Founders Spotlight, Inspirasi Para Pendiri Melahirkan Startup Penuh Inovasi 

Founders Spotlight merupakan seri wawancara dari BLOCK71 bertujuan untuk menyoroti para pendiri inisiasi sebuah program ekosistem yang membuat langkah berani untuk mengatasi tantangan paling kritis di Asia Tenggara dalam peluang yang muncul sebagai solusi inovatif berdasarkan sains dan teknologi. 

Hal ini sejalan dengan program Runway Startup Global BLOCK71 untuk menyoroti mitra ekosistem dan para pendiri startup di dalamnya. 

Global Startup Runway BLOCK71 adalah program inkubasi bebas ekuitas intensif selama setahun yang dirancang untuk membantu para pendiri dan petinggi start-up dalam memanfaatkan dukungan BLOCK71 lewat jaringan global serta keahlian mitra untuk mengambil bagian keunikan pasar Asia, dan memperbesar skala solusi berdampak tinggi untuk menciptakan nilai bagi masyarakat dan industri.

Founders Spotlight sendiri telah menampilkan banyak kisah yang melatar belakangi berdirinya berbagai startup di dalamnya. Namun, lima di antaranya berhasil mencuri perhatian lebih berkat inovasi dan kreatifitas yang patut diacungi jempol sebagai bagian dari sustainable. Berikut highlight top 5 Founders Spotlight by Runway Startup Global BLOCK71!

Dirikan ReservoAir, Anisa Ingin Selesaikan Masalah Banjir di Indonesia lewat Platform Teknologi Pemetaan

Anisa Azizah mendirikan ReservoAir sebagai platform solusi air terintegrasi, yang bertujuan untuk menyediakan teknologi mitigasi banjir melalui platform pemetaan kerentanan untuk pengembang publik dan swasta yang ingin membangun di daerah perkotaan. ReservoAir mengembangankan batu bata berpori (porous block) sebagai bahan bangunan untuk mendukung pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. 

Platform ini didukung oleh platform pemetaan kerentanan (GIS dan Data Flood Modeling) yang juga mereka buat dengan layanan konsultasi ahli untuk sektor publik dan swasta yang ingin membangun di daerah perkotaan. ReservoAir didirikan di Bandung atas rasa ironis yang timbul dari kesalahan pembangunan kota yang menyebabkan  permasalahan muncul saat pembangunan  infrastruktur. Maka diperlukan solusi untuk mengatasi masalah tanpa masalah baru.

Sambil memasarkan produknya, pertanyaan pelanggan mengenai cara mengintegrasikan solusi dengan sistem drainase dan pembuangan limbah memberikan kesadaran bagi Anisa dan kawan-kawannya. Bahwa membantu lebih banyak orang dan berkontribusi dalam menyelesaikan banjir dibutuhkan pengembang yang mau dan mampu mengakses dan mengimplementasikan solusi tersebut. 

Membuat lebih banyak orang sadar untuk berkontribusi mengurangi banjir,  dan menunjukan hal tersebut akan membuat orang lain berpikir bahwa itu adalah norma baru. Sehingga, mereka akan mulai memikirkan pengelolaan air ketika membangun rumah, dan akan mendorong arsitek/pengembang untuk melakukan itu. 

Bas A. Fransen hadirkan EcoMatcher, Optimasi Blockchain Memastikan Solusi Iklim lewat Keterlacakan Penanaman Pohon

Sebagai B-Corp tersertifikasi, EcoMatcher yang didirikan oleh Bas A. Fransen sukses menjadikan platform blockchain sebagai media transparansi penanaman pohon yang digencarkan banyak perusahaan saat ini. Memiliki ketertarikan dengan keberlanjutan, EcoMatcher diciptakan sebagai bagian dari solusi iklim pada era digitalisasi.

EcoMatcher menawarkan proposisi nilai kepada perusahaan, untuk berkontribusi pada penanaman pohon, sementara pada saat yang sama meningkatkan bisnis mereka: baik itu dengan meningkatkan loyalitas pelanggan atau meningkatkan keterlibatan karyawan. EcoMatcher memastikan bahwa pohon-pohon tersebut secara transparan dapat dilihat mobilisasinya dari mulai pemilihan tanaman, pengiriman, bahkan pertumbuhan seiring waktu yang dilaluinya.

Bersama dengan Alvin Juninanto Lan seorang alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi Technical Director turut menggeser basis pengembangan EcoMatcher dari Hongkong ke Kota Parahyangan tersebut. Bas meyakini ITB sukses melahirkan mahasiswa Indonesia yang kompeten secara teknis. Bahkan Bandung bukan hanya salah satu bagian terindah di Indonesia, namun berhasil menghasilkan anak-anak muda berbakat lainnya.

Synectify, Spons Blockchain Penyerap Limbah Energi Terbarukan Protokol Proof-of-Work serta Pembangun Ekonomi Sirkular

Synectify dibangun oleh Dr Peter Finn bersama Dr Echo Lei Wang sebagai startup Singapura yang berinovasi dalam komputasi terdistribusi dan penyerapan limbah energi untuk menciptakan ekonomi sirkular dalam transisi energi terbarukan.

Jaringan energi sama seperti rangkaian listrik lainnya, ketika terlalu banyak daya yang diterapkan padanya, maka terjadi kelebihan beban. Energi terbarukan sangat berfluktuasi dan menciptakan kantong kelebihan energi yang menjadi limbah. Teknologi Synectify bekerja seperti spons untuk menyerap energi berlebih. 

Salah satu produk unggulannya adalah Crysalis, sebagai respon terhadap besar energi yang digunakan pada aplikasi blockchain proof-of-work seperti Bitcoin. Crysalis mampu menganalisis karbon yang terkandung dari aset blockchain dengan menelusuri riwayat pekerjaan komputasi yang menciptakannya dan kemudian menerapkan beberapa analisis cerdas untuk memberikan perkiraan akurat emisi karbon yang digunakan ketika memproduksinya. 

Synectify menjadi pemecah masalah dalam terhambatnya pertumbuhan industri blockchain dengan membantu membuka aksesnya ke modal institusional. Serta memberi industri alat untuk membantu membersihkan praktiknya yang berkaitan dengan penggunaan energi sambil menyalurkan sebagian dari kekayaan melimpah yang dihasilkan sektor ini ke dalam inisiatif transisi energi yang berdampak.

Bersama TUJJU, Satrya Sjukri ajak Perusahaan Go Internasional Lewat Lokalisasi Konten di Asia Tenggara

Satrya Sjukri sebagai CEO sekaligus pendiri TUJJU mendirikan perusahaan media pelokalan layanan lengkap untuk layanan subtitle dan terjemahan dengan spesialisasi  dalam penceritaan yang efektif untuk klien mereka. Mereka telah bekerja dengan klien mulai dari industri streaming hingga produksi film, game, dan iklan, dan banyak lagi. 

TUJJU dikembangkan dengan membangun platform sendiri untuk membuat klien menyelesaikan subtitle dengan cepat dan akurat. TUJJU membangun tim global dari berbagai belahan dunia untuk bekerja menggunakan  platform teknologi yang menyediakan konteks budaya dengan pengetahuan sejarah dan AI terlatih sehingga TUJJU dapat melokalkan konten hingga 10X lebih cepat. Tidak hanya itu, Satrya juga merancang program pembuat subtitle berbasis cloud sebagai alat paling sederhana untuk membantu mitra penerjemah di seluruh dunia bekerja dengan nyaman.

Satrya memandang budaya dan konteks lokal sangat penting dalam membangun kedekatan dengan para penikmat konten, khususnya film. Budaya membuka peluang untuk membangun konteks yang lebih mudah diterima. Karena itulah bahkan penerjemah TUJJU tidak perlu menggunakan bahasa penengah seperti Bahasa Inggris untuk menerjemahkan konten dari Korea ke Bahasa Indonesia. Hal ini sebagai wujud lokalisasi dengan hasil terbaik.

Pada tahun 2022, Satrya akan memperkenalkan penyimpanan cloud untuk industri film sehingga semua pembuatan subtitle, pemutaran, dan berbagi film dilindungi, dan lebih sedikit pembajakan film akan terjadi. Nantinya teknologi baru akan memudahkan komunikasi, penugasan dan pelacakan pengelolaan tim penerjemah. 

DotX, Startup Fintech yang Mendukung Masyarakat Unbanked di Indonesia melalui CUaaS dari Charlie Chandra

DotX didirikan oleh Charlie Chandra sebagai platform yang menawarkan sebuah fasilitas credit union as a service (CUaaS) kepada para pemberi kerja atau pemilik perusahaan sehingga memungkinkan para pekerja mereka yang tidak memiliki rekening bank untuk menerima gaji, menyimpan, dan meminjam uang.

Visi DotX sendiri bertujuan mewujudkan masa depan di mana pengusaha dan pekerja berkembang dan sejahtera, dengan misinya yaitu berkolaborasi dengan pemberi kerja untuk membantu pekerja mempelajari literasi keuangan dan membangun stabilitas keuangan melalui tabungan dan pinjaman yang bertanggung jawab.  

Sebagai seseorang yang pernah menjadi karyawan maupun pengusaha, Charlie menyadari keduanya bisa semakin menguatkan hubungan bukan hanya masalah bisnis perusahaan. Menguatkan hubungan perekonomian di luar hubungan kerja bisa dapat meningkatkan nilai kesejahteraan.

Credit union sendiri sudah ada sejak lama, dan memberi dampak yang cukup baik. Orang perlu menabung dan meminjam uang; seperti bank, credit union mengumpulkan anggota, mengumpulkan dana dan meminjamkannya kepada anggota lain. Keuntungan dari bunga masuk ke anggota, bukan bank. Namun program ini semula baru bersifat tradisional dan hanya bisa diakses bagi masyarakat sebagian wilayah saja.

Maka DotX hadir menjadi CUaaS yang dapat diakses di mana saja, hanya dengan menggunakan ponsel. Masyarakat dapat menerima pinjaman, mentransfer, dan menarik uang tunai dari berbagai mitra keuangan manapun.

Itulah highlight top 5 Founders Spotlight by Runway Startup Global BLOCK71. Masih banyak kisah-kisah inspiratif Founders lainnya yang dapat kamu simak dalam serial Founders Spotlight sebagai motivasi untuk mendirikan  startup penuh inovasi bagi ekosistem kehidupan.

Menyimak Minat dan Transparansi Venture Capital Berinvestasi Saat Pandemi

Pandemi yang berkepanjangan telah meruntuhkan beberapa startup secara global. Berubahnya gaya hidup hingga kebiasaan, menjadikan startup yang memiliki model bisnis tertentu, harus gulung tikar karena tidak bisa mempertahankan bisnis dan mendapatkan revenue.

Hal menarik yang kemudian menjadi perhatian adalah, runway timeline yang menjadi faktor penentu keberlangsungan startup dan bagaimana startup bisa beradaptasi dengan realitas baru yaitu ‘new normal’.

Berikut adalah rangkuman startup clinic yang menghadirkan Kolibra Capital, Angin, dan Skystar Capital membahas peluang investasi dan potensi bagi startup untuk bisa survive di saat pandemi.

Inisiatif dan inovasi baru founder

Ketika pendapatan bisa didapatkan dan traksi terus tumbuh meskipun pandemi berlangsung, bisa dipastikan masa depan startup akan menjadi positif. Salah satu cara yang bisa dilakukan startup untuk bisa mencapai semua hal tersebut adalah, mengubah mindset dan model bisnis yang sebelumnya mengandalkan faktor offline atau ketergantungan dengan pengguna secara langsung.

Menurut Teezar Firmansyah Partner dari Kolibra Capital, startup bisa memberikan respons positif saat pandemi berlangsung dan bisa beradaptasi dengan kondisi saat ini, tentunya adalah startup yang bisa survive saat pandemi dan ketika pandemi pada akhirnya usai.

Secara khusus Kolibra yang fokus kepada fundamental dan generate revenue bukan kepada GMV, melihat saat ini menjadi saat yang krusial bagi startup untuk menunjukkan jati diri mereka. Apakah mereka bisa bersaing dan menawarkan inovasi baru kepada pelanggan.

“Salah satu portofolio yang kami miliki yaitu Travelio telah menunjukkan pentingnya untuk bisa beradaptasi. Sebagai platform yang mengandalkan pelanggan dengan sumber daya yang dimiliki, Travelio mampu melakukan inovasi dengan melakukan kolaborasi yang relevan dan menawarkan layanan baru yang dibutuhkan oleh pelanggan,” kata Teezar.

Pentingnya bagi para founder untuk bisa beradaptasi juga menjadi perhatian khusus dan sangat dianjurkan oleh Michelle Irawan dari Skystar Capital kepada startup yang masuk dalam portofolio mereka. Menjadi hal yang menarik ketika para pendiri startup bisa tampil dengan inovasi dan produk hingga layanan baru kepada pelanggan.

“Bagi kami yang sudah dilakukan oleh Sweet Escape bisa menjadi contoh yang positif. Bisnis mereka yang sangat bergantung kepada traveller tentunya mengalami impact secara langsung. Namun dengan pilihan layanan yang baru dan memanfaatkan momentum social distancing, mereka mampu menciptakan layanan baru untuk pelanggan saat pandemi berlangsung,” kata Michelle.

Sementara itu bagi David Soukhasing Managing Director Angin, portofolio mereka yang menyasar bisnis kuliner, mulai mengadopsi penjualan secara online dan memanfaatkan kegiatan digital marketing. Meskipun tidak menghasilkan pendapatan yang cukup jika dibarengi dengan gerai offline yang dimiliki, paling tidak bisa mempertahankan bisnis agar terus berjalan.

“Di Burgreens saat ini fokus mereka lebih kepada penjualan secara online memanfaatkan online delivery yang ditawarkan oleh pihak terkait. Di saat bersamaan promosi secara digital juga makin gencar dilakukan untuk menarik perhatian pelanggan melakukan transaksi secara online,” kata David.

Runway startup dan minat investor

Di dunia startup, runway atau landasan pacu adalah berapa lama startup dapat bertahan jika pendapatan dan pengeluaran tetap konstan. Ketika startup mengumpulkan uang, mereka berupaya untuk meningkatkan runway.

Runway ini bisa menentukan keberlangsungan perusahaan berdasarkan uang yang mereka simpan usai penggalangan dana. Menurut investor, timeline runway terbaik bagi startup agar bisa survive adalah untuk satu hingga dua tahun. Semakin panjang runway yang dimiiki, semakin besar potensi startup untuk bertahan.

Meskipun tidak semua startup bisa menerapkan cara ini, paling tidak mereka bisa melakukan penghematan dan memangkas pengeluaran yang dirasakan tidak terlalu penting dalam anggaran mereka. Pada akhirnya ‘cash is king’ menjadi hal yang krusial bagi startup untuk bisa bertahan dengan dana yang dimiliki saat ini, sambil mengantongi pendapatan meskipun jumlahnya mengalami penurunan akibat pandemi.

Cara cerdas yang bisa dilakukan oleh startup untuk bisa memperpanjang usia runway adalah, kesepakatan di awal dengan para investor saat melakukan penggalangan dana. Apakah ketika sebelum pandemi berlangsung atau saat pandemi, pastikan kesepakatan terjadi agar startup bisa bertahan.

“Saya juga menyarankan kepada para investor untuk lebih transparan kepada startup. Apakah mereka memang berniat untuk melakukan penggalangan dana atau tidak. Karena masih banyak investor yang kurang transparan atas niat mereka untuk berinvestasi saat ini,” kata David.

Meskipun kesempatan untuk mendapatkan dana segar dari investor saat ini cukup kecil peluangnya, namun tidak menjadikan venture capital enggan untuk memberikan investasi. Namun tidak dipungkiri, proses kurasi yang ketat dan pemilihan startup yang relevan menjadi faktor pertimbangan para investor.

“Bagi kami di Kolibra Capital tidak pernah memilih kategori industri startup yang menjadi favorit kami. Semua startup menjadi perhatian dari kami asal mereka mengusung konsep generate revenue bukan kepada GMV,” kata Teezar.