Bank Jago Kini Miliki 10 Juta Pengguna, Kontribusi Gopay dan Bibit Capai 66 Persen

PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatatkan pertumbuhan bisnis  pada semester pertama tahun 2024. Mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital, perseroan berhasil mencapai hasil yang positif dari sisi jumlah nasabah, dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit.

Hingga Juli 2024, pengguna aplikasi Jago telah mencapai lebih dari 10 juta nasabah funding. Jika ditambahkan dengan nasabah lending, total nasabah Bank Jago mencapai 12,5 juta. Keberhasilan ini tidak lepas dari kontribusi signifikan mitra ekosistem strategis, seperti ekosistem GoTo (khususnya Gopay) dan platform reksa dana online Bibit. Sekitar 66% nasabah funding berasal dari mitra ekosistem ini.

Pertumbuhan pengguna aplikasi Jago juga sejalan dengan peningkatan DPK  yang mencapai Rp14,8 triliun pada akhir kuartal II-2024, tumbuh 47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,1 triliun. Dari total DPK tersebut, 61% atau sekitar Rp9,1 triliun merupakan current account and savings account (CASA), sementara sisanya 39% atau Rp5,7 triliun merupakan term deposit.

Dalam hal penyaluran kredit, Bank Jago berhasil menyalurkan sebesar Rp15,7 triliun hingga akhir kuartal II-2024, meningkat 40% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun. Penyaluran kredit ini dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, terbukti dari rendahnya rasio non-performing loan gross yang hanya sebesar 0,4%.

“Sebagai bank yang menggabungkan cara-cara digital dengan strategi bisnis yang kuat, Bank Jago menjaga pertumbuhan bisnis yang positif dan kualitas yang baik. Inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital adalah model bisnis yang tepat untuk kami,” ujar Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung.

Pertumbuhan kredit yang berkualitas ini turut mendorong total aset Bank Jago menjadi Rp24,2 triliun per semester I-2024, meningkat 29% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp18,9 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 50%, menunjukkan kuatnya permodalan Bank Jago untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Hingga akhir Juni 2024, Bank Jago membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp50 miliar, tumbuh 23% dari Rp41 miliar pada Juni 2023.

Arief menambahkan, “Sebagai bank berbasis teknologi, kami tidak akan berhenti melakukan inovasi dan kolaborasi dengan ekosistem digital. Kombinasi inovasi dan manajemen risiko yang baik merupakan landasan kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi.”

Selain itu, Bank Jago juga mendapatkan pengakuan internasional. Pada April 2024, Forbes menempatkan Bank Jago dalam daftar 403 bank terbaik di dunia, dan nomor empat teratas di Indonesia. Pengakuan ini diberikan berdasarkan survei terhadap 49 ribu nasabah dari 33 negara, yang mengevaluasi tingkat kepercayaan, layanan nasabah, layanan digital, serta syarat dan ketentuan.

“Dengan inovasi dan kolaborasi yang kami lakukan, Aplikasi Jago sekarang sudah digunakan jutaan nasabah dan membantu mereka mencapai mimpinya,” kata Head of Consumer Business Bank Jago, Trio Lumbantoruan.

Dengan pencapaian ini, Bank Jago menunjukkan bahwa pendekatan digital dan kolaboratifnya mampu menjawab tantangan dan kebutuhan perbankan modern, serta terus mengukuhkan posisinya sebagai salah satu bank terdepan di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Pendapatan Amar Bank Naik 15% di Semester Pertama 2024 Berkat Digitalisasi

Amar Bank melaporkan lonjakan laba sebesar 15% pada semester pertama tahun 2024, terutama didorong oleh penerapan inovasi digital dalam operasional mereka. Dalam rilis pers  resminya, induk platform fintech Tunaiku ini menyoroti keberhasilan strategi digitalisasi yang telah mereka jalankan.

CEO Amar Bank, Vishal Tulsian, mengungkapkan bahwa transformasi digital adalah kunci utama di balik peningkatan kinerja keuangan ini.

“Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi terkini guna memberikan layanan terbaik kepada nasabah kami,” ujarnya.

Platform digital Tunaiku menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ini. Dengan memanfaatkan teknologi big data dan AI, Tunaiku berhasil memberikan akses kredit yang lebih mudah dan cepat kepada nasabah. Inovasi ini tidak hanya mempercepat proses persetujuan kredit, tetapi juga meningkatkan tingkat kepuasan nasabah.

Peningkatan penggunaan aplikasi mobile

Salah satu faktor signifikan lainnya yang berkontribusi pada peningkatan laba Amar Bank adalah peningkatan penggunaan aplikasi mobile oleh nasabah. Aplikasi ini memudahkan nasabah dalam mengelola akun mereka, melakukan transaksi, dan mengajukan pinjaman secara real-time. Dengan antarmuka yang user-friendly dan fitur-fitur canggih, aplikasi mobile Amar Bank berhasil menarik lebih banyak pengguna dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut data internal, penggunaan aplikasi mobile meningkat hingga 25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan kepercayaan nasabah terhadap keamanan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh platform digital Amar Bank.

Selain inovasi teknologi, Amar Bank juga fokus pada strategi kolaborasi dan pengembangan produk. Bank ini menjalin kemitraan dengan berbagai fintech dan perusahaan teknologi untuk memperluas jangkauan layanan mereka. Salah satu kolaborasi terbaru adalah dengan perusahaan teknologi finansial terkemuka, yang memungkinkan Amar Bank untuk memperkenalkan produk-produk baru yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.

Inovasi produk juga menjadi salah satu fokus utama. Amar Bank meluncurkan beberapa produk baru yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan finansial berbagai segmen masyarakat. Produk-produk ini mencakup solusi pinjaman untuk usaha kecil dan menengah (UKM) serta layanan keuangan yang lebih inklusif bagi masyarakat yang belum terlayani oleh bank konvensional.

Tantangan dan prospek masa depan

Meski mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, Amar Bank tetap waspada terhadap tantangan yang mungkin dihadapi di masa depan. Kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan persaingan yang semakin ketat di industri perbankan menjadi beberapa tantangan utama yang harus dihadapi.

Namun, dengan strategi yang solid dan fokus pada inovasi, Amar Bank optimis dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.

“Kami percaya bahwa dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, kami dapat menghadapi tantangan dan meraih peluang yang ada,” tutup Vishal Tulsian.

Dengan pencapaian ini, Amar Bank telah membuktikan bahwa inovasi digital bukan hanya tren sementara, melainkan masa depan industri perbankan yang mampu memberikan manfaat nyata bagi nasabah dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

RedDoorz Seriusi Model B2B, Bidik Segmen Pelanggan Korporasi

RedDoorz mengumumkan telah membukukan pendapatan lebih dari Rp1 miliar dari segmen B2B pada semester pertama 2024. Prestasi ini mencerminkan pertumbuhan signifikan dalam permintaan dan kontribusi pendapatan dari pasar korporasi.

Head of Corporate Sales RedDoorz Indonesia Alif Aldila, menyatakan bahwa potensi di pasar korporasi sangat besar, dan perusahaan akan terus fokus menciptakan solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan mitra dan pelanggan.

“Kami senang dengan peluang yang ada saat ini dan yakin akan mencapai hasil positif yang berkelanjutan,” ujarnya.

Selama dua tahun terakhir, pasar korporasi RedDoorz tumbuh sebesar 195%, dengan lebih dari 3.000 perusahaan bermitra. Mitra tersebut termasuk Badan Usaha Milik Negara, perusahaan migas, instansi pendidikan, fintech, dan perusahaan ekonomi kreatif seperti rumah produksi film.

Permintaan akomodasi dari segmen korporasi tersebar di berbagai daerah seperti Sumatra Utara (Medan), Yogyakarta, Jawa Timur (Malang), dan Kalimantan Timur (Samarinda dan Balikpapan). Rata-rata, korporasi memiliki tingkat okupansi 100 hingga 200 kamar per malam setiap bulannya.

“Pencapaian ini menjadi tonggak penting yang didukung oleh penerapan struktur tarif baru dan strategi kemitraan yang kuat di pasar korporasi RedDoorz. Meski demikian, kami tetap berdedikasi untuk hasil maksimal di semua lini bisnis,” tutup Alif.

Pasar korporasi memberikan berbagai manfaat bagi mitra properti dan korporasi. Bagi pemilik properti, tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga meningkatkan kualitas dan rating properti, serta pendapatan yang stabil. Sementara bagi korporasi, mereka mendapatkan harga spesial dengan potongan 30%, kamar gratis tambahan, komisi untuk pemesan pertama, serta jaminan properti berkualitas dengan harga terjangkau.

RedDoorz terus berinovasi di industri perhotelan dengan mengubah inventaris yang terfragmentasi menjadi akomodasi bermerek terstandar, menggunakan aplikasi seluler dan saluran digital untuk mendorong permintaan konsumen yang kuat. Didirikan pada 2015, RedDoorz telah berkembang di pasar regional. Kini beroperasi di Indonesia, Singapura, Filipina, Vietnam, dan Thailand, dengan lebih dari 3.700 mitra properti secara global.

Di Indonesia, RedDoorz bersaing langsung dengan sejumlah penyedia layanan serupa. Beberapa di antaranya OYO, Singgahsini by Mamikos, dan Bobobox. OYO juga memiliki cakupan di pasar regional, baru-baru ini mereka mengumumkan pendanaan $50 juta atau setara Rp810 miliar dari jajaran investor yang difasilitasi InCred Wealth and Investment.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Tokopedia Now Resmi Tutup, Bisnis Quick Commerce Tampak Lesu

Tokopedia Now resmi menghentikan layanannya hari ini, 15 Juli 2024. Pengumuman ini disampaikan oleh GoTo, induk perusahaan Tokopedia, sebagai bagian dari hasil kajian bisnis setelah dekonsolidasi Tokopedia. Per hari ini, laman Tokopedia Now juga sudah tidak lagi bisa digunakan untuk pemesanan.

“Tokopedia Now izin pamitan ya. Kamu masih bisa belanja sampai hari terakhir operasional 15 Juli 2024,” bunyi pengumuman dalam aplikasi dan website Tokopedia. Penutupan ini merupakan bagian dari upaya GoTo untuk memperkuat layanan belanja harian melalui GoMart di aplikasi Gojek.

Head of Corporate Communications GoTo Sinta Setyaningsih, mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil setelah evaluasi mendalam terhadap model bisnis pasca-dekonsolidasi.

“Sebagai bagian dari kajian bisnis secara menyeluruh pasca dekonsolidasi Tokopedia, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnis Tokopedia Now,” jelasnya.

Tokopedia Now diluncurkan pada November 2021, saat pandemi Covid-19 melanda, dengan tujuan menyediakan produk kebutuhan pokok yang bisa diantar dalam waktu cepat, yakni dalam waktu satu jam setelah pembayaran atau dengan jadwal pengiriman yang fleksibel. Namun, seiring berjalannya waktu, model bisnis quick commerce ini menghadapi berbagai tantangan signifikan.

Bukan yang pertama

Tutupnya Tokopedia Now bulan yang pertama, sebelumnya sejumlah layanan quick commerce memilih undur diri dari pasar. Misalnya Dropezy, mereka memilih pivot menjadi “Sekilo” beralih jadi platform hilirisasi unggas. Radius yang mendapatkan dukungan dari Y Combinator pun juga pivot menjadi platform social commerce.

Tidak hanya itu, Bananas yang sebelumnya didukung East Ventures, SMDV, Arise, Y Combinator juga memilih tutup. Traveloka yang sebelumnya berambisi menjadi superapps pun sempat bermain di area ini saat pandemi, akhirnya tutup juga setelah sekitar satu tahun beroperasi.

Terlepas dengan potensi pasarnya, quick commerce di Indonesia kenyataannya masih belum menemukan formula yang tepat untuk memenangkan pasar. Dalam analisis yang diungkap oleh firma konsultan Redseer, penyedia quick commerce di Indonesia dihadapkan pada tipisnya margin, komisi produk rendah, serta biaya pengelolaan dark store dan pengiriman barang mahal.

Untuk menaikkan margin, produk-produk habis pakai (FMCG) juga sulit itu dijual dengan biaya premium. Produk yang tersedia kurang variatif, belum lagi pengguna umumnya hanya mengincar diskon.

Kebanyakan pemain quick commerce bermain di mass market saja alih-alih fokus di segmen kelas atas, pekerja profesional, atau segmen GenZ dan milenial yang cenderung mengincar kenyamanan dan kecepatan transaksi. Namun, Redseer juga menggarisbawahi bahwa pandemi justru menjadi reality check bagi pemain mengingat orang-orang mulai kembali belanja di toko fisik.

Sebagai gambaran, saat ini ekosistem quick commerce dan e-grocery di Indonesia hanya menyisakan sedikit pemain yang masih bertahan antara lain Astro, AlloFresh, Titipku, Segari, dan Sayurbox. Sejauh ini Astro menjadi pemain dengan modal terbesar dari penggalangan dana yang telah dicapai. Info terakhir yang kami terima, mereka telah berhasil mengumpulkan investasi sampai $90 juta dalam putaran seri B.

Fokus ke GoMart

Setelah penutupan Tokopedi Now, GoTo memfokuskan sumber dayanya pada GoMart, layanan belanja harian yang tersedia di aplikasi Gojek. “GoTo terus berkomitmen untuk menyediakan dan memperkuat layanan on-demand grocery untuk konsumen kami melalui GoMart yang tersedia di aplikasi Gojek,” tegas Sinta.

Dengan penutupan Tokopedia Now, para pengguna diharapkan bisa beralih menggunakan GoMart untuk memenuhi kebutuhan belanja harian mereka. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belanja yang lebih efisien dan tetap memenuhi kebutuhan konsumen dengan layanan pengiriman yang andal.

Penutupan Tokopedia Now menandai akhir dari perjalanan singkat layanan quick commerce ini di Indonesia, namun juga menjadi langkah penting bagi GoTo dalam mengonsolidasikan layanan dan sumber dayanya untuk memberikan layanan yang lebih terintegrasi dan efisien bagi para penggunanya.

Gojek Luncurkan GoDineIn untuk Pembelian Voucher Makan di Resto

Gojek hari ini (11/07) resmi meluncurkan GoDineIn, menawarkan pengalaman pemesanan voucher makan di restoran pilihan (dene-in). Fitur ini kini tersedia di aplikasi Gojek untuk pengguna di area Jakarta.

Untuk menggunakan layanan ini, pengguna cukup buka menu GoDineIn di Gojek, lalu pilih voucher restoran yang dipilih. Reedem dan tunjukkan kode voucher tersebut ke kasir untuk memesan makanan langsung di restoran tersebut. Voucher berlaku selama 30 hari. Hampir semua voucher makan yang ada memiliki diskon, paling besar mencapai 25% dari harga normal.

Beberapa restoran ternama yang sudah bekerja sama dengan layanan ini antara lain Cut & Grill, Common Grounds, Braud, Seroeni, Kintaro Sushi, dan Warung Tekko. Dengan hadirnya GoDineIn, Gojek menargetkan para penggemar kuliner yang gemar bersosialisasi sambil menikmati hidangan di luar rumah.

Head of Marketing Food & Ads Gojek Ignatius Satrio, peluncuran GoDineIn didorong oleh gaya hidup urban di kota-kota besar.

“Kami melihat banyak pengguna yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap aktivitas sosial dan suka untuk makan di luar. Fenomena ini mendorong kami untuk menghadirkan GoDineIn yang menawarkan pengalaman kuliner yang menarik,” ujar Satrio.

Satrio menambahkan, dari riset internal Gojek mengidentifikasi beberapa tipe penikmat makanan, termasuk social eater, mindful eater, dan food enthusiast. Ketiga tipe ini memiliki kecenderungan untuk menikmati momen kebersamaan di restoran. Dengan demikian, GoDineIn hadir untuk memenuhi kebutuhan tersebut, melengkapi layanan GoFood yang sudah populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Peluncuran GoDineIn juga sejalan dengan temuan riset Ipsos Global (2024) bertajuk Global Happiness 2024 Report. Riset tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi di Asia Tenggara dan ketiga di dunia. Kepuasan dalam hubungan dengan keluarga dan teman menjadi salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap kebahagiaan masyarakat Indonesia, dengan tingkat kepuasan masing-masing 89% dan 85%.

Melihat pentingnya momen kebersamaan, Satrio menekankan bahwa tidak perlu menunggu momen spesial untuk menikmati waktu bersama orang terdekat.

“Justru kita harus menciptakan momen-momen berharga tersebut dalam keseharian kita. Oleh karena itu, peluncuran GoDineIn mengusung tema ‘Creating Moment that Matters’,” tambahnya.

Satrio juga menambahkan bahwa Gojek akan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

“Ke depannya, kami akan melengkapi GoDineIn dengan fitur tambahan seperti fitur jelajah resto (discovery), menu resto dan ulasan (review), hingga kategorisasi pilihan resto sesuai selera pengguna (personalisation).”

Dengan GoDineIn, Gojek berkomitmen untuk terus memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan, menjadikan setiap momen makan bersama menjadi lebih istimewa.

Di Indonesia sebelumnya sudah ada sejumlah layanan digital yang menawarkan fitur serupa, di antaranya Qraved, Eatigo, Pergikuliner, dan beberapa lainnya. Sementara Zomato yang sebelumnya memiliki pangsa pasar terbesar untuk bisnis ini memilih untuk menutup operasionalnya di Indonesia pada awal 2023 lalu.

OCBC Ventura Berikan Venture Debt Senilai 3-5 juta USD ke Operator Gym FTL

OCBC Ventura memberikan pendanaan dalam bentuk venture debt ke Faster Than Light (FTL) senilai 3-5 juta US Dollar. Seperti diberitakan DealStreetAsia, pendanaan ini menandai langkah penting bagi FTL dalam misinya untuk merevolusi industri kebugaran (fitness) di tanah air.

Ini adalah venture debt kedua yang diumumkan lengan investasi Bank OCBC setelah sebelumnya masuk ke sektor consumer dengan menyuntik Vilo. Sejak 2023, OCBC Ventura memang tengah menjajaki potensi penyaluran venture debt ke sektor kesehatan (termasuk kebugaran) dan ritel untuk hipotesis beyond banking mereka.

Sejak didirikan pada tahun 2020 oleh CEO Erik W.S., FTL telah menjadi pelopor dalam menyediakan fasilitas mega-gym. Memberikan kenyamanan dengan tempat yang luas dinilai jadi proposisi nilai yang membuat FTL mendapati pertumbuhan pengguna yang signifikan.

Dana debt ini akan digunakan untuk memperluas jaringan FTL dengan menambah 30 gym baru di wilayah Jabodetabek serta ekspansi ke kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, dan Bali. Saat ini, FTL sudah mengoperasikan 20 gym yang buka selama 24 jam di sekitar Jabodetabek.

Managing Director OCBC Ventura Darryl Ratulangi menyatakan bahwa meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan bertambahnya jumlah kelas menengah di Indonesia menjadi faktor utama investasi mereka di FTL.

“Kami sangat antusias dengan potensi di sektor healthcare konsumen ini,” ujar Darryl.

Dengan tingkat partisipasi kebugaran di Indonesia yang baru mencapai 1% dari populasi, jauh di bawah rata-rata Asia Tenggara yang sebesar 2,4%, peluang untuk pertumbuhan di sektor ini sangat besar. FTL berada di posisi yang tepat untuk memimpin transformasi ini dengan membawa solusi kebugaran yang komprehensif kepada lebih banyak orang di seluruh negeri.

Keberhasilan FTL dalam meraih pendanaan ini tidak hanya menunjukkan kepercayaan investor terhadap model bisnis mereka, tetapi juga menyoroti potensi besar pasar kebugaran di Indonesia yang masih belum tergarap sepenuhnya.

FTL terus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi para anggotanya dengan menyediakan fasilitas berkualitas tinggi dan berbagai program kebugaran yang inovatif. Dengan dukungan dari OCBC Ventura, FTL siap membawa lebih banyak orang Indonesia menuju gaya hidup sehat dan aktif.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Elevarm Dapat Tambahan Investasi Rp16 Miliar dari Amartha, Rabo Foundation, dan Scala

Startup agritech Elevarm kembali mendapatkan suntikan dana sebesar $1 juta atau setara Rp16 miliar. Putaran investasi kali ini melibatkan startup fintech Amartha, layanan keuangan asal Belanda “Rabo Foundation”, dan perusahaan teknologi informasi Jepang “Scala”.

Sebelumnya pada Mei 2024 lalu, Elevarm juga baru mengumumkan perolehan pendanaan wal $2,6 juta dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dari Singapura ini juga melibatkan partisipasi dari 500 Global dan Gibran Huzaifah, pemimpin startup eFishery.

Dalam pernyataannya, Elevarm menyampaikan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan produk pembiayaan pro-petani mereka. Langkah ini bertujuan untuk memudahkan para petani kecil mendapatkan input pertanian secara kredit yang aman, meningkatkan praktik budidaya untuk meningkatkan produktivitas, serta meningkatkan literasi keuangan mereka.

Selama enam bulan terakhir, lebih dari 200 petani telah merasakan manfaat dari program pembiayaan ini, dengan total dana yang disalurkan mencapai $150 ribu atau setara Rp2,4 miliar. Dengan adanya kemitraan ini, diharapkan dapat meningkatkan jumlah petani yang terbantu hingga 1.000 orang dengan total pembiayaan mencapai $1,5 juta atau Rp24,3 miliar pada akhir tahun 2024.

Co-founder & CEO Elevarm Bayu Syerli Rahmat menyatakan bahwa kemitraan ini merupakan langkah besar dalam menghubungkan keahlian global dengan akar pertanian lokal.

“Dengan model pembiayaan produktif kami, kami tidak hanya meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang tetapi juga membantu petani melakukan apa yang mereka lakukan dengan baik: memberi makan Indonesia dan dunia,” ujar Bayu.

Elevarm juga berencana untuk meluncurkan lebih banyak produk input pertanian tahun ini, termasuk bio-stimulan dan bio-pestisida. Fokus utama perusahaan mendukung petani kecil yang masih kesulitan mengakses pembiayaan yang aman dan andal, serta kurangnya pengetahuan tentang praktik pertanian terbaik.

Selain memberikan input pertanian berkualitas, Elevarm juga akan menjamin pembelian hasil panen dari para petani di bawah program pembiayaan mereka, termasuk hasil panen yang tidak sesuai standar. Langkah ini memastikan pendapatan yang stabil dan aman bagi para petani setiap musim. Panen para petani juga akan diasuransikan oleh mitra penyedia asuransi Elevarm untuk perlindungan risiko.

Chief Risk and Sustainability Officer Amartha Aria Widyanto menambahkan bahwa kolaborasi ini adalah bagian dari komitmen Amartha untuk mendorong pertumbuhan inklusif di sektor ekonomi akar rumput, terutama di bidang pertanian.

“Dengan menggabungkan teknologi profil risiko berbasis AI kami dengan model bisnis Elevarm yang memanfaatkan data ilmiah dan teknologi operasional canggih, kami yakin kolaborasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan,” kata Aria.

Direktur Bisnis Global Scala Ryo Ishihara juga menyatakan bahwa Scala sedang merintis skema pembiayaan proyek baru yang menciptakan solusi win-win bagi petani, perusahaan manajemen pertanian, dan investor.

“Dengan pengalaman luas di bidang ini dan pemahaman mendalam tentang lanskap pertanian di Indonesia, kami memilih Elevarm sebagai mitra strategis,” kata Ryo.

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Produsen Mobil Listrik Vietnam “VinFast” Gandeng Otoklix Lancarkan Ekspansinya di Indonesia

Otoklix menandatangani kerja sama dengan produsen kendaraan listrik asal Vietnam, VinFast. Kesepakatan ini menetapkan Otoklix sebagai penyedia layanan resmi untuk kendaraan VinFast di seluruh Indonesia.

VinFast, yang baru saja memasuki pasar Indonesia pada awal tahun ini, akan menginvestasikan $1,2 miliar atau sekitar Rp18 triliun untuk membangun pabrik perakitan lokal dengan kapasitas produksi 60.000 unit per tahun di Depok, Jawa Barat. Langkah ini merupakan bagian dari strategi ekspansi untuk memperkuat kehadirannya di Asia Tenggara.

Menurut CEO Otoklix Martin Reyhan Suryohusodo, Indonesia merupakan salah satu negara yang pemerintahnya aktif mendukung adopsi kendaraan listrik. Pemerintah Indonesia telah memperbarui peta jalan transisi kendaraan listrik dengan target produksi 600.000 mobil listrik pada tahun 2025. Dukungan ini mencakup perluasan jaringan stasiun pengisian daya dan peningkatan opsi pembiayaan bagi konsumen.

Namun, tantangan terbesar dalam transisi ini adalah pengembangan infrastruktur yang memadai untuk mendukung layanan purnajual dan perbaikan kendaraan listrik. Otoklix, yang selama ini berfokus pada digitalisasi pasar aftermarket otomotif, telah berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan infrastruktur untuk memastikan mereka siap mendukung kebutuhan khusus kendaraan listrik.

Otoklix juga telah meluncurkan akademi pelatihan yang didedikasikan untuk mekanik, dengan fokus pada servis dan pemeliharaan kendaraan listrik. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan mekanik memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menangani teknologi baterai dan komponen kelistrikan yang kompleks.

Selain itu, Martin menyatakan bahwa Otoklix akan bermitra dengan perusahaan-perusahaan pembuat suku cadang untuk menyediakan komponen berkualitas dengan harga lebih terjangkau bagi bengkel independen. Hal ini diharapkan dapat memberikan lebih banyak pilihan bagi pemilik kendaraan listrik di Indonesia.

Martin juga menyoroti pentingnya investasi berkelanjutan dalam infrastruktur pendukung, termasuk stasiun pengisian daya dan pasar sekunder yang kuat, untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan dari pasar kendaraan listrik. “Ini adalah situasi ayam dan telur klasik: penjualan kendaraan listrik tidak dapat melampaui pengembangan infrastruktur pendukung,” tambahnya.

Dengan kemitraan ini, Otoklix berharap dapat memainkan peran penting dalam mendukung transisi Indonesia menuju era kendaraan listrik, sambil terus memperluas jangkauan dan layanan mereka di seluruh negeri.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Induk Volta Umumkan Pendanaan dari Lengan Ventura Terafiliasi LG dan Perusahaan Otomotif Tiongkok

PT Energi Selalu Baru (ESB) atau dikenal sebagai induk perusahaan di balik produsen motor listrik Volta sekaligus anak perusahaan dari PT NFC Indonesia Tbk (IDX: NFCX), berhasil meraih pendanaan strategis dari LX Ventures dan SAIC Capital dalam putaran pra-seri A.

Investasi ini diharapkan dapat memperkuat pengembangan infrastruktur dan ekspansi pasar ESB, sejalan dengan visi bersama untuk masa depan yang berkelanjutan.

LX Ventures merupakan corporate VC dari LX Group yang terafiliasi perusahaan elektronik raksasa LG. Mandatnya fokus pada kemajuan dalam energi terbarukan, automasi manufaktur dan logistik, bahan ramah lingkungan, dan teknologi semikonduktor.

“Kami sangat antusias mendukung ESB dalam misinya untuk merevolusi pasar kendaraan listrik. Investasi kami sejalan dengan komitmen kami untuk membangun masa depan yang berkelanjutan melalui energi terbarukan, daur ulang sumber daya, dan teknologi pangan,” ujar Direktur Investasi LX Ventures Wanjoong Jun.

Sementara SAIC Capital, lengan investasi raksasa otomotif asal Tiongkok “SAIC”, berfokus pada inovasi di industri otomotif dan teknologi masa depan seperti kendaraan otonom dan energi baru (listrik dan hidrogen). Memanfaatkan keahlian dan sumber daya SAIC di industri otomotif, ESB siap menghadirkan solusi mobilitas yang berkelanjutan dan berteknologi canggih.

Pendanaan sebelumnya

ESB sebelumnya telah mendapatkan dana dari Rigel Capital dan Twin Towers Ventures, yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan pertumbuhan mereka.

Dana segar yang didapat akan dimanfaatkan untuk mempercepat pengembangan produk, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan kemampuan teknologi ESB. Rencananya, ESB akan memanfaatkan investasi ini untuk mengembangkan armada motor listrik Volta, memperluas infrastruktur pertukaran baterai, dan mengeksplorasi solusi inovatif dalam teknologi kendaraan listrik.

Kerja sama ini menegaskan komitmen LX Ventures dan SAIC Capital dalam mendukung ide-ide inovatif yang mendorong ekonomi berkelanjutan.

Direktur NFCX Okie Octavia Kurniawan mengatakan, “Investasi dari LX Ventures dan SAIC Capital adalah perubahan besar bagi kami. Ini akan secara signifikan mempercepat upaya kami dalam memperluas armada kendaraan listrik dan infrastruktur pertukaran baterai. Dengan dukungan mereka, kami siap memberikan solusi mobilitas yang lebih inovatif dan berkelanjutan kepada pelanggan kami, memperkuat komitmen kami untuk mengubah lanskap kendaraan listrik.”

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Unit Bisnis E-commerce Enabler Milik Shipper “Aloshop” Resmi Masuk ke Pasar Thailand

Aloshop, salah satu unit bisnis milik Shipper, mengumumkan ekspansi strategisnya ke pasar Thailand. Setelah sukses dengan uji coba layanan di sana dan bermitra dengan TikTok, Aloshop siap membawa keahliannya dalam pemberdayaan e-commerce dan social commerce ke negara tersebut.

Sejak awal 2024, Aloshop telah melakukan uji coba layanannya di Thailand dengan menggandeng klien seperti McJeans, Super Sport, dan Warrix. Fase uji coba ini telah menunjukkan hasil yang signifikan, membuktikan potensi pertumbuhan di lanskap e-commerce Thailand yang dinamis.

Layanan komprehensif Aloshop, termasuk pemasaran media sosial, pemasaran KOL, pemasaran kinerja, pemasaran afiliasi, dan live shopping, telah memberikan dampak besar.

Pada bulan April 2024, Aloshop didapuk TikTok sebagai salah satu dari tiga TikTok Seller Partners terbaik dalam menghasilkan Gross Merchandise Value (GMV) yang tinggi. Penghargaan ini menegaskan strategi efektif dan pendekatan inovatif Aloshop dalam sektor e-commerce.

Super Sport, salah satu klien Aloshop juga menerima penghargaan sebagai merek top yang menghasilkan GMV tinggi, menyoroti kolaborasi sukses dan nilai yang diberikan Aloshop kepada kliennya. Tidak berhenti sampai di situ, pada Mei 2024, Aloshop meraih penghargaan puncak sebagai TikTok Shop partner dengan pertumbuhan GMV tertinggi.

Keputusan Aloshop untuk berekspansi ke Thailand didorong oleh pasar e-commerce negara tersebut yang tumbuh pesat. Lanskap e-commerce Thailand mengalami pertumbuhan eksponensial yang didorong oleh penetrasi internet yang meningkat, adopsi smartphone yang luas, dan infrastruktur logistik yang semakin baik. Pemain besar seperti Lazada, Shopee, dan Central memimpin pasar, dengan lebih dari setengah populasi aktif berbelanja online.

Penelitian menunjukkan bahwa 69,5% populasi Thailand menggunakan internet, dan 52,3% terlibat dalam e-commerce, menjadikannya pasar yang berkembang baik untuk ritel online. Dengan hampir 99% pengguna internet mengakses web melalui perangkat mobile, adopsi smartphone yang luas memfasilitasi belanja online yang nyaman dan mendukung pertumbuhan mobile commerce, pendorong utama di sektor e-commerce yang dipimpin oleh live shopping.

CIO Shipper & Aloshop Jessica Hendrawidjaja menyatakan, “Kami sangat senang mengumumkan ekspansi strategis kami ke Thailand. Langkah ini adalah bukti komitmen kami untuk membawa solusi inovatif ke pasar baru dan mendukung bisnis lokal dalam perjalanan pertumbuhan mereka.”

Country Head Aloshop Thailand Fern Niti menambahkan, “Proyek percontohan kami telah menunjukkan potensi yang luar biasa, dan kami yakin solusi ecommerce dan social commerce inovatif kami akan membawa nilai signifikan bagi bisnis di Thailand. Pengakuan dari TikTok dan kesuksesan klien kami seperti Super Sport memvalidasi pendekatan kami dan memotivasi kami untuk mencapai tonggak yang lebih besar di Thailand.”

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten