Vesting: Pengertian, Kegunaan dan Jenis-Jenisnya

Dalam dunia startup, ada banyak istilah yang sering disebutkan, salah satunya adalah vesting. Istilah vesting juga dikenal sebagai vesting period, yang berarti periode penguncian.

Vesting sangat penting digunakan dalam bisnis startup karena memiliki beberapa fungsi yang bertujuan untuk melindungi perusahaan. Lantas, apa saja kegunaan vesting bagi startup dan apa pengertian sebenarnya dari vesting?

Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian Vesting

Mengutip dari Emergelaw, vesting adalah istilah yang biasa digunakan dalam startup dalam menyebut suatu proses perolehan hak secara penuh dan tidak dapat diambil alih oleh pihak ketiga. Dalam startup, jumlah saham yang ada harus dibagi secara adil kepada setiap pihak.

Vesting ditujukan agar perusahaan tetap terlindungi meskipun salah satu pemegang saham utamanya keluar. Pasalnya, pemegang saham tidak akan dapat menjual sahamnya hingga persyaratan vesting terpenuhi. Apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi, saham tersebut akan dibeli kembali oleh perusahaan tanpa adanya upaya kontribusi.

Sebagai contohnya, apabila ada dua co-founder yang memiliki saham 50 persen dengan vesting period 4 tahun, maka kedua co-founder tersebut harus bekerja selama 4 tahun untuk mendapatkannya. Namun, apabila salah satu co-founder tersebut keluar pada akhir tahun pertama, maka ia hanya bisa mendapatkan 1/4 bagian dari 50 saham yang dimilikinya, yakni sebesar 12,5 persen saja.

Kegunaan Vesting

Meyakinkan Founder Startup untuk Berkomitmen Jangka Panjang

Meski sama-sama berjuang sejak awal pendirian startup, tidak ada yang menjamin bahwa seluruh pendiri tersebut tetap bertahan untuk mengembangkannya. Pasalnya, masa-masa awal berdirinya sebuah startup adalah masa-masa krusial yang penuh dengan kesulitan dan ketidakstabilan.

Banyak pendiri startup yang akhirnya memilih untuk meninggalkan perusahan karena beberapa alasan. Hal inilah yang mendasari adanya periode vesting selama beberapa tahun agar dapat meyakinkan para pendiri untuk tetap bertahan dan melanjutkan usahanya untuk mengembangkan perusahaan.

Melindungi Perusahaan Ketika Ada Pemegang Saham Utama yang Keluar

Walaupun vesting bertujuan untuk meyakinkan para founder startup agar tetap bertahan, ada beberapa dari mereka yang mempertimbangkan kembali komitmennya di perusahaan dan tetap memutuskan untuk keluar setelah beberapa waktu. Oleh sebab itu, vesting digunakan untuk melindungi perusahaan dari pemegang saham utama yang keluar, agar mereka tidak dapat menjual saham yang dimilikinya secara penuh sebelum persyaratan vesting terpenuhi.

Diminati oleh Investor Profesional

Dukungan dana dari investor adalah salah satu kunci untuk membuat startup tetap dapat mempertahankan eksistensinya. Sebelum memutuskan untuk menyuntikkan dana kepada sebuah startup, investor akan menguji berbagai hal mengenai perusahaan tersebut terlebih dahulu.

Dalam hal ini, ketentuan vesting untuk pendiri dan pemegang saham utama sering diminta oleh investor. Sebab, hal tersebut adalah cara untuk mengukur komitmen dari orang-orang yang terlibat dalam perusahaan dan melindungi perusahaan dari pihak-pihak yang pada akhirnya memutuskan untuk keluar nanti.

Jenis-Jenis Vesting

Mengutip dari Corporate Finance Institute, ada 3 jenis vesting. Ketiga jenis vesting tersebut, antara lain:

Time-based Vesting

Time-based vesting adalah sebuah metode vesting yang memungkinkan pendiri mendapatkan kepemilikan mereka berdasarkan waktu yang telah ditetapkan dan periode cliff-nya.

Periode cliff adalah jumlah waktu minimum yang dibutuhkan oleh seorang pendiri perusahaan untuk bertahan di perusahaan sebelum mendapatkan vested interest.

Milestone-based Vesting

Milestone-based vesting adalah metode vesting berdasarkan penyelesaian atau capaian tugas tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Capaian tersebut dapat berbeda, tergantung dari perusahaan, departemen dan jenis pekerjaannya.

Hybrid Vesting

Terakhir, hybrid vesting adalah kombinasi dari time-based vesting dan milestone-based vesting. Dalam metode ini, pendiri perusahaan harus bertahan di perusahaan tersebut dalam waktu tertentu dan setelah melakukan capaian tertentu agar dapat memiliki sahamnya.

Nah, itulah penjelasan mengenai vesting, mulai dari pengertian, kegunaan, hingga jenis-jenisnya. Semoga artikel ini dapat membantu menambah wawasanmu mengenai hal ini.

7 Hal yang Perlu Diketahui tentang Pembagian Ekuitas Startup

Salah satu kelebihan bekerja di startup adalah kesempatan untuk mendapatkan ekuitas perusahaan. Sudah banyak startup dan perusahaan teknologi yang memberikan ekuitas kepada bukan hanya kalangan manajemen namun juga pegawai. Sebelum Anda memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan di startup, ada baiknya untuk menyimak artikel berikut yang mengupas 7 hal yang wajib diketahui terkait dengan pemberian ekuitas perusahaan.

Pilih startup yang tepat

Langkah awal yang wajib Anda lakukan adalah mencari tahu latar belakang dan rencana jangka panjang startup untuk masa mendatang. Apakah itu terkait dengan siapa investor yang mendukung startup? Sudah berada pada tahap pendanaan apa startup tempat Anda bekerja? Apa visi dan misi startup untuk selanjutnya. Pastikan Anda telah mengetahui informasi tersebut sebelum memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan dan mendapatkan jatah ekuitas yang dijanjikan.

Exit strategy

Hal lain yang tidak kalah penting adalah apakah exit strategy dari startup. Pilihannya adalah apakah akan menjual perusahaan atau melakukan IPO dalam waktu 5 tahun ke depan. Dengan mengetahui rencana ini, Anda sebagai pegawai yang mendapatkan jatah ekuitas perusahaan bisa menentukan langkah selanjutnya terkait pilihan perusahaan.

Persentase ekuitas yang diterima

Penentuan berapa besar persentase ekuitas yang didapatkan akan menentukan berapa jumlah uang yang akan Anda dapatkan usai penjualan perusahaan atau IPO dilakukan oleh perusahaan. Untuk itu saat persentase ekuitas ditawarkan, tanyakan pula berapa besar total saham yang outstanding. Jumlah saham atau opsi Anda sendiri dibagi dengan total saham yang beredar adalah persentase saham Anda sendiri.

Pada umumnya startup yang didukung venture capital akan mendapatkan jatah ekuitas sebesar 10-20% saja dari total saham yang outstanding.

Pilihan tipe saham

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengetahui tipe saham seperti apa yang akan Anda dapatkan, apakah opsi saham biasa atau saham terbatas (restricted stock). Saham terbatas biasanya memerlukan persyaratan, vesting menjadi salah satu yang paling umum. Perhatikan dengan baik kedua pilihan tersebut sebelum Anda memutuskan pilihan yang tepat.

Berapa lama proses penerimaan saham diberikan (vesting)

Pastikan untuk bertanya tentang spesifikasi jadwal vesting perusahaan Anda untuk tahu persis berapa banyak Anda akan memiliki share tersebut dan waktu yang dijadwalkan. Vesting atau jadwal penerimaan saham berarti bahwa Anda akan mendapatkan ekuitas dalam jumlah parsial dari waktu ke waktu.

Misalnya, jika Anda mengatakan pada hari pertama Anda bahwa Anda diberikan 10 ribu saham dengan jadwal vesting, Anda belum memiliki ekuitas apapun pada hari itu. Anda akan mendapatkan jumlah penuh selama periode tertentu masa bekerja. Jadwal vesting pada umumnya adalah empat tahun dengan waktu satu tahun esktra. Setelah Anda telah bekerja di perusahaan selama setahun penuh, seperempat dari total ekuitas Anda akan menjadi milik Anda. Selanjutnya jumlah penerimaan adalah setiap bulan atau per kuartal.

Pajak

Ada aturan khusus yang mengatur kapan dan bagaimana kompensasi ekuitas pajak. Mintalah bantuan perusahaan dan konsultan pajak untuk mendapatkan informasi serta kejelasan tentang kewajiban pajak potensial kompensasi ekuitas Anda untuk menghindari hal-hal terkait dengan ketentuan pajak dan terhindar dari kemungkinan pelanggaran yang bisa terjadi.

Penjualan saham

Setelah penjadwalan penerimaan saham telah ditentukan hal selanjutnya yang bisa Anda lakukan adalah menentukan untuk segera menjual saham atau menyimpan saham tersebut sampai ada rencana exit dari perusahaan. Jika Anda memutuskan untuk menjual, pastikan perusahaan mengetahui dan menyetujui rencana Anda di bawah hukum yang berlaku.

Pastikan untuk membuat perjanjian tertulis kedua belah pihak untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.