Melalui Skema “Crowdfunding”, BenihBaik Ingin Pertemukan UKM dengan Investor

Bertujuan untuk menghadirkan layanan yang bisa bermanfaat untuk banyak orang, Andy F. Noya bersama dengan rekannya Anggit Hernowo dan Firdaus Juli mendirikan Benihbaik sebagai platform crowdfunding. Selama ini Andy dikenal sebagai wartawan senior dan memiliki pengalaman membangun Kick Andy Foundation.

Serupa dengan platform lainnya yang digunakan untuk kegiatan penggalangan dana, BenihBaik diharapkan bisa mempertemukan orang yang membutuhkan bantuan dengan orang-orang yang ingin berbuat baik untuk membantu sesama.

“Di situlah BenihBaik.com berperan menjembatani orang-orang baik tersebut untuk menemukan siapa yang layak mereka tolong,” kata Andy.

Secara khusus BenihBaik memiliki dua pilar utama kegiatan. Pertama, pilar yang berkaitan dengan kegiatan sosial. Siapa saja bisa memanfaatkan wadah ini untuk mencari bantuan atas masalah yang mereka hadapi. Mulai dari bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, budaya, bencana alam, dan bantuan sosial lainnya. Kedua, pilar yang berkaitan dengan kegiatan usaha, terutama yang berkaitan dengan kewirausahaan sosial (sociopreneurship).

“Pengusaha-pengusaha kecil bisa memanfaatkan BenihBaik untuk menjual produk-produk mereka, sekaligus sarana bagi investor untuk investasi di perusahaan-perusahaan setara UKM yang kami pilih dan tampilkan di BenihBaik. Dengan demikian para pengusaha skala UKM yang mempunyai dampak sosial juga berpeluang mendapatkan investasi melalui platform ini,” lanjut Andy.

Tidak disebutkan lebih lanjut seperti apa kinerja proses tersebut nantinya. Namun demikian BenihBaik berharap, platform ini juga bisa digunakan pihak terkait untuk dimanfaatkan oleh investor yang ingin menanamkan modal dari pihak UKM terkurasi yang bergabung dengan BenihBaik.

Menjalankan bisnis secara bootstrap

Bagi pengguna yang ingin melancarkan kampanye atau mengumpulkan donasi yang merupakan dua fokus dari BenihBaik, bisa mengakses melalui situs. Bagi mereka yang akan berdonasi, cukup dengan memilih kasus yang akan disumbang, menentukan jumlah donasi dan melakukan pembayaran dengan berbagai macam metode pembayaran.

Pilihan dompet digital yang bisa digunakan seperti Dana, Ovo, Gopay, Doku hingga LinkAja. Pembayaran melalui bank transfer juga dihadirkan.

BenihBaik juga memberikan kesempatan kepada donatur untuk menyumbang melalui platform yang bekerja sama dengan BenihBaik seperti Telkomsel Poin, Tokopedia donasi yang dikenal dengan Toped 500, serta Grab Reward yang bisa dilakukan dari 8 negara tempat Grab beroperasi.

Saat ini BenihBaik masih menjalankan bisnis secara bootstrapping dan belum memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana. Masih fokus kepada kampanye dan donasi yang disediakan dalam platform, mereka menargetkan untuk dapat membantu menggalang dana untuk 150 kasus terkurasi per bulan yang nantinya jumlahnya akan terus ditingkatkan, melalui dukungan teknologi automasi.

“Semakin banyak yang bergabung, semakin banyak investasi yang masuk, maka BenihBaik akan semakin besar. Dengan begitu akan semakin besar juga dampak yang bisa kami berikan untuk membantu masyarakat,” kata Andy.

Saat ini sudah banyak platform crowdfunding yang hadir di Indonesia, di antaranya adalah Kitabisa, Gandengtangan, Indiegogo dan Kolase.

Seeds, Mobile Game yang Mendorong Kredit Mikro

Sociopreneurship atau kewirausahaan yang bertujuan untuk juga memberi manfaat sosial kepada sesama sepertinya semakin banyak bermunculan belakangan ini. Bahkan di bidang-bidang yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan untuk bisa memberi manfaat sosial kepada masyarakat, mulai muncul beberapa entitas sociopreneurship. Salah satunya adalah sebuah mobile game yang bertujuan untuk mendorong kredit mikro, Seeds.

Seeds pertama kali digagas oleh Rachel Cook yang mengaku tertarik pada skema mikro kredit. Cook akhirnya membuat sebuah film dokumenter berjudul The Microlending Film Project yang membahas mengenai mikro kredit. Dalam pembuatan film dokumenter inilah Cook kemudian mendapatkan ide untuk membuat game Seeds.

Game ini awalnya hanya berupa konsep yang disebut Cook sebagai “pertemuan antara Farmville dan Kiva”. Seeds memungkinkan pengguna untuk membangun dunia virtual untuk ditinggali oleh makhluk-makhluk seperti tumbuhan yang disebut Seedlings. Sebagaimana lazimnya permainan-permainan seperti Farmville, pengguna juga bisa membeli barang-barang virtual untuk membantu pembangunan dunia virtualnya. Perbedaannya, uang yang dikeluarkan pengguna untuk membeli barang-barang virtual ini kemudian sepenuhnya akan digunakan untuk memberi kredit usaha mikro kepada pengusaha perempuan di Kenya.

Kepada situs Entrepreneur.com, Cook mengatakan bahwa rata-rata usaha mikro di Kenya hanya membutuhkan pinjaman sebesar $120. Dengan demikian, pemberian kredit mikro dari game Seeds sangat memungkinkan terjadi karena per satuan peminjamannya memang tidak membutuhkan jumlah yang besar. Sementara, Seeds mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman tersebut. Berikut adalah gambaran skema bagaimana uang yang dikeluarkan para pemain Seeds bisa diakses oleh peminjam di Kenya.

Masih menurut Cook, rata-rata bank di Kenya menawarkan bunga dengan kisaran 26% untuk para peminjam. Seeds menetapkan tarif bunga sekitar 13% saja. Cook juga menyatakan bahwa dengan model bisnis seperti ini, Seeds hanya mengambil profit yang relatif sedikit.

Seeds pertama kali digulirkan melalui situs crowdfunding Fundable dan mendapatkan pendanaan sebesar lebih dari 24 ribu dolar AS. Setelah pengembangan selama setahun, Seeds saat ini sudah bisa diunduh di App Store.

 

Sumber: Entrepreneur.com.