Virtus.pro Terjun ke Rainbow Six Siege, Akuisisi Roster forZe

Beberapa hari lalu, salah satu organisasi esports besar asal Rusia, Virtus.pro, umumkan bahwa mereka memasuki skena kompetitif Rainbow Six Siege. Lewat sebuah twit, mereka mengumumkan bahwa tim berlogo beruang kutub tersebut mengambil roster tim forZe. Akuisisi ini membuat divisi R6S menjadi tim kelima milik Virtus.pro setelah Dota 2, CS:GO, Apex Legends, dan Fortnite.

Roster yang dipimpin oleh Artyom Simakov (Shockwave) dan kawan-kawan memang merupakan salah satu tim pekerja keras di dalam skena kompetitif Rainbow Six Siege. Selama dua tahun belakangan, mereka telah berhasil membuktikan diri mereka sendiri dengan lolos ke beberapa turnamen kasta utama. Mereka berhasil mencapai Semi-Final Six Major EU Qualifier, mendapat peringkat 2 di Challenger League Season 10, dan berhasil lolos ke ESL Season 11 Pro League.

https://twitter.com/virtuspro/status/1261592481378045952

Terakhir kali pada babak grup Russian Major League, roster forZe berhasil membuktikan dirinya dengan performa yang gemilang. Diselenggarakan dari 17 Maret sampai 1 Mei 2020, roster forZe berhasil mendapatkan catatan menang-seri-kalah 12-1-1 di akhir musim, yang menempatkan mereka di pemuncak klasemen.

Mengutip dari rilis resmi Virtus.pro, Sergey Galzmada, General Manager Virtus Pro mengatakan.

“Kami telah mengamati perkembangan skena R6 sejak lama dan melihat roster yang ada dari berbagai regional. Akhirnya kami menetapkan diri mengambil pemain forZe esports karena dua hal, VP dan pemain memiliki keinginan yang mutual dan forZe sendiri sudah siap untuk melakukan kesepakatan transfer. Kami telah menandatangani kontrak jangka panjang dan memiliki keinginan untuk berkompetisi dengan baik di dalam skena R6. Virtus Pro dengan bahagia menyambut para penggemar Rainbow Six Siege dan kami akan melakukan yang terbaik untuk memberikan Anda kemenangan yang manis juga konten yang baik pada beberapa musim ke depan.”

Lebih lanjut Sergey Ignatko CEO forZe Esports juga menambahkan.

“Kami telah mengumpulkan line-up pemain ini sejak November 2018. Ada perubahan dan reshuffle juga. Pada akhirnya berbulan melakukan latihan keras berhasil membuat tim ini dari yang awalnya peringkat 4 Russian Major menjadi tim tier 1. Ketika ada keputusan untuk menjual roster ini, prioritasnya adalah mencari organisasi yang menghargai kerja keras roster tersebut seperti kami. Maka dari itu, saya berharap semoga para pemain bisa berkembang lebih jauh lagi, dan semoga beruntung bersama Virtus Pro!”

Sumber: Siege.gg
Sumber: Siege.gg

Dengan ini maka roster Rainbow Six Siege untuk Virtus Pro adalah.

  • Artem Simakov (Shockwave)
  • Artem Morozov (wTg)
  • Alan Ali (Rask)
  • Pavel Kosenko (p4sh4)
  • Pavel Chebatkov (Amision)
  • Kerim Musaev (Toda) – COACH
  • Andrey Bavian (Andreezy) – ANALYST

Pertandingan pertama roster ini bersama Virtus Pro adalah Russian Major League Season 4 Playoff yang akan diselenggarakan tanggal 23 hingga 24 Mei 2020 mendatang. Russian Major mungkin menjadi awal, namun Six Invitational tetap menjadi tujuan utama. Akankah roster R6S baru Virtus Pro bisa mencapai mimpi besarnya?

FACEIT Akan Pegang Kendali Esports Rainbow Six Siege di Amerika Utara

FACEIT mengumumkan kesepakatannya dengan Ubisoft untuk merancang dan mengendalikan ekosistem esports Rainbow Six Siege di Amerika Serikat selama beberapa tahun ke depan. Hal ini merupakan kelanjutan dari perubahan sistem kompetisi yang diumumkan pada awal Mei 2020 lalu, ketika Ubisoft umumkan kompetisi Rainbow Six Siege baru bernama North America League.

Perubahan sistem ini sempat menjadi polemik. Puncaknya adalah tim kelas atas di skena seperti Evil Geniuses, Luminosity Gaming, dan Team Reciprocity memutuskan untuk tinggalkan R6S Pro League. Melanjutkan pembahasan kerja sama ini, FACEIT akan bekerja sama dengan sang pengembang, untuk mengelola semua aspek dari esports R6S, mulai dari broadcasting, hak media, sampai produksi event dan program untuk komunitas.

Sumber: Ubisoft
Sumber: Ubisoft

Ini artinya FACEIT tidak hanya mengurus Rainbow Six North American League saja, tetapi termasuk US Division LAN Program, Rainbow Six Majors, dan Challenger League untuk Amerika Serikat dan Kanada. Bahkan, FACEIT tak hanya mengerjakan konten esports saja, tetapi juga akan menyajikan produk digital, distribusi data, dan media esports R6S di Amerika Utara.

Mengutip Esports Insider, Che Chou Senior Director of Esports for Ubisoft NCSA (North, Central, South America) mengatakan dalam rilis. “Ketika kami membuat Rainbow Six Siege North American League, kami mencari ke sana-sini untuk bisa mendapat kualitas produksi serta storytelling yang kami butuhkan untuk liga offline.” Ucapnya.

“FACEIT muncul sebagai pilihan yang paling jelas, mengingat pengalaman mereka yang mendalam terhadap industri dan portfolio konten yang luar biasa. Dikombinasikan dengan platform turnamen yang mereka miliki, FACEIT memberikan satu paket lengkap dalam hal kemahiran produksi event dan teknologi yang bisa mengangkat esports Rainbow Six naik satu tingkat di Amerika Utara.” tandas Che Chou.

Sumber: FACEIT
Sumber: FACEIT

Melanjutkan Che Cou, Michele Attisani, Co-founder dan CBO of FACEIT menambahkan. “Kami sangat semangat bisa bekerja sama dengan Ubisoft untuk membantu mengembangkan struktur esports Rainbow Six Siege di Amerika Utara. Mengembangkan ekosistem kompetitif selalu menjadi tujuan utama FACEIT, karena kami sadar hal ini adalah sesuatu yang vital dalam membuat program esports yang sustainable. Fokus FACEIT adalah menyajikan konten yang menghibur bagi fans dan kesempatan bagi para pemain di berbagai tingkat. Maka dari itu ini adalah apa yang ingin kami capai untuk komunitas Rainbow Six.”

Kerja sama dengan FACEIT untuk ekosistem esports Rainbow Six memang menjadi sesuatu yang baru, mengingat sebelumnya ada ESL yang memegang peran dalam mengembangkan esports R6S di berbagai belahan dunia. Kerja sama ini hanya untuk skena Amerika Utara saja. Lalu, bagaimana nasib skena SEA dan Asia Pasifik?

Six Major Raleigh 2019: Tumbangnya Dominasi G2 Esports oleh Team Empire

Six Major Raleigh 2019 mungkin akan tercatat sebagai kompetisi Rainbow Six: Siege yang bersejarah di musim ini. Pasalnya, dalam dominasi G2 Esports tumbang oleh Team Empire dalam gelaran babak final Six Major Raleigh yang diselenggarakan 18 Agustus 2019 kemarin.

Menilik dari perjalanan bracket, jalan G2 Esports terbilang lebih mudah. Pada babak semifinal, mereka menghadapi forZe, tim dari kualifikasi eropa yang merajai klasemen grup D.

Sementara Team Empire cukup terseok. Lawannya di babak semi-final adalah Team Secret. Memang Team Secret hanya runner-up di grup B, tetapi dia lolos dari grup yang cukup sulit, yang berisikan tim kuat termasuk G2 Esports juga Rogue yang tak bisa diremehkan.

Sumber: Twitch Rainbow6
Sumber: Twitch Rainbow6

Masuk pertandingan babak final, pertarungan berjalan dengan sangat sengit. Ada 7 map yang disiapkan untuk pertandingan dengan format best of 5 ini.  Map tersebut ialah: Border, Kafe Dostoyevsky, Clubhouse, Coastline, dan Consulate sebagai decider jika pertarungan berjalan dengan sangat alot.

Dua map awal, kedua tim saling ngotot, dan saling berbalas skor sejak awal sampai akhir. Map Border berakhir dengan skor 7-5 dan kemenangan bagi Team Empire. G2 Esports akhirnya menemukan penantang yang kuat untuk pertama kalinya.

Map kedua, Kafe Dostoyevsky, G2 Esports kembali kalah setelah 6 ronde berjalan, dengan skor 4-2. Setelah berganti sides, Niclas “Pengu” Mouritzen dan kawan-kawan baru mulai mengamuk. Mereka berhasil balikkan keadaan dalam keadaan yang sangat ketat dengan skor 8-6.

Setelah kalah di map berikutnya, G2 Esports seperti kehilangan tajinya saat bertarung di map Coastline. Walau unggul 3 ronde awal, tapi Team Empire langsung melakukan reverse sweep, menangkan map ini 7-3, dan jadi juara Six Major Raleigh dengan total kemenangan 3-1.

https://twitter.com/R6esports/status/1163221079520886784

“Bener-bener best match so far di pro scene r6 tahun ini.” Ajie “WildLotus” Zata, shoutcaster komunitas R6 IDN mengatakan kepada Hybrid.

“Final Six Major ini bisa dibilang rematch dari Six Invitational 2019. Ketika itu Empire kalah telak 3-0 dari G2, ini mungkin yang bikin Empire jadi haus darah untuk juara. Sebetulnya pertandingan keduanya cukup seimbang, tapi Empire menang momentum, stamina dan strategi di map 3.” Ajie melanjutkan.

“Empire dapat momentum salah satunya karena mereka nggak terlalu banyak buang waktu untuk langsung breach ke objektif. Hal tersebut bikin G2 nggak siap. Stamina juga jadi faktor lain tim Empire. Hal tersebut keliatan banget ketika mereka main push dengan tempo permainan yang cepat selama 4 map berturut-turut.” Ajie memberi analisis sembari menutup komentarnya membahas pertandingan final kemarin.

Team Empire berhasil memulai dinasti baru di Six Major Raleigh kali ini. Mereka berhasil memenangkan US$200 ribu (sekitar Rp2,8 miliar) dan juga satu slot langsung untuk bertanding di gelaran kompetisi R6S kelas dunia, Six Invitationals.

Kompetisi ini menjadi titik balik kancah kompetitif R6S, setelah G2 Esports bertahun-tahun mempertahankan dominasinya. Setelah ini, akankah Team Empire dapat mempertahankan dinasti kekuasaannya setelah Six Major: Raleigh ini?

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six Indonesia Community

Team Spica Muncul Jadi Juara Baru R6 IDN Community Cup 15

Team Spica menjadi juara R6 IDN Community Cup 15. Kompetisi yang diselenggarakan dari dan untuk komunitas ini diselenggarakan pada akhir pekan lalu, tepatnya hari Sabtu, 10 Agustus 2019. Team Spica berhasil menjadi juara setelah mengalahkan tim yang juga berasal dari komunitas, yaitu Euy Esports.

Jalan bagi Team Spica merengkuh kemenangan terbilang susah-susah-gampang. Melawan Euy Esports, babak pertama berjalan dengan sangat mulus. Padahal, Spica harus mengambil peran sebagai attacker pada babak pertama, yang notabene, merupakan salah satu peran yang cukup sulit di dalam game Rainbow 6: Siege.

Kendati demikian, KeenPaul dan kawan-kawan tidak ragu. Strategi agresif yang diterapkan ternyata berhasil membuat Euy Esports jadi kewalahan. Team Spica langsung libas 4-0 pada empat ronde peratma. Dominasi tersebut berlanjut, hingga jadi 7-1, kemenangan bagi Team Spica di babak pertama.

Sumber: R6IDN Official Page
Sumber: R6 IDN Official Page

Masuk babak kedua dari seri best-of-3, Team Spica mulai kedodoran. Kembali bermain sebagai attacker, Team Spica agaknya kurang menguasai map Border yang jadi arena pertarungan babak kedua. Empat ronde pertama, mereka kalah 3-1 dari Euy Esports yang berperan sebagai defender.

Masuk second half, Euy Esports harus bertukar peran. Menjadi attacker, mereka agaknya cukup kesulitan mencari arah rotasi terbaiknya. Padahal, Euy Esports ketika itu sudah hampir menang dengan mengamankan 6 poin.

Menyadari keadaan tersebut, Team Spica jadi lebih percaya diri, apalagi setelah memenangkan momen clutch 1 vs 3. Dari skor 6-3, satu per satu poin diamankan, sampai akhirnya Team Spica berhasil comeback dengan skor 8-7.

“ComCup 15 ini jadi menarik, karena ini adalah ComCup berikutnya yang menghadirkan juara baru. Sebelum ini, titel ‘juara baru’ dipegang Team Tobat, yang berhasil disingkirkan oleh Euy Esports di ComCup 15 ini.” Kata Ajie “WildLotus” Zata, shoutcaster dari komunitas R6 IDN.

Sumber: R6IDN Official Page
Sumber: R6 IDN Official Page

Dari semua pemain yang bertanding di babak final R6IDN ComCup 15, sosok yang terbilang jadi MVP adalah KeenPaul dari Team Spica. “Pada map 2 di babak final, Spica sempat betul-betul kesulitan, karena Euy Esports yang akhirnya menemukan tempo permainannya. Namun mereka berhasil comeback, salah satunya berkat peran serta dari KeenPaul yang menjadi ujung tombak tertajam dari tim ini.”

Team Spica selaku pemenang ComCup 15 berhak mendapatkan hadiah sebesar 6000 R6 Credit (Senilai sekitar Rp1,5 juta). Selamat kepada Team Spica! Untuk berbagai informasi seputar komunitas Rainbow 6: Siege di Indonesia, anda dapat langsung pergi ke Facebook Page R6 IDN juga kanal Twitch R6 IDN untuk tayangan pertandingan dari komunitas.

Apakah Team Spica dapat mempertahankan performanya pada ComCup berikutnya? Atau kita akan melihat juara baru lagi pada ComCup berikutnya?

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN)

Nokk dan Warden, Operator R6 Baru dalam Update Bertajuk Operation Phantom Sight

Rainbow Six sudah memasuki tahun yang ke empat. Jelang akhir musim, kini Ubisoft akhirnya sudah mengungkap operator terbaru mereka, Nokk dan Warden. Dalam update yang bertajuk Operation Phantom Sight, kedua operator ini akan hadir pada musim kedua, beserta dengan perubahan-perubahan lain yang akan dihadirkan di dalam game.

Kedua Operator ini punya karakteristik yang mewakili masing-masing kata dari judul update season 2 tersebut. Elemen Phantom dihadirkan lewat Nokk sebagai Operator Attacker yang bersifat stealthy. Sementara elemen Sight datang dari Warden sebagai Operator Defender, yang punya kemampuan penglihatan super tajam.

Bersifat stealthy, gadget milik Nokk bernama Hel Presence Reduction. Fungsi gadget ini adalah membuat Nokk jadi tidak terlihat oleh kamera pengawas dan membuat suara langkah kakinya jadi lebih pelan. Jika melakukan tembakan, Nokk jadi sedikit terlihat dalam bentuk sebuah garis tipis yang membentuk siluet tubuhnya.

Nokk, seperti Vigil dan Caveira, berfungsi untuk dapat menyusup ke area kunci dengan tanpa terdeteksi, dan membungkam para Defender yang lengah. Agar lebih seimbang, pilihan senjata Nokk adalah senjata-senjata spesialis close-quarter combat. Dua senjata tersebut adalah FMG-9 seperti milik Smoke, dan Shotgun SIX12 SD seperti milik Lesion.

Sementara Warden punya gadget bernama Glance Smart Glasses. Mewakili elemen “Sight”, gadget ini membuat Warden jadi punya penglihatan yang tajam. Ketika digunakan, Warden tak bisa terbutakan oleh flash dari Stun Grenade atau Flash Shield milik Operator Blitz, dan dapat melihat dengan jelas menembus smoke.

Warden dengan gadget miliknya, terbilang sangat bergantung pada momentum di dalam permainan. Namun gaya main Operator ini kurang lebih seperti ini: Bersiaga di barisan depan, bersiap menyerang balik Attacker yang sedang menyerbu dengan tergesa-gesa, karena merasa percaya sudah membutakan seseorang dengan Stun Grenade.

Lalu kira-kira bagaimana dampak kehadiran dua Operator baru ini terhadap meta permainan di R6 nantinya? Saya berbincang singkat dengan Ajie “WildLotus” Zata dari Project Manager R6IDN sekaligus salah satu caster di kancah kompetitif R6 Indonesia. Membahas soal ini, menurutnya dari kedua Operator tersebut, Warden yang bakal lebih berguna di dalam meta permainan.

Sumber: Ubisoft Official Media
Sumber: Ubisoft Official Media

“Nokk, walaupun bisa invisible dan bikin surprise attack, tapi menurut saya masih kurang bisa masuk meta kompetitif. Mengapa demikian? Salah satunya adalah karena kehadirannya bisa dengan mudah di-counter oleh Operator-Operator Defender yang fungsi gadget-nya adalah trapping seperti, Lesion, Kapkan, dan Ela.” Jawab Ajie membahas soal Nokk.

Lalu bagaimana dengan Warden? Menurut saya Warden ini bakal sangat mengerikan, apalagi untuk melawan Operator seperti Blitz, atau permainan breaching yang sangat agresif. Membahas ini, Ajie mengatakan bahwa Warden nantinya bisa menggantikan peran Operator yang biasa digunakan sebagai Anchor, seperti Mira, Doc, atau Rook. “Ditambah lagi, loadout Warden yang adalah Shotgun, membuat rotasi Operator ini jadi lebih efektif ketimbang Maestro. Tapi menurut saya Warden bisa juga dikombinasikan dengan Maestro itu sendiri, atau Operator Anchor lain sepeti Smoke, Echo, Kaid, dan Mute.” Lanjut Ajie.

Dua Operator ini akan hadir dalam Operation Phantom Sight, yang kemungkinan besar sudah dapat dimainkan pada sekitar bulan Juni. Selain kehadiran dua Operator tersebut, update Y4S2 juga akan menghadirkan rework pada map Kafe Dostoyevsky, rework Thermal Scope milik Glaz, dan beberapa perubahan perubahan penting lainnya.

Team Empire Juarai R6 Pro League Season 9, Bungkam Evil Geniuses 2-1

Setelah enam bulan pertandingan, akhir pekan kemarin (19 Mei 2019) menjadi konklusi dari kompetisi R6 Pro League Season 9. Digelar di Milan, Italia, kompetisi ini mempertemukan Evil Geniuses dengan Team Empire, dua tim yang sama sama sedang haus akan kemenangan. Evil Geniuses di satu sisi sudah lelah dengan menjadi runner-up, sementara Team Empire sedang mencoba membuktikan diri di kancah kompetitif R6 internasional.

Dari seri best of 3 pertandingan berlangsung dengan sangat sengit. Bertanding pada map Bank, Oregon, dan Clubhouse, EG berkali-kali hampir menang, namun sayang nasib harus berkata lain. Memulai pertandingan, EG menunjukkan permainan mendominasi dalam map Bank. Mereka tampil sangat percaya diri, membuat Empire kelimpungan.

Pemain Amerika Serikat yang selama ini kerap gagal di babak semifinal, menjadi tambah percaya diri dengan momentum ini. Sayang, terlalu percaya diri malah berdampak buruk bagi tim mereka. Walau berhasil tahan Empire 5-2, namun EG sempat jadi keteteran. Skor menjadi kembali seimbang, 5-5, setelah Danilla “Dan” Donstov berhasil bungkam 3 personil penyerang tim EG dengan seorang diri saja. EG berhasil bertahan, dan menangkan Bank dengan skor 7-5.

Map dua, EG mencoba untuk menyelesaikan pertandingan dengan 2-0. Tapi tentunya perjalanan bagi EG tidak akan semudah itu, karena Empire juga mengerahkan segala daya upayanya untuk dapat menahan game ini. Lima ronde berjalan, EG cukup nyaman dengan dominasi 4-1. Tetapi semua berubah ketika EG kembali menjadi terlalu percaya diri, dan keadaan kembali berbalik.

Pelan-pelan Empire mencoba mengumpulkan fokus di dalam tim mereka sendiri. Nathan “nvK” Valenti sempat memberi pertunjukkan yang luar biasa lewat permainannya, yang berhasil menumpas para attacker di luar dari zona defender. Ketika skor jadi 6-3, mentalitas tim EG mulai goyah karena berada diambang kemenangan.

Empire menemukan celah ini, mulai dapat membaca permainan EG, dan mulai comeback ronde demi ronde. Bermain dengan lebih tenang, Empire berhasil memenangkan lima ronde sekaligus dan amankan kemenangan di Oregon dengan skor 8-6.

Clubhouse menjadi map penentu takdir kemenangan bagi kedua tim. Namun, sepertinya kegagalan di Oregon menjadi tamparan keras bagi kepercayaan diri Troy “Canadian” Jaroslawski dan kawan-kawan. Ronde demi ronde map Clubhouse dimenangkan oleh Empire. Sementara EG terus semakin goyah, dan tidak bisa menjawab apa yang diberikan oleh tim Empire.

EG masih sempat bisa membalas beberapa ronde, membuat skor jadi 6-2. Namun kemenangan tersebut ternyata tidak berhasil membangkitkan mental tim EG. Akhirnya Clubhouse ditutup dengan kemenangan Empire dengan skor 7-3. Melihat kekalahan EG yang sangat bikin sakit hati, Fauzan “K1RBY” Yuzarli Production Officer R6IDN juga turut memberikan komentarnya.

Menurut Fauzan, permainan Empire sebenarnya terbilang konsisten, walau sempat kalah pada map pertama. Sementara dari sisi EG, lagi lagi soal mental yang menjadi sorotan di sini. “Saat map dua, permainan mereka sebenarnya sangat solid, apalagi melihat Necrox dan NvK yang main dengan sangat memukau. Sayangnya saat skor jadi 6-3, mereka jadi terlalu bernafsu untuk menang. Mentalitas mereka berubah menjadi play to win the match, bukan lagi play to win the round. Gara-gara ini, permainan mereka setiap rondenya jadi berantakan. Mereka seakan berpikir sedang mengangkat trofi, walau sebenarnya mereka belum menang dan belum menampilkan permainan yang terbaik.”

Sumber: Facebook Fauzan YR
Fauzan “K1RBY” Production Officer tim R6IDN. Sumber: Facebook Fauzan YR

Pendapat Fauzan juga cukup senada membicarakan map 3. Ibarat sudah jatuh tertimpa tanggah, EG seakan tak bisa bangkit lagi meski sudah mendapatkan satu dua momentum. “Pada map 3, EG sudah sangat down. Tapi Empire juga memang main dengan sangat baik. Joystick salah satunya contohnya, dia bermain dengan sangat leluasa menggunakan Ash pada map ini. Menguasai Blue Tunnel di sisi timur map, dia berhasil mendapatkan 2-3 pemain anchor dari EG, yang berhasil mengamankan kemenangan bagi tim Empire.”

Kemenangan ini memberikan tim Empire hadiah sebesar US$75.000 atau sekitar Rp1 miliar. Team Empire juga berhak mendapatkan slot untuk bertanding di gelaran terbesar kancah kompetisi Rainbow Six yaitu Six Invitationals tahun 2020 mendatang.

Bermain Solid, Afterlife Menjadi Juara R6 IDN ComCup 12

Akhir pekan lalu (Sabtu, 27 April 2019) R6 IDN kembali melanjutkan seri Community Cup (ComCup). Berada di antara hingar-bingar kompetisi besar seperti PBNC, Community Cup dari R6 IDN kali ini sudah memasuki seri ke 12. Kompetisi ini hadir dengan membawa semangat menghadirkan bibit baru di dunia kompetitif R6 Indonesia.

Mencoba mengadopsi peraturan baru, yang isinya adalah melarang tim divisi 1 Star League untuk mengikuti kompetisi ini, ternyata antusiasme komunitas tetap tinggi. Terbukti, dengan jumlah pendaftar kompetisi ini sebanyak 80 orang atau tepatnya 16 tim.

Kendati kompetisi ini ditujukan untuk tim-tim amatir, namun ComCup 12 tetap menyajikan pertandingan yang menarik. ComCup kali ini menghadirkan dua tim yang namanya belum banyak terdengar di komunitas R6 IDN. Kedua tim tersebut adalah Afterlife dan BOSS Esports.

Sumber: R6 IDN Official Media
Sumber: R6 IDN Official Media

Pertandingan antar keduanya di babak final ComCup 12 ini terjadi dengan cukup sengit. Membuka pertandingan, BOSS Esports bermain sebagai tim Defender, sementara Afterlife bermain sebagai tim Attacker pada map Coastline. Kedua tim terus-terusan saling berkejaran poin. Satu demi satu poin didapatkan secara bergantian oleh Afterlife ataupun BOSS Esports.

Keadaan tersebut terus bertahan sampai skor akhirnya menjadi 6-6. Masuk ke babak overtime, salah satu dari kedua tim harus mendapatkan 3 poin terlebih dahulu. Keadaan berimbang terus berlanjut sampai skor menjadi 7-7. Tersisa satu poin terakhir untuk menjadi penentuan. BOSS Esports ketika itu mendapat keunggulan, babat habis punggawa Afterlife sampai hanya tersisa Dev seorang.

Walau cuma seorang diri, Dev tidak gentar. Ia tetap bermain semaksimalnya dan menciptakan momen clutch yang sangat luar biasa, menang dalam pertarungan 1 vs 4. Masuk game 2, permainan berpindah ke map Villa. Map ini cukup baru dipertandingkan, akhirnya membuat kedua tim cenderung meraba-raba strategi terlebih dahulu di awal permainan.

Namun Afterlife berhasil menemukan tempo permainannya tersendiri, sehingga mereka mendapat keunggulan lebih dahulu di awal-awal. BOSS Esports memang sempat mengejar dan membuat skor jadi 6 sama, namun permainan solid Afterlife berhasil memberikan kemenangan di game 2, yang membuat mereka menjadi juara ComCup 12.

Melihat pertandingan Afterlife melawan BOSS Esports, Ajie “WhiteLotus” Zata selaku shoutcaster R6 IDN turut memberikan komentarnya tersendiri. “Permainan solid milik Afterlife adalah faktor penting kemenangan mereka di ComCup 12 ini. Selain itu, gaya main Afterlife yang mengedepankan strategi dan kerjasama tim daripada duel aim, adalah faktor penting lain dalam kemenangan mereka. Momen ini juga mungkin menjadi tanda bahwa sebenarnya tim-tim baru di scene esports R6 Indonesia punya potensi besar pada masa mendatang.”

Memang menarik melihat perjalanan Afterlife di ComCup 12 ini. Sebagai pemenang, mereka berhak mendapatkan hadiah berupa 5 buah 1200 R6 Credit. Selamat bagi tim Afterlife! Semoga bisa tetap menjaga semangat berkompetisi dan mendapatkan prestasi di tingkat yang lebih tinggi lagi nantinya!

Tak Terkalahkan, Ferox E-Sports Kembali Menangkan ComCup 8

Community Cup (ComCup) 8 kembali digelar pada akhir pekan lalu (23-24 Februari 2019). Setelah dua hari masa pertarungan, ComCup8 sudah menemukan juaranya. Pemenang ComCup 8 adalah tim yang sama dari juara ComCup 7, salah satu tim terkuat di jagat kompetisi Rainbow 6 (R6) Indonesia, yaitu Ferox E-sports.

Nama Ferox E-sports sendiri sudah sangat familiar, apalagi di kalangan komunitas R6IDN. Alasannya adalah karena Ferox E-sports merupakan salah satu tim Indonesia yang bertanding dalam gelaran R6S Pro League, kompetisi R6 paling prestisius seantero dunia.

 

Sumber: Toornament
Sumber: Toornament

ComCup8 ini mungkin bisa dibilang sebagai ComCup paling kompetitif, melihat jajaran tim yang bertanding setidaknya sampai babak semifinal. Tercatat ada 3 nama yang cukup familiar di sini, ada Team Tobat, iNation e-Sports, dan tentu Ferox E-Sports.

Berikut roster pemain tim dari Ferox E-sports yang berhasil menjadi juara ComCup8:

  • Derry “Detrian” Rahadiputra (20 tahun)
  • Reinaldo “Tolji” Gilbert Honantha (17 tahun)
  • Richard “Rixx” Nixon Latif (18 tahun)
  • Muhammad Ihsan “Lonely” Akbar Panggabean (19 tahun)
  • Muhammad Irham “Mizu” Akbar Panggabean (21 tahun)
  • Anthony “Zetosin” Lie (18 tahun)
  • Daffa “Kura” El (16 tahun)

Perjalanan Ferox di ComCup8 ini sebenarnya nyaris terganjal iNation saat keduanya bertemu di babak Semifinal. Namun Ferox berhasil menyudahi perlawanan sengit iNation dengan skor akhir 7-5. Untuk informasi ComCup8 yang lebih detail, termasuk bracket-nya, Anda bisa mengunjungi tautan ke Toornament ini.

Saat ini, Ferox E-Sports masih mengikuti kompetisi Star League juga. Namun dalam kompetisi Star League Divisi 1 tersebut, Ferox E-Sports masih tersungkur di posisi ketujuh dengan cuma mendapatkan 1 poin saja. Apakah kemenangan mereka di ComCup8 ini bisa menjadi momentum comeback di kompetisi-kompetisi lainnya?

Untuk Comcup sendiri, dengan kemenangan berturut-turut dari Ferox, Bobby Rachmadi Putra (Community Leader untuk R6IDN) mengatakan ingin mengubah sistem untuk ComCup 9 dan 10. Pasalnya, tujuan ComCup sendiri adalah untuk memberikan ruang kompetisi yang paling mendasar. Sehingga, lebih banyak lagi tim-tim amatir yang berani untuk berpartisipasi.

Bagaimana kelanjutan Community Cup yang berikutnya? Apakah akan ada tim baru yang berhasil mencuri perhatian di sana?

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN)

Komunitas R6 IDN Gelar Star League, Kompetisi Lokal Rasa Internasional

Tak bisa dipungkiri publisher game punya peran besar dalam perkembangan jagat kompetisi esports game tersebut. Namun dalam hal Indonesia, nyatanya tak semua publisher turut campur mengembangkan jagat esports di sini; terutama yang berasal dari barat sana.

Maka dari itu, peran komunitas mengadakan sebuah event kadang jadi penting; untuk menunjukkan antusiasme pasar. Salah satu contohnya adalah gelaran Rainbow Six Star League yang digagas oleh komunitas itu sendiri. Kompetisi ini merupakan salah satu rangkaian dari rencana panjang komunitas R6 Indonesia untuk menjaga iklim kompetitif dari para pemain Rainbow 6 di tanah air.

Seperti namanya, Rainbow Six Star League dilakukan dalam format liga round robin selama 4 bulan lamanya. Kompetisi ini sendiri sudah dimulai kualifikasinya sejak 22 Januari 2019 kemarin dan akan berlangsung sampai 6 April 2019 mendatang. Kompetisi ini dibagi ke dalam beberapa fase. Fase pertama adalah fase open qualifier, 32 tim terdaftar dibagi menjadi empat grup untuk saling bertanding sebanyak 1 kali round robin.

Sumber: Komunitas R6 IDN
Sumber: Komunitas R6 IDN

Bobby Rachmadi Putra selaku founder/leader komunitas R6IDN mengatakan bahwa Star League ini benar-benar layak disimak karena banyak pemain bertalenta yang turut serta di dalamnya. “Apalagi grup A dalam Star League yang merupakan grup neraka, yang mana enam tim di antaranya itu jago semua, dan ada tim Scrypt yang dulu sempat mewakili Indonesia pada kompetisi ESL Pro League Asia Pasific”

Setelah fase open qualifier selesai, para tim lalu dibagi menjadi tiga divisi dan memasuki fase division playday. Dua tim posisi teratas tiap grup dari open qualifier akan masuk divisi satu, posisi tiga dan empat masuk divisi dua, lalu posisi lima sampai delapan akan masuk divisi tiga. Setelah itu mulai dari 26 Februari sampai 4 April 2019 kompetisi akan kembali berjalan secara rutin setiap selasa dan kamis pukul tujuh malam pada 2 pekan pertama, lalu hari selasa, rabu, dan kamis mulai pekan ketiga sampai selesai.

Setelah fase playday selesai, fase terakhir adalah fase takedown, yang mana 2 tim teratas dari divisi dua mendapat hak untuk melawan 2 tim terbawah dari klasemen divisi satu untuk memperebutkan posisi dalam divisi satu. Nantinya delapan tim yang berada di dalam divisi satu akan mendapatkan hak untuk bertarung pada main event yang akan diadakan pada bulan Juni 2019 mendatang.

Klasemen sementara di Open Qualifier Star League. Sumber: Komunitas R6 IDN
Pembagian grup di Open Qualifier Star League. Sumber: Komunitas R6 IDN

Terkait R6 Star League, Bobby mengatakan, “kompetisi ini kami adakan untuk memberi para player R6 Indonesia semacam simulasi terhadap sistem kompetisi R6 internasional. Maka dari itu, kompetisi Star League mengadopsi sistem peraturan Pro League Internasional yang diadakan oleh Ubisoft bekerja sama dengan ESL.”

Kompetisi R6 Star League ini memang diselenggarakan dengan visi jangka panjang, agar komunitas gamers R6 di Indonesia dapat selalu menikmati serunya pertarungan panas para jagoan R6 di Indonesia. “Kami memang punya rencana untuk terus melanjutkan kompetisi ini pada setiap musimnya. Sedari awal rencana kami menyelenggarakan Star League memang untuk jangka panjang, terlihat dari alur kompetisi ini saja berjalan selama kurang lebih 4 bulan lamanya,” tambah Bobby.

Sumber: US Gamers
Sumber: US Gamers

Ternyata, walau diadakan oleh komunitas, R6 Star League juga mendapat dukungan dari Ubisoft sendiri selaku sang pengembang game. “Ubisoft selaku pengembang sangat suportif melihat geliat komunitas R6 di Indonesia. Maka pada kompetisi Star League Ubisoft memberi sokongan berupa prizepool dan juga promosi lewat official account Ubisoft. Selain prizepool mereka juga memberikan dukungan lain seperti merchandise, in-game items, yang bisa dijadikan activity seru untuk giveaway kepada para penonton nantinya.” jawab Bobby kepada Hybrid.

Ubisoft sendiri memang terlihat sedang gencar ingin memajukan game Rainbow 6. Ditambah lagi game ini juga banyak diprediksi akan menjadi esports major nantinya di masa depan, oleh Esports Observer salah satunya. Dukungan mereka terhadap komunitas Indonesia juga tidak main-main, bahkan menurut Bobby, R6 IDN adalah komunitas pertama yang diberi sokongan langsung oleh Ubisoft.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six Indonesia Community