Emtek Kembali Borong Saham Bukalapak Senilai Rp1,1 Triliun

Di tengah volatilitas saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengumumkan penambahan kepemilikan saham Bukalapak, dari sebelumnya 850 juta saham (0,82%) menjadi 10,6 juta saham (10,36%). Hal ini sesuai disampaikan dalam keterbukaan perusahaan.

Jumlah saham baru yang dibeli sebanyak 9,8 miliar saham atau setara 9,54%. Transaksi ini menggunakan harga per saham Rp120, sehingga menghasilkan nilai pembelian Rp1,1 triliun. Emtek mengatakan bahwa tujuan transaksi ini adalah untuk investasi jangka panjang.

Sebelumnya kemarin (09/10) sempat santer beredar kabar bahwa Bukalapak mencatatkan crossing sekitar Rp2,08 triliun pada sesi perdagangan sahamnya dengan harga rata-rata Rp155,- (di atas harga rata-rata perdagangan Rp132-Rp150 per saham).

Berdasarkan struktur kepemilikan terakhir per September 2024, pemegang saham terbesar setelah Ant Financial 9,7 miliar saham atau setara 9,4%. Adapun Emtek menjadi pemegang saham terbesar dengan 25,4 miliar saham atau 24,6% kepemilikan.

Penambahan saham Emtek ini sekaligus menggerus saham yang dipegang oleh Ant Financial.

Ini adalah kali kedua grup Emtek mengumumkan “borong” saham Bukalapak. Sebelumnya mereka juga mengumumkan aksi korporasi serupa pada Juni 2022. Melalui anak usahanya PT Kreatif Media Karya (KMK), perseroan membeli 724,30 juta saham atau setara 0,7%. EMTEK pertama kali berinvestasi di Bukalapak dengan memberikan pendanaan seri B pada Februari 2015.

Dinamika Bukalapak

Bukalapak baru-baru ini banyak menjadi buah-bibir, setelah adanya rumor akan diakuisisi oleh raksasa e-commerce asal Tingkok, TEMU. Kendati demikian melalui pernyataan resminya perusahaan mengatakan tidak mengetahui adanya rencana akuisisi tersebut. Rumor ini pun membuat pasar berspekulasi, menjadikan harga saham Bukalapak sempat terseret naik dalam beberapa hari ke belakang.

Di luar isu tersebut, Bukalapak juga baru tinggal salah satu petingginya Teddy Oetomo yang mengundurkan diri dengan alasan personal. Mundurnya Teddy sebagai Direktur/Presiden Bukalapak menjadikan puncak kepemimpinan perseroan kini hanya dinakhodai 3 orang direktur, yakni Willix Halim (CEO), Natalia Firmansyah (CFO), dan Victor Lesmana (Direktur).

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Umumkan Kinerja Q2 2024: Pendapatan Naik 6 Persen, Meski Masih Catat Kerugian

Bukalapak (IDX: BUKA) mengumumkan kinerja keuangan tidak diaudit untuk kuartal kedua yang berakhir pada 30 Juni 2024 (Q2 2024). Meskipun pendapatan kuartal kedua meningkat 6% dari kuartal sebelumnya, yakni mencapai Rp1.244 miliar, perusahaan masih mencatat kerugian dengan EBITDA yang Disesuaikan sebesar -Rp41 miliar.

Pertumbuhan pendapatan ini terutama didorong oleh divisi Marketplace yang menunjukkan kinerja dengan peningkatan 26% selama kuartal tersebut. Pendapatan inti meningkat lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp306 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kerugian menurun dari tahun sebelumnya

Meskipun mencatat kerugian, EBITDA yang Disesuaikan meningkat Rp84 miliar dibandingkan tahun lalu, menunjukkan adanya perbaikan dalam upaya pengurangan kerugian perusahaan. Marjin kontribusi juga meningkat 30% dari kuartal ke kuartal, mencapai Rp162 miliar pada Q2 2024 dari Rp124 miliar pada Q1 2024.

Divisi Online-to-Offline (O2O) mengalami pertumbuhan 17% pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan dengan tahun lalu, didorong oleh peningkatan ragam produk dan layanan. Ramadan yang jatuh di bulan Maret memberikan dampak signifikan pada pendapatan O2O. Meskipun ada penurunan belanja selama musim liburan Idul Fitri, secara keseluruhan, pendapatan tetap meningkat 11% di paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Strategi efisiensi dan inovasi untuk mengurangi kerugian

Bukalapak terus berinvestasi dalam inovasi dan efisiensi operasional. Pengeluaran G&A (general & administrative) kembali normal seperti kuartal kedua tahun 2023. Investasi dalam teknologi menjadi kunci untuk mendorong efisiensi biaya dan mempercepat waktu eksekusi transaksi. Dengan kas sebesar Rp19 triliun, Bukalapak memiliki posisi modal yang kuat untuk berinvestasi dalam inovasi dan memperluas pasar.

“Kesabaran dan ketekunan menjadi landasan manajemen. Kami fokus pada pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan serta menciptakan nilai nyata bagi semua pemangku kepentingan,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo.

Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Anak Usaha Bukalapak Gandeng Jalin untuk Perkuat Sistem Pembayaran Mitra

PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) anak usaha Danareksa dan PT Visi Jaya Indonesia (VJI) atau yang dikenal dengan produknya “Eidupay” mengumumkan kolaborasi strategis untuk memperkuat infrastruktur sistem pembayaran bagi UMKM yang tergabung dalam Mitra Bukalapak.

Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Direktur Utama Jalin Ario Tejo Bayu Aji, Direktur Komersial Jalin Eko Dedi Rukminto, dan Direktur VJI Dessia, menandai langkah besar dalam upaya mendukung digitalisasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Sebagai bagian dari Bukalapak, VJI memiliki misi untuk menciptakan ekonomi yang adil dan inklusif. Dalam rangka mendukung visi tersebut, VJI berkomitmen untuk memperkuat layanan sistem pembayaran bagi Mitra Bukalapak, yang saat ini mencakup belasan juta UMKM di seluruh Indonesia.

Dengan bergabungnya VJI dalam jaringan Link, para pemilik warung, kios pulsa, dan UMKM lainnya yang menjadi Mitra Bukalapak akan mendapatkan akses ke solusi pembayaran QRIS yang lebih efisien dan andal.

Direktur Komersial Jalin Eko Dedi Rukminto, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah awal dalam memberikan dukungan infrastruktur pembayaran kepada VJI.

“VJI telah menegaskan posisinya untuk memperkuat layanan sistem pembayaran bagi merchant yang tergabung dalam Mitra Bukalapak. Jalin sangat senang dapat memberikan solusi pembayaran yang andal agar para Mitra Bukalapak tidak perlu khawatir ketika memperluas layanan digital mereka,” ungkap Eko.

Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi UMKM di Indonesia melalui model bisnis online-to-offline (O2O). Model ini memungkinkan Mitra Bukalapak menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan penjualan, terutama di daerah-daerah dengan akses terbatas ke layanan perbankan.

Berbagai produk virtual dan layanan keuangan digital seperti pembayaran tagihan, pengisian saldo e-wallet, pengiriman uang, serta pembelian pulsa akan menjadi lebih mudah karena Mitra Bukalapak dapat menerima pembayaran melalui QRIS.

Direktur VJI Dessia menambahkan bahwa peluang kerja sama ini sangat luas dan tidak terbatas pada layanan pembayaran QRIS saja.

“Ke depannya, kami melihat banyak potensi kolaborasi lainnya untuk mewujudkan inklusi keuangan yang mendukung model bisnis O2O lainnya. Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan keuangan yang inklusif dan berperan sebagai penghubung digital yang menghubungkan masyarakat dengan ekosistem finansial dan non-finansial,” ujar Dessia.

Jalin, sebagai perusahaan yang mengelola integrasi jaringan ATM BUMN terbesar di Indonesia melalui merek ATM Link, telah berkomitmen untuk memajukan inovasi di sektor pembayaran sejak didirikan pada tahun 2016. Dengan mengelola jaringan “Link” untuk menghubungkan layanan transaksi keuangan berbasis ATM & CRM, Debit, CDM, Mobile Banking, Mini ATM, dan QRIS, Jalin terus berusaha memberikan solusi terbaik bagi para anggotanya.

Di sisi lain, VJI yang didirikan pada tahun 2009 dan menjadi bagian dari Bukalapak sejak 2023, telah menyediakan berbagai layanan pembayaran termasuk remitansi, QRIS, uang elektronik, dan payment gateway. Dengan dukungan penuh dari Bank Indonesia sebagai perusahaan penyedia jasa pembayaran (PJP) kategori 1, VJI berupaya untuk terus mendukung tercapainya inklusi keuangan dan ekonomi yang adil bagi UMKM di seluruh Indonesia.

Kerja sama strategis antara Jalin dan VJI ini diharapkan dapat memberikan dorongan besar bagi pengembangan ekosistem pembayaran digital di Indonesia, serta memberikan manfaat nyata bagi para pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Bukalapak Raih EBITDA Disesuaikan Positif pada Q1 2024

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) meraih EBITDA yang disesuaikan positif sebesar Rp15 miliar pada kuartal I 2024 dari minus Rp209 miliar pada kuartal I 2023. Namun, BUKA masih mengalami rugi bersih sebesar Rp41 miliar, menyusut dari posisi rugi Rp1 triliun pada periode sama tahun lalu.

“Untuk pertama kalinya, kami meraih keuntungan berbasis EBITDA yang disesuaikan di sepanjang tiga bulan pertama 2024. Hasil ini dicapai lewat pertumbuhan pendapatan yang kuat, take rate yang terus meningkat–terutama di segmen O2O–serta pengendalian biaya operasional,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya.

Perolehan pendapatan intinya sebesar Rp185 miliar pada Q1 2024. Pendapatan inti dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi, nilai tukar, goodwill, dan non-recurring item.

Kemudian, pendapatan bersihnya naik 16% menjadi Rp1,1 triliun yang utamanya ditopang dari bisnis Online to Offline (O2O). Jika dirinci, pendapatan dari segmen O2O naik 31% (YoY) menjadi Rp638 miliar, sedangkan segmen Marketplace naik 2% (YoY) menjadi Rp530 miliar.

Namun, lini Pengadaan tidak menyumbang pendapatan pada Q1 2024 dari posisi perolehan pendapatan Rp7 miliar pada Q1 2023. Dari pantauan DailySocial.id di situs resminya, tertulis bahwa SIPLah BukaPengadaan sedang dibekukan.

Marjin kontribusi Marketplace turun 12 basis poin menjadi 0,57%, tetapi marjin kontribusi O2O naik 23 basis poin menjadi 0,13% dari posisi minus 0,1%. Kemudian, take rate keseluruhan naik 31 basis poin menjadi 2,8%, sedangkan Total Processing Value (TPV) naik 3% YoY) menjadi Rp41,7 triliun.

Saat ini, BUKA fokus pada empat divisi bisnis, antara lain Mitra, Mobile & Console Game, O2O, dan Keuangan.

“Komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan menjadi kunci. Ini dilakukan lewat investasi dan inovasi dalam proposisi nilai pelanggan, menawarkan berbagai pilihan, pengalaman pengguna di aplikasi dan pengiriman,” tambahnya.

Selain pembekuan bisnis Pengadaan, beberapa bulan sebelumnya BUKA menutup layanan paylater Buka Cicilan setelah beroperasi selama lima tahun.

Perusahaan fokus melakukan efisiensi dan disiplin biaya, yang mana kini tercermin dari penurunan signifikan biaya umum dan administrasi sebesar 36% (QoQ) menjadi Rp208 miliar.

BUKA tercatat memiliki basis modal, rasio modal, dan neraca keuangan dengan kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun.

Bisnis Gaming Dorong Pertumbuhan Pendapatan Bersih Bukalapak Sepanjang 2023

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mendulang total pendapatan bersih sebesar Rp4,43 triliun sepanjang 2023. Disampaikan dalam ringkasan laporan keuangannya, bisnis penjualan item gaming menjadi kontributor utama pertumbuhan pendapatan BUKA sebesar 23% (YoY).

  • BUKA menyebut telah memperoleh core earnings sebesar Rp42 miliar di 2023, dari posisi rugi Rp2,3 triliun di 2022. Core earnings dihitung sebagai laba bersih yang tidak termasuk keuntungan/kerugian pada investasi, FX, goodwill, dan non-recurring items.
  • Namun, secara keseluruhan, BUKA mengalami rugi bersih sebesar Rp1,36 triliun pada 2023 dari posisi laba sebesar Rp1,98 triliun pada tahun sebelumnya.
  • EBITDA yang disesuaikan di sepanjang 2023 menyusut dari rugi Rp1,2 triliun di 2022 menjadi rugi Rp475 miliar di 2023. Ini telah sesuai target realisasi kerugian BUKA sebesar Rp525 miliar.
  • Beban umum dan administrasi tercatat menurun 47% menjadi Rp1,3 triliun berkat strategi efisiensi biaya melalui investasi teknologi.

BUKA memiliki sejumlah fokus divisi antara lain marketplace, mitra, gaming, ritel O2O, dan layanan keuangan. Kontribusi pendapatan dari lini markeplace tercatat naik 47% (YoY) menjadi Rp2,3 triliun pada 2023. Kemudian, pendapatan O2O naik 11% (YoY) menjadi Rp2,1 triliun di periode sama. Adapun, bisnis O2O menyumbang 54% dari total pendapatan grup pada kuartal keempat.

Perseroan mengungkap pertumbuhan O2O didorong oleh ekspansi produk dan layanannya sejalan dengan upaya BUKA untuk meningkatkan penetrasi all-commerce dan digitalisasi toko ritel mikro offline.

Sumber: Bukalapak

Adapun, margin kontribusi marketplace naik 35 basis poin menjadi 0,77%. Margin kontribusi O2O naik 29 basis poin dari minus 0,32% menjadi minus 0,03%. Total margin kontribusi secara keseluruhan mencapai 0,32% atau naik 30 basis poin menjadi 0,02%.

“Kami memiliki platform yang kuat untuk pertumbuhan dengan peluang yang ada dalam bisnis Mitra, gaming, dan e-retail kami. Kami fokus untuk menangkap peluang pertumbuhan Perseroan, meningkatkan keberlanjutan pendapatan kami, dan menargetkan hasil yang kuat pada tahun 2024,” ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan resminya, Sabtu (23/3).

Pada tahun ini, BUKA mengincar pertumbuhan pendapatan sekitar 15%-20% menjadi Rp5,1 triliun-Rp5,3 triliun. Perseroan menargetkan dapat mencapai EBITDA disesuaikan positif lebih tinggi dari Rp200 miliar.

Pada tahun lalu, BUKA sempat menyebut tengah fokus mendorong produk digital dan gaming yang dikelola anak usahanya, marketplace “itemku”. Hal ini dikarenakan lini bisnis tersebut memiliki pertumbuhan transaksi yang kuat secara kuartal (QoQ).

Per akhir 2023, Bukalapak memiliki modal sebesar Rp 19,3 triliun dari kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan reksa dana.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Setop Layanan Paylater BukaCicilan

PT Bukalapak com Tbk (IDX: BUKA) menyetop layanan paylater BukaCicilan yang sempat beroperasi selama lima tahun. Layanan ini tak lagi beroperasi per 29 Februari 2024.

Seperti diberitakan TechinAsia, manajemen Bukalapak menampik bahwa penutupan BukaCicilan berkaitan dengan pembatasan operasional mitranya Akulaku yang berlangsung sejak Oktober 2023. Adapun, OJK baru saja mencabut sanksi pembatasan Akulaku Finance pada 29 Februari lalu.

BukaCicilan adalah layanan paylater dengan skema pembayaran cicilan tanpa kartu kredit. Layanan BukaCicilan pertama kali meluncur pada Agustus 2018 dengan menggandeng Akulaku sebagai penyedia layanan pembiayaan. Baik Bukalapak dan Akulaku sebelumnya mendapatkan investasi dari Ant Financial.

Di awal kehadirannya, BukaCicilan diklaim menerima sekitar 1000 pengajuan secara organik, di mana GMV yang diperoleh dari angka tersebut mencapai sebesar Rp10 miliar.

Dalam laporan Fintech Report oleh DSInnovate, paylater merupakan salah satu layanan keuangan yang tumbuh pesat di Indonesia, juga cukup populer sebagai salah satu metode pembayaran online. Hal ini dikarenakan paylater menawarkan skema pinjaman jangka pendek hingga jangka panjang dengan proses pendaftaran dan persetujuan yang cepat.

Per Mei 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan pengguna paylater mencapai 33,25% (YoY) menjadi sebanyak 18,8 juta kontrak.

Survei Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC) mengungkap bahwa paylater mendorong keinginan orang belanja online berkat kemudahan pengajuan dan penggunaan. Risetnya menunjukkan penggunaan paylater untuk transaksi mencapai 16,2%. diikuti metode transfer sekitar 10,2%.

Saat ini, beberapa pemain paylater didominasi oleh Kredivo, GoPayLater, Shopee PayLater, dan Traveloka PayLater. Layanan ini membidik kebutuhan yang beragam, mulai dari kebutuhan sehari-hari, belanja online, atau akomodasi dan hiburan (tiket pesawat, kereta, hotel).

Bukalapak pilih strategi kolaborasi

Berbeda dengan unicorn lain yang menggarap infrastruktur teknologi dari ujung ke ujung, Bukalapak memilih jalan kolaborasi sebagai strategi. Langkah ini diambil agar perseroan dapat fokus menggarap bisnis inti yang mendulang kontribusi besar terhadap kinerja, yakni Mitra Bukalapak dan produk virtual (gaming dan digital)—yang disebut punya take rate dan margin tinggi.

Diketahui, produk-produk kolaborasi yang tidak berkaitan dengan bisnis intinya adalah hasil sinergi dengan sejumlah nama investor strategis Bukalapak. Ambil contoh layanan pembayaran utama marketplace, perseroan menggandeng platform pembayaran digital DANA, yang mana didirikan oleh Grup EMTEK, yang juga salah satu investor strategis Bukalapak.

Produk kemitraan lainnya, BukaTabungan, adalah hasil kerja sama dengan bank Standard Chartered yang membidik ekosistem pengguna Bukalapak, termasuk segmen UMKM. Standard Chartered adalah salah satu investor Bukalapak. Selain itu, perusahaan juga mendirikan perusahaan patungan dengan PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk untuk kemitraan produk investasi digital.

Sementara kompetitornya, Tokopedia dan Shopee lebih memilih untuk menggarap infrastruktur sendiri untuk ekosistem layanannya, seperti dompet digital, paylater, hingga logistik. Pada akhirnya, Grup GoTo melakukan penghematan biaya infrastruktur demi mengejar realisasi profitabilitas sejak tahun lalu.

Adapun, Blibli bersinergi dengan platform paylater Indodana, anak usaha Cermati yang juga bagian dari grup Djarum.

Application Information Will Show Up Here

Cara Riset Produk yang Paling Diminati di Bukalapak

Dunia bisnis online terus berkembang, dan para pelaku bisnis kian menyadari pentingnya memahami tren dan preferensi konsumen. Sebagai salah satu platform e-commerce di Indonesia, Bukalapak menjadi lahan subur bagi peluang melebarkan sayap bisnis.

Namun, di tengah persaingan yang semakin ketat, bagaimana kita dapat menemukan produk yang sesuai dengan selera konsumen dan mampu menggerakkan penjualan?

Sebagai pelaku bisnis, langkah pertama yang tidak bisa diabaikan adalah memahami secara mendalam tren pasar dan keinginan konsumen. Apakah produk yang ditawarkan sudah sesuai dengan ekspektasi mereka? Bagaimana kita dapat melampaui harapan konsumen dan menciptakan produk yang benar-benar diminati?

Untuk itu, mari kita jelajahi artikel ini untuk membantu Anda mencari tahu produk yang paling diminati di Bukalapak guna meningkatkan persaingan penjualan Anda.

Pencarian dan Filter

Pertama-tama, manfaatkan fitur pencarian Bukalapak untuk mencari produk tertentu. Setelah hasil pencarian muncul, jangan lupa untuk menggunakan filter.

Opsi seperti produk terlaris, terbaru, hingga filter harga akan membantu Anda menyelami preferensi konsumen. Terapkan filter “Terlaris” untuk menyaring hasil dan menemukan produk yang paling banyak dibeli oleh konsumen.

Kategori Populer

Bukalapak menyediakan fitur pencarian produk terlaris berdasarkan kategori tertentu. Jelajahi kategori-kategori populer dan terapkan filter “Terlaris” untuk menemukan produk yang paling diminati di setiap kategori. Ini adalah cara untuk mengetahui minat produk di setiap kategori yang relevan dengan bisnis Anda.

Rekomendasi Produk

Periksa rekomendasi produk di beranda atau halaman pengguna Anda. Bukalapak mungkin memberikan rekomendasi berdasarkan riwayat pencarian atau pembelian Anda.

Algoritma Bukalapak memahami perilaku konsumen. Kemudian, cari tahu bagaimana cara agar produk Anda bisa masuk dalam radar rekomendasi algoritma di Bukalapak.

Penilaian dan Ulasan

Produk yang sukses sering kali terungkap melalui penilaian dan ulasan pelanggan. Lihat produk dengan penilaian dan ulasan yang baik. Produk dengan banyak ulasan positif seringkali menjadi indikasi bahwa produk tersebut populer di kalangan pembeli.

Jejak sukses ini adalah cerminan kepuasan pelanggan. Namun, jangan lupa untuk memperhatikan juga keluhan atau kekurangan produk yang bisa Anda perbaiki atau manfaatkan.

Jelajahi Halaman Promosi dan Diskon

Selain itu, produk terlaris sering kali didukung oleh promosi atau diskon. Jelajahi halaman promosi dan diskon di Bukalapak, perhatikan produk yang sedang mendapatkan penawaran khusus atau diskon. Angka penjualan yang tinggi bisa menjadi indikator bahwa produk tersebut diminati.

Mendapatkan wawasan tentang produk yang paling diminati di Bukalapak bukanlah tugas yang sulit jika Anda memanfaatkan fitur-fitur yang telah disediakan. Dengan menggunakan pencarian, filter, dan menganalisis data penjualan, para pelaku bisnis dapat mengidentifikasi produk yang memiliki potensi besar untuk sukses di platform online.

Bisnis Marketplace Dorong Kinerja Pendapatan Bukalapak di Q3 2023

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) melaporkan total pendapatannya naik 29% (YoY) menjadi Rp3,3 triliun di sepanjang sembilan bulan 2023, yang didorong oleh pertumbuhan bisnis Marketplace. Meskipun demikian, BUKA mengalami rugi bersih Rp776 miliar, jeblok dari pencapaian keuntungan di periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,6 triliun.

Dirinci berdasarkan lini bisnisnya, pendapatan Marketplace di sepanjang sembilan bulan 2023 masih menjadi penyumbang terbesar dengan porsi Rp1,7 triliun atau naik 67% (YoY), diikuti pendapatan O2O sebesar Rp1,5 triliun atau naik 10% (YoY), dan pendapatan Pengadaan yang merosot 89% menjadi Rp11 miliar.

Sementara, berdasarkan kinerja keuangan di kuartal III 2023 saja, Bukalapak memperoleh pendapatan sebesar Rp1,1 triliun atau naik 29% (YoY), di mana Rp635 miliar berasal dari lini Marketplace dan Rp561 miliar dari O2O.

Kemudian, EBITDA yang disesuaikan pada kuartal III 2023 tercatat minus Rp95 miliar, tetapi membaik 71% dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam keterangan resminya, Bukalapak menyebut bahwa perbaikan EBITDA ini mencerminkan kenaikan 18% dari proyeksi awal yang ditentukan bersamaan dengan kinerja 2022, yakni adjusted EBITDA loss Rp100 miliar-Rp 125 miliar.

Sumber: Laporan Keuangan Bukalapak 2023 / Diolah kembali oleh DailySocial.id

Menanggapi kinerja kuartal III 2023, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menyebut bisnis Marketplace dan operasional O2O terus memberikan hasil yang baik di aplikasi dan platform. “Kami masih dalam jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas di kuartal-kuartal selanjutnya setelah meraih perbaikan EBITDA yang disesuaikan selama tujuh kuartal berturut-turut,” tuturnya.

Pihaknya tetap optimistis dapat mencapai keuntungan sesuai proyeksinya di akhir 2023 dengan berpatokan pada EBITDA yang disesuaikan. Untuk itu, pihaknya tengah fokus mendorong bisnis dengan take rate yang tinggi dan efisiensi operasional demi menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang.

Per 30 September 2023, Bukalapak tercatat memiliki total kas/setara kas dan investasi lancar sebesar Rp19,7 triliun.

Bisnis dengan take rate tinggi

Diketahui, Bukalapak tengah gencar mendorong lini bisnis yang memiliki take rate dan margin yang tinggi. Menurut Direktur Strategy, Corp. Communication, dan Investor Relation Bukalapak Carl Reading beberapa waktu lalu, produk virtual dan gaming (lewat marketplace itemku) adalah produk yang menghasilkan take rate dan margin tinggi.

Namun, tidak ada data di laporan keuangan yang menunjukkan realisasi kinerja dari produk virtual maupun gaming. DailySocial.id telah mencoba menghubungi manajemen Bukalapak terkait hal tersebut, tetapi belum ada tanggapan hingga berita ini diturunkan.

Secara total, level take rate Bukalapak tercatat naik 64 basis poin (YoY) menjadi 2,82. Kenaikan ini didorong peningkatan penyediaan dan efisiensi rantai pasokan. Pihaknya menilai terdapat potensi pertumbuhan karena produk dengan take rate lebih tinggi dapat dirasakan masa mendatang.

Langkah Bukalapak untuk fokus di produk virtual dan gaming, bisa dikatakan untuk keluar dari perang sengit e-commerce yang dikuasai oleh pemain dominan, seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Bukalapak melalui platform itemku membidik segmen pasar gamer yang diproyeksi angkanya mencapai 180 juta di Indonesia.

Di tengah ketatnya persaingan industri, pelaku e-commerce dituntut untuk mencapai profitabilitas. Sejumlah pemain mulai melakukan penghematan dengan membatasi subsidi potongan harga maupun biaya logistik.

Application Information Will Show Up Here

Merangkum Upaya Bank Digital Tetap Relevan Dorong Inklusi Keuangan

PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) kembali memperluas sinerginya ke dalam ekosistem Grup GoTo. Setelah Gojek, Bank Jago kini berkolaborasi dengan lini bisnis keuangan untuk menyediakan layanan GoPay Tabungan di aplikasi Jago.

Model kolaborasi ini bisa jadi belum ada di Indonesia mengingat GoPay dikenal sebagai platform pembayaran. Sebelumnya, sinergi awalnya adalah menghadirkan Bank Jago sebagai opsi pembayaran di aplikasi Gojek. Transaksi GoRide, GoFood, atau GoSend akan otomatis memotong saldo di Bank Jago.

“GoPay Tabungan by Jago menjawab tantangan masyarakat unbanked. GoPay Tabungan by Jago adalah rekening transaksi sehari-hari pertama di Indonesia yang menggabungkan layanan uang elektronik (e-money) yang simpel dengan keunggulan bank,” ujar Presiden Unit Bisnis Financial Technology GoTo Hans Patuwo dalam keterangan resminya.

GoPay Tabungan dapat digunakan untuk transfer, menyimpan uang untuk transaksi sehari-hari hingga mengajukan pinjaman di dalam satu aplikasi. Lewat aplikasi GoPay atau Gojek, pengguna dapat mengubah saldo GoPay menjadi GoPay Tabungan by Jago dengan klaim dalam dua menit.

Kolaborasi ini juga memungkinkan mengingat GoPay selama ini terikat dengan aplikasi Gojek. Pasca-spin off beberapa bulan lalu, GoPay dapat memperluas layanan mereka dan dapat menjangkau lebih banyak kebutuhan masyarakat.

Kolaborasi dorong inklusi

Sejak ramai kehadiran bank digital beberapa tahun lalu, kolaborasi terus digencarkan untuk mendorong inklusi keuangan. Misi awalnya adalah menyentuh kalangan unbanked dan underbanked yang punya keterbatasan terhadap akses keuangan. Kalangan ini rata-rata tidak memiliki rekening, terhambat lokasi ATM yang jauh, atau tidak punya akses internet.

Bank digital mengambil berbagai pendekatan berbeda, salah satunya lewat kolaborasi dengan platform digital, baik itu e-commerce, ride hailing, atau e-wallet. Kolaborasi ini juga seiring bertumbuhnya perilaku dan transaksi digital. Menurut data Bank Indonesia (BI), jumlah populasi unbanked di Indonesia mencapai 97,7 juta orang atau 48% dari total penduduk. Adapun, nilai transaksi digital banking di Indonesia menembus hampir Rp4,3 kuadriliun per April 2023.

Berbeda dengan model perbankan konvensional yang masih mengandalkan kantor cabang untuk interaksi fisik dengan teller ketika ingin membuat rekening baru, bank digital menggandeng platform digital untuk memudahkan pembukaan rekening, transaksi pembayaran, atau pinjaman. Beberapa kerja sama yang telah terjalin di antaranya adalah:

  1. Bank Jago dan Gojek
    Proses onboarding Bank Jago hadir di dalam aplikasi Gojek. Sinergi lainnya adalah menghubungkan Kantong (Pocket) sebagai opsi pembayaran di aplikasi Gojek. Pengguna bisa bertransaksi layanan apa pun, mulai dari makanan, transportasi, hingga tagihan.
  2. Standard Chartered dan Bukalapak
    Kerja sama strategis ini menghasilkan produk tabungan BukaTabungan, yang mana memungkinkan pengguna untuk melakukan penarikan dana via jaringan Mitra Bukalapak.
  3. Bank Aladin dan Alfamart
    Berbeda dengan bank digital lain, Bank Aladin meyakini bahwa ekosistem offline menjadi kunci untuk merangkul segmen unbanked dan underbanked di Indonesia, terutama yang menyentuh kegiatan keseharian. Tesis ini menjelaskan kemitraan strategisnya dengan pemilik jaringan ritel nasional Alfamart.

Setelah strategi untuk memudahkan proses onboarding, pemain bank digital terus menggulirkan fitur/layanan agar memudahkan pengguna mengakses keuangannya, seperti pembayaran via QRIS dan setor-tarik tunai tanpa kartu ATM. Apalagi, masyarakat masih terbiasa denga layanan perbankan yang  karena punya presensi fisik.

Baru-baru ini, Direktur Strategy, Corp. Communication, dan Investor Relation Bukalapak Carl Reading mengatakan bahwa kondisi masyarakat saat ini mungkin belum siap untuk menikmati pengalaman digital sepenuhnya. Hal ini juga yang membuat integrasi Bukalapak dengan mitra strategis keuangannya berjalan lambat.

“Kami berencana menggunakan Mitra sebagai penghubung perbankan digital antara dunia digital dan komunitas di pedalaman untuk dapat melakukan setoran dan penarikan uang tunai,” tutur Carl dalam paparan publik Bukalapak beberapa waktu lalu.

Terlepas dengan kolaborasi yang sudah berjalan, nyatanya populasi unbanked tercatat masih besar. Namun, kondisi ini membuka ruang pertumbuhan bagi industri perbankan, keuangan, dan ekosistem digital untuk mengeksplorasi model kemitraan yang beneficial bagi masyarakat, khususnya di daerah.

Bukalapak Gencar Dorong Bisnis Produk Gaming dan Digital

Penjualan produk digital dan voucher game yang dikelola oleh marketplace “itemku”, menjadi salah satu fokus PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) mencapai keuntungan yang ditargetkan dapat terealisasi pada kuartal IV 2023.

Direktur Strategy, Corp. Communication, dan Investor Relation Bukalapak Carl Reading mengungkapkan, pihaknya terus mendorong lini bisnis yang memiliki take rate dan margin yang tinggi. Salah satunya berasal dari produk digital dan game.

“Secara kuartal (QoQ), produk gaming dan phone credit memiliki pertumbuhan kuat. Fokus kami adalah mendorong penjualan produk yang punya high margin dan high take rate,” tuturnya dalam paparan publik yang digelar Jumat (13/10).

Tidak dirincikan realisasi margin atau kontribusi pendapatan itemku. Namun, laporan keuangan kuartal II 2023 mencatat take rate lini Marketplace naik 93 basis poin menjadi 3% dibandingkan periode sama tahun lalu. Pendapatan Marketplace di semester I 2023 mencapai Rp1,2 triliun atau tumbuh 75% (YoY).

Dalam pemberitaan sebelumnya, Presiden Bukalapak Teddy Oetomo sempat mengungkap bahwa strategi specialty vertical yang diambil memungkinkan perusahaan untuk memperoleh take rate lebih tinggi. Strategi ini tercermin lewat bisnis produk gaming dan e-grocery (AlloFresh).

Akuisisi itemku oleh Bukalapak pada Mei 2021 disebut juga sebagai salah satu sumber keuntungan. Itemku adalah bagian dari Five Jack, di mana sempat memperoleh investasi dari 500 Startups dan Bon Angels Venture Partners.

Terkait AlloFresh, Carl juga menambahkan, “proses integrasinya [dengan gerai Transmart] berjalan dengan sangat baik. Belum sepenuhnya, tetapi sudah mencapai lebih dari 65 gerai. Mungkin di 2024, kita bisa lihat impact-nya terhadap [kinerja] Bukalapak.”

Potensi pasar gaming

Potensi pasar gaming di Indonesia sangat besar mengingat Indonesia adalah rumah bagi sekitar 180 juta gamer menurut laporan Niko Partners. Tingginya basis gamer di Tanah Air mendorong permintaan terhadap produk game, seperti aksesoris, topup, atau voucher game.

Google Play termasuk salah satu ekosistem produk game terpopuler, kini terintegrasi juga dengan metode pembayaran digital dalam negeri, seperti OVO dan GoPay. Voucher game Google Play juga dapat dibeli di gerai, seperti Indomaret dan Alfamart. 

Sementara, platform lain yang menawarkan jual-beli untuk produk gaming di Indonesia ada Codashop, UniPin, hingga Dunia Games. 

Application Information Will Show Up Here