Sony Hadirkan Pengalaman Audio 3D di PS4 Lewat Platinum Wireless Headset

Perhatian terhadap ranah audio 3D jadi meningkat setelah VR tersedia untuk publik. Sudah ada banyak pilihan sistem audio tiga dimensi buat pengguna PC, tapi butuh kolaborasi erat antara developer dan produsen hardware demi mengimplementasikan teknologi ini di console. Kabar gembiranya, Sony mengabarkan mereka siap menghidangkan audio 3D di PlayStation 4.

Melalui blog PlayStation, Sony mengumumkan agenda untuk merilis Platinum Wireless Headset, sebuah headphone gaming premium yang dirancang buat menghidangkan ‘suara surround virtual’ 7.1, ditenagai teknologi 3D racikan sang console maker sendiri. Seluruh kemampuan tersebut dikemas dalam perangkat berdesain elegan. Dan tentu saja, Platinum mendukung penuh PlayStation VR.

Sony Platinum Wireless Headset 1

Penampilan Platinum Wireless Headset terlihat serasi dengan console. Headband-nya merupakan kombinasi dari plastik hitam bertekstur ala PlayStation 4 dan logam, lalu Sony membubuhkan logo ‘PS’ di kedua ujungnya. Bagian belakang earcup over-ear-nya memiliki pola garis lingkaran, dipadu bantalan berlapis kulit sintetis, kemudian ada kain pelapis biru di sisi dalamnya.

Sony Platinum Wireless Headset 2

Sony memanfaatkan konstruksi tangguh demi memastikan daya tahan produk, namun mereka juga tidak melupakan aspek kenyamanan serta berupaya meminimalisir bobotnya. Platinum diklaim tetap nyaman digunakan dalam sesi gaming berdurasi lama.

Sony Platinum Wireless Headset 3

Semua switch, tombol dan port diposisikan di earcup. Di sana Anda bisa menemukan tombol chat, power, mute, serta switch buat mengaktifkan audio 3D. Sony juga membekali Platinum dengan sepasang microphone boom noise cancelling. Mic tersebut dapat membungkam suara-suara bising di sekitar Anda serta mampu menangkap suara secara optimal seperti apapun cara kita mengenakan headphone.

Sony Platinum Wireless Headset 4

Audio surround 7.1 3D adalah daya tarik utama dari Platinum Wireless Headset. Sony menjanjikan output suara yang kaya, serta memudahkan pengguna mengetahui lokasi spesifik arah datangnya bunyi-bunyian. Untuk menyajikannya, produsen memanfaatkan sepasang driver 50-milimeter, mampu menghidangkan bass sampai nada tinggi secara detail. Anda juga dipersilakan melakukan konfigurasi via app companion, tersedia di PS Store.

Dalam peluncurannya nanti, Uncharted 4: A Thief’s End akan jadi game pertama yang mendukung fitur audio 3D di Platinum Wireless Headset. Judul-judul lain segera menyusul, antara lain MLB The Show 17, Uncharted: The Lost Legacy, serta Days Gone. Headset tersambung secara wireless ke PS4 melalui dongle, dan uniknya lagi, Platinum juga kompatibel ke PC.

Sony Platinum Wireless Headset sudah bisa di-pre-order diAmazon, ditawarkan seharga US$ 160, dan akan mulai tersedia tanggal 12 Januari 2017 nanti.

Sumber: PlayStation.com.

Sennheiser Topang Virtual Reality Melalui Teknologi Ambeo

Pengenalan open headphone pada konsumen oleh Sennheiser puluhan tahun lalu melambungkan perusahaan Jerman tersebut sebagai brand audio papan atas. Selain tak berhenti mengembangkan produk high fidelity premium, ternyata Sennheiser juga memperlihatkan ketertarikan terhadap ranah yang belakangan mendapatkan perhatian besar: virtual reality.

Berkat kerja keras Oculus VR, Valve dan HTC, sebentar lagi khalayak umum dengan mudah bisa menikmati VR. Dan dari sana, kita bisa menerka, kulitas konten serta keberagaman periferal kendali akan meningkat. Namun bidang reproduksi suara tampaknya merupakan faktor yang kurang memperoleh perhatian. Dan karena alasan itulah, Sennheiser mengembangkan sebuah teknologi ‘3D immersive‘. Diungkap di CES 2016 silam, mereka menamainya Ambeo.

Sennheiser Ambeo adalah solusi yang didesain spesifik buat menopang virtual atau augmented reality, sehingga penyajian suara sama-sama realistisnya dengan elemen visual. CEO Dr. Andreas Sennheiser memberi penjelasan pada Digitial Trends bahwa Ambeo ialah ‘payung’ untuk beberapa tipe konfigurasi audio immersive berbeda. Prosedur diterapkan saat merekam, mixing, ketika memproses suara, serta tentu saja dalam penyuguhan output.

Ambeo memanfaatkan kombinasi teknologi berbeda, misalnya playback 9.1, playback di headphone, kemudian proses perekaman via microphone virtual reality. Ketika head-mounted display virtual reality dirancang buat mengelabui pengelihatan pengguna, seolah-olah mereka berada di tempat lain, Ambeo diramu untuk memperdaya indra pendengaran kita.

Tak cuma suara yang begitu akurat serta menyeluruh, Ambeo sanggup mengangkat detail-detail kecil. Ia sangat efektif buat menyajikan konser musik digital. Di CES, Ambeo dipadukan bersama headphone HD-630VB serta headset Samsung Gear VR. Digital Trends mengaku, penempatan audio di ruang virtual sangat mengagumkan. Ketika kepala digerakkan, ia sanggup melacak arah datangnya suara instrumen musik secara sempurna. Bahkan dari arah belakang.

Namun tentu saja, virtual reality tak bisa lepas dari tema gaming, dan Sennheiser sadar akan hal tersebut. Mereka menggandeng Soulpix dan mengimplementasikannya dalam Eden – demo proof of concept bertenaga Unreal Engine 4. Melalui algoritma khusus, sumber bunyi-bunyian di permainan jadi sangat mudah dideteksi.

Andreas Sennheiser menuturkan, “Engine rendering suara 3D yang Sennheiser gunakan di Eden memungkinkan transisi mulus antara dunia nyata dan audio virtual. Teknologi ini akan menjadi dasar masa depan suara 3D di aplikasi augmented reality.”

Kabar gembiranya, teknologi Ambeo rencananya akan hadir di produk audio tidak lama lagi, diperkirakan tiba tahun ini.

Sumber tambahan: Sennheiser.com.