Zeus Gaming, Tim Asal Indonesia Jadi Runner-Up Turnamen PES E-League Thailand 2021

Negara Thailand baru saja merampungkan gelaran turnamen E-League Thailand. Turnamen E-League Thailand sendiri merupakan ajang kompetisi game sepakbola eFootball PES yang sudah secara resmi digelar di Thailand. Turnamen E-League Thailand juga sudah bekerja sama dengan Liga Sepakbola Thailand dan didukung penuh oleh tim-tim profesional di sana.

Gelaran E-League Thailand diikuti oleh 10 tim peserta dari 10 tim sepakbola di Thailand. Uniknya ada tim asal Indonesia yang berlaga dalam E-League Thailand yakni Zeus Gaming. Zeus Gaming dikontrak oleh BG Phatum United untuk membela tim tersebut.

Sumber Gambar: E-League Thailand

Kompetisi E-League Thailand 2021 sudah menyelesaikan kompetisi musim ini. Zeus Gaming berhasil tampil sebagai runner-up klasemen akhir dengan poin sebesar 76 poin dari 54 pertandingan. Zeus Gaming tertinggal 4 poin dari sang pemuncak klasemen yaitu Buriram United Esports dengan 80 poin.

Meskipun hanya mampu menempati posisi kedua penampilan Zeus Gaming patut diapresiasi. Kualitas permainan para pemainnya tidak diragukan lagi sehingga dilirik oleh tim asal Thailand. Mereka mampu membawa nama Indonesia di ajang turnamen internasional.

Indonesia Qualified to FIFAe Nations Cup 2021 Denmark

Dewa United Esports have once again sent another of their division to the international stage. Following the qualification of the Dewa United Esports’ AOV squad for the AOV World Cup 2021, its FIFA division, together with Zeus Gaming, will also travel to Copenhagen, Denmark, for the US$400,000 FIFAe Nations Cup 2021, which will take place on August 20-22.

Fahmi “Hussain” Husaeni, under the Dewa United Esports banner, qualified after his win with Moehamad “Chanks” Zulisar from Zeus Gaming in the Asia & Oceania region. Both of them are currently playing under the eNational Squad Indonesia banner.

“It’s a dream come true. Thank you Allah SWT and everyone in my family,” Hussain wrote in an Instagram post with picture of himself with the Indonesian flag.

Image via: PSSI

Indonesia was drawn in the same group as South Korea, Hong Kong, Singapore, and China in the Asia & Oceania qualifier. Despite losing to South Korea in the first round, Indonesia was able to finish as the runner-up in Group B.

“Husain’s preparations are still ongoing, with him practicing every day and experimenting with different strategies. What is clear is that he must continue to worship in the same manner as always. We trust God to do the rest,” David, CEO of Dewa United Esports, said on Wednesday.

During the game, Chanks, who had just won ePiala Indonesia 2021 earlier this month, was unable to perform at the anticipated level. During the PlayStation mode qualifying round, Chanks got three losses and one draw. Fortunately, Hussain were able to defeat South Korea with three wins and one draw. Hussain shocked China with an 8-1 victory on Xbox mode.

The semi-finals match versus Malaysia, Indonesia’s adversary in both traditional soccer and FIFA, increased the intensity of the game. After winning 2-1, the pair scored a domination. Chanks ended AkmalJHD’s journey in the qualifier. Hussain also places Malaysia third in the rankings after winning a penalty shootout 4-3. The win put Indonesia in the grand final against Japan.

The ePiala Indonesia 2021, together with Hussain, will head to Copenhagen next August. Image via: ONE Esports

However, the pair was unable to tackle Japan from scoring more in Indonesia’s goal gate. The Indonesian representatives were able to only score one point apiece, whereas Japan’s PlayStation and Xbox match earned two and three points, respectively.

“Alhamdulillah, our first eNational Squad performed well today and qualified for the final round. “I am extremely pleased and hope that they will make Indonesia proud in the future through eFootball,” stated PSSI General Chair Mochamad Iriawan, citing the PSSI website.

Indonesia, Japan, Malaysia, South Korea, and Singapore are set to compete on August 20-22 alongside the other 20 nations across the globe for a total reward of US$400,000, equal to IDR 5,7 million.

Seputar PES E-League Thailand 2021 dan Persiapan Zeus Gaming

Sepanjang perjalanan skena kompetitif game Pro Evolution Soccer, Thailand memang terbilang menjadi salah satu pusat perkembangan di kawasan Asia Tenggara. Tahun lalu E-League Thailand bahkan berhasil menggaet liga sepak bola kasta utama di negara tersebut sehingga pertandingan berubah nama menjadi Toyota E-League 2020.

Mengingat perkembangan skena Pro Evolution Soccer yang begitu pesat di sana, tidak heran bila beberapa pemain terbaik Indonesia pun turut bertandang ke sana. Tahun 2020 lalu setidaknya ada tujuh pemain Indonesia yang bertanding di sana. Ada Rizal “Ivander” Danyarta, Adyatama “Qwa” Priady, Rizky Faidan, Rommy Hadi Wijaya, Elga Cahya Putra, Setia Widianto, dan Doni Pratama Sakti. Mereka semua bermain membela klub-klub liga sepak bola Thailand untuk Toyota E-League 2020.

Sumber Gambar - Liga1PES
Sumber Gambar – ELeague Thailand

Tahun 2021 ini E-League Thailand kembali hadir, namun terlihat memiliki format berbeda. Informasi terakhir dari akun media sosial resmi E-League Thailand menunjukkan bahwa akan ada 10 tim yang bertanding di dalam liga tersebut. Dari 10 tim tersebut kita dapat melihat bahwa 5 di antaranya yaitu Prachuap FC, Buriram United, Rayong FC, Suphanburi FC, dan Police Tero FC merupakan klub sepak bola liga Thailand. Sementara 5 lainnya merupakan organisasi esports yang sudah cukup ternama di Asia Tenggara seperti Xavier Esports, Purple Mood Esports, atau Box Gaming.

Terselip dari 5 organisasi esports tersebut adalah Zeus Gaming, salah satu organisasi yang cukup ternama di skena Pro Evolution Soccer lokal. Ingin mengetahui lebih lanjut soal perjalanan Zeus Gaming hingga mendapat kesempatan tersebut, saya mewakil redaksi Hybrid.co.id pun berbincang singkat dengan Putra Sutopo selaku President & Founder of Zeus Gaming.

Sumber: Dokumentasi resmi IFeL
Putra Sutopo yang merupakan President & Founder dari Zeus Gaming. Sumber Gambar – Dokumentasi resmi IFeL

Dalam hal format pertandingan, Putra pun mengatakan. “Memang sedikit beda jika dibanding tahun lalu. Tahun ini tetap melibatkan tim sepak bola namun dicampur dengan sebagian tim esports. Kalau alasan kenapa tim esports juga turut disertakan pada tahun ini, mungkin karena penyelenggara bertujuan untuk meningkatkan viewership liga dan tim esports mungkin punya daya tariknya tersendiri bagi para penonton. Menurut pendapat saya sih seperti itu.” Ucap Putra.

Jujur saya agak bingung ketika E-League Thailand tiba-tiba mengumumkan tim peserta saja tanpa ada informasi sebelumnya seputar seleksi ataupun persiapan menuju season 2021. Mungkin juga saya jadi ketinggalan informasi karena E-League Thailand hanya memiliki kanal informasi dengan bahasa lokal saja, setidaknya dari apa yang saya pantau. Putra lalu menjelaskan bagaimana Zeus Gaming bisa terpilih menjadi bagian dari e-League Thailand musim ini.

“Untuk musim ini penyelenggara liga Thailand memang mengundang organisasi esports yang ada di Asia dan memberikan kesempatan bergabung ke dalam liga melalui sebuah kualifikasi. Pada saat kualifikasi, kami menghadapi tim dari klub sepak bola Thailand serta organisasi esports asal Thailand, Malaysia, Vietnam dan Jepang. Alhamdulillah porsesnya berjalan lancar dan enggak ada kendala yang terlalu besar.” Putra Sutopo menjelaskan seputar perjalanan timnya menjadi bagian E-League Thailand di musim ini.

Lalu bagaimana dengan persiapan Zeus Gaming untuk liga tersebut? “Kalau soal persiapan, sejauh ini saya merasa persiapan kami sudah cukup matang karena jadwal latihan rutin yang telah kami lakukan belakangan ini.” Lalu bagaimana dengan roster? Musim lalu Rizky Faidan bermain untuk Buriram Esports. Dengan kehadiran Zeus Gaming dan Buriram Esports di musim ini tentu akan menciptakan kebingungan tersendiri bagi para fans.

“Roster Zeus Gaming untuk E-League Thailand yaitu Rizal ‘Ivander’, Elga Cahya Putra, Elul Wibowo, Ferry Gumilang, Rommy Hadiwijaya, dan Fiqri Rahardian. Lima roster Zeus tersebut adalah pemain berpengalaman dan turut bertanding di liga Indonesia Football e-League musim kemarin kecuali Fiqri Rahardian. Kalau soal Rizky Faidan, ada kemungkinan dia akan perpanjang kontrak dengan Buriram. Namun hal tersebut masih tentatif dan belum bisa dipastikan.” Putra menjelaskan.

Rizky Fadhian saat berlaga di Emirates Stadium. | Sumber: Facebook
Rizky Fadhian, wonderkid PES Indonesia yang merupakan pemain dari Zeus Gaming. | Sumber: Facebook

“Jadi apabila Rizky Faidan diperpanjang kontraknya dengan Buriram United, maka ia akan kembali bermain bersama tim tersebut dalam status pinjaman. Rizky akan tetap membela Zeus Gaming untuk kompetisi di luar E-League Thailand. Tapi apabila Buriram United tidak jadi memperpanjang peminjaman Rizky, maka ia akan bermain bersama Zeus Gaming untuk E-League Thailand nantinya.” Putra memperjelas lebih lanjut.

Lalu bagaimana dengan lawan-lawan yang akan dihadapi? “Saya merasa Buriram tentu akan jadi lawan terberat. Tim tersebut adalah juara 3 kali berturut-turut dari E-League Thailand. Belum lagi soal kemungkinan Rizky yang bermain dengan tim tersebut.” Ucap Putra.

Terkait soal jadwal dan metode pertandingan, Putra Sutopo menjelaskan bahwa pertandingan akan dilakukan mulai dari bulan Februari hingga bulan Agustus 2021 mendatang. Pertandingan E-League Thailand akan diselenggarakan secara online dengan format 1vs1 dan 3vs3. Putra juga menjelaskan bahwa ada kemungkinan pertandinga dilakukan secara offline di Thailand apabila pandemi COVID-19 sudah lebih dapat dikendalikan.

Menutup perbincangan Putra pun menyampaikan rasa bahagianya bisa turut bertanding E-League Thailand.

“Sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan bersaing di liga profesional bersama klub serta tim esports dari berbagai negara. Target kami tentunya adalah menjadi juara dan menjadi yang terbaik di kompetisi manapun. Kami akan berjuang sekuat tenaga untuk dapat merebut piala dari sang juara bertahan. Insya Allah kami akan jadi juara di E-League Thailand 2021 dan mengharumkan nama bangsa Indonesia.” Tutup Putra.

Mari kita doakan segala yang terbaik dan agar Zeus Gaming sebagai organisasi esports yang mewakili Indonesia di kancah Pro Evolution Soccer bisa menunjukkan permainan terbaiknya di E-League Thailand 2021.

Langkah Awal Indonesia Football e-League Jadi Liga Sepak Bola Virtual Berlisensi di Indonesia

Selama situasi pandemi, banyak pertandingan olahraga terpaksa ditunda atau dibatalkan. Dampak dari hal ini adalah, turnamen esports game olahraga menjadi salah satu pilihan alternatif utama bagi ekosistem olahraga. Skena sim racing misalnya, yang menjadi alternatif utama dari beberapa ekosistem balap, mulai dari Formula 1, NASCAR, sampai MotoGP.

Sepak bola juga jadi ekosistem olahraga lain yang turut menjadikan game bola sebagai alternatif utama selama masa pandemi. Beberapa liga sepak bola di beberapa negara sudah melakukan ini, mulai dari Bundesliga Jerman, Premier League Inggris, MLS Amerika Serikat, bahkan sampai liga Finlandia, Singapura, dan Malaysia. Saking banyaknya pertandingan esports game sepak bola, bulan April lalu Hybrid sampai membuat daftar kompetisi sepak bola virtual yang berjalan selama masa pandemi – yang mungkin bisa membuat Anda kaget sendiri ketika melihat betapa panjangnya daftar tersebut.

Sumber: Twitter @premierleague
ePremier League, liga sepak bola virtual yang diikuti oleh pemain sepakbola dari klub terkait, yang digagas oleh EA Sports, pengembang dan penerbit FIFA 20. Sumber: Twitter @premierleague

Indonesia sepertinya juga tak ingin ketinggalan. Awal tahun 2020, Indonesia Gaming League meluncurkan musim keduanya. Mengutip dari antaranews.com, IGL mempertandingkan dua game sepak bola, FIFA 20 dan eFootball Pro Evolution Soccer. Walau mempertandingkan game sepak bola, ada satu hal yang dirasa kurang dari liga tersebut, yaitu tidak adanya keterlibatan dari klub sepak bola lokal. Kekosongan tersebut akhirnya mencoba dimanfaatkan oleh sebuah brand liga sepak bola virtual terbaru yang bernama Indonesia Football e-League, disingkat IFeL.

Sejak awal kemunculannya, IFeL berhasil membangun animo masyarakat secara positif, karena hadirnya beberapa klub sepak bola ternama di tanah air. Satu pengumuman yang cukup mengejutkan (dan mungkin ditunggu oleh beberapa pelaku esports domisili Jakarta), adalah pengumuman “PERSIJA Esports”. Tak lama beberapa klub sepak bola lain mulai menyusul, mengumumkan keikutsertaannya ke dalam IFeL.

Anda mungkin penasaran, apa itu IFeL, siapa mereka, dan apa tujuannya. Maka untuk membahas ini, beberapa waktu lalu saya pun mewawancara Putra Sutopo selaku Head of Indonesia Football e-League. Tanpa berlama-lama lagi, mari simak hasil wawancara saya berikut ini membahas soal IFeL.

 

Sebuah Cita-Cita Membuat Liga Sepak Bola Indonesia Dalam Bentuk Virtual Lewat Indonesia Football e-League

Sumber: Dokumentasi resmi IFeL
Putra Sutopo, co-founder dan president Zeus Gaming yang juga mempelopori, serta menjadi Head of Indonesia Football e-League. Sumber: Dokumentasi resmi IFeL.

Anda yang berkomunitas dengan sesama pecinta game Pro Evolution Soccer mungkin sudah tidak asing dengan nama Putra Sutopo ataupun Zeus Gaming. Putra Sutopo adalah sosok Co-Founder dan juga President dari Zeus Gaming, “Zeus Gaming bisa dibilang sebagai bisnis esports yang memiliki tiga bidang yaitu event organizer, esports team, dan talent management, yang fokusnya di skena virtual football. Awalnya kami memulai perkembangan dari komunitas FIFA, lalu bercabang juga ke PES, tetapi seiring waktu akhirnya kami lebih fokus mengembangkan komunitas PES karena punya struktur kompetisi yang lebih rapih.” Ucap Putra Sutopo menjelaskan soal Zeus Gaming secara singkat.

Selain itu, Zeus Gaming juga merupakan penyelenggara di balik gelaran Indonesia Football e-League tersebut. Lebih lanjut, Putra lalu juga menjelaskan soal apa itu IFeL. “Kompetisi IFeL ini bisa dibilang sebagai Liga 1 (sepak bola sungguhan) versi virtual. Dalam IFeL, kami melibatkan klub-klub dari Liga 1 Indonesia untuk bertanding dalam kompetisi sepak bola virtual, yang akan diwakili oleh para pemain pemain game sepak bola profesional, dan akan bertanding selama 2 sampai 3 bulan.” Lanjut Putra menjelaskan soal IFeL.

Sumber: Instagram @ifel.id
Sumber: Instagram @ifel.id.

Nantinya akan ada 11 klub sepak bola yang berasal dari Liga 1 Indonesia turut bertanding di dalam IFeL. Mayoritas klub akan diwakili oleh para pemain PES profesional Indonesia dan beberapa akan diwakili oleh pemain yang datang dari kualifikasi.

“Musim ini kita mengadakan babak kualifikasi terbuka, dengan 2 slot tersedia untuk masyarakat umum yang ingin dapat bertanding di tingkat profesional dan mewakili klub kesayangannya. Sembilan sisanya akan diwakili oleh pemain-pemain PES profesional Indonesia. Beberapa klub sepak bola mengambil pemain PES profesional yang dahulu bertanding di Thai e-League. Tapi ada juga beberapa yang memang sudah punya wakil pemain PES profesional sendiri, contohnya PERSIKABO Kabupaten Bogor yang sudah diwakili oleh Sakti Aulia.” Putra Sutopo menjelaskan sambil memberi sedikit cuplikan, siapa saja pemain PES profesional yang turut bertanding di dalam IFeL, dan klub apa yang diwakili.

Putra juga sempat mengungkap jadwal dan format IFeL secara cukup lengkap. “IFeL memiliki dua fase. Fase pertama disebut sebagai Regular League, berlangsung dari 12 September sampai 1 November 2020 mendatang. Pada fase tersebut, 11 pemain ini akan bertanding secara round-robin, dengan total pertandingan sekitar 18 sampai 20 match. Delapan pemain teratas di klasemen nantinya akan melaju ke babak selanjutnya, yaitu Grand Final, yang akan diadakan pada 14-15 November 2020 mendatang.”

 

Maju Bersama Klub Sepak Bola Liga 1 Indonesia

Sejak awal pengumuman, IFeL berusaha menarik perhatian para penggemar sepak bola dengan menggandeng klub sepak bola Liga 1 Indonesia. Seperti saya sebut tadi di awal, PERSIJA Jakarta, jadi tim pertama yang diumumkan menjadi bagian liga IFeL. Seiring waktu, klub Liga 1 lain mulai diumumkan, ada PSS Sleman, PERSIK Kediri, dan PERSITA Tangerang sebagai klub sepak bola Liga 1 terbaru yang gabung ke dalam IFeL.

Bukan cuma itu, IFeL juga membuat penggemar esports turut penasaran dengan banyaknya pemain bintang dari skena kompetisi PES, turut bertanding untuk mewakili masing-masing klub sepak bola tersebut. PERSIJA diwakili oleh Rizal Danyarta (Ivander), pemain PES Indonesia yang bisa dibilang sebagai salah satu yang pertama yang berkiprah di Thai e-League Pro. PSS Sleman diwakili oleh Rizky Faidan, PERSIK Kediri diwakili oleh Lucky Maarif, dua pemain yang mewakili Indonesia dalam gelaran PES League 2019 Finals, dan berhasil menjadi runner-up dalam kategori co-op. Terakhir ada Elul Wibowo, yang juga sempat bertanding di Thai e-League, dan akan membela PERSITA Tangerang di IFeL 2020.

Tetapi IFeL sebenarnya bukan yang pertama dalam urusan liga esports game sepak bola. Sebelumnya kita sudah sempat melihat beberapa nama seperti Liga1PES, Indonesia Gaming League, ataupun IVPL yang mencoba menyelenggarakan liga esports game sepak bola, dan mencoba menarik perhatian para penggemar sepak bola di tanah air. Indonesia Gaming League mungkin bisa dibilang sebagai salah satu yang paling getol dalam menggelar kompetisi esports game sepak bola di kancah lokal.

Indonesia Gaming League (IGL) sudah memulai inisiatifnya sejak Mei 2019 lalu, dengan mempertandingkan FIFA 19 FUT, 24 pemain, sebelas pekan pertandingan, dan total hadiah sebesar 250 juta rupiah. Liga esports game sepak bola tersebut ternyata berhasil menarik cukup banyak perhatian, sehingga kini IGL berlanjut ke musim kedua dengan cakupan yang lebih besar, yaitu FIFA 20 FUT, FIFA 20 Kick-Off (menggunakan tim default game FIFA), dan PES 2020.

Melihat peserta yang bertanding, IFeL terbilang punya resep yang berbeda. IGL sejauh ini hanya mempertandingkan pemain esports game sepak bola saja. Sementara IFeL mencoba menghadirkan kombinasi antara bintang esports PES dengan klub sepak bola lokal yang terkenal punya fans fanatik.

Mungkinkah resep ini berhasil menarik perhatian lebih banyak orang? “Ternyata antusiasme masyarakat terhadap IFeL sejauh ini cukup besar juga. Dari apa yang saya lihat, ketika para pemain esports PES mengumumkan klub sepak bola yang mereka wakili, mereka (para fans sepak bola) nge-tag klub sepak bola kesayangan masing-masing yang belum berpartisipasi. Saya cukup senang melihat ini, karena ternyata pengumuman tersebut juga jadi kejutan bagi mereka (para fans sepak bola).” Cerita Putra Sutopo melihat antusiasme masyarakat terhadap IFeL sampai sejauh ini.

Putra Sutopo lalu menjelaskan strategi lain yang akan membuat IFeL beda dan lebih menarik daripada liga esports game sepak bola yang sudah ada. Salah satunya adalah patch khusus IFeL, yang artinya, klub sepak bola peserta IFeL akan hadir secara digital dalam game Pro Evolution Soccer. “Kita akan menggunakan patch khusus berisikan klub-klub Liga 1. Jadi sebagai contoh misalnya Ivander mewakili PERSIJA, maka selama bertanding di IFeL, dia akan menggunakan klub PERSIJA di dalam game Pro Evolution Soccer.” Ucap Putra.

Terkait patch, Putra menjelaskan lebih lanjut lagi, bahwa dalam liga IFeL, bukan cuma tim dan pemain saja yang tampil secara digital di Pro Evolution Soccer. “Selain itu nantinya juga akan ada stadion kustom, seperti Gelora Bung Karno dan lain sebagainya, warna suporter di dalam game yang menyesuaikan dengan warna tim, chants atau sorak sorai penonton juga sama seperti sorak sorai dari penggemar klub sepak bola terkait, dan juga banner sponsor khusus di dalam game. Kalau terkait stats pemain, kami cuma bisa bilang akan memastikan stats antara tim satu dengan tim lain seimbang, demi menjaga integritas kompetisi.” ucapnya.

Penggunaan patch ini memunculkan tanda tanya tersendiri, apakah ini resmi dari Konami, atau buatan komunitas? Putra lalu mengatakan bahwa patch ini merupakan khusus yang dibuat oleh IFeL, namun belum official dari Konami. “Untuk saat ini kami menggunakan patch khusus. Namun nantinya di masa depan kami tentunya kami akan mencoba menggandeng Konami, untuk menghadirkan Liga 1 Indonesia ke dalam game.”

Bicara soal legalitas penggunaan patch atau custom mod, Putra menjelaskan bahwa sampai sejauh ini, Konami tidak memberlakukan larangan keras terkait modifikasi terhadap game ataupun penggunaan modifikasi tersebut untuk sebuah turnamen. “Maka dari itu di sini kami menggandeng klub sepak bola terkait, yang merupakan usaha formal kami dalam mendapatkan izin menggunakan patch yang berisi nama, jersey kit, dan pemain dari klub terkait di dalam game.” Putra menjelaskan.

Selain penggunaan patch, Putra juga mengatakan bahwa keterlibatan suporter sepak bola menjadi hal lain yang ingin dicapai IFeL nantinya. “Untuk musim awal ini kami membuka kesempatan ini lewat 2 slot kualifikasi yang diberikan. Namun mayoritas peserta memang masih pemain profesional, dan hanya mempertandingkan cabang single saja, agar tayangan pertandingan IFeL dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat. Di masa depan, kami ingin membuka kesempatan lebih besar lagi kepada para suporter, yang ingin menjadi bagian dari klub sepak bola kesayangan dengan menjadi pemain esports Pro Evolution Soccer di liga IFeL, juga kemungkinan untuk membuka cabang pertandingan co-op.” Jawabnya.

 

Mimpi Besar Putra Sutopo Menjadikan Indonesia Sebagai Kiblat Esports PES Internasional

Sumber: Dokumentasi resmi IFeL
Sumber: Dokumentasi resmi IFeL

Putra Sutopo juga mengakui, bahwa IFeL bukan sekadar untuk melengkapi atau menyaingi liga sepak bola virtual yang sudah ada saja, tetapi juga menjadi wadah untuk mencapai mimpi-mimpi yang ia miliki sendiri. Salah satu yang ingin ia buktikan adalah antusiasme pasar esports ataupun fans sepak bola lokal atas liga sepak bola virtual.

“Salah satu ambisi saya sih ingin membuktikan bahwa IFeL nggak kalah dari Toyota e-League (liga sepak bola virtual Thailand).” Ucapnya membuka pembahasan. “Kalau dilihat lagi, market sepak bola di Indonesia itu besar dan pemain PES asal Indonesia juga diperhitungkan. Maka dari itu lewat IFeL, saya sendiri punya ambisi ingin menunjukkan bahwa Indonesia juga bisa membuat liga sepak bola virtual serupa, karena antusiasme masyarakat Indonesia enggak kalah, karena kebanyakan suporter bola Indonesia yang fanatik. IFeL juga ingin dapat membuktikan ke Konami bahwa market PES di Indonesia itu besar. Lewat IFeL, saya juga berharap Liga 1 nantinya bisa mendapat lisensi resmi dari Konami.”

Menutup pembahasan kami berdua soal IFeL, Putra Sutopo juga menyatakan keinginannya untuk membuat Indonesia menjadi kiblat esports PES dunia. “Melalui IFeL saya ingin membuat Indonesia menjadi yang terbaik di bidang esports sepak bola virtual. Indonesia sudah menjadi nomor 1 di kancah Mobile Legends dan PUBG Mobile. Pencapaian terbaik bagi komunitas Pro Evolution Soccer Indonesia sejauh ini adalah peringkat 2. Melihat ini tentunya Indonesia punya kemungkinan besar untuk menjadi nomor 1. Maka dari itu, saya ingin membawa esports sepak bola virtual Indonesia menjadi nomor 1 di segala aspek. Saya juga mengajak semua masyarakat untuk berkontribusi. Enggak harus menjadi pemain profesional, dengan menonton, menyebarkan informasi seputar IFeL, sudah cukup untuk membantu membuktikan bahwa liga sepak bola virtual Indonesia tidak kalah dari liga Thailand ataupun liga-liga lainnya.” Tutup Putra sembari menyampaikan pesannya kepada para pegiat esports di Indonesia.

Indonesia Football e-League akan kick-off pada tanggal 12 September 2020 mendatang. Konsep baru yang dihadirkan oleh IFeL tentu diharapkan bisa menjadi penyegar atas liga sepak bola virtual yang sudah ada sejauh ini atau, seperti yang dikatakan Putra, yaitu pengobat rindu atas Liga 1 yang absen selama situasi pandemi ini.

Apakah Anda sudah siap melihat jagoan PES Indonesia berlaga di bawah bendera klub sepak bola papan atas Indonesia?

Rizky Faidan Akan Bermain di Buriram United Untuk eFootball PES Toyota E-League 2020

Belakangan, Konami sedang gencar mendorong skena esports PES 2020 lewat program yang mereka sebut sebagai eFootball. Program ini muncul dengan skema yang unik. Pada bagian eFootball .Pro, ada 10 klub sepakbola kelas dunia yang menunjuk pemain PES profesional untuk mewakili klub mereka. Juventus contohnya, bekerja sama dengan Astralis, merekrut Ettore Giannuzi (ETTORITO) sang juara PES World Champion 2011 dan 2018 ke dalam tim.

Karena program ini juga, Rizky Faidan, salah satu pemain PES paling cemerlang di skena Indonesia, dipinjam oleh Buriram United, klub sepakbola asal Thailand. Sebagai tambahan informasi, kompetisi tambahan lain dari eFootball adalah Toyota E-League 2020 atau Thai eLeague yang merupakan liga sepakbola kasta utama di Thailand.

Sumber: Buriram United Esports
Sumber: Buriram United Esports

Buriram United sendiri merupakan salah satu tim sepakbola paling cemerlang di liga Thailand. Berkat kesuksesannya, tim ini juga sudah beberapa saat mencoba menjajaki diri di dunia esports. Selain turut bergabung dalam esports PES, mereka juga memiliki tim AOV yang merupakan juara liga kasta utama, RoV Pro League, dan runner-up di gelaran AOV International Championship 2019.

Lebih lanjut soal pengumuman ini, Putra Sutopo President & Founder of Zeus Gaming, promotor Rizky Faidan, turut memberikan komentarnya. “Saya pribadi sangat senang dengan adanya perjanjian kerjasama antara Zeus Gaming dan Burriram United. Kebetulan kami punya satu visi yaitu memajukan talent yang bekerjasama dengan kami (Rizky Faidan). Dengan perjanjian ini saya berharap Rizky bisa menambah ilmu serta pengalaman di Thailand, dan membuat kemampuannya jadi lebih matang di masa depan.” ucapnya. “Setelah Thailand, saya ingin Faidan bisa bermain di Eropa. Kerja sama ini bisa dibilang sebagai pintu pertama Faidan untuk menuju Eropa.” tutup Putra.

Soal kesempatannya bermain di liga tingkat tinggi, Rizky juga menyampaikan pandangannya. “Alhamdulillah, aku pribadi senang bisa berkompetisi di tingkat setinggi Thai eLeague. Dengan ini, tentunya aku bisa menambah jam terbang kompetisi saya.” tuturnya. “Selain itu, aku juga bakalan memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin, karena aku tahu tidak semua orang bisa mendapat kesempatan ini. Harapan aku pribadi adalah bisa semakin berkembang dan memberi yang terbaik untuk Buriram, Zeus Gaming dan tentunya untuk Indonesia.”

Sebagai tambahan informasi, status perpindahan Rizky ke Buriram United adalah peminjaman. Putra menjelaskan bahwa Rizky bermain untuk Buriram hanya untuk durasi tertentu saja, yaitu dari Januari sampai Juni 2020 mendatang. Secara status, Rizky masih menjadi bagian dari Zeus Gaming, dan nantinya akan tetap bertanding mewakili Zeus Gaming lewat eFootball .Open dalam skema kompetisi eFootball Konami.

Sumber: Konami Official Sites
Sumber: Konami Official Sites

Dalam bursa transfer sepakbola, satu yang juga tak kalah menarik adalah soal nilai kontrak. Apalagi mengingat dalam industri sepakbola kasta atas, nilai transfer bahkan peminjaman, bisa mencapai puluhan atau ratusan juta Euro. Namun demikian, dalam hal esports, Putra tidak bisa mengungkap nilai peminjaman Rizky Faidan ke Buriram Esports. “Nilai kontrak rahasia mas hehe..tapi kalau untuk gaji yang pasti ada di angka 2 digit.” ucap Putra kepada redaksi Hybrid.

Semoga dengan kesempatan ini, Rizky Faidan bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari, dan membanggakan Indonesia di kancah kompetisi PES tingkat internasional!