Babak Final The Real Race dari Lamborghini Adu 12 Sim Racer Terbaik

Pandemi COVID-19 membuat banyak kompetisi olahraga harus ditunda atau bahkan dibatalkan. Terkadang, pertandingan olahraga itu digantikan dengan turnamen esports. Karena itu, tidak heran jika kompetisi sim racing berkembang pesat di tengah pandemi. Beberapa perusahaan pembuat mobil juga memutuskan untuk terjun ke esports dengan mengadakan turnamen balapan virtual, seperti Ferrari dan Lamborghini.

Lamborghini mengumumkan kompetisi sim racing pertama mereka, The Real Race, beberapa bulan lalu. Turnamen tersebut memiliki 5 babak kualifikasi yang diadakan selama 5 minggu, sejak Mei 2020 sampai Agustus 2020. Dari babak kualifikasi ini, Lamborghini akan memilih 12 sim racer terbaik untuk datang ke markas mereka di Italia. Di sana, 12 pembalap simulasi tersebut akan ikut serta dalam babak final The Real Race, yang akan diadakan pada 24 September 2020.

babak final the real race
Posisi 12 sim racer yang akan berlaga di babak final The Real Race. | Sumber: Lamborghini

Dalam babak final The Real Race, 12 sim racer yang ikut serta akan saling beradu dengan satu sama lain di 2 lintasan. Balapan pertama akan diadakan di Barcelona, sementara balapan kedua di Mount Panorama. Juara pertama dari babak final The Real Race akan mendapatkan scale model dari mobil Lamborghini yang mereka gunakan dengan skala 1:18, lapor Dupont Registry.

Tak hanya itu, 3 orang yang menjadi juara dari The Real Race juga akan mendapatkan tur VIP ke markas Lamborghini, menurut situs resmi Lamborghini. Tur tersebut akan berlangsung selama 3 hari dan Lamborghini akan menanggung seluruh biaya bagi para juara.

Dalam tur tersebut, 3 sim racer yang memenangkan babak final The Real Race akan mengunjungi departemen riset dan pengembangan Lamborghini. Di sana, mereka akan dapat menguji mobil terbaru buatan perusahaan Italia tersebut. Mereka juga akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan berlatih bersama pembalap resmi Lamborghini di lintasan balap sebenarnya menggunakan mobil Lamborghini.

Saat ini, posisi nomor satu dari The Real Race diduduki oleh Nils Naujoks. Dia dikenal sebagai esports racer sejak 2003, meski saat ini, dia lebih fokus untuk menjadi manajer dari tim racing G2 Esports. Dia berhasil menjuarai babak kualifikasi pertama yang diadakan di Monza. Sementara posisi ke-2 dan ke-3 diisi oleh Arnaud Lacombe dan Matthias Egger.

Lamborghini Terjun ke Esports, Adakan Turnamen Balapan Virtual The Real Race

Mobil Lamborghini biasanya identik dengan dua hal, yaitu kemewahan dan kecepatan. Memang, tidak semua orang bisa membeli mobil buatan Lamborghini, yang dihargai mulai dari US$200 ribu sampai US$5 juta. Namun, itu tidak menghentikan perusahaan Italia tersebut untuk masuk ke dunia esports demi marketing.

Berbeda dengan BMW yang bekerja sama dengan 5 organisasi esports, Lamborghini memilih untuk mengadakan turnamen balapan bersama game Assetto Corsa Competizione. Kompetisi itu akan berlangsung selama 5 minggu, mulai 29 Mei 2020 sampai Agustus 2020. Pada babak final, yang diadakan di Italia pada September, pemenang akan melawan para pembalap terbaik Lamborghini. Semua orang boleh ikut serta dalam kompetisi esports itu, yang mengharuskan semua pesertanya menggunakan satu tipe mobil.

“Menyelenggarakan turnamen balapan virtual sesuai dengan strategi Lamborghini untuk mendekatkan diri dengan generasi muda,” kata Katia Bassi, Chief Marketing Officer, Lamborghini, seperti dikutip dari The Washington Post. “Kami menjual 8 ribu mobil setiap tahun. Faktanya, kompetisi esports ini akan membantu kami meningkatkan brand awareness… Dan sejujurnya, turnamen itu juga akan membantu kami mendapatkan data untuk marketing. Semakin banyak data yang kami kumpulkan dari fans kami, semakin baik, karena kami ingin bisa melakukan marketing yang akurat.”

Lamborghini esports
Lamborghini bekerja sama dengan Assetto Corsa Competizione untuk mengadakan The Real Race.

Lamborghini bukan perusahaan mobil pertama yang mengadakan turnamen esports yang mengharuskan para pembalanya menggunakan satu tipe mobil. Pada 2018, Nissan bekerja sama dengan Gran Turismo untuk mengadakan Nissan GT Sport Cup. Sementara BMW dan Porsche masing-msaing mmenggandeng iRacing untuk mengadakan turnamen esports. Meskipun begitu, hal itu bukan berarti tidak ada ruang untuk kompetisi esports Lamborghini, menurut Joern A. Buss, konsultan perusahaan otomotif global Oliver Wyman.

“Turnamen dari satu manufaktur mobil sebenarnya lebih baik,” kata Buss. “Kompetisi tersebut akan memberikan banyak eksposur pada esports. Saya tidak keberatan melihat mobil yang sama saling beradu dengan satu sama lain. Elemen kompetitif turnamen lebih penting dari elemen-elemen lainnya.” Selain itu, dia menyebutkan, menyelenggarakan turnamen dengan satu tipe mobil menarik bagi perusahaan manufaktur mobil karena mereka bisa mendapatkan untung dengan mudah.

Buss mengungkap, dengan menjual lisensi merek perusahaan ke developer game balapan, sebuah perusahaan bisa mendapatkan keuntungan di atas 10 persen. “Perusahaan bisa mendapatkan untung dengan mudah. Mereka cukup memberikan logo dan hasil scan dari mobil mereka,” kata Buss. Selain keuntungan, alasan lain perusahaan mobil tertarik untuk bekerja sama dengan platform sim racing adalah karena mereka bisa membatasi siapa saja yang mendapatkan scan atas mobil mereka.

Melalui esports, sebuah perusahaan memang bisa mendekatkan diri dengan generasi milenial dan gen Z. Apalagi, esports balapan tumbuh pesat di tengah pandemi virus corona. Namun, keputusan perusahaan mobil untuk terjun ke esports tidak menjamin bahwa generasi muda akan membeli mobil mereka. Beberapa analis percaya, generasi milenial dan gen Z memiliki minat rendah untuk membeli mobil, terutama mobil mewah seperti Lamborghini. Buss mengakui, belum diketahui seberapa efektif marketing melalui esports bagi perusahaan mobil.

“Mengadakan turnamen balapan virtual adalah pedang bermata dua bagi perusahaan mobil,” kata Buss. “Anda bisa ikut serta dari rumah. Jadi, Anda mungkin tidak perlu membeli mobil itu dan bisa menikmati pengalaman menyetir menggunakan teknologi virtual reality. Namun, kesempatan untuk melakukan marketing dengan esports tetap menggiurkan.”