Tomoro Coffee Bikin Fasilitas Sangrai Kopi untuk Perkuat Ekspansi

Pemilik jaringan gerai kopi Tomoro Coffee memperkenalkan fasilitas sangrai kopi (coffee roastery) untuk mendukung ekspansi operasionalnya di seluruh Indonesia. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi hingga mencapai 2.400 ton per tahun. 

Saat ini, Tomoro Coffee memiliki lebih dari 500 gerai di Indonesia, Singapura, Filipina, dan Tiongkok yang dibangun dalam kurun waktu 1 tahun. Adapun, Tomoro Coffee didirikan pada Agustus 2022. 

“Ini adalah bentuk komitmen kami untuk menghadirkan industri berkelanjutan yang nantinya bisa membentuk satu ekosistem dari hulu ke hilir di industri kopi nusantara,” ungkap Direktur Utama Tomoro Coffee Star Yuan dalam keterangan resminya. 

Para direksi memperkenalkan coffee roastery Tomoro Coffee, Senin (29/4)

Selain kapasitas produksi besar, coffee roastery Tomoro didesain lewat tiga fase produksi dengan biji kopi berkualitas. Mesinnya dilengkapi dengan dua alat afterburner yang akan mengurangi polusi asap hingga lebih dari 60% dari proses sangrai kopi.

Mesinnya disebut dapat memberikan hasil yang konsisten pada setiap batch produksi kopi. Hal ini karena proses sangrainya dipantau melalui solusi software yang dapat memastikan rasa kopi tetap sama dan konsisten setiap saat.

Coffee chain Indonesia

Pasar kopi modern di Indonesia dinilai menjanjikan, yang mana ikut mendorong ekspansi gerai yang cukup masif oleh sejumlah pemilik jaringan rantai kopi (coffee chain) dalam ngeri. Beberapa di antaranya adalah Kenangan Group dan Jiwa Group yang sudah ekspansi ke luar negeri dan merambah produk non-kopi.

Bisnis coffee chain berkembang sejalan dengan terjadinya pergeseran konsumsi kopi, yang awalnya dari kopi instan dan seduh manual menjadi kopi kafe dan kopi milik waralaba dengan harga lebih premium.

Kopi modern ini dijual dengan beberapa pendekatan, yakni memanfaatkan konsep “grab and go“, gerai premium, dan pembelian online lewat aplikasi. Kenangan Heritage, misalnya, menawarkan pengalaman unik bagi penikmati kopi dengan menghadirkan lebih dari sepuluh jenis kopi.

Mengacu laporan Momentum Works bertajuk “Coffee in Southeast Asia: Modernising Retail of the Daily Beverage”, pasar kopi modern di Asia Tenggara dikuasai Indonesia. Nilai pasarnya (omset tahunan) diestimasi $947 juta atau setara 27,7% dari total nilai pasar kopi modern di Asia Tenggara yang sebesar $3,4 miliar pada 2023. 

Sementara, jika mengacu pada jumlah gerai per 2023, Jiwa Group tercatat menjadi pemilik jaringan gerai kopi terbesar di Indonesia dengan jumlah sebanyak 1100 outlet, diikuti Kopi Kenangan dengan 932 outlet.

“Kami harap ini dapat berkontribusi untuk meningkatkan produktivitas kopi Indonesia sehingga menghasilkan kopi berkualitas dan disukai oleh penikmat kopi internasional. Hal ini seiring dengan langkah kami untuk membuka gerai-gerai kopi di negara-negara lain serta mewujudkan visi 1000+ gerai di seluruh Indonesia tahun ini.” Tutup Star.

Tomoro Coffee diketahui mendapat pendanaan sebesar $10 juta atau sekitar Rp158,6 miliar pada Oktober 2023.

Bukalapak Raih EBITDA Disesuaikan Positif pada Q1 2024

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) meraih EBITDA yang disesuaikan positif sebesar Rp15 miliar pada kuartal I 2024 dari minus Rp209 miliar pada kuartal I 2023. Namun, BUKA masih mengalami rugi bersih sebesar Rp41 miliar, menyusut dari posisi rugi Rp1 triliun pada periode sama tahun lalu.

“Untuk pertama kalinya, kami meraih keuntungan berbasis EBITDA yang disesuaikan di sepanjang tiga bulan pertama 2024. Hasil ini dicapai lewat pertumbuhan pendapatan yang kuat, take rate yang terus meningkat–terutama di segmen O2O–serta pengendalian biaya operasional,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya.

Perolehan pendapatan intinya sebesar Rp185 miliar pada Q1 2024. Pendapatan inti dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi, nilai tukar, goodwill, dan non-recurring item.

Kemudian, pendapatan bersihnya naik 16% menjadi Rp1,1 triliun yang utamanya ditopang dari bisnis Online to Offline (O2O). Jika dirinci, pendapatan dari segmen O2O naik 31% (YoY) menjadi Rp638 miliar, sedangkan segmen Marketplace naik 2% (YoY) menjadi Rp530 miliar.

Namun, lini Pengadaan tidak menyumbang pendapatan pada Q1 2024 dari posisi perolehan pendapatan Rp7 miliar pada Q1 2023. Dari pantauan DailySocial.id di situs resminya, tertulis bahwa SIPLah BukaPengadaan sedang dibekukan.

Marjin kontribusi Marketplace turun 12 basis poin menjadi 0,57%, tetapi marjin kontribusi O2O naik 23 basis poin menjadi 0,13% dari posisi minus 0,1%. Kemudian, take rate keseluruhan naik 31 basis poin menjadi 2,8%, sedangkan Total Processing Value (TPV) naik 3% YoY) menjadi Rp41,7 triliun.

Saat ini, BUKA fokus pada empat divisi bisnis, antara lain Mitra, Mobile & Console Game, O2O, dan Keuangan.

“Komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan menjadi kunci. Ini dilakukan lewat investasi dan inovasi dalam proposisi nilai pelanggan, menawarkan berbagai pilihan, pengalaman pengguna di aplikasi dan pengiriman,” tambahnya.

Selain pembekuan bisnis Pengadaan, beberapa bulan sebelumnya BUKA menutup layanan paylater Buka Cicilan setelah beroperasi selama lima tahun.

Perusahaan fokus melakukan efisiensi dan disiplin biaya, yang mana kini tercermin dari penurunan signifikan biaya umum dan administrasi sebesar 36% (QoQ) menjadi Rp208 miliar.

BUKA tercatat memiliki basis modal, rasio modal, dan neraca keuangan dengan kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun.

XL Axiata dan Smartfren Dilaporkan Menuju Kesepakatan Merger

Sinyal merger antara PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk mulai menuju titik terang. Berdasarkan laporan Bloomberg, Axiata Group Bhd dan PT Sinar Mas Group, tengah melakukan non-binding agreement untuk mencapai kesepakatan senilai $3,5 miliar (sekitar Rp56,6 triliun).

Menurut sumber internal, kedua induk usaha operator mobile ini sedang berdiskusi lebih lanjut terkait struktur dan transaksi yang mencakup kombinasi tunai dan saham. Apabila dikonsolidasikan menjadi satu badan usaha, aksi korporasi ini bakal menggabungkan pelanggan dengan total akumulasi sebesar 100 juta.

“Klausul perjanjian tak mengikat ini diperkirakan mencapai titik temu kesepakatan pada bulan berikutnya. Dengan begitu, kedua belah pihak bisa lanjut bernegosiasi dan melanjutkan due diligence,” ujar sumber tersebut.

Adapun, perwakilan XL Axiata mengungkap bahwa konsolidasi ini akan menguntungkan industri, dan pihaknya terbuka untuk mengeksplorasi berbagai opsi. Sementara, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys, juga enggan berkomentar saat dimintai tanggapan.

Rumor merger XL dan Smartfren sebetulnya telah lama beredar. Dalam laporan awal Bloomberg pada September 2023, diskusi keduanya berjalan alot dan tidak mencapai kesepakatan. Adapun, diskusi tersebut mencakup konsolidasi jaringan dan kemitraan.

Apabila aksi korporasi tersebut terealisasi, ini akan menjadi merger XL Axiata untuk kedua kalinya. Sebelumnya, XL Axiata mencaplok operator PT Axis Telekom (Axis) senilai $865 juta atau sekitar Rp10 triliun pada 2014 silam.

Sejak lama, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mendorong industri telekomunikasi untuk berkonsolidasi. Selain karena saat itu terlalu banyak operator di dalam negeri, konsolidasi ini akan membuat industri menjadi lebih efisien di tengah gempuran OTT asing dan beban biaya jaringan yang tinggi.

Diolah kembali oleh DailySocial

Kominfo menyebut bahwa idealnya jumlah operator seluler cukup empat pemain saja. Ini berarti menyisakan Telkomsel yang saat ini menguasai lebih dari 50% pangsa pasar mobile di Indonesia, diikuti Indosat Ooredoo yang sudah melebur dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) pada 2022, XL Axiata, dan Smartfren.

Operator diketahui telah melakukan restrukturisasi portofolio bisnisnya seperti melepas aset menara dan data center, agar dapat fokus ke bisnis inti dan mencari sumber pendapatan baru. Salah satunya masuk ke bisnis digital.

Viruma Garap Teknologi Metaverse, Bantu Pengembang Pasarkan Properti

Dunia virtual metaverse mungkin adopsinya masih populer untuk games atau aktivitas hiburan lainnya. Namun, teknologi virtual ini juga sudah mulai digunakan untuk pendidikan, kesehatan, sampai pemasaran.

Viruma yang baru saja memperoleh pendanaan dari CyberAgent Capital, mengembangkan solusi Virtual-as-a-Service yang memungkinkan pengembang properti untuk memperkenalkan produknya kepada calon pembeli secara interaktif.

Produk ini dipamerkan lewat solusi 3D Virtual Maquette yang memungkinkan customer untuk memvisualisasi bentuk properti dan sekitarnya sebelum melakukan pembelian; juga Virtual Show Unit dengan teknologi Virtual Reality (VR) 360 untuk membantu customer merasakan pengalaman dan berinteraksi dengan properti secara langsung.

Kepada DailySocial.id, Director of Indonesia Office CyberAgent Capital Kevin Wijaya mengungkap selama ini pengembang properti biasanya mengandalkan media tradisional, seperti brosur dan pamflet, untuk memperkenalkan proyek terbarunya. Atau, mereka menggunakan media sosial, seperti YouTube, untuk menunjukkan proyeknya lewat konten video 2D/3D.

Cara-cara ini, ujarnya, membatasi kemampuan pengembang properti untuk memperkenalkan proyek mereka kepada calon pembeli potensial. Memang, konsep virtual pertama kali digunakan di sektor properti, dan butuh upaya lebih untuk meyakinkan pengembang properti menggunakan solusi Viruma.

“Namun, seluruh klien kami yang memakainya mengaku telah mendapat feedback positif dari calon pembeli. Dari expo yang mereka buat dengan solusi Viruma, mereka mengalami kenaikan peminat sebesar 10%, pertumbuhan pengunjung sebesar 300%, dan 100% conversion rate dari pembeli prospektif,” ujar Kevin dihubungi DailySocial.id, Kamis (23/4).

Di samping itu, penetrasi digital di sektor real estat belum cukup, terutama aspek penjualan yang menjadi ujung tombak dari pelaku usaha pengembang properti.

Viruma dan CyberAgent Capital akan mengembangkan teknologi virtual / Sumber: Viruma

Kevin menyebut, saat ini Viruma menangani 14 proyek properti dari enam pengembang, belum termasuk sejumlah proyek tertunda lainnya yang ada di pipeline. Klien Viruma adalah pengembang properti besar, seperti Sinarmas Land, Agung Podomoro, dan Ciputra.

“Kami sudah menerima banyak sekali permintaan dari pengembang properti dari kecil sampai besar untuk mengeksplorasi teknologi Viruma,” tambahnya.

Adapun, pendanaan baru dari CyberAgent Capital akan dipakai untuk meningkatkan R&D, juga pengembangan bisnis/marketing Viruma. Dikutip dari situs resminya, Viruma tengah mengembangkan solusi lain, seperti Virtual Environment, Virtual Facility, dan Viruma Micro Gallery.

Sekadar informasi, ekosistem digital di sektor properti saat ini banyak diisi oleh layanan untuk jual-beli/sewa/kelola properti, property listing, hingga pengajuan KPR.

Pendapatan Naik Tahun Lalu, Atome Financial Capai EBITDA Positif di Q1 2024

Platform keuangan digital Atome Financial mencatatkan pendapatan operasional di sepanjang 2023 sebesar $170 juta atau naik hampir 2x lipat dari tahun sebelumnya $88 juta. Induk layanan paylater Atome dan fintech lending Kredit Pintar ini juga telah membalikkan EBITDA menjadi positif pada Q1 2024.

Dalam keterangan resminya, pencapaian kinerja ini disebut terealisasi utamanya berkat bisnis Atome Buy-Now-Pay-Later (BNPL) yang beroperasi di sejumlah negara di Asia, antara lain Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Perusahaan mengakui ada tantangan makro dan rasionalisasi biaya yang signifikan dalam mencapai kinerja tersebut. Namun, Atome BNPL secara grup mampu meningkatkan GMV sebesar 40% (YoY) menjadi $1,5 miliar dari posisi tahun sebelumnya.

Menurut data Alternatives.pe seperti diberitakan TechinAsiaAtome sempat mengalami penurunan pendapatan sebesar 9% menjadi $166,7 juta. Atome Financial mengalami kerugian earnings before interest and taxes (EBIT) $153,6 juta yang dipicu kenaikan biaya, termasuk pemasaran, IT, hingga tunjangan karyawan.

Lebih lanjut, pihaknya menyebut efisiensi operasional, perluasan kerja sama, serta ekspansi dan diversifikasi layanan keuangan menjadi sejumlah faktor utama yang mendorong keberhasilan kinerjanya di sepanjang 2023.

“Kami fokus pelaksanaan operasional yang disiplin, efisien, dan fokus pada fundamental bisnis agar keuntungan perusahaan lebih maksimal,” demikian pernyataan resmi Atome Financial.

Kemitraan dengan sejumlah platform e-commerce terkemuka dan perusahaan asuransi Chubb memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan pendapatan dan pengguna. Atome juga menambah layanan baru kepada pengguna lewat Atome Card dan Atome Cash di Filipina.

Dalam wawancara sebelumnya dengan DailySocial.id, General Manager Atome Indonesia Winardi Wijaya mengungkap bahwa Atome mengadopsi pendekatan berbeda dengan penyedia layanan sejenis dalam mengakomodasi kebutuhan transaksi pengguna. Atome yang meluncur pada 2020 ini membidik strategi omnichannel, yakni masuk ke merchant offline dan online.

Pada 2022, Atome mencatat sebanyak 60% dari total transaksinya di Indonesia berasal dari merchant offline, sedangkan 40% berasal dari merchant online.

Saat ini, Atome Financial beroperasi di sembilan negara di Asia Tenggara dan Tiongkok. Atome juga telah bermitra dengan lebih dari 5.000 ritel online dan offline terkemuka.

Application Information Will Show Up Here

Bank Digital Afrika Selatan “TymeBank” akan Masuk Indonesia Akhir 2024

Bank digital asal Afrika Selatan, TymeBank, dilaporkan akan ekspansi ke Indonesia pada akhir 2024. Melansir DealStreetAsia, TymeBank tengah memperkuat basis pasarnya di kawasan Asia Tenggara setelah perusahaan mencapai keuntungan pada akhir tahun lalu.

TymeBank akan lebih dulu meresmikan kehadirannya di Vietnam dengan meluncurkan Merchant Cash Advance sebagai produk pertama. Adapun, layanan untuk nasabah ritel baru akan tersedia dalam 12-15 bulan ke depan. Demikian juga dengan pasar Indonesia, perusahaan akan masuk tahap awal lewat Merchant Cash Advance.

Merchant Cash Advance dapat dikatakan sebagai jenis pinjaman berdasarkan dari pendapatan pemilik usaha di masa depan. Pemilik usaha dapat menggunakannya untuk kebutuhan operasional atau menambah arus kas.

Co-Founder dan CEO Tyme Coenraad Jonker mengungkap bahwa model bisnisnya cocok untuk diadopsi di pasar Indonesia. Pihaknya juga menyebut telah berdiskusi dengan regulator dan menerima respons positif untuk mendemokratisasi akses keuangan.

“Kendati begitu, kami tetap akan memperhatikan aspek persaingan, dan fokus untuk menawarkan nilai unik kepada pelanggan,” ujar Jonker dikutip dari dari DealStreetAsia.

TymeBank kini telah memiliki basis operasional di Afrika Selatan dan Filipina. Nantinya di Indonesia dan Vietnam, pihaknya akan menerapkan pendekatan offline-to-online (O2O), serupa di Filipina karena dinilai punya karakteristik pasar yang sama.

“Kami memadukan model phsyical-digital. Kios digital ditempatkan di toko ritel offline, seperti warung, toko pakaian, atau lobi kantor,” tambahnya. Di kios digital ini, pelanggan dapat membuka akun rekening dalam 3-5 menit. Saat ini, TymeBank memiliki sekitar 500 kios di Filipina dengan merek GoTyme.

Menurut Jonker, pendekatan O2O memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya akuisisi pelanggan (CAC) yang mana selama ini menjadi hambatan besar bagi industri perbankan digital di Asia.

Menurut laporan APAC Digital Banking Landscape oleh Quinlan & Associates, CAC nasabah ritel di Filipina berkisar $4 per pelanggan, sedangkan CAC nasabah ritel di negara-negara berkembang Asia rerata $15-$50. Sebagai perbandingan, CAC nasabag ritel di negara maju seperti Hong Kong berkisar antara $65-$90.

Dalam lima terakhir, industri perbankan Indonesia agresif bertransformasi menjadi bank digital. Ekosistem pemainnya terus bertumbuh, dan didukung oleh oleh grup besar, seperti Bank Jago oleh Grup GoTo dan Bank Saqu oleh Astra. Tak hanya membidik segmen ritel, bank digital lainnya khusus membidik segmen UMKM yang dinilai masih terhambat akses permodalan, misalnya Superbank dan Hibank.

Menurut data Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), per 2020 lebih dari 50% dari total UMKM di Indonesia belum mendapat akses permodalan dari perbankan atau lembaga keuangan lain. Adapun, pada tahun 2023 pelaku usaha UMKM tercatat mencapai sekitar 66 juta.

Mandiri Capital Indonesia Siap Ekspansi Regional dan Global

Usai menetapkan langkahnya untuk mengelola LP luar, Mandiri Capital Indonesia (MCI), lengan investasi Mandiri Group, mantap untuk memperluas cakupan investasinya ke skala global. Besok (23/4), MCI memboyong sembilan (9) portofolio untuk tampil di konferensi fintech Money 20/20 Asia yang digelar di Bangkok, Thailand.

Bangkok akan menjadi pijakan awal MCI untuk memulai ekspansinya di kawasan regional melalui peluncuran program Xponent pertama di luar negeri. Seluruh portofolio MCI berkesempatan untuk melakukan showcase produk dan layanannya di sana. Ke-9 portofolio ini antara lain Mekari, KoinWorks, Ayoconnect, Delos, iSeller, Kecilin, Fishlog, Imajin, dan AI Rudder.

Adapun, MCI menjadi satu-satunya Corporate Venture Capital (CVC) dari Indonesia yang menjadi exhibitor Money 20/20 Asia yang digelar pada 23-25 April 2024.

“Kami menyiapkan fondasi, framework, sejak 2021 agar MCI bisa berjalan tanpa terus bergantung dari injeksi modal induk usaha. Kami ingin MCI bisa menjadi top of mind, kalau tidak dikenali, bagaimana mau fundraise?” tutur Chief Investment Officer MCI Dennis Pratistha saat diwawancarai DailySocial.id pekan lalu.

Dennis menambahkan bahwa kehadiran Xponent di Money 20/20 Asia akan menjadi langkah strategis untuk mengintegrasikan startup dan perusahaan luar negeri yang aktif dengan jaringan dan sumber daya yang dimiliki oleh Mandiri Group.

Sejak beberapa tahun terakhir, MCI diketahui mulai fokus untuk berinvestasi strategis di sektor beyond fintech, seperti agrikultur, aquakultur, dan manufaktur. Tujuannya tak lagi sebatas penyertaan modal ke startup, tetapi juga penciptaan value creation bagi portofolio dan bisnis unit Mandiri Group.

Sumber: Mandiri Capital Indonesia

Untuk memantapkan posisinya sebagai investor strategis, ujar Dennis, MCI pun menginisiasi program XYZ yang berisikan sejumlah program turunan, yakni Xponent, Xchange, Y-Axis, dan Zenith Accelerator. Seluruh program ini bertujuan untuk mengeksplorasi peluang pertumbuhan startup dan menghubungkan pelaku startup dengan ekosistem kunci.

We only invest in companies where we are confident we can add value to them in terms of business. Kami punya ekosistem besar, Mandiri Group, juga BUMN. Kami bisa leverage, bring value untuk tap ke ekosistem bagi portofolio dan non portofolio. Ini yang mendorong kelahiran XYZ,” tuturnya.

Dana kelolaan untuk ekspansi

Saat ini, dana kelolaan (fund) Global Climate Tech Fund tengah disiapkan sebagai kendaraan investasi global MCI berkolaborasi dengan Investible, VC asal Australia. Dana kelolaan ini ditargetkan bertahap dapat mencapai $150 juta pada penggalangan tahap awalnya tahun ini. Beberapa portofolio yang sudah disuntik modal adalah Greenhope, Cakap, Delos, dan FishLog.

Global Climate Tech Fund menjadi kelanjutaan dari komitmen Indonesia Impact Fund (IIF) untuk mendukung target nol emisi karbon. Ia menilai dana kelolaan sejenis belum banyak di-deploy Indonesia karena ekosistem climate tech masih tahap awal.

“Masalah lainnya, ekosistem sekarang masih menempel dengan ekosistem digital. Kita bicara waste management, circular economy, dan sebagainya, tetapi belum bisa dikatakan climate tech, masih menempel ke digital. Semua ujungnya masih ada aplikasi. Padahal, it’s slightly different. Maka itu, kita harus buat early stage fund untuk bangun ekosistem climate tech,” tambah Dennis.

Ia juga menyoroti bagaimana sulitnya pelaku di ekosistem ini berupaya mengakselerasi bisnisnya padahal telah mengembangkan teknologinya. Salah satu yang ia soroti adalah sektor circular economy. Misalnya, pengelolaan limbah/sampah tak hanya bicara soal aktivitas pengumpulannya saja, tetapi juga memikirkan bagaimana sampah dapat didaur ulang.

Untuk itu, ekspansinya ke regional dan global diharapkan dapat mengeksplorasi teknologi, pengetahuan, dan pengalaman lebih dalam dari negara-negara yang ekosistem climate tech sudah maju. Dengan begitu, upaya tersebut dapat mempercepat pertumbuhan ekosistem climate tech dalam negeri.

Dennis juga menyebut tengah menyiapkan perwakilan MCI di Australia, yang mana diharapkan dapat mempermudah perusahaan untuk mereplikasi program XYZ. “Negara-negara yang ekosistem climate tech-nya sudah maju, mereka sudah mulai puluhan tahun lalu. Kita bisa tap into their knowledge, technology, dan experience. Once the framework is set, we can scale, that’s what we have been doing, we’re replicating the framework. Pasti ada lokalisasinya, itu bisa disesuaikan.”

Sebagaimana ditetapkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP), ada enam fokus area untuk mengatasi climate crisis antara lain Energy, Industry, Agriculture and Food, Forests and Land Use, Transport, Buildings and Cities.

Dana kelolaan MCI saat ini:

  1. Balance Sheet Fund dari Mandiri Group (aktif)
  2. BTN Fund (deployment 2024)
  3. Global Climate Tech Fund (initial fundraising)
  4. Merah Putih Fund (deployment 2024)

MCI memiliki dana kelolaan aktif Balance Sheet Fund dari Mandiri Group. Baru-baru ini, MCI juga mengumumkan kolaborasi dengan BTN sebagai fund manager BTN Fund yang fokus pada investasi di ekosistem digital housing, termasuk mortgage, proptech, construction tech, manufacturing tech, dan open banking.

“Kami sedang urus perizinan [BTN Fund] dengan OJK. Semoga bisa diluncurkan segera [tahun ini]. Kami ingin memastikan bisa membantu [BTN] untuk mengakselerasi proses transformasi digital mereka, karena [fund] ini sudah dipersiapkan sejak 2021. Deployment-nya bertahap, kami sudah mulai melakukan pre due dilligence,” ungkapnya.

Saat ini, MCI telah lebih dari 20 startup portofolio yang berasal dari 14 vertikal, mencakup lending, B2B value chain, hingga payment enabler.

Siap Rights Issue, Berikut Rencana Diagnos Kembangkan Genomik

PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (IDX: DGNS) siap melaksanakan aksi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue dalam rangka pengambilalihan sebesar 97,97% saham Asa Ren Pte Ltd.

Pada Maret lalu, anak usaha Bundamedik Healthcare System ini mengumumkan akan mencaplok mayoritas kepemilikan saham Asa Ren Pte Ltd, pemilik PT Asa Ren Global Nusantara yang merupakan startup pengembang data DNA.

Diagnos akan melakukan rights issue dngan melepas 921 miliar saham baru seharga Rp25 per lembar. Lewat aksi korporasi tersebut, perseroan akan memperoleh Rp465 miliar yang akan dipakai untuk mencaplok Asa Ren, dan sisanya digunakan untuk modal kerja.

“Sejalan dengan strategi bisnis perseroan untuk terus meningkatkan kinerja keuangannya, perseroan memandang fasilitas pemeriksaan genetik merupakan salah satu bagian yang memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem layanan penunjang kesehatan yang dimiliki perseroan,” demikian pernyataan Diagnos dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Rabu (17/4).

Berikut sejumlah rencana bisnis konsolidasinya:

  1. Penelitian untuk membuat protokol penelitian yang menghasilkan produk yang dapat dikomersialkan.
  2. Membangun konsorsium yang terdiri dari lab & research, sample collection, technology and innovation, pendanaan, serta sponsor.
  3. Membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan wearables untuk sebagai mitra komersialisasi.
  4. Membangun rantai cabang klinik lab untuk mengumpulkan data klinis melalui kemitraan.
  5. Membangun kemitraan dengan perusahaan farmasi untuk memperkuat pengembangan alat diagnosis, obat, dan perawatan sesuai pasar Indonesia.

Lebih lanjut, pihaknya juga mengungkap aksi korporasi ini adalah strategi untuk memperluas pangsa pasar Diagnos dan Asa Ren dengan berkonsolidasi dan bersinergi di tengah berkembangnya layanan kesehatan berbasis genomik. Beberapa pesaing yang disebut adalah PT Kalbe Farma Tbk, PT Prodia Widyahusada Tbk, 24DNA, dan Circle DNA.

Diagnos adalah perusahaan pemilik jaringan laboratorium klinis, laboratorium homecare, hingga laboratorium genomik. Diagnos sempat beberapa kali terlibat dalam pendanaan Asa Ren. Selain Diagnos, sejumlah investor lain yang ikut mendanai Asa Ren ada Kejora Capital, Northstar Ventures, dan Marcy Venture Partners.

Aksi korporasi ini juga sejalan dengan upaya Bundamedik Group untuk mendorong pengembangan inovasi kesehatan dengan pendekatan bioteknologi dan genomik.

Asa Ren mengklaim sebagai salah satu startup pengembang data DNA pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi AI untuk menghadirkan laporan analitik dari tes DNA, mulai dari kesehatan, ancestry, hingga 360 Report.

Berdasarkan laporan keuangan yang dikirimkan ke regulator Singapura, Asa Ren mencatat pendapatan bersih sebesar SGD430 ribu (Rp5,1 miliar), tetapi mengalami rugi bersih sebesar Rp33,4 miliar di sepanjang 2023.

Application Information Will Show Up Here

Konsolidasi OLXmobbi, Langkah Astra Bersaing di Pasar O2O Mobil Bekas

Pasar mobil bekas masih sangat diminati konsumen Indonesia. Sepanjang 2023, volume penjualan mobil baru diestimasi berkisar 1 juta unit, sedangkan penjualan mobil bekas diperkirakan melampaui angka tersebut.

Mengacu laporan Ken Research, volume penjualan mobil bekas di tanah air diproyeksikan tumbuh 14,2% CAGR (2020-2025F). Salah satu faktor pendorongnya adalah ketersediaan opsi fasilitas kredit atau pembiayaan.

Sumber: Ken Research

Kehadiran platform marketplace otomotif sejak lama memberikan cara baru bagi konsumen untuk mencari lebih banyak pilihan. Platform digital banyak digunakan untuk memasang iklan jual mobil bekas, yang mana memudahkan konsumen untuk mengecek dulu sebelum datangi showroom.

Survei lain yang diterbitkan DSResearch pada 2018 menyebut bahwa 96% konsumen banyak memanfaatkan platform digital untuk mencari informasi, menjual, atau membeli mobil.

Astra genjot O2O

Dalam skala regional, Indonesia masih merajai penjualan kendaraan terbesar di Asia Tenggara dari total 3,35 juta unit di sepanjang 2023 menurut laporan ASEAN Automotice Federation (AAF).

Beberapa pemain kunci di industri dalam negeri mengambil sejumlah langkah strategis untuk memperkuat ekosistem layanannya dan bersaing dengan perusahaan asing yang mengakuisisi platform otomotif dalam negeri.

Langkah ini juga ditempuh perusahaan konglomerasi Astra dengan mencaplok OLX pada 2023. Bulan lalu, Astra resmi mengumumkan peleburan Mobil88, mobbi, dan OLX Autos menjadi OLXmobbi. Kini, OLXmobbi berada di bawah naungan PT Astra Digital Mobil.

“Peleburan tiga pemain besar di pasar mobil bekas Indonesia, yakni mobil88, mobbi, dan OLX Autos, diharapkan bisa membuat pasar mobil bekas di Indonesia semakin bergairah, dan bisnis jual-beli mobil bekas Grup Astra kian solid,” ujar Presiden Direktur Astra Digital Mobil Naga Sujady dalam keterangan terpisah kepada DailySocial.id beberapa waktu lalu.

Terlebih, ini juga menjadi strategi perusahaan di tengah menurunnya tren penjualan mobil baru. Diketahui, penjualan roda empat Astra tercatat merosot 23% (YoY) menjadi 40.438 unit pada Maret 2024. Secara nasional, Astra menguasai 54% pangsa pasar mobil baru di Indonesia.

Naga mengungkap bahwa OLXmobbi akan menghadirkan pengalaman omnichannel dengan menggabungkan kanal offline dan online (O2O). Dengan model B2C, OLXmobbi menghubungkan showroom milik ekosistem Grup Astra kepada pembeli mobil bekas.

Sebelum kehadiran OLX dan mobbi, penjualan mobil offline Astra dikerek anak usahanya, Mobil88. Bergabungnya ekosistem OLX dinilai akan meningkatkan kredibilitas OLXmobbi, terutama kinerja jual-beli mobil bekas ke depannya.

“Kami sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk ekspansi, termasuk melihat pasar dan lokasi yang dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi bisnis kami. Namun, kami belum memutuskan waktu pasti untuk ekspansi ini,” jelasnya.

OLXmobbi telah memiliki lebih dari 30 store dan inspection center di 10 kota besar di Indonesia, termasuk di Jabodebaek, Bandung, Surabaya, dan Denpasar.

Pihaknya enggan mengelaborasi lebih lanjut, tapi peleburan ini memungkinkan mereka untuk bersinergi dengan inisiatif digital Astra lainnya, seperti Astra Otoshop, platform e-commerce B2B dan B2C untuk suku cadang kendaraan roda dua dan roda empat dan Auto2000 Digiroom yang melayani purnajual, bengkel, dan home service.

Sejauh ini, Grup Astra memiliki lini digital yang dibidik untuk dapat menghasilkan sumber pendapatan baru, seperti Motorku X, AstraPay, Moxa, Maucash, Seva.id, Movic, Mobbi.

Konsolidasi pemain

Beberapa tahun terakhir, sektor otomotif banyak diwarnai aksi konsolidasi. Merger dan akuisisi ditempuh sejalan dengan sulitnya akses permodalan dan upaya meningkatkan efisiensi di tengah sulitnya makroekonomi. Cars 24 angkat kaki dari Indonesia pada tahun lalu.

Dalam peta persaingannya, OLXmobbi akan bersaing dengan sejumlah platform, seperti Mobil123, Carsome, Carro, dan Carsome. Sebagai gambaran, Carsome kini menaungi Mobil 123 dan Carmudi. Carsome bermain di C2B2C, yang mana tak hanya menjual langsung ke konsumen, tetapi juga membeli dari konsumen dan menjualnya ke jaringan diler.

Company Acquirer Year
Carmudi Indonesia iCar Asia 2019
iCarAsia Carsome 2022
MPRent Carro 2023

Menariknya, beberapa pemain lain masuk ke bisnis pembiayaan (multifinance) untuk mengakomodasi kebutuhan pembiayaan kendaraan sekaligus memperkuat ekosistem mobil bekas mereka.

Carro mengakuisisi 50% saham MPMRent yang merupakan penyedia sewa mobil. Carro juga memiliki bisnis pembiayaan sendiri melalui PT Sembrani Finance Indonesia. Sementara, Moladin baru-baru ini masuk ke bisnis multifinance yang mana telah berizin OJK.

Pesaing kuat lainnya, OTO.com tak hanya bermain di mobil bekas, tetapi juga motor, truk, dan kendaraan listrik. OTO.com adalah anak usaha Girnar Software Pvt. Ltd yang juga mengoperasikan CarDekho dan Zigwheels, portal mobil terbesar di India.

Application Information Will Show Up Here

Jago Coffee Raih Pendanaan Seri A Sebesar 98 Miliar Rupiah

Jago Coffee memperoleh pendanaan seri A sebesar $6 juta (sekitar Rp98 miliar) dipimpin investor terdahulunya, yakni Intudo Ventures dan BEENEXT Accelerate, serta partisipasi dari ORZON Ventures dan D Global Ventures.

Sebelumnya, Jago Coffee meraih pendanaan pra-seri A sebesar Rp34,2 miliar pada 2022, dipimpin Intudo Ventures dan BEENEXT serta partisipasi dari CyberAgent Capital dan Arkblu Capital.

Perusahaan mengklaim telah mencapai profitabilitas yang stabil selama beberapa kuartal berturut-turut dan tumbuh lebih dari 13x pada 2023.

“Pendanaan ini bukan sekadar dorongan finansial, tetapi bentuk kepercayaan terhadap visi dan tim kami. Ini memberdayakan kami untuk menghadirkan pengalaman unik ke lebih banyak komunitas dan berinovasi lebih jauh, memastikan setiap cangkir yang kami sajikan memperkuat hubungan antara kualitas dan aksesibilitas,” kata Yoshua Tanu, Co-Founder dan CEO Jago Coffee.

Jago Coffee berencana memperluas cakupan layanan dan berinvestasi lebih lanjut pada teknologinya. Saat ini, Jago Coffee baru mencakup 7% dari keseluruhan wilayah Jakarta. Targetnya, Jago Coffee ingin mencakup 50% wilayah Jakarta pada akhir 2024, menambah jumlah depo menjadi 15, dan mengerahkan 1.500 armada dari 300 saat ini.

Sebagai informasi, Jago Coffee didirikan oleh Yoshua Tanu (juga pendiri Common Grounds), Christopher Oentojo (eks VP of Product di Gojek), dan Daniel Sidik. Jago Coffee meluncur pertama kali pada Juni 2020. Mereka menawarkan pendekatan hiperlokal kepada konsumen akhir yang berada di lingkungan radius 1-2 km untuk mengantarkan minuman segar dalam hitungan menit.

Produk kopi instan saat ini diketahui menguasai 90% dari total konsumsi kopi di Indonesia. Maka itu, kopinya dijual keliling dengan menggunakan gerobak listrik, juga dapat dipesan melalui aplikasi mobile.

Dengan metode ini, pihaknya dapat mempermudah akses kopi tanpa perlu membangun toko fisik yang perlu waktu dan biaya. Saat ini, Jago Coffee menawarkan sejumlah menu utama kopi, termasuk menu seasonal, juga menu non-kopi.

Ekosistem coffee chain saat ini diisi oleh sejumlah pemain, di antaranya Kopi Kenangan, Fore Coffee, dan Janji Jiwa. Rata-rata memanfaatkan outlet ritel untuk menjajakan produknya. Kopi Kenangan, salah satu pemain awal di ekosistem ini, telah memperluas bisnisnya dengan masuk ke produk kemasan siap minum (ready-to-drink).

Berdasarkan riset Statista, nilai pasar kopi dari penjualan di restoran/bar (termasuk kopi instan) di Indonesia diproyeksi mencapai $8,3 miliar pada 2024. Sementara, nilai penjualan kopi dari supermarket dan toko swalayan berkisar $2,8 miliar pada tahun yang sama.

Application Information Will Show Up Here