Skillz: 10 Atlet Mobile Esports Terbaik Menangkan Rp480 Miliar Dalam 10 Tahun Terakhir

Di Amerika Serikat, mobile esports masih dipandang sebelah mata. Skillz berusaha untuk mengubah pandangan ini dengan menyediakan platform yang memungkinkan para mobile gamer untuk saling bertanding dengan satu sama lain dalan kompetisi kasual. Dengan platform Skillz, para developer game bisa membuat turnamen dari game buatannya. Mereka dapat menentukan format turnamen, jumlah peserta, dan bahkan hadiah dari turnamen itu sendiri. Dan tampaknya, Skillz cukup sukses dalam menggaet para gamer kasual. Hal ini terlihat dari besarnya total hadiah yang telah dimenangkan oleh para pengguna Skillz.

Menurut data Skillz, dalam waktu 10 tahun, total hadiah yang dimenangkan oleh 10 atlet mobile esports terbaik di platform-nya telah mencapai US$33 juta (sekitar Rp480 miliar). Sementara itu, pemain yang berhasil mengumpulkan total hadiah paling besar di platform-nya adalah Jennifer Tu, yang juga dikenal dengan nama HestiaX. Pada 2019, HestiaX berhasil mengumpulkan total hadiah sebesar US$3,96 juta (sekitar Rp57,6 miliar). Sementara dalam waktu 10 tahun, dia telah mengumpulkan hadiah sebesar US$5,33 juta (sekitar Rp77,5 miliar). Skillz juga menyebutkan, 7 dari 10 pemain terbaik di platform mereka adalah perempuan. Ini menarik mengingat dunia esports identik sebagai dunia laki-laki dimana pemain perempuan masih mengalami masalah diskriminasi.

Sumber: VentureBeat
Sumber: VentureBeat

“Saya tidak pernah membayangkan saya akan menjadi salah satu mobile gamer terbaik di dunia,” kata Jennifer “HestiaX” Tu, dikutip dari VentureBeat. “Skillz memungkinkan saya untuk meningkatkan kemampuan saya dalam bermain dan bertanding dengan jutaan mobile gamer di dunia.” Peringkat dari para pengguna Skillz ditentukan berdasarkan dari total hadiah yang telah dimenangkan oleh masing-masing pemain, tanpa menghitung uang pendaftaran untuk ikut serta dalam turnamen tersebut.

“Pertumbuhan dari total hadiah turnamen esports mencerminkan era digital dimana miliaran orang memainkan mobile game,” kata CEO dan pendiri Skillz, Andrew Paradise. “Total pendapatan 10 atlet mobile esports terbaik naik lebih dari 3 kali lipat, dari US$8 juta (sekitar Rp116,3 miliar) pada 2018 menjadi US$24 juta (sekitar Rp348,8 miliar) pada 2019. Ini merupakan bukti dari pertumbuhan Skillz dan esports secara keseluruhan.”

Memang, pada 2019, total hadiah turnamen esports mengalami kenaikan 32 persen jika dibandingkan dengan total hadiah pada 2018. Atlet esports seperti Kyle “Bugha” Giersdorfpemenang kategori solo dalam Fortnite World Cup — mendapatkan hadiah sebesar US$3 juta (sekitar Rp48 miliar), lebih banyak dari hadiah yang didapatkan oleh Tiger Woods dalam 2019 Masters.

Skillz Ingin Populerkan Esports Game Kasual

Di Indonesia, game esports mobile biasanya lebih populer daripada game esports untuk PC. Tidak heran, mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia memang mengenal internet melalui smartphone. Namun, di negara-negara berbahasa Inggris, game-game esports yang populer adalah game PC, sebut saja Fortnite, League of Legends, atau Counter-Strike: Global Offensive. Game mobile justru masih dipandang sebelah mata sebagai game esports. Skillz mencoba untuk mengubah pandangan ini.

Skillz adalah platform yang memungkinkan para pemain game mobile untuk menemukan kompetisi game kasual. Melalui Skillz, developer game dapat membuat pertandingan esports dan menentukan format turnamen, jumlah pemain, dan hadiah turnamen. Sejauh ini, total hadiah terbesar yang pernah diberikan adalah US$250 ribu. Skillz memiliki 30 juta pengguna terdaftar sementara total hadiah dari semua turnamen yang diselenggarakan di Skillz mencapai US$60 juta per bulan. Apa yang dilakukan oleh Skillz berhasil menarik 32 Equity, divisi permodalan dari National Football League, untuk mendanai mereka. Selain itu, mantan CFO Airbnb juga bergabung sebagai bagian dari anggota dewan direktur Skillz.

“Menurut saya, kami bermula dari ejekan tentang mobile esports,” kata Andrew Paradise, CEO dan pendiri Skillz, dikutip dari Fast Company. “Dalam waktu sekitar 18 bulan, kami telah berubah menjadi platform yang membuat para profesional percaya akan mobile esports.” Industri game diperkirakan memiliki nilai US$152 miliar pada tahun ini dan hampir setengah dari total pendapatan itu berasal dari industri gaming mobile.

Skillz memudahkan turnamen esports untuk game kasual | Sumber: VentureBeat
Skillz memudahkan turnamen esports untuk game kasual | Sumber: VentureBeat

Paradise menyebutkan, platform Skillz juga membuat industri game menjadi lebih inklusif, terutama untuk perempuan. Meskipun setengah dari gamer adalah perempuan, hanya 22 persen developer game merupakan perempuan. Selain itu, Xiaomeng “VKLiooon” Li yang menjadi juara dari Hearthstone Grandmasters Global Finals mengaku memiliki pengalaman tak mengenakkan sebagai pemain profesional perempuan. Menurut Paradise, pada tahun lalu, 70 persen pemain di Skillz adalah perempuan. Sementara dari 20 ribu kreator game yang memanfaatkan Skillz, Paradise menyebutkan studio yang paling sukses adalah Tether Studios yang didirikan oleh Aletheia O’Neil dan suaminya.

Selain menyediakan platform untuk kompetisi esports, Skillz juga merekam dan menyiarkan pertandingan yang diselenggarakan di platform mereka. Sayangnya, game kasual tak terlalu populer, bahkan di platform streaming seperti Twitch. “Jumlah penonton kami masih belum terlalu banyak,” kata Paradise. “Perlu waktu lama untuk mengembangkan industri esports untuk game PC, sampai banyak turnamen diadakan, agar mendapatkan penonton. Hal yang sama akan terjadi di esports mobile. Salah satu kelebihan mobile esports adalah semua orang sudah memiliki perangkat mobile.”

Pada saat yang sama, jika dibandingkan dengan esports untuk PC atau konsol, esports mobile memiliki tantangan tersendiri. “Mobile bukan platform universal seperti PC dan konsol — ada banyak tipe smartphone yang menggunakan sistem operasi dengan versi yang berbeda-beda juga,” kata Christina Alejandre, eksekutif konsultan terkait game dan esports. “Karena perbedaan ini, sebagian orang mungkin menganggap bahwa sebuah kompetisi tidak ‘adil’ karena perbedaan performa ponsel atau teknologi yang lebih tua.” Masalah lainnya adalah jaringan. Bahkan di negara maju seperti Amerika Serikat, tak semua kawasan memiliki kualitas jaringan internet yang sama.

Paradise mengaku bahwa masalah ini memang ada. Namun, dia berharap, dengan dukungan NFL, mereka akan bisa membuat semakin banyak orang yang tertarik dengan esports mobile. Skillz bukanlah satu-satunya platform yang berusaha untuk mempopulerkan game kasual sebagai esports. Ready Games juga menyediakan platform pertandingan untuk game kasual. Pada akhir Agustus lalu, mereka juga mendapatkan kucuran dana segar sebesar US$5 juta.

Sumber header: The Esports Observer

Dalam 2 Tahun Ini, Populasi Penikmat Esports Wanita Meningkat Signifikan

Hanya beberapa tahun lalu, gaming masih dianggap sebagai dunianya pria. Sentimen ini mulai berubah berkat populernya permainan di media sosial serta perangkat bergerak. Dan kini, tak terhitung jumlah wanita yang juga menyukainya. Contoh kecilnya terjadi di kantor DailySocial sendiri. Saat rehat, semua orang tampak sibuk bermain. Mereka yang tak berada di depan console menggunakan smartphone-nya buat menikmati hobi itu.

Selain kemudahan akses permainan, naik daunnya esports mendorong kenaikan jumlah penonton. Minggu ini, firma riset pasar Interpret menemukan bahwa ada peningkatan populasi kaum Hawa di kalangan pemirsa esports, yaitu dari 23,9 persen di tahun 2016 menjadi 30,4 persen di triwulan keempat 2018. Menurut tim analis, 6,5 persen adalah angka yang signifikan mengingat ranah esports dan audiensnya sebagian besar adalah laki-laki.

Tia Christianson selaku vice president Interpret wilayah riset Eropa menjelaskan bahwa perubahan karakteristik di komunitas dengan populasi tinggi tidaklah mudah dan akan memakan waktu. Namun 6,5 persen dalam periode dua tahun ialah pencapaian besar, dan menandai bagaimana tren tersebut berjalan ke arah yang benar. Jika dalam dua tahun lagi pemirsa esports wanita mengalami kenaikan serupa, maka akan tercapai kesimbangan di antara kedua gender di sana.

interpret-3

Menurut Christianson, esports akan berkembang lebih pesat jika nama-nama besar di industri turut membantu pertumbuhan peran kaum Hawa. Sang vice president mengatakan, pemicu utama kenaikan audiens esport perempuan boleh jadi datang dari genre atau game kompetitif non-tradisional, terutama permainan-permainan yang ada di smartphone atau tablet. Di segmen PC/console sendiri, baru ada 35 persen gamer dan 30 persen penikmat esports wanita.

Tapi jangan kaget, di kelas kasual perempuan ternyata sangat mendominasi – mengambil porsi 66 persen. Mereka ini sebagian besar bermain di perangkat bergerak, namun juga Anda yang ber-gaming di console. Dari analisis Interpret, peningkatan fans esports perempuan dirangsang oleh meledaknya kepopuleran esports di smartphone/tablet. Belum lama, platform esports mobile Skillz sempat mengungkapkan bahwa 7 dari 10 pemain dengan pemasukan terbesar di layanannya ialah perempuan.

interpret

Kini, tantangan terbesar bagi para penyelenggara event dan publisher game adalah mendongkrak jumlah gamer wanita di judul-judul esports populer, di antaranya Counter-Strike: Global Offensive (26 persen), Dota 2 (20 persen), Hearthstone (26 persen), Rainbow Six Siege (23 persen), serta Overwatch (26 persen).

Jika persentase gamer pria dan wanita seimbang, mungkin suatu saat nanti tidak ada lagi panggilan ‘gamer girl‘ karena kita semua esensinya mencintai hobi yang sama.

Sumber: VentureBeat.