Nubia Mulai Kampanye Pendanaan Smartphone Gaming Red Magic 2

Setelah Black Shark Helo diresmikan, Nubia tersengat untuk menghadirkan generasi kedua bagi smartphone gaming miliknya. Rencana itupun sudah diamini oleh Nubia meski kejelasan spesifikasinya masih belum diungkap. Salah satu spesifikasi yang dibeberkan oleh Nubia adalah kapasitas RAM 10GB yang akan dibawa.

Kini, kabar terbaru datang dari Nubia yang dilaporkan telah memulai kampanye pendanaan. Langkah serupa ketika pertama kali meluncurkan Red Magic generasi pertama. Kampanye pendanaan Nubia Magic 2 dilakukan di situs penjualan online Tiongkok, jd.com, dan siapapun yang tertarik dengan Red Magic 2 mempunyai waktu sampai dengan 6 Desember untuk menyumbangkan uang dan membantu Nubia mencapai target sekitar US$ 145 ribu.

red magic 2 rear

Dari kampanye ini pula akhirnya spesifikasi unggulan di Nubia Red Magic 2 terbongkar, antara lain chipset Snapdragon 845, RAM 10 GB dan penyimpanan internal 256 GB. Nubia juga mengonfirmasi kebenaran teaser terdahulu, seperti sistem pendingin ganda (baik melalui asupan udara dan cairan) yang akan menjamin kontrol suhu yang lebih baik. Red Magic 2 juga bakal mempunyai dua tombol fisik di sepanjang sisi smartphone yang akan menjadi tambahan sempurna untuk bermain game.

Red Magic 2 button

Dari pengamatan Dailysocial, Nubia menargetkan pendanaan sebesar 1000000 yuan, tetapi saat ini dana yang terkumpul sudah mencapai 2264170 yuan atau dua kali lipat dari target yang ditetapkan. Dengan demikian, Nubia sudah semestinya segera merealisasikan project Red Magic 2 ini. Namun sayang sub-brand ZTE ini belum mengumumkan tanggal pengiriman perangkat ke para penopang dana.

Sumber berita FoneArena.

Xiaomi Kembali Luncurkan Smartphone Gaming, Kini dengan Layar AMOLED dan RAM 10 GB

Istilah “smartphone gaming” mungkin masih terdengar gimmicky hingga saat ini. Namun kemunculan Razer Phone 2 belum lama ini mengindikasikan bahwa tren tersebut tidak akan meredup dalam waktu dekat.

Sejauh ini sudah ada tiga pemain besar di segmen smartphone gaming: Razer Phone beserta suksesornya itu tadi, Asus ROG Phone, dan Xiaomi Black Shark. Untuk Black Shark, umurnya ternyata begitu singkat, sebab Xiaomi baru saja memperkenalkan suksesornya yang bernama Black Shark Helo.

Secara estetika, Black Shark Helo masih mirip seperti Black Shark orisinal dan masih menonjol aura gaming-nya. Kendati demikian, desain panel belakangnya tak lagi senorak sebelumnya, meski logo plus bagian sampingnya kini bisa menyala dalam berbagai warna layaknya ROG Phone dan Razer Phone 2.

Xiaomi Black Shark Helo

Jarak empat bulan tentu tidak bisa berbuat banyak terkait lompatan spesifikasinya. Helo masih mengusung chipset Qualcomm Snapdragon 845, lengkap dengan sistem liquid cooling ganda untuk mencegah suhu perangkat jadi kelewat panas. Yang berbeda adalah, Helo tersedia dalam varian dengan RAM 10 GB dan storage internal 256 GB.

Perbedaan yang lebih mencolok bisa kita amati di bagian wajahnya. ‘Dahi’ dan ‘dagu’ Helo yang menjadi tempat bernaungnya speaker stereo lebih tipis, dan tombol Home milik Black Shark orisinal kini telah tiada. Sensor sidik jari masih ada, tapi kini diposisikan di belakang bersama sepasang kameranya (12 + 20 megapixel).

Masih seputar wajahnya, layar 6 incinya kini tak lagi menggunakan panel LCD seperti Black Shark orisinal, melainkan panel AMOLED yang sangat kaya warna dan kontras, meski resolusinya masih sama di angka 2160 x 1080 pixel. Dukungan HDR pun tidak lupa Xiaomi sematkan pada layar milik Helo.

Xiaomi Black Shark Helo

Seperti sebelumnya, Helo juga datang bersama aksesori gaming berupa controller ala Joy-Con. Bedanya, varian termahal Helo dengan RAM 10 GB dibekali dua controller sekaligus yang dapat dipasangkan ke bagian atas dan bawahnya (dengan bantuan casing).

Bentuk controller-nya pun berubah, utamanya berkat kehadiran D-pad empat arah di controller sebelah kiri. Di controller sebelah kanan, tampak sejumlah tombol action beserta semacam touchpad bulat di atasnya. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar, penampilan Helo jadi sangat mirip dengan Nintendo Switch ketika dipasangi kedua controller-nya.

Di Tiongkok, Xiaomi bakal memasarkan Black Shark Helo seharga 3.199 yuan (± Rp 7 juta) untuk varian terendahnya yang mengemas RAM 6 GB. Varian dengan RAM 10 GB dibanderol 4.199 yuan (± Rp 9,2 juta). Sayang sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di negara lain.

Sumber: Android Police.

Tak Segarang Huawei Mate 20X, Tapi Vivo Z3 Lebih Murah dan Punya Fitur Game yang Komplet

Vivo mendatangkan lagi satu jagoan baru untuk berjibaku di kelas menengah, di mana nantinya smartphone bernama Vivo Z3 ini akan memakai dua jenis chipset, yaitu Snapdragon 710 atau 670 chipset.

Vivo Z3 terlihat seperti smartphone yang fokus pada game dengan bekal teknologi akselerasi Twin-Turbo untuk meningkatkan kinerja gaming, 4D Game Shock untuk sensasi getaran dan goncangan saat bermain game, dan Vivo Game Box yang membantu pengguna mengelola kinerja dan pengaturan. Meski tak segarang Huawei Mate 20X, namun kelengkapan fitur ini bakal memanjakan para gamer yang mencari perangkat dengan harga lebih terjangkau.

20181016213740526295_original

Varian paling rendah Z3 menggunakan Snapdragon 670, sedangkan varian teratas memilih chipset Snapdragon 710. Varian Snapdragon 710 kemudian dipecah lagi menjadi dua opsi, RAM 6GB + 64GB dan RAM 6GB + 128GB. Karena dapur pacunya berbeda, maka harganya juga berbeda. Vivo Z3 varian rendah dengan RAM 4GB dan penyimpanan 64GB telah ditetapkan di harga $231. Kemudian dua varian RAM 6GB + 64GB dan 128GB dijual masing-masing $274 dan $331. Sayangnya Vivo belum memberikan konfirmasi kehadiran Z3 di pasar internasional.

Vivo Z3 Rear

Kemampuan Z3 dalam mengabadikan momen terbilang baik meskipun fokusnya terlihat lebih pada sektor gaming. Di belakang, Z3 mengemas dua kamera 16MP + 2MP, sedangkan di depan ada kamera tunggal 12MP untuk keperluan selfie. Dan yap, Z3 juga dilengkapi dengan beberapa fitur kamera berbasis AI seperti yang diharapkan para penggemarnya.

20181016213741364683_original

Membawa fitur IR Face Unlock, Vivo Z3 juga dilengkapi dengan sensor sidik jari di belakang dan mengemas Funtouch OS 4.5 berbasis Android 8.1 Oreo.

Sumber berita Vivo.

Razer Phone 2 Resmi Diumumkan, Meluncur ‘Tanpa Kejutan’

Eksistensi dari ponsel pintar kedua Razer dikonfirmasi langsung oleh perusahaan spesialis gaming gear itu di bulan September 2018. Dan sejak saat itu, bermunculan-lah berbagai bocoran, dari mulai spesifikasi hardware, tanggal perilisan, hingga penampakan perangkat. Dan sesuai jadwal yang telah terungkap sebelumnya, Razer Phone 2 akhirnya resmi meluncur.

Hampir seluruh informasi yang sempat bertebaran kemarin terbukti akurat. Razer mempertahankan banyak aspek di sana, sehingga Razer Phone 2 tak begitu berbeda dari pendahulunya. Upgrade diterapkan secara lebih halus, baik di aspek penampilan, jeroan ,serta software pendukung. Rekan saya Glenn berkomentar, produk ini lebih cocok diberi nama ‘Razer Phone S’ ketimbang Razer Phone 2, dan saya setuju dengan pendapat ini.

Razer Phone 2 4

Di tengah-tengah kencangnya arus perubahan ke desain ramping dan ‘layar penuh’, Razer Phone 2 tetap mengusung rancangan balok dan panel 16:9. Dengan arahan seperti ini, produsen dapat mencantumkan dua speaker stereo yang dihadapkan ke depan. Kelengkapan lainnya kurang lebih sama, ada sejumlah tombol fisik dan port USB type-C tanpa dukungan port audio 3,5mm. Aspek paling menonjol pada penampilan Razer Phone 2 adalah kehadiran sistem pencahayaan RGB Chroma di logo ularnya.

Razer Phone 2 1

Di produk baru ini, Razer kembali mengandalkan layar IGZO beresolusi 1440x2560p seluas 5,7-inci dengan refresh rate 120Hz. Panel tersebut kabarnya mendapatkan penyempurnaan sehingga mampu mereproduksi warna secara lebih presisi, serta bisa menghasilkan kecerahan 50 persen lebih tinggi dari Razer Phone generasi pertama.

Razer Phone 2.

Selanjutnya, Razer mengganti system-on-chip Qualcomm Snapdragon 835 dengan Snapdragon 845. Menurut tim pimpinan Min-Liang Tan itu, chip baru tersebut memberikan kinerja 30 persen lebih baik, dan siap malahap game dan aplikasi yang paling berat sekali pun. Smartphone dibekali memori RAM sebesar 8GB dan penyimpanan internal 64GB – berbeda dari laporan sebelumnya yang menyebutkan 512GB.

Razer Phone 2 2

Tubuh smartphone yang tidak terlalu tipis dimanfaatkan oleh Razer untuk membubuhkan sistem pendingin vapor chamber. Sang produsen menjelaskan bahwa solusi ini memanfaatkan luas permukaan yang lebih lapang agar panas bisa lebih cepat dibuang, tujuannya ialah demi menjaga kestabilian frame rate tanpa menyebabkan penggunaannya jadi tidak nyaman karena temperatur tinggi.

Untuk fotografi, Razer lagi-lagi mengusung setup dual camera di belakang, berisi modul berlensa wide-angle 12Mp plus OIS dan lensa telephoto dua kali zoom 12Mp. Di depan, tersedia kamera 8Mp yang mempersilakan kita melakukan streaming di resolusi full-HD.

Gerbang pre-order Razer Phone 2 sudah dibuka mulai hari ini, dan produk dijual seharga mulai dari US$ 800.

Sumber: Razer.

Wujudnya Terungkap, Razer Phone 2 Sangat Mirip Pendahulunya

Dalam melakukan debutnya di segmen perangkat bergerak, perusahaan gaming gear Razer mempersenjatai produk perdananya dengan sejumlah fitur canggih: layar IGZO berkecepatan refresh 120Hz, memori dan ruang penyimpanan berukuran besar, chip mobile paling high-end di masanya, serta dukungan teknologi Dolby Atmos dan sertifikasi THX pada sistem audionya.

Razer Phone mendapatkan tanggapan yang cukup positif dari konsumen serta media, dan hal tersebut tampaknya mendorong Razer untuk menggarap penerusnya. Perusahaan periferal gaming itu juga tidak malu-malu dalam mengungkap agendanya. Di awal September kemarin, Razer membenarkan bahwa mereka tengah mengembangkan Razer Phone 2 dan tak lama, menyusul bocoran terkait spesifikasi dan rencana mereka untuk mengumumkannya.

Kali ini, hal yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Via Twitter, Evan Blass memublikasikan sebuah gambar render yang memperlihatkan penampakan bagian depan dan belakang Razer Phone generasi kedua. Dengan munculnya bocoran gambar ini, banyak informasi bisa kita telaah lebih jauh.

Razer Phone merupakan pengembangan lebih jauh dari smartphone Nextbit Robin yang diakuisisi Razer di bulan Januari 2017. Dari sisi penampilan, Razer Phone dan Robin punya banyak kesamaan, terutama pada penggunaan tubuh balok dan layar persegi. Ketika eksistensi Razer Phone 2 dikonfirmasi, saya penasaran arahan desain apa yang akan diambil oleh produsen, meski bocoran info mengindikasikan penggunaan layar serupa.

Jika laporan dari Evan Blass akurat, maka rancangan Razer Phone 2 tak berbeda jauh dari pendahulunya. Di tengah-tengah hebohnya tren bezel tipis dan rasio 18:9, ada kemungkinan smartphone anyar ini tetap mengusung rasio 16:9 karena resolusi layarnya yang tak berubah. Pendekatan ‘tradisional’ tersebut boleh jadi berkaitan dengan keputusan Razer membubuhkan speaker stereo di depan.

Modikasi terlihat sedikit lebih kentara di sisi belakang: Razer memindahkan modul kamera dari pojok kiri atas ke tengah, tepat di atas logo ular mereka. Menariknya lagi, Evan Blass juga bilang bahwa Razer turut membekali smartphone dengan logo LED. Berdasarkan rumor yang beredar, Razer Phone 2 akan didukung sistem pencahayaan Chroma, sesuai keinginan produsen untuk ‘mengekspansi software dan layanannya yang ada di PC’.

Kira-kira dua minggu silam, Razer juga diketahui telah mulai menyebar undangan peluncuran Razer Phone 2 yang cuma bisa diikuti oleh individu-individu terpilih, kabarnya akan dilangsungkan pada tanggal 10 Oktober 2018. Sebelumnya, global vice president Razer Chen Xiaoping sempat mengabarkan bahwa produk anyar itu akan disediakan terlebih dulu untuk konsumen di kawasan Tiongkok.

Via The Verge.

Razer Phone Generasi Kedua Sedang Dikembangkan

Razer adalah salah satu perusahaan pertama yang secara sigap merespons pertumbuhan ekosistem gaming di perangkat bergerak melalui Razer Phone. Produk ini memang belum tersedia secara merata, tapi konsepnya mendorong sejumlah produsen – nama-nama seperti Asus, Xiaomi, Honor, Nubia – untuk berbondong-bondong menyediakan perangkat serupa.

Umur Razer Phone belum genap satu tahun, namun perusahaan gaming gear pimpinan Min-Liang Tan itu diketahui sedang menyiapkan penerusnya. Berdasarkan laporan pemasukan terkini, Razer mengonfirmasi bahwa mereka memfokuskan sumber dayanya untuk mengembangkan Razer Phone generasi kedua. Menurut produsen, hal tersebut didorong oleh kesuksesan debut mereka di ranah perang bergerak beberapa bulan silam.

“Dengan peluncuran Razer Phone di akhir 2017, kami segera dikenal oleh seisi industri sebagai nama pertama yang berupaya memenuhi permintaan perangkat bergerak khusus gaming,” tutur Razer. “Langkah kami tersebut memunculkan kategori produk baru di segmen ini.”

Buat mendukung Razer Phone generasi kedua, produsen juga berencana untuk mengembangkan bagian software lebih jauh lagi. Piranti lunak tersebut kabarnya merupakan ‘ekspansi dari software serta layanan Razer di platform PC’. Razer belum menjelaskan detailnya lebih rinci, namun kita tahu mereka sudah lama mengembangkan software buat menunjang produknya.

Misalnya: Synapse difokuskan pada fungsi personalisasi, memungkinkan kita menyimpan setting gaming gear di cloud, kemudian mengaksesnya ketika dibutuhkan tanpa mengulang proses kustomisasi dari nol. Chroma merupakan software pengaturan sistem RGB, mempersilakan Anda memilih jutaan warna dan mengutak-atik pola pencahayaannya. Lalu Razer Cortex sendiri ialah software untuk mengoptimalkan performa permainan.

Boleh jadi, satu atau dua fungsi di sana akan dihadirkan oleh smartphone baru Razer, dan saya penasaran apakah produsen nantinya turut menerapkan RGB di perangkat tersebut seperti pada laptop gaming-nya.

Buat sekarang, hampir tidak ada yang diketahui mengenai Razer Phone next-gen, baik dari sisi spesifikasi, penampilan, dan waktu ketersediaan. Selain itu, terbuka peluang cukup besar bagi Razer untuk memberinya nama baru dan bukan sekadar menyebutnya Razer Phone 2. Sebagai produk flagship, tidak mengherankan jika produsen membekalinya dengan chip mobile high-end (seperti Snapdragon 845) serta desain baru (Razer Phone first-gen punya bezel yang tebal).

Razer Phone diumumkan di awal bulan November 2017 dan mulai tersedia kurang lebih dua minggu setelahnya. Siapa tahu perusahaan akan memperkenalkan penerusnya di periode yang sama di tahun ini…

Via 9To5Google.

Hardcore Mobile Gamer, Butuhkah Smartphone Gaming?

Menjadi seorang hardcore mobile gamer, memang tidak membutuhkan biaya besar bila dibandingkan hardcore PC gamer. Bagi mobile gamer yang tak puas dengan definisi standar pun, penggunaan smartphone flagship harusnya sudah cukup untuk menikmati game favorit.

Sayangnya, tidak sesimpel itu. Smartphone flagship mungkin mampu menjalankan game dalam setting grafis tinggi, namun belum tentu nyaman diajak bermain game dalam waktu yang lama.

Selain itu, berkembangnya esports juga tentunya menjadi peluang bagi gamer. Kalian bisa merintis karir sebagai atlet esports dengan rajin mengikuti turnamen. Serta, menjadi content creator dan menyalurkan pengetahuan di platform video streaming seperti YouTube Gaming.

Di sini, saya ingin mencoba membahas mengenai kelebihan smartphone gaming, serta fitur-fitur yang seperti apa yang dibutuhkan agar smartphone biasa juga nyaman untuk bermain game.

Butuhkah Smartphone Gaming?

razer-phone
Foto: razer.com

Saat Razer Phone diluncurkan, saya sangat terkesima – karena saya tahu reputasi Razer sebagai perusahaan gaming gear. Hal istimewa dari Razer Phone ialah panel IGZO berteknologi UltraMotion 120Hz dan speaker Dolby ATMOS bersertifikasi THX menghadap ke depan.

Kebetulan teman saya, Gerry Eka pernah memakai Razer Phone. Saya pun memintanya untuk membagi pengalamannya, mengenai kelebihan dan kekurangan Razer Phone.

“Pengalaman terbaik itu dari layar, performa, dan speaker. Ada semacam toggle untuk mengatur fps-nya, jadi bisa di atas 90 fps dan itu benar-benar membantu untuk game-game yang memang di desain untuk bisa berada di 90 fps.” Ujar Gerry.

“Speaker-nya stereo atas bawah, tanpa disambungkan ke Bluetooth speaker eksternal – suaranya sudah benar-benar cakep banget dan saat ini belum ada yang bisa mengalahkan speaker-nya Razer Phone.” Begitu tambah Gerry.

Ia juga bilang, kalau untuk performanya tak perlu diragukan lagi. Hampir semua game-game AAA dilibas, tidak ada halangan berarti untuk bermain game-game berat. Lalu, adakah kelemahannya?

“Saya pakai sekitar empat bulan dan jujur kelemahan utamanya pada suhu dan kameranya. Kalau bermain game dalam waktu yang lama, Razer Phone akan panas dan kualitas kameranya itu jelek banget untuk ukuran smartphone high end.” Tutup Gerry.

Seperti yang Anda ketahui, Xiaomi juga merilis gamer phone – Black Shark. Desainnya lebih terlihat sangar dan telah dilengkapi kontroler Shark GamePad – yang didesain untuk bermain game battle royale.

Tak berselang lama, saya terkejut karena teman saya Ivan JDD ternyata sudah menggunakan Xiaomi Black Shark. Menurutnya dibanding Razer Phone, Black Shark jauh lebih enak digenggam.

Xiaomi Black Shark
Foto: blackshark.com

“Saya dulu mencoba game PUBG Mobile dan Real Car Parking, keduanya berjalan smooth tapi setelah bermain dalam waktu cukup lama body-nya panas banget. Menurut saya panasnya tidak wajar sih secara katanya sudah ada sistem pendingin liquid cooling system multi-stage.” Ujar Ivan.

“Oiya saya juga main Into the Dead, menurut saya game ini berat. Di iPhone X saja main game Into the Dead bisa nge-lag dan di Black Shark lancar. Pokoknya, secara performa sih woosh-woosh, buat gaming sudah lebih dari cukup pakai Black Shark, tapi kameranya sih yang kurang.” Tutup Ivan.

Lagi-lagi kelemahannya sama, suhu panas dan kemampuan kamera yang kurang. Suhu yang panas sebenarnya bisa dimaklumi, mengingat CPU dan GPU bekerja sangat keras – terutama bila game berjalan di 60 fps ke atas.

Kalau untuk kamera, ayolah ini gamer phone – sejak awal Anda tahu perangkat ini diciptakan khusus untuk gaming – keberadaan kamera memang cuma pelengkap. Selain Razer Phone dan Xiaomi Black Shark, smartphone gaming lainnya adalah ZTE Nubia Red Magic dan Asus ROG Phone.

Smartphone Flagship untuk Gaming

hardcore-mobile-gamer-butuh-smartphone-gaming-atau-cukup-smartphone-flagship-2

Kalau spesifikasi, terutama chipset-nya mumpuni – smartphone biasa juga tentunya bisa memainkan game dengan lancar. Kalau kelas menengah, minimal Snapdragon 636 atau Snapdragon 660 lebih baik. Sementara, untuk flagship – pilih langsung Snapdragon 845 atau Snapdragon 835 juga sebenarnya masih baik-baik saja.

Selain chipset, memang ada beberapa hal yang membuat smartphone nyaman untuk bermain game:

Speaker yang Menghadap ke Depan 

Kebanyakan smartphone saat ini menyematkan speaker di sisi bawah. Begitu Anda bermain game dalam posisi landscape – maka speaker akan tertutup tangan dan meredam suara.

Jadi, untuk gaming – cobalah cari smartphone yang punya speaker menghadap ke depan. Lebih baik lagi, kalau tidak hanya satu tapi dua speaker dan stereo.

Bezel Agak Lebar Bukan Masalah

Bezel smartphone yang makin tipis, harus diakui hal itu membuat tampilan smartphone terlihat futuristik. Namun bezel super tipis bukan yang terbaik untuk hardcore gamer.

Tak masalah smartphone Anda memiliki sedikit dagu dan dahi ekstra, hal tersebut membuatnya lebih ergonomis dalam genggaman tangan. Terlebih bila bermain game dalam waktu lama, tentunya bisa mengurangi ketengangan otot tangan Anda.

Spesifikasi Terbaik

Bagi hardcore mobile gamer yang tak puas dengan definisi standar, yang satu ini sangat penting. Untuk mendapatkan pengalaman bermain game terbaik, Anda mutlak membutuhkan smartphone dengan spesifikasi terbaik saat ini – misalnya chipset Snapdragon 845 dan RAM 6GB.

Beberapa game seperti Fortnite juga menuntut spesifikasi tinggi. Sejumlah fitur di game tertentu juga demikian, misalnya Arena of Valor – Anda bisa mengaktifkan fitur recording dan live streaming bila perangkat mendukung.

Aksesoris Game 

Saat ini sebagian besar game mobile memang sudah teroptimasi sangat baik dengan kontrol layar sentuh. Namun, keberadaan aksesori gaming yang kompatibel dan terintegrasi tentunya menyuguhkan pengalaman lebih seru.

Sistem Pendingan

Dengan adanya sistem pendingin bukan berarti membuat body smartphone tidak panas saat bermain game dalam waktu yang lama, tapi tetap saja – lebih baik ada daripada tidak ada untuk menjaga suhu smartphone tetap wajar.

Verdict

hardcore-mobile-gamer-butuh-smartphone-gaming-atau-cukup-smartphone-flagship-5

Smartphone sekaliber hardcore yang memang dirancang menjadi perangkat khusus bermain game – itulah gamer phone. Layarnya mampu menampilkan refresh rate lebih tinggi, audio lebih menggelegar, chipset terkuat, hingga sistem pendingin.

Namun dari obrolan ke dua pengguna smartphone gaming di atas, saya pun menarik kesimpulan bahwa smartphone flagship tetap bisa menyuguhkan performa gaming yang cukup mumpuni.

Tetapi dengan smartphone gaming Anda akan merasakan pengalaman bermain game yang lebih imersif. Meski, tidak menjamin bila bermain game dalam waktu lama tidak akan membuat body smartphone panas – walaupun sudah membawa embel-embel sistem pendingin macam water cooling.

Referensi: AndroidCentral

Diumumkan, Nubia Red Magic Resmi Tantang Xiaomi Black Shark

Smartphone  gaming kini mulai jadi tren di industri mobile. Tren ini terbentuk berkat Razer yang menghadirkan smartphone yang total untuk keperluan gaming. Kemudian disusul oleh Xiaomi dengan Black Shark yang juga menempuh jalan serupa. Kini, Nubia menjadi pabrikan Tiongkok berikutnya yang terjun ke sektor smartphone  gaming setelah memperkenalkan jagoan barunya, Red Magic.

Nubia Red Magic hadir dengan konsep desain yang berani, menonjolkan sisi estetika berupa vektor baru yang terbuat dari bahan aluminium yang setara dengan material pesawat terbang. Perangkat memiliki 174,5 derajat dot-cutting dengan ketebalan 6,85 mm di titik tertipis. Berbeda dengan Xiaomi Black Shark, Nubia Red Magic menggunakan teknologi pendingin udara yang inovatif, semacam ventilasi. Slot-slot itu bisa dengan mudah ditemukan di bagian belakang body logam-nya, menjaga perangkat tetap dingin ketika digeber menjalankan game dalam waktu yang lama.

Nubia Red Magic

Sementara itu dari sisi spesifikasinya, Nubia Red Magic datang dengan layar Full HD+ seluas 5,99 inci. Layar ini disempurnakan oleh sentuhan kaca 2.5D NEG T2X-1 dan mengadopsi aspek rasio 18:9 dengan kontras 1500: 1. Konfigurasi ini menegaskan bahwa Red Magic tidak hanya menjanjikan performa garang tapi juga tampang yang kekinian.

Guna menghadirkan daya gedor kelas atas, Nubia mengadopsi prosesor Qualcomm Snapdragon 835. Keputusan ini cukup mengejutkan mengingat di tier lebih tinggi ada opsi Snapdragon 845. Belum jelas apa alasan Nubia memilih seri lawas ketimbang mengikuti jejak Xiaomi yang mengadopsi Snapdragon 845.

HP Nubia Red Magic

Masih terpaku ke OS Android Oreo ketimbang Nougat, Nubia Red Magic memiliki tombol fisik yang berfungsi untuk mengaktifkan mode permainan dengan dorongan turbo. Tombol ini juga akan membatasi jaringan di latar belakang dan memiliki opsi untuk memblokir panggilan, SMS, notifikasi, dan beberapa aplikasi yang dapat mengalihkan perhatian saat bermain.

Tiba di segmen kamera, Red Magic membawa kamera belakang 24 MP yang menggunakan sensor Samsung 5K2X7SX dengan ukuran piksel 0,9μm, dan aperture f/1.7. Kamera ini disebut mampu mengabadikan video dengan resolusi 4k pada 30 fps dan video gerak lambat 720p pada 120 fps.

Untuk menambah gelegar suara saat menembak atau meledakkan gudang musuh, Nubia membenamkan DTS Technology dan Smart Amplifier System yang menjanjikan pengalaman suara yang jernih, jelas dan detail. Di balik cover cantiknya, duduk pula baterai 3,800 mAh yang disebut bakal menjaga perangkat tetap bisa dipacu selama 7 jam dalam sekali isi ulang.

Nubia Red Magic akan secara eksklusif tersedia di platform crowdfunding Indiegogo dengan banderol $399 bulan April 2018. Beberapa minggu ke depan Nubia berjanji akan membeberkan informasi lebih lengkap terkait harga dan ketersediaan perangkat gaming barunya ini.

Sumber berita Nubia.

Susul Xiaomi, Nubia Bakal Umumkan Smartphone Gaming-nya 19 April Mendatang?

Perubahan smartphone tidak hanya terjadi di sisi spesifikasi, fitur dan bentuk, tetapi juga fungsionalitasnya. Jika dahulu smartphone lebih difungsikan sebagai alat komunikasi, seiring kemampuannya smartphone mulai menggantikan posisi kamera saku meski sebatas pemakaian sehari-hari. Makin ke mari, kini smartphone juga mulai marak dipergunakan untuk bermain game sehingga munculnya istilah mobile gaming.

Razer adalah yang pertama menggarap sektor mobile gaming secara serius Razer Phone. Xiaomi kemudian menyusul dengan brand Black Shark. Bergabungnya Xiaomi ke relung gaming sebenarnya sudah cukup untuk menyimpulkan tren yang sedang terbentuk di pasar mobile. Apalagi di waktu yang hampir bersamaan Nubia juga merilis teaser brand mobile gaming barunya yang bernama Red Magic. Teaser terbaru mengungkapkan 19 April sebagai momen peresmian smartphone gaming-nya.

Tak banyak informasi yang diungkap oleh video teaser tersebut, tidak juga aspek desain yang bakal dipergunakan. Akan tetapi, ada beberapa hal menarik yang terlihat dalam video. Smartphone tampak mempunyai tombol fisik di panel samping yang diyakini berfungsi sebagai tombol switch dari mode normal ke mode gaming. Saat diaktifkan, perangkat bakal mencurahkan semua sumber daya perangkat guna memberikan performa terbaik saat sedang bermain game. Xiaomi yang pertama menerapkan konfigurasi ini.

Dan tak lama setelah video teaser merebak di dunia maya, muncul juga beberapa foto berkualitas buruk yang diklaim merupakan smartphone gaming Nubia. Ponsel gaming tampak menggunakan lampu di bagian belakang, bodi berwarna hitam yang terbuat dari mater unik dan struktur tiga dimensi untuk memudahkan pendinginan saat bermain game secara intensif.

Nubia-Red-Magic-leak

Tapi sekali lagi, ini barulah sebatas bocoran. Informasi spek resmi Nubia Red Magic bakal secara resmi diungkap pada tanggal 19 April. Kita tunggu saja.

Sumber berita GSMArena dan FoneArena.

Lewat Brand ROG, Asus Siapkan Lawan Seimbang untuk Xiaomi Black Shark?

Ke mana arah yang hendak dituju oleh pabrikan smartphone ke depan semakin terlihat jelas. Tak lama setelah Razer memulai debut smartphone gaming pertamanya, sejumlah pabrikan dilaporkan berkeinginan ikut terjun di kolam yang sama. Xiaomi bahkan sudah memastikan diri ikut berlomba di arena tersebut dengan secara resmi memperkenalkan smartphone gaming, Black Shark.

Di tempat berbeda, sub-brand ZTE, Nubia juga sudah mulai memperlihatkan brand gaming barunya, Red Magic. Dan sekarang, lintas balap di ranah gaming mobile diyakini bakal kedatangan satu pemain lagi. Asus yang telah sejak lama berkecimpung di ranah PC gaming lewat brand ROG-nya dilaporkan tengah berencana melakukan perluasan brand gaming-nya itu ke ranah mobile.

Dalam acara pembukaan toko Asus ke-100 di Filipina, CEO Jerry Shen mengakui bahwa smartphone gaming dari Asus bisa saja segera meluncur. Shen tidak menyebutkan kapan, namun pernyataan ini dikeluarkan di momen yang tepat. ASUS merebut cukup banyak pangsa pasar di ranah PC gaming melalui ROG (Republic of Gamers) dan lini produk Strix. Untuk saat ini, tak banyak informasi tentang spesifikasi yang akan dihadirkan. Namun, kemunculan smartphone gaming dari Asus akan menjadi penghubung yang tepat untuk brand ROG miliknya di ranah PC.

Tetapi jika boleh berspekulasi, Asus mungkin saja bakal mengikuti langkah yang ditempuh oleh Xiaomi di smartphone Black Shark. Di antaranya dengan mengadopsi chipset Snapdragon 845, RAM 6GB atau 8GB dan sangat mungkin fitur liquid cooling systemyang berfungsi untuk menurunkan suhu CPU saat digeber bermain game berat dalam waktu lama. Tapi sekali lagi, semua kembali pada keputusan Asus.

Sumber berita AndroidAuthority dan gambar header ilustrasi Asus ROG.