenarnya sudah lebih dulu mulai dikenal lewat PUBG, baik PC ataupun Mobile. Lahir sejak 10 September 2018, mereka mulai merintis lewat divisi PUBG PC.

Sumber: NVIDIA
Sumber: NVIDIA

Ketika itu, walaupun status mereka awalnya adalah tim kuda hitam, namun mereka kerap menyaingi nama-nama besar di kancah PUBG PC, seperti Aerowolf ataupun RRQ.

Victim Esports, lewat nama Victim Reality, sempat menjuarai penyisihan Nvidia GeForce PUBG Pacific Cup, dan mewakili Indonesia di tingkat yang lebih tinggi. Begitu juga dengan divisi PUBG Mobile Victim Esports, yang turut mewakili Indonesia di PUBG Mobile Club Open (PMCO) Spring, bersama dengan Bigetron, EVOS, ONIC, dan WaW.

Menjadi Organisasi yang Berkembang Bersama Pemain

Dengan segala prestasi yang sudah dimiliki, Victim Esports pun berkembang sedikit demi sedikit, menjadi memiliki beberapa divisi untuk game-game populer, termasuk juga Mobile Legends. Pada gelaran konfrensi pers, Victim Esports memperkenalkan semua divisi yang mereka miliki, yaitu: PUBG PC (2 Tim), PUBG Mobile, Mobile Legends, Free Fire, dan Auto Chess.

Yang membuat tim ini jadi menarik, manajemen tim menegaskan bahwa Victim Esports adalah organisasi esports yang ingin berkembang bersama pemainnya. Ketika itu ada Rickel Albert, manajer tim MLBB Victim Esports, menceritakan hal ini.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

“Kita berawal dari pemain-pemain yang ingin berkembang, lalu bergabung menjadi satu, kita campur semua, sampai akhirnya menjadi seperti sekarang, tim yang berprestasi.” Rickel mengatakan pada sesinya.

Doni Setiawan selaku CEO Victim Esports juga menegaskan hal tersebut. “Kita memang strateginya adalah mencari talenta-talenta baru, ambil dari semi-pro. Lalu kita didik, ajarin attitude dan juga cara bermain, supaya pemain ini menjadi pemain yang matang.”

Penasaran dengan visi ini, kami lalu mencoba mencari tahu lebih lanjut komitmen Victim Esports dalam mewujudkan visi tersebut, dan mencoba mewawancara dan Hafiz Rachman Fauzi, General Manager Victim Esports, . Pertama-tama soal latihan dan program yang disediakan. Victim Esports terbilang punya standar disiplin yang cukup ketat.

“Yang pasti, manajer di masing-masing divisi kita punya kewajiban mengatur jadwal, mulai dari latihan, sampai aspek kehidupan lainnya seperti waktu untuk makan, tidur, dan istirahat. Ucap Hafiz.

“Lalu kalau fasilitas sih seperti kebanyakan tim esports ya, gaming house, gaji yang cukup, dan lain sebagainya.” Hafiz lalu melanjutkan membahas soal fasilitas.

Lebih lanjut soal mencari talenta baru, scouting atau usaha mencari pemain berbakat dari berbagai daerah juga jadi hal lain yang menarik untuk dieksplorasi. Ini lalu menjadi topik berikutnya yang kami bahas.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

“Sejauh ini pemain-pemain kami (Victim Esports) domisilinya sudah cukup beragam, kita juga ada pemain asal Sulawesi dan Kalimantan. Karena memang visi kami adalah mengembangkan pemain, jadi kami kerap melakukan scouting ke berbagai daerah. Nanti sekiranya ada pemain yang potensial, kemungkinan besar akan kami rekrut dan kami latih agar menjadi pemain yang lebih matang.” Hafiz bercerita.

Kendati demikian, mereka tetap masih urung untuk mencoba mengembangkan basis operasionalnya ke daerah lain. Tapi ini bukan sepenuhnya tanpa alasan. Alasan Hafiz sebenarnya cukup mirip seperti apa kata Dani Handoko, owner tim Hanz Pro Gaming, tim yang berasal dari warnet di Palembang.

“Kita sempat mendapat tawaran investor untuk membuat cabang di Bali. Tapi gimana juga, nggak bisa bohong bahwa kebanyakan event masih di Jakarta. Daripada nantinya biaya operasional kita jadi membengkak, makanya sementara ini kita fokus di Jakarta dulu.” tukas Hafiz.

Regenerasi, dan Usaha Menjadi From Zero to Hero

Apa yang dilakukan dan menjadi visi bagi Victim Esports ini sebenarnya menarik. Mengapa? Karena hal ini seperti menjadi kompromi antara dua hal. Pertama secara ekosistem, Hybrid sudah beberapa kali membahas soal urgensi regenerasi pemain di scene esports Indonesia. Yohannes P.Siagian, mantan kepala sekolah SMA PSKD 1, menjadi salah satu sosok yang vokal soal hal ini yang juga sempat Hybrid wawancarai.

Lalu di sisi lain adalah soal kepentingan. Selama ini tak banyak entitas esports yang merasa punya kepentingan melakukan hal tersebut. Memang sudah ada JD.ID High School League ataupun Indonesia Esports League University Series. Namun keduanya hanya wadah pertandingan saja.

Untuk regenerasi, saya merasa ekosistem esports Indonesia ini memang masih kekurangan wadah pelatihan. Beberapa tim besar cenderung lebih memilih mengambil pemain yang sudah matang. Tetapi Victim Esports dengan visinya, mungkin bisa menjadi bagian penting dari ekosistem ini.

Apalagi Doni Setiawan sang CEO Victim Esports, juga secara gamblang ingin menciptakan tim yang bisa berjuang dari nol hingga menjadi juara. Secara peluang, Victim Esports sebenarnya bisa saja mencari keuntungan instan, dengan menjual pemain yang sudah dimatangkan oleh manajemen Victim Esports kepada tim yang lebih mapan. Namun, Doni lebih memilih jalan yang terjal untuk menjadi juara.

“Semisal ada pilihan jual pemain demi keuntungan instan, atau menggunakan pemain didikan untuk kompetisi yang belum tentu bisa memenangkan kompetisi, saya lebih memilih tetap menggunakan pemain didikan saya untuk mengikuti kompetisi yang belum tentu jadi juara.” jawab Doni Setiawan, CEO tim Victim Esports.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Keluarga besar Victim Esports, mulai dari manajemen, pemain semua divisi, hingga brand ambassador. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

“Karena begini, saya percaya dengan pemain saya. Mereka yang belum tentu jadi juara tentunya akan belajar. Dari kekalahan tersebut, mereka pasti bakal menemukan pelajaran agar dapat jadi juara di kemudian hari.” Doni melanjutkan.

Keteguhan Doni dalam mengembangkan tim dari nol ini, terutama Mobile Legends, mungkin bisa dibilang ada hubungannya dengan liga franchise MPL Season 4. Mengingat tim Mobile Legends Victim Esports terbilang cukup baru, mereka tidak mengikuti liga franchise MPL Season 4.

Maka dari itu, ini waktu yang tepat untuk mendidik pemain dan membangun kekuatan terlebih dahulu bukan?

Lebih lanjut, Doni juga menjelaskan keinginannya untuk ikut serta pada MPL musim berikutnya. “Kita kemungkinan besar bakal gabung entah di MPL musim kelima atau musim keenam.” Doni membuka pembicaraan.

“Tapi mengingat biaya franchise tersebut (Rp 15 miliar) bukan berarti divisi Mobile Legends adalah prioritas. Hanya saja, untuk pertarungan sekelas MPL, saya merasa Victim Esports wajib turut serta untuk dapat menunjukkan siapa diri kita.” Doni kembali menegaskan.

Lewat visinya, Victim Esports memang secara tidak langsung jadi punya “kewajiban” untuk meregenerasi atlet esport, yang dalam konteks ini adalah atlet esports Mobile Legends. Ini jadi cara yang menarik yang tentunya diharapkan bisa berdampak positif pada ekosistem.

Kendati kekhawatiran terhadap prospek masa depan suatu game akan terus ada, regenerasi pemain tetap menjadi hal yang wajib dilakukan dalam ekosistem esports. Agar ekosistem ini  tetap ada untuk bertahan, bukannya hanya menjadi tren sesaat yang lalu hilang ditelan zaman.

Esports Menjadi Cara Komunikasi PT Elnusa Tbk Dengan Generasi Muda

Rabu 21 Agustus 2019, menjadi momen pembukaan bagi kompetisi PUBG Mobile yang diadakan oleh PT Elnusa Tbk, salah satu perusahaan jasa energi, migas, dan pengeboran.

Ya, Anda tidak salah dengar, perusahaan korporat yang cenderung “kolot” pun kini turut mempertandingkan game esports. Kompetisi ini diselenggarakan dalam rangkaian acara bertajuk Elnusa Olympic (EN-Lympic), sekaligus menjadi perayaan ulang tahun ke-50 dari PT Elnusa Tbk.

PUBG Mobile dipertandingkan dalam sebuah kompetisi yang diikuti oleh karyawan dari Pertamina Group. Menggunakan format kompetisi bergaya Olimpiade, PUBG Mobile dipertandingkan dengan beberapa olahraga tradisional seperti: Bulu Tangkis, Bowling, Golf, Basket, Bridge, dan Futsal.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Korporasi tua menyelenggarakan sebuah turnamen esports adalah sesuatu yang terbilang cukup unik, tapi bukan yang pertama terjadi. Di Indonesia, kompetisi seperti ini sempat terjadi di beberapa perusahaan BUMN. Contohnya saja ada Angkasa Pura II, yang sempat mengadakan kompetisi PUBG yang bertajuk Airport Weeks Fest.

Atau ada juga kementrian BUMN, yang beberapa waktu lalu mengadakan sebuah helatan dengan nama “Spirit of Millenials”. Sebagai acara dengan tema konten untuk anak muda, esports menjadi salah satu hidangan di dalam gelaran tersebut.

Esports, Sarana Berkomunikasi Antara “Si Tua” Dengan “Si Muda”

Seiring gaming (terutama di perangkat berjalan) menjadi gaya hidup, maka dalam hal ini esports menjadi seperti media komunikasi. Dalam hal esports yang diadakan oleh korporasi tersebut, kompetisi seakan menjadi sarana berkomunikasi antara “Si Tua”, dengan “Si Muda” atau kalangan yang kini kerap disebut sebagai milenials.

Hal ini menjadi alasan beberapa perusahaan BUMN menyelenggarakan kompetisi esports. Pada gelaran Millenial Expo contohnya, Aulia E. Marinto, Vice Presiednt Consumer Telkom mengatakan, bahwa gelaran acara tersebut diadakan sebagai cara menguatkan sinergi lintas pegawai BUMN, terutama untuk “Si Muda”.

Sumber: Dokumentasi Kementrian BUMN
Sumber: Dokumentasi Kementrian BUMN

“Sinergi BUMN itu akan lebih solid di masa depan dimulai dari generasi mudanya. Jadi, kita merasa Indonesia itu butuh generasi yang kreatif, mampu melihat masa depan, tidak gontok-gontokan.” Kata Aulia E Marinto kepada Detik.com.

Alasan yang diucapkan atas acara Airport Week Fest 2019 juga cukup senada, yaitu menggunakan esports sebagai media berkomunikasi korporasi dengan generasi muda. Kompetisi ini dilakukan Angkasa Pura II sebagai cara memperkenalkan fasilitas bandara, terutama Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta kepada generasi muda.

Tak ayal, PT Elnusa Tbk pun melakukan cara serupa; menjadikan esports sebagai cara mereka berkomunikasi dengan generasi muda. Head of Corporate Communication Elnusa, Wahyu Irfan mengemukakan “Turnamen PUBG ini merupakan olahraga gaya baru yang bisa menjadi salah satu wadah bagi para kaum milenial untuk melatih diri dalam menjaga kekompakkan dalam satu tim dalam membangun strategi.”

Sumber: Press Release
Wahyu Irfan. Sumber: Press Release

Aan Kurniawan, Marketing Communication PT Elnusa Tbk, yang juga merupakan ketua penyelenggara EN-lympic PUBG Mobile Competition, turut memberikan komentarnya ketika kami temui dalam gelaran konfrensi pers yang diadakan pada hari yang sama.

“Ini (PUBG Mobile Competition) adalah jawaban Elnusa terhadap perkembangan zaman. Menginjak usia ke-50 pada tahun ini, kami ingin membuktikan bahwa Elnusa tetap berinovasi, dan memfasilitasi teman-teman (karyawan Elnusa) yang punya kemampuan di bidang game.”

Dalam kompetisi bergaya ala Olimpiade ini, semua karyawan dari PT Elnusa Tbk punya hak untuk mendapatkan prestasi yang gemilang, dalam bidang apapun yang mereka tekuni, termasuk esports. Dengan menyertakan PUBG M sebagai salah satu cabang, PT Elnusa Tbk seakan ingin mengatakan bahwa kini bermain game juga bisa membuahkan prestasi.

Ketika Esports dan Gaming Lebih dari Sekadar “Bermain”

Melihat korporasi tua seperti PT Elnusa Tbk mengadakan kompetisi esports, sebenarnya menjadi satu hal yang cukup penting bagi komunitas gamers, terutama para generasi muda. Apalagi belakangan game kerap disalah-salahkan atas beberapa fenomena yang terjadi.

Contohnya adalah ketika PUBG sempat dikaji Majelis Ulama Indonesia, dan akan difatwa haram; yang akhirnya tidak jadi dilakukan. Atau seperti Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang kembali menyalahkan game, atas kasus penembakkan yang terjadi di El Paso.

Kendati kasus permainan mencari kambing hitam yang seakan tak pernah selesai, nyatanya momen seperti ini seakan menjadi penyegar. Bahwa ternyata ada juga mereka dari kalangan tua yang masih mau mencoba mengerti gaya hidup generasi muda, dan tidak melulu menjadikan kemajuan zaman sebagai suatu kejahatan.

Lewat esports, seakan menyiratkan bahwa “Si Tua” juga berusaha mengerti bahasa yang dibicarakan oleh “Si Muda”. Maka dari itu mungkin benar adanya jika dibilang bahwa esports dan gaming lebih dari sekadar bermain saja, tapi merupakan bagian dari gaya hidup, dan bisa menjadi jembatan antara generasi terdahulu dengan generasi sekarang.

 

Mau Kembangkan Komunitas, Tencent Games Bakal Buat Liga PUBG Mobile Amatir

Pada awalnya, PlayerUnknown’s Battleground (PUBG) diluncurkan untuk PC. Namun, pada Maret tahun lalu, Tencent dan PUBG Corp. meluncurkan versi mobile dari PUBG. Game itu dengan cepat menjadi populer. Dalam waktu kurang dari enam bulan, game tersebut telah diunduh sebanyak 100 juta kali.

Pertumbuhan pemain dari PUBG Mobile juga cukup cepat. Per Juni 2019, Tencent mengumumkan bahwa PUBG Mobile telah diunduh sebanyak 400 juta kali dengan pengguna aktif bulanan sebanyak 50 juta orang. Tiga bulan sebelumnya, Tencent mengumumkan bahwa PUBG Mobile telah diunduh sebanyak 200 juta kali. Itu artinya, hanya dalam waktu tiga bulan, jumlah unduhan PUBG Mobile naik dua kali lipat. Dan 400 juta jumlah unduhan PUBG Mobile ini tidak termasuk unduhan di Tiongkok.

Sekarang, publisher PUBG Mobile, Tencent Games berencana untuk mengembangkan komunitas PUBG Mobile di Amerika Utara dengan bekerja sama dengan Super League Gaming, penyelenggara turnamen esports amatir. Menurut pernyataan resmi, Tencent dan SLG akan membangun komunitas dengan cara membuat liga amatir. Selain itu, mereka juga menyiarkan secara langsung pertandingan para pemain amatir. Biasanya, pemain profesional menjadi perhatian dari semua orang. Kali ini, SLG ini mengekspos para pemain amatir.

“Tencent Games senang bekerja sama dengan Super League Gaming untuk mengadakan kompetisi PUBG Mobile amatir di Amerika Serikat,” kata Head of North American Publishing, Tencent Games, Neo Liu, dikutip dari VentureBeat. “Komunitas gamer lokal yang telah dikembangkan oleh Super League dan konten yang mereka produksi serta distribusikan melalui channel digital dan media sosial mereka akan memuaskan para pemain PUBG Mobile dan mendorong pertumbuhan game ini.”

CEO Super League Gaming, Ann Hand mengatakan bahwa gameplay PUBG Mobile sangat cocok dengan para gamer di Amerika Serikat. Dia menyebutkan, PUBG Mobile menawarkan gameplay yang menyenangkan dan pada saat yang sama mendorong para pemainnya untuk saling berkompetisi. SLG mengembangkan komunitas lokal dengan mengadakan acara rutin sehingga para gamer dan fans bisa berkumpul, bermain, dan saling mengenal satu sama lain. Salah satu kompetisi yang diadakan oleh SLG adalah liga “City Champs”. Sesuai namanya, di sini, para pemain amatir akan bertanding sebagai perwakilan dari kota asalnya.

Tahun ini, tampaknya Tencent Games cukup agresif dalam mengembangkan PUBG Mobile. Pada Maret lalu, mereka membuat turnamen PUBG Mobile Club Open 2019 yang akan berlangsung selama satu tahun penuh. Disponsori oleh merek smartphone Tiongkok, Vivo, turnamen itu menawarkan total hadiah sebesar US$2,5 juta, menurut laporan Esports Observer.

PINC 2019. Sumber: PUBG Mobile
PINC 2019. Sumber: PUBG Mobile

Di Indonesia, PUBG Mobile juga cukup populer. Turnamen PUBG Mobile juga diadakan dalam skala yang besar, seperti PUBG Mobile Indonesia National Championship yang mencakup seluruh Indonesia. Tidak hanya turnamen profesional, pada akhir tahun lalu, Tencent Games juga mengadakan PUBG Mobile Campus Chamipionship untuk mengadu para gamer di tingkat kampus.

Selama ini, turnamen esports fokus pada game-game PC dan konsol. Namun, seiring dengan semakin bagusnya performa smartphone dan tablet, esports mobile juga mulai diminati. Hal ini khususnya berlaku untuk negara mobile first seperti Indonesia, yang sebagian besar pengguna internetnya mengenal internet pertama kali menggunakan perangkat mobile dan bukannya PC.

Napak Tilas Perjuangan Bigetron Membela Indonesia di PMCO SEA 2019

Circle semakin mengecil, Bigetron berada di posisi yang sangat prima untuk membantai musuh-musuhnya yang tak berdaya, mengambang di pinggir danau. Masuk fase 8, tim lain sudah terpecah belah, tersisa satu sampai dua orang dari masing-masing tim. Bigetron? Keempatnya masih sehat walafiat. Ketika ruang gerak semakin sempit, tim lain kalang kabut, Bigetron menyambut momentum. Semua dibantai habis, Chicken Dinner didapatkan, poin dikumpulkan.

Potongan momen tersebut menjadi cerita heroik Bigetron membela Indonesia di gelaran PUBG Mobile Club Open SEA Finals 2019. Perjuangan Bigetron merebut Chicken Dinner di map Vikendi, berhasil membuat mereka merapatkan perolehan poin klasemen dengan RRQ.Athena, sang pemuncak klasemen. Sayang, di map terakhir, Bigetron malah kurang beruntung. Akhirnya mereka harus puas berada di posisi kedua pada akhir turnamen. Walau begitu, mereka tetap lolos ke tahap selanjutnya, PMCO Global Finals 2019 yang diselenggarakan di Berlin, Jerman.

Sumber: PUBG Official Page
Sumber: PUBG Official Page

“Strategi RRQ.Athena memang sulit dibaca dan sulit dianalisis. Pemahaman medan yang sangat baik, menjadi salah satu kelebihan dari tim RRQ.” Robby “Natic” Mahardika Saputra menceritakan tentang tantangannya melawan RRQ.Athena. Memang, Pachachai “G9” Han dan kawan-kawan RRQ.Athena, masih jadi lawan terberat bagi para pejuang esports PUBG Mobile Indonesia.

Kendati demikian, PMCO SEA Finals 2019 ini merupakan peningkatan besar bagi Bigetron, tim yang bisa dibilang jagoan PUBG Mobile Indonesia. Padahal, Bigetron tertinggal cukup jauh dari jagoan-jagoan PUBG Mobile Thailand saat bertanding di gelaran PUBG Mobile Star Challenge 2018. Mereka harus puas berada di posisi 9, dengan perolehan sebesar 2745 poin.

“Sebetulnya kalau bicara soal PMSC 2018, saya mengakui memang kawan-kawan Bigetron kurang siap. Ketika itu peraturan soal pelarangan penggunaan iPad untuk kompetisi baru dikeluarkan. Alhasil, kami harus adaptasi lagi, adaptasi bermain menggunakan smartphone dalam gelaran PMSC 2018. Tapi sekarang regulasinya sudah ditetapkan, kami tentunya akan lebih siap lagi menghadapi PMCO Global Finals 2019 di Berlin nanti.” Natic menilik kenangannya dari PMSC menuju PMCO Global Finals 2019.

Proses PMCO SEA Finals 2019 ini terbilang cukup panjang. Sebelum akhirnya bertanding di ICE BSD, Tangerang, mereka sebelumnya harus menjalani liga rutin selama 5 pekan di Shanghai, Tiongkok. Satu bulan berada di Tiongkok, kawan-kawan Bigetron mengaku bahwa hal tersebut adalah proses yang cukup melelahkan, namun juga menyenangkan, karena mengembangkan kemampuan mereka.

Sumber: PUBG Official Page
Sumber: PUBG Official Page

“Kami suka dengan format liga seperti ini, karena sangat melatih permainan kita. Bisa belajar strategi dari lawan yang lebih hebat, sambil juga menajamkan permainan kami. Jadi hasilnya kamip bisa bermain dengan lebih baik setelahnya” Salah satu dari si kembar Bagas “Zuxxy” Bagus “Luxxy” menjawab. Tetapi memang kenyataannya, permainan Bigetron berkembang cukup pesat setelah 5 pekan PMCO SEA League berjalan.

Bicara soal perjuangan yang melelahkan, Natic juga cerita sedikit soal ini. Menurut ceritanya, salah satu masalah terbesar berada di negara orang selama kurang lebih 5 pekan adalah soal makanan di sana yang menurutnya, tidak karuan rasanya.

“5 pekan di Tiongkok sih….capek ya….makanannya yang paling bikin nggak tahan. Makanannya nggak jelas semua…haha.” Jawab Natic. “Tetapi semisal nanti liga PMCO diadakan di negara lain yang nggak kalah aneh dari Tiongkok, kita nggak apa apa sih, yang penting dapet duit…hahaha.” Natic menjawab pertanyaan lanjutan dari saya seraya berseloroh.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Kalau mengutip dari PUBG Liquidpedia, PMCO Global Finals 2019 akan diadakan pada 26-28 Juli 2019 mendatang. Akankah Bigetron bisa menjadi juara? Salah satu dari si kembar kembali menjawab. “Kalau kemarin di Shanghai (PMCO SEA League) kita bisa dapat posisi 3, sekarang dapat posisi 2 (PMCO SEA Finals), nanti di PMCO Global Finals kita kepingin jadi juara tentunya.”

“Seburuk-buruknya posisi 2” Natic menambahkan. “Soalnya menurut pandangan kami, kualifikasi SEA adalah salah satu yang paling berat. Jadi kalau sudah bisa lolos di sini, kami cukup yakin akan bisa dapat posisi yang baik saat di Global Finals nanti.”

Mari kita doakan agar Indonesia bisa mendapatkan prestasi yang terbaik pada saat Bigetron bertanding di Berlin, Jerman, saat gelaran PMCO Global Finals nanti. Jaya terus Indonesia! Maju terus esports Indonesia!

Star8 Esports dan EVOS Burnout Juarai Bali United Esports Championship

Riuh rendah esports Indonesia selama ini terbilang terpusat di Jakarta. Walaupun begitu, kini pelaku industri esports sudah mulai sadar bahwa esports di Indonesia bukan cuma Jakarta. Maka, kini banyak penyelenggara yang mencoba melebarkan sayap ke kota besar lain di Indonesia, seperti Piala Presiden, ataupun Bali United, yang pada 15-16 Maret 2019 kemarin menyelesaikan gelaran Bali United E-Sports Championship (BUEC) di Gianyar, Bali.

Anda tidak salah baca, Bali United, sebuah klub sepakbola, kini mulai terjun ke ekosistem esports. Bagi Anda yang bukan penggila bola, Bali United adalah klub sepakbola profesional yang bermarkas di Gianyar Bali. Klub yang satu ini mulai beroperasi pada tahun 2014. Sejak saat itu, klub ini terus konsisten berada di strata tertinggi kompetisi sepakbola Indonesia, yaitu Liga 1.

Merupakan bagian dari Bali United Festival, klub sepakbola ini mencoba melengkapi keseruan acara dengan kompetisi esports BUESC. Kompetisi tersebut mempertandingkan dua game, yaitu Mobile Legends dan PUBG Mobile. Selain itu, gelaran tersebut juga menjadi momen peluncuran organisasi esports milik Bali United yang bernama Island of Gods (IOG).

Sumber: Instagram @iogesports
Sumber: Instagram @iogesports

Dengan ini maka bisa dibilang, Bali United merupakan klub sepakbola pertama di Indonesia, yang memiliki tim esports sendiri. Terkait hal ini, Putri Paramitha Sudali selaku Direktur Bisnis Bali United, sempat mengungkap sedikit pandangannya terhadap ekosistem esports dalam negeri.

“Esports merupakan industri yang berkembang amat pesat, baik di Indonesia maupun dunia. Kami juga baru-baru ini mengamati bahwa banyak penggemar dan komunitas kami merupakan pengamat esports. Dengan peluncuran tim Island of Gods dan Bali United E-Sports Championship, kami ingin menyebarkan jaringan kami dan melayani para penggemar kami di luar sepak bola. Sebagai klub sepak bola Indonesia pertama yang terjun di ekosistem esports, kami juga berharap dapat berkontribusi kepada pertumbuhan industri ini di Indonesia” ujar Putri.

Walaupun Bali United masih baru pertama kali menyelenggarakan sebuah event esports, namun antusiasme para gamers terhadap BUEC ternyata cukup tinggi. Tercatat ada lebih dari 1500 tim dari seluruh negeri terdaftar di turnamen. Dari total peserta sebanyak itu, lalu disaring sampai tersisa 4 tim Mobile Legends dan 14 tim PUBGm yang berhasil mencapai babang final, dan lalu diterbangkan ke Bali untuk bertanding langsung di Bali United Cafe, Gianyar, Bali.

Selama dua hari berjalan, pertandingan berlangsung sangat sengit. Dari Mobile Legends ada beberapa tim besar seperti Flash Wolves, BOOM ID, SFI Omega dan Star8 Esports. Lalu untuk PUBGm, tim seperti Bigetron, RRQ, SFI 4S, bahkan EVOS Burnout dari Thailand turut serta bertanding dalam kompetisi ini. Tak lupa, tim IOG juga turut bertanding di dalam kedua cabang game tersebut.

[BUESC] Winner PUBG-M
EVOS Burnout, juara PUBGm BUESC. Sumber: Press Release Bali United
Star8 Esports juara BUESC Mobile Legends. Sumber: Press Release Bali United
Star8 Esports juara BUESC Mobile Legends. Sumber: Press Release Bali United

Setelah pertarungan yang sangat keras dari para tim, akhirnya tim Star8 Esports keluar sebagai juara Mobile Legends, lalu dari PUBGm ada EVOS Burnout keluar sebagai juara. Dengan kemenangan tersebut, Star8 Esports berhak menerima hadiah sebesar Rp50 juta, sementara EVOS Burnout menerima hadiah sebesar Rp 35 juta.

Kehadiran Bali United di ekosistem tentu akan membuat esports di Indonesia semakin meriah. Meriah dalam artian, tambahan saingan yang membuat kancah kompetitif Mobile Legends serta PUBGm makin seru, tambahan investasi di ekosistem yang akan semakin mengembangkan industri esports, dan tentunya pemerataan esports agar tidak hanya terpusat di Jakarta saja.