Demo Day: Pengertian, Manfaat, Tips dan Peluang Pendanaan

Demo Day adalah acara utama di dunia startup yang menyediakan platform bagi wirausahawan untuk memperlihatkan produk atau layanan mereka, membangun hubungan, dan mengamankan pendanaan.

Acara ini merupakan hal yang menyenangkan dan menantang bagi para pemula, karena mereka bekerja untuk menyempurnakan penawaran mereka dan menarik perhatian investor dan stakeholder lainnya.

Disini, kamu dapat mempresentasikan produk atau layanan mereka kepada audiens yang lebih luas, dan ini dapat membantu membangkitkan semangat dan kegembiraan di sekitar perusahaan.

Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai Demo Day.

Pengertian Demo Day

Demo Day adalah istilah di dunia startup dimana pengusaha dan pendiri memamerkan produk atau layanan mereka kepada calon investor, pelanggan, dan mitra. 

Hal ini biasanya merupakan puncak dari program akselerator atau inkubator, dimana para pemula telah menjalani pelatihan intensif, bimbingan, dan peluang jaringan untuk menyempurnakan model dan produk bisnis mereka.

Selama Demo Day, startup biasanya memberikan presentasi lapangan kepada khalayak luas, termasuk investor dan stakeholder lainnya. 

Presentasi ini memberikan gambaran tentang model bisnis startup, produk atau layanan, target pasar, dan proyeksi keuangan. Tujuannya adalah untuk membujuk investor untuk berinvestasi di perusahaan atau untuk menarik pelanggan dan mitra.

Selain presentasi, acara ini juga dapat mencakup kesempatan networking atau memberikan kesempatan kepada para pemula untuk terhubung dengan pengusaha lain dan pakar industri, dan untuk belajar dari pengalaman mereka.

Manfaat Demo Day

Berikut ini adalah beberapa manfaat jika mengikuti Demo Day:

Eksposur

Demo Day menyediakan startup dengan platform untuk memamerkan produk atau layanan mereka kepada audiens yang besar. 

Eksposur ini dapat membantu membangkitkan desas-desus dan kegembiraan di sekitar perusahaan, dan menarik calon pelanggan, investor, dan mitra.

Pendanaan

Salah satu fungsi utama Demo Day adalah untuk menarik investasi. Dengan mempresentasikan model bisnis dan proyeksi keuangan mereka, para pemula dapat membujuk investor untuk berinvestasi di perusahaan mereka. 

Karena itu, Demo Day ini bisa menjadi langkah penting dalam mengamankan pendanaan untuk tahap awal startup yang akan menguntungkan.

Feedback

Demo Day merupakan kesempatan bagi para pemula untuk menerima feedback dan kritik konstruktif dari pakar industri, investor, dan stakeholder lainnya. 

Feedback ini dapat membantu startup untuk menyempurnakan model dan penawaran bisnis mereka, dan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

Networking

Demo Day juga memberikan kesempatan kepada para pemula untuk terhubung dengan pengusaha lain, pakar industri, dan mitra potensial. 

Kegiatan networking ini dapat membantu membangun hubungan yang dapat bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan.

Validasi

Dengan mengikuti Demo Day, para startup dapat memperoleh validasi untuk model bisnis dan produk mereka. 

Jika investor dan stakeholder lainnya menyatakan minatnya pada perusahaan, hal itu dapat memberikan validasi bahwa startup tersebut berada di jalur yang benar dan memiliki potensi untuk sukses.

Tips Demo Day

Berikut adalah beberapa tips untuk startup yang berpartisipasi dalam Demo Day:

  • Berlatih: Pastikan untuk melatih nada kamu beberapa kali sebelum acara dimulai. Hal ini akan membantu memastikan kamu percaya diri, pandai berbicara, dan mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan ringkas.
  • Kenali Audiens: Teliti investor dan stakeholder lainnya yang akan menghadiri Demo Day. Hal ini akan membantu menyesuaikan promosi kamu dengan minat dan kebutuhan mereka, dan untuk mengantisipasi pertanyaan atau masalah apa pun yang mungkin mereka miliki.
  • Ceritakan Sebuah Kisah: Alih-alih hanya menyajikan informasi, cobalah untuk menceritakan kisah yang menarik tentang startup kamu, seperti misi dan dampaknya. Hal ini dapat membantu menarik perhatian audiens dan membuat promosi lebih berkesan.
  • Fokus Problem-Solving: Pastikan untuk mengartikulasikan dengan jelas masalah yang dipecahkan oleh produk atau layanan kamu, dan bagaimana hal itu memenuhi kebutuhan pasar sasaran. Hal ini dapat membantu menunjukkan nilai startup dan potensi kesuksesan kamu.
  • Semangat dan Antusias: Investor dan stakeholder lainnya ingin melihat bahwa kamu bersemangat dan antusias dengan startup kamu. Pastikan untuk menyampaikan kegembiraan dan komitmen kamu pada perusahaan dan misinya.
  • Bersiaplah untuk Pertanyaan: Antisipasi pertanyaan dan kekhawatiran yang mungkin dimiliki oleh investor dan stakeholder lainnya, dan bersiaplah untuk menjawabnya dalam presentasi kamu. Hal ini dapat membantu membangun kredibilitas dan menunjukkan pengetahuan dan keahlian kamu.
  • Follow Up: Setelah Demo Day, pastikan untuk follow up investor dan stakeholder lain yang menyatakan minatnya pada startup kamu. Hal ini dapat membantu membangun hubungan dan memajukan proses pendanaan dan kemitraan.

Demikianlah penjelasan mengenai Demo Day, semoga bermanfaat.

Mengatasi Tantangan Produktivitas Startup Pemula di Situasi “New Normal”

Sudah hampir dua bulan terakhir, ekosistem digital di Indonesia mulai beradaptasi terhadap kondisi “new normal” ini. Startup mulai melakukan manuver dengan mengembangkan fitur atau layanan baru demi menyesuaikan diri terhadap perubahan perilaku konsumen.

Dari sisi investasi, DailySocial melihat aktivitas pendanaan masih terlihat cukup normal. Bahkan ada beberapa startup yang mengumumkan pendanaan baru di sepanjang April ini. Namun, kita belum dapat memastikan apakah kondisi ini dapat tetap berlanjut dalam tiga bulan ke depan.

Kami tidak bilang bahwa startup di fase growth atau later stage terdampak minimal dari situasi ini. Namun, kita bisa sepakat bahwa 2020 menjadi tahun yang sulit bagi para pelaku startup tahap awal (early stage) yang baru memulai membangun bisnisnya.

Mengapa demikian? Menurut Founder dan CEO Startup Spider Beatrice Kessler, startup di fase ini umumnya masih mengandalkan pendanaan dari kantong sendiri, dana keluarga, atau dari crowdfunding. Bisnisnya belum stabil karena masih mencari traction dari produk/layanan yang dirilis.

Dengan likuiditas terbatas, sulit bagi pelaku bisnis untuk bertahan dalam beberapa minggu atau bulan ke depan. Malah, founder pemula bisa jadi tidak menggaji diri sendiri demi efisiensi. Ruang gerak startup untuk membangun bisnisnya juga semakin sempit karena minim SDM dan jaringan bisnis.

Paparan di atas juga diperkuat oleh survei yang dirilis 500 Startups bertajuk “The Impact of COVID-19 on the Early-Stage Investment”. Sebanyak 32,2 persen responden melihat dampak negatif akan sangat terasa bagi startup early stage.

Bahkan sebanyak 62,6 persen responden memprediksi pandemi COVID-19 bahkan berdampak pada iklim investasi dan bisnis startup early-stage selama 1-2 tahun, sedangkan 20,1 persen responden meyakini dampaknya bakal terasa hanya 0-1 tahun.

Untuk menghadapi situasi ini, responden merekomendasikan sejumlah strategi bernavigasi bagi startup pemula. Cara yang paling banyak diusulkan adalah (1) mengurangi biaya, diikuti (2) meningkatkan runway, (3) fokus pada customer rentention, (4) membatasi ekspansi pasar, (5) menutup deal pendanaan dalam 3 bulan atau sebelumnya, dan (6) membatasi penggunaan tim non-core.

Langkah mitigasi startup early-stage Indonesia

Cara-cara di atas, sebagian besar juga direkomendasikan oleh Founder dan CEO Qlue Rama Raditya untuk bisa bertahan di situasi saat ini. Meskipun Qlue sudah masuk dalam growth stage, upaya berikut sebetulnya juga berlaku bagi startup di fase apapun.

Paling utama adalah disiplin keuangan. Langkah ini sangat krusial mengingat startup pemula memiliki runway yang pendek. Maka itu, sebaiknya pelaku bisnis jangan terburu- buru menghabiskannya di awal. Sisihkan pendanaan dalam bentuk alokasi bulanan.

Rama juga merekomendasikan diversifikasi produk untuk memudahkan startup melakukan manuver lebih lincah. Pada kasus Gojek dan Grab, mereka tetap dapat mengoperasikan kategori layanan lain meski layanan utamanya, yakni ride-hailing, ditutup sementara.

Lalu, bagaimana soal tantangan produktivitas dengan keterbatasan SDM dan ruang gerak?

Startup early stage Legalku melakukan sejumlah langkah mitigasi untuk meningkatkan efisiensi pendanaan tanpa mengurangi target traction. Langkah mitigasi ini berfokus pada dua hal, yakni pengembangan produk dengan timeline cepat dan deliverable jasa tetap on-time.

Founder dan CEO Legalku Muhamad Philosophi mengungkap, pihaknya memprioritaskan pengembangan produk/layanan yang dapat segera dijual ke konsumen korporasi. Bagi layanan yang bersifat complementary, pihaknya akan menunda pengembangannya hingga beban kerja tim teknologinya berkurang.

“Untuk mengefisiensikan pengelolaan, kami menunda pengembangan beberapa fitur atau layanan yang tidak in line dengan pendapatan,” paparnya kepada DailySocial.

Kemudian, perusahaan juga meningkatkan deliverable jasa supaya tetap on-time karena situasi ini memaksa koordinasi dilakukan secara remote dan banyak institusi pemerintahaan tutup. Dengan pembatasan sosial ini, pihaknya berupaya mengurangi waktu perjalanan dokumen untuk mendapatkan persetujuan dari klien melalui pengembangan fitur e-signature.

“Tadinya kami memprioritas pengembangan aplikasi mobile, baru lanjut pada fitur e-signature yang ditargetkan meluncur bulan Mei ini. Namun, untuk menyesuaikan di situasi ini, akhirnya pengembangan e-signature kami dahulukan,” ujar pria yang karib disapa Philo ini.

Sementara itu, startup early-stage di bidang P2P Lending Akseleran mengungkap bahwa produktivitas pada pengembangan produk tetap berjalan sesuai rencana sehingga perusahaan dapat langsung berlari cepat ketika situasi sudah pulih.

Co-founder dan CEO Akseleran Ivan Tambunan menyebut ada beberapa strategi untuk mendisiplinkan pengeluaran, antara lain selektif dalam menambah SDM baru selama belum ada urgensi, menghentikan layanan yang tidak banyak digunakan untuk mengoptimalkan pengelolaan, dan selektif mengeluarkan budget marketing hanya yang dapat memberikan nilai Customer Lifetime Value to Customer Acquisition (LTV:CAC) yang baik.

“Kami berupaya megefisiensikan operasional dan tetap sustain aktivitas yang kami lakukan. Fokus kami saat ini bukan lagi pada ekspansi, tetapi mempertahankan bisnis,” ujar Ivan.