Nikon Z fc Resmi, Mirrorless dengan Tampilan Jadul Ala SLR

Nikon merupakan pemain kawakan di industri pencitraan, gemilang sejak era kamera SLR maupun DSLR. Meski saat ini Nikon sedang berupaya keras menggaet kembali penggemar setianya dengan sistem kamera mirrorless modern mereka, Nikon Z.

Saya tidak meragukan kemampuan tiga kamera mirrorless Nikon yang diluncurkan pada tahun 2020 seperti Nikon Z6 II, Z7 II, dan Z5. Mereka sangat powerful untuk menangani kebutuhan fotografer/videografer profesional saat ini, teknologi penting tetapi menurut saya Nikon juga butuh yang namanya ‘diferensiasi’.

Mari tengok ke tahun 1959, Nikon memperkenalkan kamera dengan sistem SLR 35mm pertama mereka yang disebut Nikon F dan merupakan salah satu kamera paling canggih pada zamannya. Apa pendapat Anda bila Nikon membawa seri kamera legendaris tersebut ke masa sekarang? Perkenalkan Nikon Z fc, kamera mirroless dengan retro bergaya kamera analog tetapi menggunakan Z-mount.

Untuk body only, Nikon Z fc dibanderol dengan harga US$960 atau sekitar Rp13,9 jutaan. Sementara, Nikon Z fc dengan lensa kit DX 16-50mm F3.5-6.3 VR dijual US$1.100 atau Rp15,9 jutaan. Juga tersedia dengan lensa Nikkor Z 28mm F2.8 (SE) seharga US$1200 atau Rp17,4 jutaan.

Kenapa bisa murah karena Nikon Z fc berbagi spesifikasi yang mirip seperti Nikon Z50. Di mana ukuran sensor yang dipakai bukanlah full frame, melainkan APS-C beresolusi 21MP dan digerakkan oleh prosesor gambar Expeed 6.

Bisa dilihat di bagian atas, terdapat dial ikonik untuk mengatur ISO, shutter speed, dan exposure compensation. Desain punuk dan terutama yang warna silver sangat mengundang untuk bernostalgia, juga ada enam warna tambahan selain silver yang bisa dipilih sesuai style pengguna.

Meski mengusung desain klasik, Nikon tetap memadukan dengan elemen modern seperti layar dengan mekanisme vari-angle dan port USB-C yang memungkinkan pengisian daya langsung ke kamera. Layarnya touchscreen 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot dan di atasnya jendela bidik elektronik dengan panel OLED 2,36 juta dot.

Lebih lanjut, Nikon Z fc dapat memotret beruntun hingga 11 fps dengan full autofocus atau 9 fps untuk Raw 14-bit. Sementara untuk video, kamera ini dapat merekam video hingga resolusi 4K oversampled dari lebar penuh sensornya.

Bersama Nikon Z fc, Nikon juga memperkenalkan lensa Nikkor Z 28mm F2.8 (SE) dengan tampilan vintage. Namun ini adalah lensa full frame dan bila dipasang pada Nikon Z fc menawarkan focal length 42mm.

Secara optik, Nikkor Z 28mm F2.8 (SE) terdiri dari 8 elemen dalam 7 kelompok, dengan elemen depan yang kecil dan elemen belakang yang relatif besar. Fokus digerakkan oleh motor stepping kembar dan jarak fokus minimumnya 19cm dengan filter depan 52mm.

Lensa ini tersedia sebagai bagian dari kit dengan Nikon Z fc atau bisa dibeli secara terpisah seharga US$299 (Rp4,3 jutaan). Bila melihat harganya, Nikon Z fc akan bersaing langsung dengan Fujifilm X-E4 yang juga mengandalkan desain retro ala rangefinder. Semoga saja, Nikon Z fc bisa menyambangi pasar Indonesia secepatnya.

Sumber: DPreview

Canon Dirumorkan Sudah Menyetop Pengembangan Seri DSLR EOS 5D

Oktober tahun lalu, beredar kabar bahwa Canon sedang mengerjakan penerus dari EOS 5D Mark IV. Sekarang, situs yang sama (Canon Rumors) malah memberitakan bahwa seri EOS 5D bakal menyusul jejak seri EOS 7D, alias sudah di-discontinue.

Singkat cerita, kita tidak akan melihat EOS 5D Mark V dan seterusnya. Kalau merujuk pada kejadian yang menimpa seri EOS 7D sebelumnya, penyebabnya tidak lain dari tren kamera mirrorless. Kala itu, Canon lebih memilih untuk berfokus pada seri kamera mirrorless EOS R ketimbang mengerjakan penerus EOS 7D Mark II.

Seperti yang kita tahu, Canon baru saja meluncurkan EOS R5 dan R6. R5 sendiri sebenarnya bisa dibilang pantas menggantikan 5D Mark IV yang sudah berusia hampir empat tahun, apalagi mengingat R5 banyak mewarisi kemampuan fotografi EOS 1D X Mark III. Terkait videografi, R5 juga merupakan salah satu model yang paling superior di luar lini kamera sinema Canon (EOS C) saat ini.

Juga perlu diingat adalah, rumor tentang EOS 5D Mark V itu pertama muncul di bulan Oktober 2019, jauh sebelum pandemi COVID-19 melanda. Jadi selain karena tren mirrorless yang memang semakin naik, kemungkinan besar pandemi dan imbasnya terhadap industri turut menjadi salah satu faktor pertimbangan di balik keputusan Canon memberhentikan seri EOS 5D ini.

Dengan segala kelebihannya, EOS R5 sudah pantas dianggap sebagai suksesor 5D Mark IV / Canon
Dengan segala kelebihannya, EOS R5 sudah pantas dianggap sebagai suksesor 5D Mark IV / Canon

Satu catatan penting, diberhentikannya seri EOS 5D bukan berarti Canon sudah menyerah mengembangkan DSLR dan sepenuhnya beralih ke mirrorless. Canon mungkin masih akan mengerjakan DSLR baru ke depannya, tapi kemungkinan besar bukan dari seri 5D.

Konsumen DSLR boleh terus menurun setiap tahunnya, akan tetapi saya yakin di luar sana masih banyak yang lebih nyaman menggunakan DSLR ketimbang mirrorless, apalagi yang koleksi lensanya sudah begitu banyak. Baru-baru ini, Pentax bahkan mengumumkan visinya bahwa mereka masih akan terus mengembangkan kamera DSLR ke depannya, dengan optical viewfinder sebagai salah satu nilai jual utamanya.

Di industri kamera, seri EOS 5D sendiri bisa dilihat sebagai salah satu DSLR yang paling berpengaruh sejak generasi pertamanya dirilis 15 tahun lalu sebagai kamera full-frame pertama dengan ukuran bodi standar, bukan yang ekstra bongsor (double-grip) seperti seri EOS 1D. Tiga tahun setelahnya, EOS 5D Mark II datang membawa kapabilitas perekaman video, menjadikannya populer di kalangan videografer.

Lanjut ke tahun 2012, EOS 5D Mark III hadir mengemas upgrade yang sangat signifikan terhadap kinerja autofocus-nya dengan meminjam sistem autofocus milik EOS 1D X. Terakhir, EOS 5D Mark IV yang dirilis di tahun 2016 tentu saja menjadi yang paling modern dengan fitur-fitur seperti touchscreen maupun Dual Pixel CMOS AF.

Sumber: Canon Rumors dan PetaPixel. Gambar header: ShareGrid via Unsplash.