Fuse Tunjuk Ivan Sunandar sebagai CEO, Fokus Perluasan di Asia Tenggara dan Tiongkok

Startup insurtech Fuse resmi menunjuk Ivan Sunandar sebagai Chief Executive Officer (CEO) baru. Sebelumnya, Ivan menjabat sebagai Chief Operation Officer (COO) perusahaan ini. Sementara itu, CEO sebelumnya, Andy Yeung, kini mengambil peran sebagai Ketua Dewan Direksi untuk memimpin arah strategis perusahaan.

Sejak bergabung pada 2018, Ivan dan Andy telah bekerja sama dalam mengembangkan platform mobile Fuse yang inovatif, yang mengubah cara agen asuransi menjual produk serta memperkenalkan asuransi mikro yang terjangkau melalui e-commerce. Kolaborasi ini diklaom berhasil menjadikan Fuse sebagai pemimpin insurtech di kawasan Asia Tenggara.

“Saya merasa terhormat untuk memimpin Fuse di saat penting ini. Bersama tim manajemen, kami akan terus menjalankan misi kami dalam memanfaatkan teknologi mutakhir untuk mendemokratisasi akses asuransi di Asia Tenggara,” ungkap Ivan dalam keterangan resminya pada Senin (23/9).

Andy, yang kini fokus pada peran strategis sebagai Ketua Dewan Direksi, menyatakan kepercayaannya pada Ivan. “Dengan kondisi kesehatan saya, saya memutuskan untuk mundur dari operasional harian. Saya yakin Ivan akan mampu membawa Fuse tumbuh lebih besar dan merevolusi ekosistem asuransi di Asia Tenggara,” ujarnya.

Vincent Chan bergabung sebagai direktur noneksekutif

Fuse juga mengumumkan penunjukan Vincent Chan sebagai Direktur Noneksekutif. Vincent memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang ekuitas swasta di Asia dan telah berinvestasi pada lebih dari 80 perusahaan teknologi di wilayah tersebut. Pengalamannya diharapkan akan membantu Fuse memperkuat posisinya di Asia Tenggara dan memperluas kehadirannya di Kawasan Teluk Besar Tiongkok.

“Saya sangat antusias bergabung dengan Dewan Direksi Fuse. Perusahaan ini telah menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dan saya berharap dapat berkontribusi dalam perjalanan sukses ini,” ujar Vincent.

Didirikan pada 2017, Fuse dikenal sebagai pionir dalam pengembangan platform teknologi mobile untuk mendistribusikan produk asuransi dengan lebih efisien. Dengan lebih dari 400 karyawan dan 24 kantor cabang di Indonesia, Vietnam, dan Tiongkok, Fuse terus berupaya mempermudah akses asuransi bagi masyarakat melalui kemitraan dengan perusahaan asuransi lokal serta platform e-commerce.

Penunjukan Ivan Sunandar dan bergabungnya Vincent Chan diharapkan akan memperkuat strategi perusahaan dalam memperluas jangkauan dan pengaruhnya di industri insurtech, baik di Asia Tenggara maupun di wilayah lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Kata.ai Jalin Kemitraan dengan Kanari AI, Siap Perluas Bisnis di Asia Tenggara dan Timur Tengah

Kata.ai, platform chatbot berbasis AI, mengumumkan kemitraan strategis dengan Kanari AI, pemimpin teknologi pengenalan suara di wilayah Timur Tengah. Kerja sama ini bertujuan untuk memperluas jangkauan dan memperkuat solusi AI percakapan di pasar Timur Tengah dan Asia Tenggara, sejalan dengan meningkatnya permintaan akan pengalaman interaktif berbasis AI.

Melalui kemitraan ini, teknologi pengenalan suara canggih dari Kanari AI akan diintegrasikan dengan platform chatbot Kata.ai, menciptakan pengalaman AI percakapan yang mulus dan multi-bahasa. Kerja sama ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan bisnis dalam meningkatkan interaksi dengan pelanggan, baik melalui suara maupun teks.

Co-Founder & CEO Kata.ai Irzan Raditya menyatakan antusiasmenya terhadap kolaborasi ini. “Dengan kemitraan ini, kami dapat menghadirkan solusi AI percakapan yang holistik bagi pengguna kami, memperkuat kemampuan bisnis untuk berinteraksi secara lebih efektif dengan pelanggan, terutama dalam bahasa lokal.”

Fitur yang dihadirkan

Secara umum, berikut fitur baru yang akan ditawarkan berkat kerja sama ini:

  1. Pengenalan Suara Lanjutan
    Kanari AI dikenal karena teknologi pengenalan suara dialek Arab yang mutakhir. Kini, jangkauannya diperluas untuk mencakup bahasa lain seperti Urdu, Hindi, Inggris, dan dalam waktu dekat, Bahasa Indonesia. Hal ini memungkinkan akurasi pengenalan suara yang lebih baik di berbagai konteks budaya.
  2. Integrasi Chatbot yang Mudah
    Platform chatbot Kata.ai menawarkan antarmuka yang ramah pengguna, yang mendukung interaksi yang lebih efektif melalui berbagai saluran, termasuk WhatsApp, Instagram DM, dan Facebook Messenger.
  3. Meningkatkan Keterlibatan Pelanggan
    Dengan menggabungkan pengenalan suara yang canggih dan antarmuka chatbot yang intuitif, kemitraan ini memungkinkan bisnis untuk menciptakan interaksi yang lebih dinamis dan personal dengan pelanggan.

Menghadirkan inovasi AI di pasar yang berkembang pesat

Industri AI yang terus berkembang membuka peluang bagi kedua perusahaan untuk berada di garis depan inovasi, khususnya di pasar Timur Tengah dan Asia Tenggara. Dengan memanfaatkan LLM dan teknologi AI percakapan terbaru, Kanari AI dan Kata.ai fokus untuk memberikan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan linguistik dan budaya di wilayah tersebut.

Co-Founder & CEO Kanari AI Ryan Carmichael mengatakan kemitraan dengan Kata.ai adalah langkah strategis yang penting untuk memperluas pilihan keterlibatan pelanggan di Timur Tengah. “Kami melihat permintaan yang semakin meningkat akan solusi AI percakapan multimodal, dan platform chatbot Kata.ai melengkapi teknologi pengenalan suara kami dengan sempurna,” ujarnya.

Peluang ekspansi di Asia Tenggara

Bagi Kata.ai, kemitraan ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan di Asia Tenggara, terutama dalam menyediakan pengalaman interaksi berbasis suara dalam Bahasa Indonesia. Dengan keahlian Kanari AI di bidang pengenalan suara, platform chatbot Kata.ai akan menjadi lebih komprehensif, menawarkan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan di berbagai industri.

Kerja sama ini juga menunjukkan potensi besar bagi bisnis di Asia Tenggara untuk meningkatkan layanan pelanggan mereka melalui solusi AI yang lebih dinamis dan personal. Dengan pasar AI yang berkembang pesat, khususnya di Asia Tenggara, ekspansi Kata.ai melalui kemitraan ini akan semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam teknologi AI percakapan di kawasan tersebut.

Sejauh ini Kata.ai telah melayani lebih dari 200 pelanggan perusahaan di Asia Tenggara, bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan melalui solusi chatbot yang cerdas dan mudah digunakan.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

GOTO Memilih Hengkang dari Vietnam, Sementara Sejumlah Startup Lokal Terus Perkuat Kehadiran di Sana

Tepat sepekan yang lalu, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (“GoTo”) resmi mengumumkan penutupan operasional di Vietnam, efektif 16 September 2024. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk fokus pada pasar yang memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan jangka panjang.

Vietnam hanya menyumbang kurang dari 0,5% terhadap Gross Transaction Value (GTV) grup dan 2% dari GTV layanan on-demand. Karena itu, penutupan ini dinilai tidak akan berdampak material pada operasional atau kondisi keuangan perusahaan. GoTo memastikan proses penutupan akan mengikuti peraturan lokal, dan tetap berkomitmen pada target EBITDA impas di tahun 2024.

Kendati decacorn lokal ini menyerah di pasar Vietnam, saat ini masih ada sejumlah startup lokal yang memiliki basis di sana, berikut di antaranya:

Ruangguru

Ruangguru memulai ekspansi ke Vietnam dengan nama Kien Guru pada 2019. Vietnam menjadi negara pertama tujuan ekspansi Ruangguru karena dinilai memiliki masalah yang sama seperti yang dihadapi Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya di bidang pendidikan.

Kegiatan bisnis di Vietnam makin diperkuat setelah pada Mei 2023 mereka mengumumkan akuisisi atas Mclass, sebuah platform live teaching asal Vietnam. Hal ini disebut sebagai langkah strategis perusahaan untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kapabilitasnya di wilayah tersebut.

Green Rebel

Startup produsen pangan nabati Green Rebel Foods resmi meluncurkan produknya di Vietnam, yang juga sekaligus menandakan aksi ekspansi terbarunya di regional.

Disebutkan dalam debut awalnya Green Rebel telah berkolaborasi dengan tujuh mitra di Ho Chi Minh City dan Hanoi untuk memasarkan produknya, antara lain Annam Group, eMart, Genshai, Laang Saigo, L’s Place, MM Mega Market Vietnam, dan Organic Convenience Stores.

PasarPolis

Setelah bukukan pendanaan seri A pada tahun 2018, satu tahun setelahnya startup insurtech PasarPolis menggalakkan ekspansi regional dengan memasuki pasar Vietnam. Salah satu strateginya dengan menggalang kerja sama strategis dengan mitra lokal, di antaranya Atadi, Sendo dan Go-Viet (Gojek adalah salah satu investor PasarPolis). Mereka juga menunjuk Country Manager untuk memimpin bisnis di sana.

“Dengan menghubungkan PasarPolis dengan platform yang dimiliki mitra, kami dapat menawarkan berbagai produk asuransi dari banyak perusahaan kepada konsumen mereka. Verifikasi dokumen yang dilakukan secara digital menawarkan proses klaim yang cepat untuk konsumen, prosesnya dapat diselesaikan dalam tiga menit,” ujar Founder & CEO PasarPolis Cleosent Randing dalam keterangan resminya kala itu.

Modalku (Funding Societies)

Setelah hadir di 4 negara di Asia Tenggara, Modalku mulai masuk pasar Vietnam sejak tahun 2022. Dengan ekspansi ini,  Modalku melayani UMKM di berbagai sektor, seperti pendidikan, ritel, teknologi, dan FMCG, dengan menawarkan produk pembiayaan perdagangan, pembiayaan inventaris, pembiayaan piutang dan utang di Ho Chi Minh, Hanoi, dan sekitarnya.

Sejak pandemi Covid-19, akses terhadap permodalan menghambat pertumbuhan UMKM di Vietnam. Berdasarkan data Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam, UMKM mengambil porsi sebanyak 98% dari total bisnis di 2020. Namun, hanya 54% UMKM terdaftar yang aktif beroperasi di 2019. Padahal, UMKM telah memberikan lapangan pekerjaan terhadap 5,6 juta orang dan menyumbang lebih dari $241 miliar atau 40% dari PDB di Vietnam.

NusaTrip

Platform OTA NusaTrip mengumumkan pembukaan kantor regional di Ho Chi Minh City, Vietnam pada Maret 2023 lalu. Kantor regional ini akan berfokus untuk menciptakan berbagai inisiatif strategi penjualan dan bekerja sama dengan ekosistem pariwisata di negara tersebut.

Setelah pandemi Covid-19 menunjukkan pemulihan, Vietnam kembali membuka pintu untuk para wisatawan internasional pada Maret 2022. Semenjak itu, industri pariwisata domestik Vietnam mengalami pertumbuhan yang kuat dan berhasil mendatangkan lebih dari empat juta wisatawan mancanegara.

Ekspansi ini lalu dikuatkan dengan akuisisi NusaTrip terhadap startup akomodasi perjalanan B2B bernama VLeisure. Diharapkan solusi VLeisure yang melayani hotel ukuran kecil hingga menengah dapat memperluas cakupan layanan dan jangkauan NusaTrip di sana.

Fuse

Startup insurtech Fuse mulai hadir di Vietnam pada tahun 2021 dengan fokus awal menjual produk asuransi mikro. Terkait dengan pertumbuhan bisnisnya di negara lain seperti Vietnam, tercatat bahwa saat ini Fuse telah menerbitkan lebih dari 5 juta polis di negeri naga biru tersebut per akhir 2022.

Di sana Fuse menawarkan produk asuransi mikro melalui kanal e-commerce dengan harga yang terjangkau bagi semua kalangan. Lantas baru- baru ini, Fuse mereplikasi model Business to Agent/Broker to Customer–yang terbukti sukses dikembangkan di pasar Indonesia–ke negara Vietnam.

Menurut data laporan e-Conomy SEA 2022 yang dipublikasikan oleh Google, Temasek dan Bain & Company. Pertumbuhan ekonomi digital Vietnam diproyeksikan akan cemerlang pada tahun 2025. Vietnam diprediksi mencapai GMV sebesar $ 23 miliar di akhir tahun 2022 dan  US$ 49 miliar di tahun 2025.

Industri asuransi umum di Vietnam juga diprediksi akan tumbuh 2 karena didukung oleh pemulihan ekonomi yang kuat, peningkatan frekuensi bencana alam, dan pertumbuhan asuransi wajib.

Kredivo

Kredivo Group secara resmi mengumumkan perluasan ke Vietnam pada Agustus 2021. Produk diluncurkan secara bertahap, dimulai dengan pembayaran tagihan dan pinjaman pribadi, dilanjutkan dengan paylater pada Q4 2021.

Perluasan layanan ini dilakukan melalui joint venture dengan Phoenix Holding, perusahaan investasi (family office) setempat. “Kredivo Vietnam Joint Stock Company”, nama entitas barunya, juga bermitra dengan VietCredit Joint Stock Company, perusahaan pembiayaan di Vietnam untuk mengoperasikan bisnis paylater.

PasarPolis Catatkan Penjualan Jutaan Polis di Thailand dan Vietnam, Bersiap Ekspansi ke Singapura

Startup insurtech PasarPolis terus memperkuat posisinya dengan mencatatkan pencapaian signifikan di Thailand dan Vietnam. Setelah berhasil memperluas operasinya sejak 2019, PasarPolis telah menjual jutaan polis di kedua negara tersebut, menegaskan komitmennya untuk mendemokratisasi asuransi melalui inovasi teknologi dan pendekatan yang berpusat pada pelanggan.

Dalam laporan keuangan terbaru, PasarPolis menunjukkan peningkatan pendapatan hingga dua kali lipat sejak putaran pendanaan terakhir, serta lonjakan Gross Written Premium (GWP) sebesar 250% pada tahun fiskal ini. Pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan signifikan yang berhasil diraih perusahaan, terutama melalui kolaborasi strategis dengan mitra-mitra utama seperti Shopee, VFS Global, VNtrip, Sendo, dan Chotot.

VP Corporate Finance & Regional Partnership PasarPolis, Brendan Batanghari, menyatakan bahwa keberhasilan di pasar Vietnam dan Thailand didorong oleh kemitraan ekosistem yang tepat dan operasi yang efisien. “Kami bangga dengan pencapaian kami dan berkomitmen untuk terus mendemokratisasi asuransi di seluruh Asia Tenggara,” ujarnya.

PasarPolis juga berencana untuk memperluas jangkauannya ke Singapura, dengan target pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 50% selama empat tahun ke depan. Perusahaan ini berfokus pada profitabilitas, inovasi berkelanjutan, dan penguatan posisinya sebagai pemimpin regional di industri insurtech.

Kemitraan strategis B2B2C dorong kesuksesan

Keberhasilan PasarPolis di Thailand dan Vietnam tidak lepas dari strategi kemitraan B2B2C yang kuat. Di Indonesia, perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan Shopee untuk menawarkan asuransi perangkat elektronik dan layar retak, yang kemudian diperluas ke Thailand dan Vietnam dengan cakupan asuransi yang lebih luas.

Di Vietnam, kemitraan ini mencakup asuransi perangkat elektronik dan tanggung jawab produk, sementara di Thailand, PasarPolis meluncurkan perlindungan digital untuk elektronik, yang mendapatkan adopsi dan kepuasan konsumen yang signifikan.

Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan platform PasarPolis untuk dengan mudah diperluas ke pasar lain dengan investasi minimal. Selain Shopee, PasarPolis juga bermitra dengan VFS Global, serta VNtrip, Sendo, dan Chotot di berbagai pasar.

Rencana ekspansi berikutnya

PasarPolis berencana untuk memperluas jangkauannya ke pasar baru, termasuk Singapura. Perusahaan ini tetap berkomitmen pada inovasi berkelanjutan, dengan rencana untuk memperkenalkan produk baru dan meningkatkan penawaran yang ada guna memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

PasarPolis berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas, dengan memanfaatkan teknologi, analisis data, dan kemitraan strategis untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan kepemimpinan pasar di sektor insurtech.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Rencana Happy5 Setelah Akuisisi SugarOKR, Kebut Ekspansi di Amerika Serikat

Startup pengembang SaaS untuk pengaturan workflow bisnis Happy5 resmi mengakuisisi pemain serupa asal Singapura, SugarOKR. Aksi korporasi ini pertama kali diwartakan oleh e27. Salah satu tujuannya untuk mendukung ekspansi pasar Happy5, khususnya di pasar Amerika Serikat (AS).

Happy5, didirikan pada 2013 di Jakarta oleh Doni Priliandi dan Reydi Sutandang, menyediakan perangkat lunak manajemen kinerja yang memungkinkan perusahaan membuat dan mengelola tujuan, proyek, dan tugas, serta melakukan ulasan kinerja karyawan di seluruh tim. Sementara itu, SugarOKR yang didirikan oleh Timothy Kua dan Mike Nguyen pada tahun 2019, menawarkan perangkat lunak pengaturan dan manajemen OKR (Objectives and Key Results).

“Terkait ekspansi ke Amerika Serikat, sekarang kami sedang menargetkan 20 pelanggan baru sampai awal tahun 2025. Di sana kami fokus ke mid-size tech company dengan 200-1000 pegawai […] Kami menyasar pelanggan Lattice, CultureAmp, atau Betterwork. Setelah target tersebut tercapai, baru akan melakukan fundraising untuk membangun tim sales dan customer success, juga membangun kemampuan AI,” ujar Doni.

Ia juga menjelaskan bahwa akuisisi ini bertujuan untuk mengonversi pelanggan SugarOKR yang ada ke platform Happy5. “SugarOKR memiliki basis pelanggan yang kuat dengan lebih dari 4.000 perusahaan dan 15.000 pengguna, serta nilai SEO yang substansial yang menarik lebih dari 2.000 pengunjung unik setiap bulannya,” ujarnya

Akuisisi ini juga diharapkan dapat meningkatkan posisi pasar Happy5 dan daya saingnya secara global, dengan fokus utama pada ekspansi di pasar AS yang lebih matang dan memiliki tingkat adopsi yang tinggi untuk SaaS.

Performa bisnis Happy5

Doni turut menyampaikan, sampai H1 2024 ini annual recurring revenue (ARR) perusahaan naik 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ia optimis sampai akhir tahun akan naik sampai 50%.

“Kita manage expectation bahwa total market untuk performance management di Indonesia kecil banget, bahkan di Asia, karena perbedaan working culture. Jadi fokus tahun ini akuisisi pelanggan di AS,” imbuhnya.

Dengan model B2B, bisnis Happy5 sudah mendulang profit sejak tahun ke-4 beroperasi. Pada wawancara di tahun 2019 lalu, Doni menyampaikan mereka melipatgandakan pendapatan menjadi $1,3 juta menghasilkan margin kotor 91% serta margin bersih berada di angka 5%.

“Tim kami membangun fundamental world class SaaS marketing practice untuk Happy5. Tidak hanya itu, kita ada rencana untuk konversi sebagian pengguna SugarOKR yang berasal dari AS untuk menjadi paying customer Happy5. Ada 500an tim dari AS yang pakai SugarOKR,” tutup Doni.

Produsen Mobil Listrik Vietnam “VinFast” Gandeng Otoklix Lancarkan Ekspansinya di Indonesia

Otoklix menandatangani kerja sama dengan produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast. Kesepakatan ini menetapkan Otoklix sebagai penyedia layanan resmi untuk kendaraan VinFast di seluruh Indonesia.

VinFast, yang baru saja memasuki pasar Indonesia pada awal tahun ini, akan menginvestasikan $1,2 miliar atau sekitar Rp18 triliun untuk membangun pabrik perakitan lokal dengan kapasitas produksi 60.000 unit per tahun di Depok, Jawa Barat. Langkah ini merupakan bagian dari strategi ekspansi untuk memperkuat kehadirannya di Asia Tenggara.

Menurut CEO Otoklix Martin Reyhan Suryohusodo, Indonesia merupakan salah satu negara yang pemerintahnya aktif mendukung adopsi kendaraan listrik. Pemerintah Indonesia telah memperbarui peta jalan transisi kendaraan listrik dengan target produksi 600.000 mobil listrik pada tahun 2025. Dukungan ini mencakup perluasan jaringan stasiun pengisian daya dan peningkatan opsi pembiayaan bagi konsumen.

Namun, tantangan terbesar dalam transisi ini adalah pengembangan infrastruktur yang memadai untuk mendukung layanan purnajual dan perbaikan kendaraan listrik. Otoklix, yang selama ini berfokus pada digitalisasi pasar aftermarket otomotif, telah berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan infrastruktur untuk memastikan mereka siap mendukung kebutuhan khusus kendaraan listrik.

Otoklix juga telah meluncurkan akademi pelatihan yang didedikasikan untuk mekanik, dengan fokus pada servis dan pemeliharaan kendaraan listrik. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan mekanik memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menangani teknologi baterai dan komponen kelistrikan yang kompleks.

Selain itu, Martin menyatakan bahwa Otoklix akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan pembuat suku cadang untuk menyediakan komponen berkualitas dengan harga lebih terjangkau bagi bengkel independen. Hal ini diharapkan dapat memberikan lebih banyak pilihan bagi pemilik kendaraan listrik di Indonesia.

Martin juga menyoroti pentingnya investasi berkelanjutan dalam infrastruktur pendukung, termasuk stasiun pengisian daya dan pasar sekunder yang kuat, untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan dari pasar kendaraan listrik. “Ini adalah situasi ayam dan telur klasik: penjualan kendaraan listrik tidak dapat melampaui pengembangan infrastruktur pendukung,” tambahnya.

Dengan kemitraan ini, Otoklix berharap dapat memainkan peran penting dalam mendukung transisi Indonesia menuju era kendaraan listrik, sambil terus memperluas jangkauan dan layanan mereka di seluruh negeri.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Unit Bisnis E-commerce Enabler Milik Shipper “Aloshop” Resmi Masuk ke Pasar Thailand

Aloshop, salah satu unit bisnis milik Shipper, mengumumkan ekspansi strategisnya ke pasar Thailand. Setelah sukses dengan uji coba layanan di sana dan bermitra dengan TikTok, Aloshop siap membawa keahliannya dalam pemberdayaan e-commerce dan social commerce ke negara tersebut.

Sejak awal 2024, Aloshop telah melakukan uji coba layanannya di Thailand dengan menggandeng klien seperti McJeans, Super Sport, dan Warrix. Fase uji coba ini telah menunjukkan hasil yang signifikan, membuktikan potensi pertumbuhan di lanskap e-commerce Thailand yang dinamis.

Layanan komprehensif Aloshop, termasuk pemasaran media sosial, pemasaran KOL, pemasaran kinerja, pemasaran afiliasi, dan live shopping, telah memberikan dampak besar.

Pada bulan April 2024, Aloshop didapuk TikTok sebagai salah satu dari tiga TikTok Seller Partners terbaik dalam menghasilkan Gross Merchandise Value (GMV) yang tinggi. Penghargaan ini menegaskan strategi efektif dan pendekatan inovatif Aloshop dalam sektor e-commerce.

Super Sport, salah satu klien Aloshop juga menerima penghargaan sebagai merek top yang menghasilkan GMV tinggi, menyoroti kolaborasi sukses dan nilai yang diberikan Aloshop kepada kliennya. Tidak berhenti sampai di situ, pada Mei 2024, Aloshop meraih penghargaan puncak sebagai TikTok Shop partner dengan pertumbuhan GMV tertinggi.

Keputusan Aloshop untuk berekspansi ke Thailand didorong oleh pasar e-commerce negara tersebut yang tumbuh pesat. Lanskap e-commerce Thailand mengalami pertumbuhan eksponensial yang didorong oleh penetrasi internet yang meningkat, adopsi smartphone yang luas, dan infrastruktur logistik yang semakin baik. Pemain besar seperti Lazada, Shopee, dan Central memimpin pasar, dengan lebih dari setengah populasi aktif berbelanja online.

Penelitian menunjukkan bahwa 69,5% populasi Thailand menggunakan internet, dan 52,3% terlibat dalam e-commerce, menjadikannya pasar yang berkembang baik untuk ritel online. Dengan hampir 99% pengguna internet mengakses web melalui perangkat mobile, adopsi smartphone yang luas memfasilitasi belanja online yang nyaman dan mendukung pertumbuhan mobile commerce, pendorong utama di sektor e-commerce yang dipimpin oleh live shopping.

CIO Shipper & Aloshop Jessica Hendrawidjaja menyatakan, “Kami sangat senang mengumumkan ekspansi strategis kami ke Thailand. Langkah ini adalah bukti komitmen kami untuk membawa solusi inovatif ke pasar baru dan mendukung bisnis lokal dalam perjalanan pertumbuhan mereka.”

Country Head Aloshop Thailand Fern Niti menambahkan, “Proyek percontohan kami telah menunjukkan potensi yang luar biasa, dan kami yakin solusi ecommerce dan social commerce inovatif kami akan membawa nilai signifikan bagi bisnis di Thailand. Pengakuan dari TikTok dan kesuksesan klien kami seperti Super Sport memvalidasi pendekatan kami dan memotivasi kami untuk mencapai tonggak yang lebih besar di Thailand.”

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Traveloka Memperdalam Jangkauan di Filipina Melalui Kemitraan Strategis dengan Cebu Pacific

Traveloka mengumumkan kemitraan strategis dengan Cebu Pacific (CEB), salah satu maskapai penerbangan berbiaya rendah dari Filipina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat wisatawan mancanegara dalam berkunjung ke Filipina. Kemitraan ini, yang mengimplementasikan application programming interface (API), akan memudahkan wisatawan dalam menjelajahi penerbangan CEB melalui aplikasi Traveloka.

Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Traveloka dalam memulihkan industri pariwisata di Asia Tenggara pasca-pandemi, yang diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan sektor pariwisata di Filipina. Hal ini akan mempermudah akses bagi wisatawan mancanegara untuk mengeksplorasi destinasi menarik di negara tersebut.

Filipina terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam sektor pariwisata. Kementerian Pariwisata Filipina mencatat lebih dari 5,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2023, dengan target mencapai 7,7 juta kunjungan pada tahun 2024.

Data dari Traveloka juga menunjukkan peningkatan pencarian hingga 2,5 kali lipat ke lima bandara teratas di Filipina pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Lima destinasi terpopuler di Filipina di platform Traveloka meliputi Manila, Laguindingan, Cebu, Davao, Boracay, dan Palawan.

CEO Transport Traveloka Iko Putera,menyatakan, “Traveloka melihat potensi besar Filipina dalam pengembangan industri pariwisata yang berkelanjutan. Kemitraan dengan Cebu Pacific, salah satu maskapai penerbangan terjangkau terbaik untuk Filipina, akan memberikan alternatif baru bagi para pelancong. Hal ini juga akan mendorong inovasi dalam memberikan layanan terbaik kepada pelanggan serta mendukung pertumbuhan industri pariwisata di Filipina dan kawasan sekitarnya.”

Presiden & Chief Commercial Officer Cebu Pacific Air Xander Lao menyatakan, “Kami bangga dapat berkolaborasi dengan Traveloka dalam mendukung pemulihan industri pariwisata lokal dan memudahkan wisata ke Filipina. Filipina menawarkan pantai terbaik, alam yang menakjubkan, dan warisan budaya yang kaya. Kami mengundang wisatawan dari seluruh dunia untuk menikmati keindahan Filipina melalui kemitraan kami dengan Traveloka.”

Dengan kolaborasi ini, wisatawan akan memiliki lebih banyak pilihan penerbangan untuk mengunjungi Filipina dan mengeksplorasi keindahan destinasi wisatanya. Informasi lebih lanjut tentang penawaran menarik ini dapat ditemukan melalui aplikasi dan media sosial resmi Traveloka.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Bank Digital Afrika Selatan “TymeBank” akan Masuk Indonesia Akhir 2024

Bank digital asal Afrika Selatan, TymeBank, dilaporkan akan ekspansi ke Indonesia pada akhir 2024. Melansir DealStreetAsia, TymeBank tengah memperkuat basis pasarnya di kawasan Asia Tenggara setelah perusahaan mencapai keuntungan pada akhir tahun lalu.

TymeBank akan lebih dulu meresmikan kehadirannya di Vietnam dengan meluncurkan Merchant Cash Advance sebagai produk pertama. Adapun, layanan untuk nasabah ritel baru akan tersedia dalam 12-15 bulan ke depan. Demikian juga dengan pasar Indonesia, perusahaan akan masuk tahap awal lewat Merchant Cash Advance.

Merchant Cash Advance dapat dikatakan sebagai jenis pinjaman berdasarkan dari pendapatan pemilik usaha di masa depan. Pemilik usaha dapat menggunakannya untuk kebutuhan operasional atau menambah arus kas.

Co-Founder dan CEO Tyme Coenraad Jonker mengungkap bahwa model bisnisnya cocok untuk diadopsi di pasar Indonesia. Pihaknya juga menyebut telah berdiskusi dengan regulator dan menerima respons positif untuk mendemokratisasi akses keuangan.

“Kendati begitu, kami tetap akan memperhatikan aspek persaingan, dan fokus untuk menawarkan nilai unik kepada pelanggan,” ujar Jonker dikutip dari dari DealStreetAsia.

TymeBank kini telah memiliki basis operasional di Afrika Selatan dan Filipina. Nantinya di Indonesia dan Vietnam, pihaknya akan menerapkan pendekatan offline-to-online (O2O), serupa di Filipina karena dinilai punya karakteristik pasar yang sama.

“Kami memadukan model phsyical-digital. Kios digital ditempatkan di toko ritel offline, seperti warung, toko pakaian, atau lobi kantor,” tambahnya. Di kios digital ini, pelanggan dapat membuka akun rekening dalam 3-5 menit. Saat ini, TymeBank memiliki sekitar 500 kios di Filipina dengan merek GoTyme.

Menurut Jonker, pendekatan O2O memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya akuisisi pelanggan (CAC) yang mana selama ini menjadi hambatan besar bagi industri perbankan digital di Asia.

Menurut laporan APAC Digital Banking Landscape oleh Quinlan & Associates, CAC nasabah ritel di Filipina berkisar $4 per pelanggan, sedangkan CAC nasabah ritel di negara-negara berkembang Asia rerata $15-$50. Sebagai perbandingan, CAC nasabag ritel di negara maju seperti Hong Kong berkisar antara $65-$90.

Dalam lima terakhir, industri perbankan Indonesia agresif bertransformasi menjadi bank digital. Ekosistem pemainnya terus bertumbuh, dan didukung oleh oleh grup besar, seperti Bank Jago oleh Grup GoTo dan Bank Saqu oleh Astra. Tak hanya membidik segmen ritel, bank digital lainnya khusus membidik segmen UMKM yang dinilai masih terhambat akses permodalan, misalnya Superbank dan Hibank.

Menurut data Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), per 2020 lebih dari 50% dari total UMKM di Indonesia belum mendapat akses permodalan dari perbankan atau lembaga keuangan lain. Adapun, pada tahun 2023 pelaku usaha UMKM tercatat mencapai sekitar 66 juta.

Tunjuk Country Manager Baru, Privy Perkuat Kehadirannya di Australia

Startup pengembang layanan tanda tangan dan identitas digital Privy memperkuat ekspansinya di Australia dengan menunjuk Rob Hotchin sebagai Country Manager. Pengalaman kuat Rob di bidang penjualan dan pengembangan bisnis selama 15 tahun diharapkan bisa mendukung target pertumbuhan perusahaan.

Penunjukan Rob, serta pertumbuhan timnya di kantor berbasis di Sydney, menegaskan dedikasi Privy untuk menghasilkan produk yang disesuaikan yang memenuhi kebutuhan unik individu dan bisnis Australia. Ekspansi ke Negeri Kanguru tersebut direalisasikan setelah Privy menutup putaran pendanaan seri C $48 juta yang dipimpin KKR akhir 2022 lalu.

Privy berhasil melebarkan sayapnya berkat kerja sama dengan Katalis, program bilateral antara Indonesia dan Australia yang mendukung perdagangan dan investasi yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif. Katalis didirikan berdasarkan perjanjian perdagangan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang berlaku sejak 5 Juli 2020.

“Rob memiliki keterampilan dan kemampuan untuk membangun hubungan yang luas dan tulus di Australia, dan mendukung visi kami untuk menjadi pemimpin global dalam bidang layanan identifikasi dan otorisasi elektronik,” ujar Co-Founder & CEO Privy Marshall Pribadi.

Marshall melanjutkan, “Selama delapan tahun terakhir, Privy telah mengembangkan keahliannya dalam membentuk dan meningkatkan lanskap identitas digital dan berinteraksi dengan pemerintah, bank, dan lembaga keuangan lainnya. Sekarang, Privy ingin membawa keahliannya ke pasar Australia.”

Pasar tanda tangan digital di Australia

Secara global, market size platform tanda tangan digital ditaksirkan mencapai $5,9 miliar di 2023 dan diprediksi akan mencapai sekitar $129,82 miliar pada 2032, dengan pertumbuhan CAGR sebesar 40,98%. Meningkatnya permintaan akan dokumen elektronik, regulasi pemerintah, dan kebutuhan akan tanda tangan elektronik yang aman dan sah secara hukum, menjadi faktor yang mendorong permintaan pasar.

Di Australia, Privy akan berhadapan dengan sejumlah pemain lokal dan internasional yang memberikan layanan serupa. Untuk pemain lokal salah satunya adalah Annature; sementara pemain internasional yang telah mulai membangun basis bisnis di sana juga ada DocuSign, HelloSign, PandaDoc, SignNow dan beberapa lainnya.

“Privy siap untuk mendefinisikan kembali kepercayaan digital dan membantu warga Australia untuk mendapatkan kembali kendali atas aset autentik mereka yang paling berharga, yaitu identitas mereka,” ujar Rob.

Ia melanjutkan, “Saat ini, warga Australia terpaksa menyerahkan identitas dan data pribadi mereka – baik itu untuk check-in di hotel, menyewa properti, atau alasan lainnya – dan mempercayakan bahwa itu akan aman. Dengan munculnya pelanggaran keamanan siber yang tampaknya tak ada habisnya, dan bocornya informasi pribadi ke dark web, warga Australia seharusnya bisa menuntut lebih banyak. Sekarang mereka bisa, dengan mengetahui bahwa Privy telah menyelesaikan tantangan-tantangan ini sebelumnya dan akan mencoba untuk menyelesaikannya lagi di Australia.”

Application Information Will Show Up Here